• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

Proses pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, siswa diarahkan untuk lebih memahami alat dan bahan yang perlu digunakan terutama penggunaan benang obras sebagai media utama. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi tingkat kesalahan yang terjadi, proses pembuatan lampu hias harus sesuai dengan ketentuan dan tahapan yang tepat. Ada beberapa hal yang telah di jalankan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga untuk menghasilkan lampu hias benang yang menarik dan unik antara lain sebagai berikut:

a) Menyiapkan bahan dan peralatan

Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga di dalam proses pembuatan lampu hias dengan memanfaatkan benang obras sebagai

media utama, telah menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk memudahkan dalam proses penciptaan karya seni dari benang. Bahan dan alat yang digunakan tidak hanya terdiri dari benang obras tapi juga memerlukan bahan dan alat pendukung lainnya. Seperti ketersediaan kain flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, Fitting Lampu, bohlam lampu 5 watt, potongan kayu sebagai dudukan fitting, bahan PVC bulat diameter 2,5 inch dan lebar 1cm atau sisa gulungan lakban digunakan sebagai leher dan pembentukan lubang pada bola benang agar mudah memasukkan bohlam lampu, gunting, serta kuas yang digunakan untuk mengoleskan lem pada permukaan balon.

Selain itu pemilihan warna pada benang obras oleh siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga disesuaikan dengan warna pada karakter objek yang akan mereka buat, dan pemilihan kain flannel yang dijadikan sebagai bagian pelengkap untuk memperindah gulungan benang, juga disesuaikan dengan warna karakter tokoh yang ciptakan, walaupun terkadang ada siswa yang mencoba membentuk karakter yang kurang jelas tanpa berpatokan pada karakter tokoh yang telah ada atau berusaha menciptakan kreasi sesuai dengan imajinasi mereka, dengan memadukan warna kontras antara warna benang obras dan kain flannel yang tidak saling bersinerji, tapi tetap memiliki nilai keindahannya sendiri.

b) Proses gulung, lem dan pengeringan

Di tahap ini siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga telah memasuki tahap pengerjaan dimana tahapan ini merupakan tahapan utama untuk menentukan kualitas atau hasil dari pembuatan lampu hias dari benang obras. Proses awal adalah tahap pemberian lem dan pengulungan, tahapan ini dimulai dengan siswa kelas XI IPA 7 membuat cetakan lampu hias dengan menggunakan media balon, balon ditiup dan dilumuri dengan menggunakan lem fox yang telah dicampur sedikit air.

Setelah balon telah terlumuri oleh lem secara sempurna fase selanjutnya adalah proses pengulungan tetapi tahapan ini tidak dapat dikerjakan secara sendiri melainkan harus memerlukan bantuan orang lain oleh sebab itu proses ini dikerjakan oleh 2 orang siswa secara bergantian, karena memerlukan waktu lama dan cukup menguras tenaga sampai permukaan warna balon benar-benar tertutupi secara menyeluruh.

Setelah proses pengulungan dan pemberian lem telah selesai selanjutnya adalah pengeringan. Proses ini dapat dilakukan dengan menjemur secara lansung balon yang telah terliliti benang obras di bawah sinar matahari tapi untuk mengurangi resiko agar balon tidak kempes dan pecah disaat proses pengeringan, gulungan benang dapat dikeringkan secara manual dengan diletakkan di dalam ruang kelas.

Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses

pengeringan seperti ini dikarenakan gulungan benang tidak mendapatkan cahaya matahari secara lansung dan hanya dikeringkan secara manual dengan udara di dalam kelas, tapi hal ini lebih efektif untuk menghindari resiko balon akan pecah sebelum benang obras benar-benar dalam keadaan kering secara sempurna dan hal inilah yang dilakukan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dengan memperhatikan beberapa kali proses pengeringan yang telah gagal maka proses pengeringan seperti ini diangap lebih efektif oleh siswa.

c) Proses pemberian leher

Sesuai dengan namanya „lampu hias benang‟ sudah pasti di dalamnya akan diberikan bohlam lampu agar dapat menyala dan digunakan, maka harus ada lubang untuk memasukkan bohlam lampu ke dalam gulungan benang. Dalam hal ini ada beberapa pembuat lampu yang hanya memberi lubang di bawah dengan memotong/menggunting bagian lampu sesuai ukuran yang di inginkan, kemudian bohlam lampu dimasukkan begitu saja, namun sebelumnya balon yang terdapat di dalam gulungan benang harus dipecahkan terlebih dahulu. Berbeda dengan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga siswa membuat lubang lampunya sekaligus sebagai leher.

Jadi selain berfungsi sebagai lubang untuk tempat memasukkan bohlam lampu, juga sebagai variasi menambah keindahan agar antara gulungan benang dan dudukan lampu menyatu secara sempurna, disisi lain juga mudahkan untuk dilepaskan bila kita akan mengganti bohlam

lampunya. Proses pemberian leher ini lakukan setelah bola benang yang di jemur sudah benar-benar kering dan keras, maka balon yang ada di dalam siap untuk di pecahkan dan dikeluarkan.

Setelah proses pemecahan dan pelepasan balon telah selesai siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga memulai membuat leher lampu dengan memanfaatkan bahan sisa gulungan lakban atau potongan-potongan bulatan PVC untuk di tempelkan pada bagian bulatan yang telah di gunting tadi. Agar lebih indah dan terlihat rapi siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga mencoba menutupi bagian leher lampu dengan menempelkan kain flannel yang senada dengan warna pola karakter.

d) Proses membuat pola karakter

Tahapan ini merupakan tahapan yang dikerjakan oleh siswa kelas XI IPA 7 setelah tahap pemberian leher lampu telah selesai. Tahap ini diawali dengan siswa menggambar pola di atas kertas hvs terlebih dahulu agar pola karakter lebih rapi, tapi sebagian siswa mencoba untuk lansung menggambar pola karakter di atas kain flannel karena menurut mereka hal ini diangap lebih cepat dibandingkan harus menggambar terlebih dahulu pola karakter di atas kertas hvs sebelum dicetak di kain flannel.

e) Proses pembentukan karakter

Setelah pola karakter telah di buat, siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga memulai untuk membentuk karakter sesuai dengan pola yang telah dibuat. Siswa kelas XI IPA 7 mengunting kain flannel yang telah memiliki pola dengan mengikuti ukuran pola yang telah ada dimana pola yang sebelumnya telah diggambar tidak boleh lebih besar dibandingkan ukuran gulungan benang. Setelah tahapan penguntingan pola karakter, siswa mulai menempelkan pola sesuai dengan urutan penempelan yang tepat yaitu dimulai dari dasar dan diteruskan kebagian selanjutnya seperti penempelan mata, hidung mulut dan hiasan lainnya.

f) Dudukan lampu dan finishing

Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga di dalam membuat dudukan lampu lebih memilih hal praktis yaitu dengan membeli kabel set yang sudah tersedia bersama tempat pemasangan lampu yang dapat segera digunakan. Siswa berangapan hal ini lebih praktis dan tidak terlalu lama dibandingkan harus membuat sendiri dudukan lampu baik dari kayu atau bahan yang lain, setelah semua proses yang telah dilewati oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga maka proses yang terakhir adalah finishing dan lampu hias benang obras sudah siap digunakan.

2. Kualitas Lampu Hias dengan Mengguanakan Benang Obras pada