• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU HIAS PADA SISWA DI KELAS XI IPA 7 SMA NEGERI 1 PALLANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU HIAS PADA SISWA DI KELAS XI IPA 7 SMA NEGERI 1 PALLANGGA"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU HIAS PADA SISWA DI KELAS XI IPA 7 SMA NEGERI 1 PALLANGGA. SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.. Oleh DELVIKA DINRI NIM: 105410046011. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Melangkah lah lebih banyak dari orang lain Lelahlah lebih sering dari orang lain Sakit dan terhina lah lebih perih dari orang lain Hingga engkau lelah dan ingin mundur dan mengiklaskan segalanya maka pertolongan terbaik akan datang dari tuhan Bahwa dirimu pantas berhasil dan lebih baik dari manusia yang lain Sebab tuhan tidak akan salah memberikan hasil bagi orang yang berusaha Sehingga pertolongan terindah ada dibatas keikhlasan. melangkah….. Kupersembahkan karya ini untuk: Kedua orang tuaku, kakek dan nenekku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis. Mewujudkan harapan menjadi kenyataan. vii.

(7) ABSTRAK. Delvika Dinri2016. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn dan Meisar Ashari, S.Pd., M.Sn. Permasalahan penelitian tersebut yang berjudul Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias, untuk mengetahui kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui proses pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, menggunakan teknik observasi (pengamatan), tes praktik, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini dilihat dari pemanfaatan benang obras, dimana pemanfaatan benang obras yang terjadi kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga terdiri atas beberapa tahapan penting yaitu siswa memulai menyiapkan bahan dan peralatan,proses pemberian lem, pengulungan dan pengeringan, tahap ke selanjutnya adalah pemberian leher (dudukan bola benang), dan selanjutkan membuat pola karakter dan membentuknya diatas kain flannel serta yang terakhir adalah membuat dudukan lampu dan finising. Selain itu kualitas lampu hias yang dihasilkan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat diukur atau diklasifikasikan berdasarkan aspek penilaian kualitas yaitu aspek ide dan gagasan, aspek penguasaan teknis, aspek penguasaan bahan, aspek kegunaan, aspek wujud, kreatifitas serta aspek tempat, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dalam pembuatan lampu hias dari benang terdapat beberapa faktor yang beragam yang terjadi pada setiap siswabaik itu faktor penghambat akan ide dan gagasan, penguasaan teknis, penguasaan bahan, kegunaan, wujud, kretifitas ataupun aspek tempat. Kata kunci :Lampu hias benang obras. viii.

(8) KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum, Wr.Wb. Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya pada semua umat manusia, shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari zaman jahiliyah. Suka dukamewarnai proses-proses dalam menjalani penulisan skripsi ini. Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat bertahan yakni semangat sehingga segala tantangan mampu ditaklukan sampai akhir penyelesaian penulisan skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul“Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga”. Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Dr. Andi Syukri Syamsuri M. Hum Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.. ix.

(9) 3. A. Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn.Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas. Keguruan. dan. Ilmu. Pendidikan. Universitas. Muhammadiyah Makassar. 4. Muhammad Thahir, S.Pd. Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 5. A. Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn.. Pembimbing I 6. Meisar Ashari, S.Pd.,M.Sn. Pembimbing II 7. Kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung langkah kemanjuan ananda. 8. Seluruh mahasiswa Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mendukung kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, Hasniati, Sumanti, Muliati, Yusrianti, Asnuningsih, Hadijah, Nurdaeni dan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya serta saran dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya. 10. Sahabat- sahabat saya Taslim, S,Pd, Harianto, Nurlina, S,Pd, terima kasih telah memberikan saran dan sumbangsinya dalam penyelesaian skripsi ini. Segenap kemampuan, tenaga, dan daya fikir telah tercurahkan dalam merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namung kesempurnaanya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat. x.

(10) dalam penulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya. Wahai Rab, terimalah segala usaha hamba engkaulah maha mendengar dan maha mengetahui. Semoga Allah SWT. membalas dengan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaiaan tulisan ini. Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Makassar,April 2016. Penulis. xi.

(11) DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................iii SURAT PERNYATAAN ...................................................................................iv SURAT PERJANJIAN ......................................................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................vii ABSTRAK .................................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .......................................................................................ix DAFTAR ISI .......................................................................................................xii DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................1 B. RumusanMasalah .............................................................................3 C. Tujuan Penelitian..............................................................................3 D. ManfaatPenelitian.............................................................................4. xii.

(12) BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................ 5 A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................5 1. Pengertian Pemanfaatan .............................................................5 2. Pengertian Benang......................................................................6 3. Pengertian Obras ........................................................................8 4. Pembuatan ..................................................................................8 5. Lampu Hias ................................................................................9 6. Pengertian Proses .......................................................................13 7. Pengertian Faktor dan Menghambat ..........................................13 8. Kualitas.......................................................................................14 B. Kerangka Pikir..................................................................................18 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 20 A. Jenis Penelitian .................................................................................20 B. Lokasi Penelitian ..............................................................................21 C. Subjek Penelitian ..............................................................................21 D. Fokus Penelitian ...............................................................................22 E. Variabel dan Disain Penelitian………………………………….....22 F. Defenisi Oprasional Variabel ...........................................................25 G. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................25 H. Teknik Analisis Data ........................................................................27 I.. Instrumen Penelitian .........................................................................28. J.. Jadwal Penelitian ..............................................................................29. xiii.

(13) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................30 A. Hasil Penelitian ................................................................................30 1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias…………………………………………………………….30 2. Kualitas Lampu Hias dengan Menggunakan Benang Obras. ....................................................................................................36 3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias ...........................49 4.. Pembahasan………………………………………………………..56 1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga……...............56 2. Kualitas Lampu Hias dengan Mengguanakan Benang Obras pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga…...........…..…62 3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga…………...….....................70. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................79 A. Kesimpulan .......................................................................................79 B. Saran ..................................................................................................80. DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................81 LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................83 RIWAYAT HIDUP .............................................................................................89. xiv.

(14) DAFTAR TABEL. Tabel. Halaman. 1.1 Instrumen Penelitian……...........................................................................28 2.2Kriteria penilaian..........................................................................................28 2.1 Jadwal Penelitian……................................................................................29 2.2Penilaian kualitas pembuatan lampu hias kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga …………………………………………………………………..45 3.1Keterangan Gambar......................................................................................49. xv.

(15) DAFTAR GAMBAR. Gambar. Halaman. 2.1Benang Jahit……..………………………………………….………..6 2.2Benang Obras………….…………………..……………….…….......7 2.3Benang Wol………..……….……………...…………………….…...7 2.4Benang Rajut………………………………………………...….........7 2.5Benang Sulam..……………………………………………………… 7 2.6Lampu hias dari benang obras…………………………………….....11 2.7Lampu hias dari plastik………………..……………….……………..11 2.8Lampu hias batok kelapa……………………….……………………..12 2.9Lampu Hias dari Kayu…………..………………………………........12 3.1Lampu hias dari logam…………………….………………..………..,12 3.2Pemanfaatan Benang Obras………..…..………………………..........31 3.3Bahan dan Alat pembuatan lampu hias benangobras…….…………...32 3.4Proses pemberian Lem, Pengulungan dan Pengeringan..………......... 33 3.5Proses melepaskan balon dari gulungan benangdan pemberian leher(dudukan bola benang)………………………………………..….33 3.6Membuat pola karakter.………………………………………..............34 3.7 Proses pembentukan karakter …….……………………………..........35 3.8Dudukan lampu dan Finishing..………………………………….........36 3.9Karakter tokoh kartun…………………………………………….…...38 4.1Penguasaan teknis.……………………..………………………..…......39. xvi.

(16) 4.2 Kegunaan sebagai lampu hias …….…………………………….……41 4.3Bentuk lampu hias yang baik dan kurang baik…………………..........42 4.4 Kreatifitas siswa dalam menggunakan bahan dan alat ..……...………43 4.5 Motif Balon yang ikut menempel pada benang……………………....52 4.6Proses pengulungan yang relative lama…..……………..……..……...52 4.7Benang Wol sebagai dasar lampu hias....……………………………...53 4.8Benang wol ikut menempel pada permukaan balon…………………..54 4.9Proses pengulungan ……………………….………………….............87 5.1 Proses Pemberian lem..……...……………………………………..…87 5.2 Proses pengeringan …………………………………………….….....87 5.3 Proses pelepasan cetakan …..……………..……..……………….......88 5.4Proses pemberian leher (dudukan lampu).....………………………….88 5.5lampu hias benang obras(finising).…………………………………….88. xvii.

(17) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran. Halaman. A.Format Observasi………………...…………………………………….. .84 B. Format Wawancara….…...…………………………...,….................. .86 C. Dokumentasi…………………...……………………………….............87 D.. Riwayat Hidup……………………………………………………….....89. xviii.

(18) 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu terkait dengan unsur seni, baik disengaja maupun tidak disengaja. Unsur seni rupa akan tampak pada barang yang dibuat, baik untuk kebutuhan ritual, kegunaan praktis, maupun perlengkapan hidup sehari-hari sebagai seni rupa terapan. Kehadiran seni rupa pada awalnya tidak disengaja, akan tetapi kemudian menjadi kebutuhan sehari-hari seiring dengan taraf kemajuan kehidupan manusia. Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa berbudaya dan memiliki berbagai ragam kesenian yang bernilai tinggi. Sejak zaman nenek moyang hingga sekarang. Seni yang bersifat dinamis dan terus berkembang tanpa menyingkirkan kesakralan dalam penciptaan sebuah karya seni tertentu membuat manusia harus selalu berinovasi memikirkan dan menciptakan hal-hal baru sesuai dengan perubahan zaman. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran seni budaya di Sekolah guru diharapkan memiliki pemahaman tentang keunikan karya seni rupa mengenai gagasan (ide), teknik, dan bahan karya seni rupa yang lebih inovatif dan terus dikembangkan. Salah satu unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Begitu banyak inovasi-inovasi baru yang dapat diciptakan dalam membuat seni kriya terapan dalam proses pembelajaran seni budaya di Sekolah.. 1.

(19) 2. Salah satu karya seni kriya terapan yang menarik saat ini yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran seni budaya adalah pembuatan lampu hias. Lampu hias yang dimaksud kali ini bukan hanya sekedar lampu hias yang sering dibuat dengan menggunakan bahan dasar limbah industri. Namun lampu hias yang menggunakan bahan dasar benang obras dan kain flannel dalam proses pembuatannya. Lampu hias benang obras merupakan lampu hias yang unik sebab menggunakan media benang sebagai bahan utamanya. Selain bahan dasarnya yang unik, bentuk dari karya lampu hias ini sangat artistik sebab didukung dengan penggunaan kain flannel dalam pembentukan karakter, atau tokoh-tokoh yang menarik bagi siswa. Misalnya tokoh kartun atau objek-objek yang menjadi fokus perhatian saat ini. Pembuatan lampu hias dari benang obras sangat menarik. jika. diterapkan dalam proses pembelajaran seni budaya di Sekolah terutama dalam penciptaan karya seni kriya terapan selain memiliki nilai artistik dan bahan yang mudah ditemui dengan harga yang terjangkau sehingga tidak terlalu membebani siswa. Lampu hias dari benang obras ini pun memiliki nilai ekonomis yang cukup baik sehingga dapat dijadikan peluang usaha yang patut dipertimbangkan. Latar belakang tersebut yang membuat penulis tertarik untuk meneliti “Pemanfaatan Benang Obras Dalam Pembuatan Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga” Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana pemanfaataan benang obras dalam pembuatan lampu hias dikalangan siswa.

(20) 3. kelas XI IPA 7 menajdi karya seni kriya terapan yang menarik dan memiliki nilai artistik dan nilai fungsional.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga ? 2. Bagaimana kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga ? 3. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat proses pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga ?. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar, lengkap dari masalah pokok yang dirumuskan: 1. Untuk mengetahui pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga . 2. Untuk mengetahui kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga..

(21) 4. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Akademik a) Menjadi masukan bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan peserta didik terutama dalam kegiatan berkarya membuat seni rupa terapan dalam bentuk lampu hias dengan menggunakan benang obras . b) Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara teori di lapangan. c) Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengetahuan dan pengembangan dalam penelitian yang sama. 2. Secara Praktis Dapat memberikan masukan dan informasi yang berarti bagi siswa SMA Negeri 1 Pallangga tentang kemampuan peserta didik kelas XI IPA 7 dalam pembelajaran membuat seni rupa terapan khususnya pada pembuatan lampu hias dengan menggunakan media benang obras..

(22) 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Pemanfaatan Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, laba, untung. Sedangkan pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan, memanfaatkan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2003: 992).. Pengertian dari pemanfaatan dalam kamus. umum bahasa Indonesia yaitu: hal, cara, hasil kerja memanfaatkan, membuat sesuatu menjadi berguna, memakai sesuatu agar bermanfaat. (Zain, 1994: 858). Dijelaskan bahwa pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses, cara, perbuatan pemanfaatan. Pemanfaatan dapat pula diartikan suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau objek. Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), (Balai Pustaka, 2000: 711). Oleh sebab itu dari peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan adalah sebuah kegiatan atau proses yang dilakukan oleh manusia yang memiliki nilai guna dan nilai fungsi bagi manusia itu dan linkungannya. 5.

(23) 6. 2. Benang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru (Santoso, 2015: 78) benang adalah tali halus yang dipintal dari kapas (sutra dan sebagainya) dipakai untuk menjahit dan menenun. Selain itu dinyatakan bahwa benang adalah sebuah serat yang panjang digunakan untuk memroduksi tekstil, penjahitan, penenunan, dan pembuatan tambang. Benang dapat dibuat dari banyak fiber sintetik atau alami. Benang dapat dibuat dari beragam fiber alami seperti wol, wol Angora, katun, sutra, bambu, hemp, dan soy. Benang yang kurang umum termasuk dibuat dari onta, kucing, anjing, serigala, kelinci, kerbau, dan bahkan bulu ayam kalkun. Benang komersial lebih sering dibuat dari fiber sintetik atau sebuah kombinasi dari fiber sintetik dan alami. (Genrawati, 2015: 04). Adapun jenis-jenis benang dapat dibedakan menjadi:. Gambar 2.1 Benang jahit (Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013).

(24) 7. Gambar 2.2 Benang obras (Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013). Gambar 2.3 Benang Rajut (Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013. Gambar 2.4 Benang Wol (Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013. Gambar 2.5 Benang Sulam (Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013.

(25) 8. 3. Pengertian obras Obras adalah jahitan khusus (kelim) pada tepi kain untuk mencegah agar bahan agar tidak berserabut (yang dikerjakan dengan mesin obras). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru (2015: 455) selain itu fungsi obras sendiri adalah melindungi pinggiran kain dari rontoknya atau lepasnya benang-benang halus penyusun kain tersebut sehingga kain atau pakaian bertahan lebih lama. (Affit, 2015: 22). 4.. Pembuatan Pembuatan berasal dari kata buat yang memiliki arti kerjakan, lakukan dan biking sedangkan yang dimaksud dengan pembuatan adalah cara yang dilakukan dalam menghasilkan sesuatu benda. Poerwadarminta (dalam Mirnawati, 2013: 18) maksud pendapat tersebut adalah kegiatan yang sengaja dilakukan untuk menghasilkan sesuatu barang yang menjadi tujuan dari kegiatan itu. Pendapat tersebut diperkuat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh penyusun terbitan Balai Pustaka Moeliono (dalam Mirnawati, 2013: 18) menyebutkan pengertian pembuatan yakni “proses, pembuatan, cara membuat, biaya pembuatan”.

(26) 9. 5.. Lampu hias Lampu hias terdiri atas dua kata yaitu lampu dan hias. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ys Bichu (2013: 356) lampu adalah alat untuk menerangi dan pelita . Menurut (Harapan, 2012) Tipe lampu yang umumnya digunakan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu :. 1. Lampu sebagai penerangan utama Lampu ini merupakan sumber utama penerangan ruangan (selain cahaya matahari) atau general lighting. Biasanya lampu ini diletakkan langit-langit ditengah ruang dan memiliki daya cahaya yang cukup besar. Agar penyebaran cahayanya merata, sumber titik lampu bisa dibagi menjadi beberapa titik terutama jika ruangannya cukup besar. 2. Lampu sebagai pendukung aktivitas dalam ruang. Lampu ini contohnya seperti lampu baca atau lampu kerja yang biasanya diletakkan di atas meja, digantung dilangit-langit, diletakkan di atas lantai (standing lamp/wood lamps) atau menempel pada dinding. Untuk lampu kerja, sebaiknya pilih yang memiliki cahaya cukup terang dan sebaiknya arah pancar cahaya dapat diatur sesuai kebutuhan kerja. 3. Lampu sebagai penghias ruang atau lampu hiasan Lampu ini fungsinya untuk menghiasi ruangan dan memberikan aksen sesuai tema rumah yang ingin ditampilkan. Saat ini model-model lampu kerajinan sudah sangat variatif dengan berbagai ukuran. Untuk lampu hias, pemasangan biasa diletakkan disudut-sudut ruangan.

(27) 10. menggunakan standing lamp atau di atas meja sudut sehingga menghasilkan efek cahaya yang menambah kesan warna pada ruang. Sedangkan untuk kamar tidur, lampu tidur bias diletakkan menempel pada dinding walaupun kondisi ruangan yang tidak besar namun kebutuhan terhadap lampu tidur tetap bias terpenuhi. Hias memiliki arti memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan yang indah-indah, berdandan, bersolek dan berhias. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2013:219). Selain itu menurut kodratnya manusia adalah mahluk yang mengenal keindahan manusia dalam usahanya menuju arah hidupnya yang memiliki dorongan dan keinginan untuk memperindah diri, memperindah benda-benda yang dimilikinya serta alam sekitarnya. Pertimbangan estetika atau keindahan inilah yang mendorong manusia untuk menambahkan sedemikian rupa hiasan-hiasan pada benda-benda yang dibuatnya, misalnya gambar atau ukiran pada tiang-tiang banguanan, pakaian, perabot rumah tangga, senjata tradisional dan lain sebagainya. (Bastomi, 2014) Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa lampu hias adalah sebuah penerangan yang memiliki nilai estetis yang tidak hanya dapat digunakan sebagai penerangan tetapi juga memiliki unsur keindahan di dalamnya yang dapat dijadikan sebagai pelengkap di dalam sebuah dekorasi atau hiasan..

(28) 11. Jenis-jenis lampu hias antara lain:. Gambar 2.6 Lampu hias dari benang obras (Sumber: www:Kriya-asri.com31/07/2014). Gambar 2.7 Lampu hias dari plastik (Sumber: www:Bumiku.web.id 17/08/2014).

(29) 12. Gambar 2.8 Lampu hias batok kelapa (Sumber: www:Enportu.com 21/10/2013). Gambar 2.9 Lampu hias dari kayu (Sumber: www:caretekno.com 20/01/2015). Gambar 3.1 Lampu hias dari logam (Sumber: www:penrajin logam.worpress.com 15/04/2015).

(30) 13. 6. Pengertian Proses Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian proses adalah salah satu urutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu, Moeliono dalam Mirnawati (2013: 17). Masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah suatu rangkaian kegiatan, tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk, Poerwadarminta dalam Mirnawati (2013: 17). Dan menurut definisinya proses adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh setiap tahapan itu secara konsisten, maka hasilnya akan. mengarah pada apa yang. didinginkan. Jadi proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.. 7. Pengertian faktor dan menghambat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu, (Santoso, 2015: 194). Sedangkan menghambat dalam Kamus. Besar. Bahasa Indonesia adalah membuat sesuatu (perjalanan, pekerjaan, dsb) menjadi lambat atau tidak lancar (menahan), (2015: 426). Dari ke dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang menghambat adalah suatu keadaan di mana terdapat suatu halangan yang menahan suatu proses baik dalam pelaksanaan atau perencanaan akan sesuatu hal..

(31) 14. 8. Kualitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas memiliki arti tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf (2015: 351). Sedangkan dalam ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional Indonesia) (2004). Pengertian kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu. Oleh sebab itu pengertian kualitas dapat disimpulkan sebagai, suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas, cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa.. Menurut (Dwi, dkk, 2008: 317). Jika dikaitkan antara kualitas dan penilaian sebuah karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk dapat menilai kualitas dari sebuah karya seni rupa terapan..

(32) 15. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah : a) Aspek ide atau gagasan Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.. b) Aspek penguasaan teknis Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.. c) Aspek penguasaan bahan Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam.

(33) 16. memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.. d) Aspek kegunaan Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam penggunaannya.. e) Aspek wujud (form) Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity). Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.. f) Aspek kreativitas Kreativitas. yang dimaksud di sini adalah kreativitas. yang. bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan.

(34) 17. menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila hal-hal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.. g) Aspek tempat Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.. Berdasarkan bebarapa peryataan tersebut pendekatan apresiasi yang tepat digunakan untuk mengukur atau menilai kualitas seni rupa terapan adalah Pendekatan penilaian yaitu proses memberi pengukuran, baik secara objektif maupun penilaian secara subjektif. Penilaian secara objektif didasarkan kepada pertimbangan teknis pengerjaan, sedangkan penilaian subjektif berdasarkan pada pertimbangan apresiatif pengamat, sehingga diperoleh kesimpulan karya itu baik atau buruk..

(35) 18. B. Kerangka Pikir Melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah maka dapat diuraikan hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang lain. Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:.

(36) 19. SMA Negeri 1 Pallangga. Pembelajaran PembelajaranSeni Senirupa rupaterapan terapan ( Lampu hias ). Siswa Kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras. Hasil Penelitian. Gambar skema 1. Kerangka pikir. Faktor-faktor penghambat dalam proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan benang obras.

(37) 20. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan fenomena, kondisi atau variabel tertentu selain itu penelitian ini pula dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri atas 2 hal pokok, yaitu pengamatan dan wawancara. Pengamatan adalah memperhatikan objek secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena. Sementara, wawancara adalah percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Erat kaitannya dalam proses penelitian, yaitu bagaimana cara menyajikan data berdasarkan kenyatan yang ada dengan proses pengamatan dan wawancara mengenai pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.. 20.

(38) 21. B..Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Pallangga jalan Baso Dg Ngawing Kelurahan Manggalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Hal ini dianggap relevan dengan judul dan tujuan penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Jl. Poros Pallangga. Jl. Poros Malino. SMA Negeri 1 Pallangga.. Jl. Poros Limbung.. Sungguminasa. Jl. Poros Cambaya. Gambar. Peta Lokasi Penelitian.. C. Subjek Penelitian Adapun subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Dengan jumlah 25 orang siswa, laki-laki berjumlah 10 orang, sedangkan perempuan berjumlah 15 orang, hampir semua kelas memiliki pengetahuan yang sama dan telah dilakukan penelitian pada kelas lainnya, sehingga kelas tersebut dapat mewakili kelas yang lain..

(39) 22. D. Fokus Penelitian Hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga mata pelajaran seni budaya.. E. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni berusaha menggunkapkan dan menggambarkan apa adanya tentang Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti tidak membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias. 2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras. 3. Faktor-faktor penghambat dalam proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan benang obras..

(40) 23. 2. Desain Penelitian Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi mengatur penelitian dan dibuat sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan penelitian. Dalam proses penelitian ini, peneliti berupaya menyusun kerangka acuan yang meliputi perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data (observasi, tes praktik, wawancara, dokumentasi), analisis data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan kerangka acuan yang telah dibuat, maka disusunlah desain penelitian sebagai berikut:.

(41) 24. Teknik Pengumpulan Data (Observasi, tes praktik, wawancara dan dokumentasi). Pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras. Pengolahan dan analisis data. Kesimpulan. Skema 2. Desain Penelitian. . Faktor-faktor penghambat dalam proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan benang obras.

(42) 25. F. Definisi Operasional Variabel Untuk memperjelas sasaran penelitian dan menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka variabel terebut perlu didefenisikan sebagi berikut: 1. Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.Yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa melaksanakan pembuatan lampu hias benang dengan menggunakan dan memanfaatkan bahan dasar benang obras 2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. 3. Faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Yang dimaksud faktor penghambat dalam pemanfaatan benang obras adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembuatan lampu hias dengan bahan dasar benang obras.. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. 1. Penelitian kepustakaan.

(43) 26. Dilakukan dengan menelaah berbagai referensi seperti buku-buku dan literatur yang berhubungan untuk dijadikan landasan teori dalam penelitian ini. 2. Penelitian lapangan a. Observasi Teknik observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek. Dalam penelitian ini, peneliti memperhatikan proses pembelajaran secara lansung dalam proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan bahan dasar benang obras di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. b. Tes praktik Tes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang proses pemanfaatan benang obras dalam membuat lampu hias benang dikelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam membuat lampu hias benang dengan mengunakan bahan dasar benang obras. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan proses pengolahan benang obras dan kain flannel, alat dan bahan yang digunakan dalam dalam membuat lampu hias dengan menggunakan benang obras sebagai bahan utamanya, hingga menghasilkan karya seni kriya terapan. c. Wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lansung kepada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

(44) 27. mengenai faktor-faktor yang menghambat siswa dalam pembuatan lampu hias menggunakan bahan dasar benang obras. d. Dokumentasi Teknik ini dilakukan untuk melengkapi perolehan data di lapangan baik pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan pengambilan fotofoto atau gambar sebagai bahan dokumentasi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah format pengamatan dan catatan lapangan.. H. Teknik Analisis Data Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut : 1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah seluruh data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar. 2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data-data yang dianggap penting yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. 3. Data-data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta menyusun uraian-uraian dengan struktur data yang diperoleh. 4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan data dari responden untuk kemudian diadakan penafsiran..

(45) 28. I. Tabel 1.1 Instrumen Penelitian. No.. Indikator Kemampuan. 1.. Ide/gagasan. 2.. Penguasaan teknis. 3.. Penguasaan bahan. 4.. Kegunaan. 5.. Wujud. 6.. Kreatifitas. 7.. Tempat. Hasil Penilaian Sangat Baik. Baik. Cukup. Kurang. Hasil Penilaian. Tabel 1.2 Kriteria penilaian : Kriteria Indicator Pencapaian Kompetensi 80-100 70-79 60-69 45-59. Nilai Kualitatif. Sangat Baik Baik Cukup Kurang. Nilai Kuantitatif. 4 3 2 1.

(46) 29. J. Tabel 2.1 Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan akan berlansung selama kurang lebih 4 bulan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:. No. Kegiatan. 1. Pembuatan Proposal. 2. Konsultasi dan ujian Proposal. 3. Pengumpulan Data. 4. Pengolahan dan Analisis Data. 5. Penulisan Skripsi. 6. Persiapan Ujian Skripsi. Januari Minggu 1 2 3 4. TH. 2016 / Bulan Februari Maret Minggu Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4. April Minggu 1 2 3 4.

(47) 30. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang didapatkan dari berbagai sumber data berupa observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi. 1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias Hasil karya seni merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting, di samping memiliki nilai estetis karya seni juga sangat bermanfaat. Kata pemanfaatan sendiri dapat diartikan sebagai suatu cara, perbuatan atau proses yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna. Dalam pembelajaran seni budaya terkhusus pada penciptaan karya seni rupa terapan begitu banyak cara yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meyalurkan ide dan gagasannya baik dalam penggunaan bahan atau teknik yang digunakan, salah satunya adalah memanfaatkan benang obras menjadi lampu hias yang unik dan menarik. Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias adalah salah satu cara untuk menghasilkan karya seni terapan yang memiliki nilai seni tersendiri seperti yang dihasilkan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Benang obras merupakan benang halus yang biasa digunakan sebagai benang jahit khusus kelim (jahitan pinggir) untuk menjaga agar bahan (kain) menjadi tidak berserabut, dan kali ini benang. 30.

(48) 31. obras akan diolah menjadi sesuatu yang berbeda. Selain pemanfaatan benang obras yang menjadi media utama dalam pembuatan lampu hias, terdapat beberapa bahan dan alat lain yang dimanfaatkan untuk melengkapi proses pembuatan lampu hias dari benang. Seperti penggunaan kain flannel, balon, lem, lampu dan beberapa alat pendukung lainya.. Gambar 3.2 Pemanfaatan Benang Obras Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016). Dalam memanfaatkan benang obras untuk menghasilkan suatu lampu hias yang menarik dan artistik ada beberapa proses serta tahapan penting yang harus dilaksanakan yaitu: a) Menyiapkan bahan dan peralatan Menyiapkan bahan dan peralatan merupakan tahap awal sebelum memulai membuat lampu hias dari benang yaitu suatu proses menyediakan bahan dan alat yang sesuai, dengan benang obras sebagai media utama serta bahan dan alat pendukung lainnya yang terdiri atas.

(49) 32. kain flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, fitting lampu, bohlam lampu 5 watt, potongan kayu sebagai dudukan fitting, bahan PVC bulat diameter 2,5 inch dan lebar 1 cm atau bekas gulungan lakban, digunakan sebagai leher dan pembentukan lubang pada bola benang agar mudah memasukkan bohlam lampu pada proses finising, gunting, serta kuas digunakan untuk memudahkan disaat mengoleskan lem pada bagian dasar balon (cetakan).. Gambar 3.3 Bahan dan Alat pembuatan lampu hias benang obras Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016). b) Proses lem, gulung, dan pengeringan Tahapan ini merupakan proses yang telah memasuki tahap pengerjaan, setelah semua bahan dan alat telah tersedia maka selanjutnya siswa mengawali dengan memberikan lem pada permukaan balon, yang kemudian diteruskan pada proses pengulungan benang obras menjadi gulungan benang yang utuh dan sempurna, serta yang terakhir adalah tahap pengeringan..

(50) 33. Gambar 3.4 Proses pemberian lem, pengulungan, dan pengeringan. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016) c) Proses pemberian leher (dudukan bola benang) Proses ini dilaksanakan setelah gulungan benang telah kering secara sempurna, ditandai dengan perubahan tekstur benang yang mulai kaku dan mengikuti bentuk balon sebagai dasar cetakan. Selain itu proses ini juga merupakan tahap pemberian aksen pada gulungan benang agar terlihat lebih indah dan proporsional pada bentuk lampu hias yang akan dihasilkan sekaligus menjadi dudukan bagi lampu pijar yang akan di pasangkan pada tahapan finising (akhir).. Gambar 3.5 Proses melepaskan balon dari gulungan benang dan pemberian leher (dudukan bola benang). Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016) d) Pembuatan pola karakter Lampu hias benang obras, akan terlihat kurang menarik tanpa tambahan aksen yang dapat meningkatkan nilai estetis atau keindahan dari lampu hias itu sendiri, oleh sebab itu dibutuhkan suatu bahan yang.

(51) 34. dapat memperindah gulungan benang. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah kain flannel. dimana kain flannel dapat digunakan untuk menciptkan desain atau pola karakter yang unik sesuai dengan ketertarikan siswa misalnya karakter kartun atau objek-objek yang menjadi fokus perhatian saat ini, dimana desain karakter akan dibentuk dan diggambar di atas kain flannel.. Gambar 3.6 Membuat pola karakter Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016) e) Proses pembentukan karakter Media kain flannel yang beragam dari sisi pewarnaan memudahkan siswa untuk menciptakan karakter atau tokoh-tokoh kesenangan mereka. Kain flannel dapat dikombinasikan dalam berbagai warna sehingga tercipta suatu karakter tokoh yang menarik. Setelah pembuatan pola karakter maka pola akan dibentuk mengikuti pola dasar yang telah dibuat sebelumnya yang akan ditempelkan pada bagian dasar gulungan benang..

(52) 35. Gambar 3.7 Proses pembentukan karakter. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016) f) Dudukan lampu dan finishing Bola benang yang telah dibuat dengan aksen pola karakter yang unik akan hanya menjadi hiasan atau pajangan yang tidak memiliki fungsi pakai jika tidak dilengkapi dengan dudukan lampu. Dalam mengembalikan fungsi atau tujuan awal pembuatannya yaitu sebagai lampu hias yang dapat digunakan maka harus dibuat sebuah tempat pemasangan lampu pada gulungan bola benang, selain itu dudukan lampu juga dapat memberikan kesan proporsional pada bagian gulungan benang yang berbentuk bulat dikarenakan gulungan benang akan susah mendapatkan keseimbangan jika ditempatkan pada tempat tertentu, oleh sebab itu dibuat dudukan lampu sebagai dasar untuk memudahkan penempatan lampu hias jika ingin di tempatkan dimana saja..

(53) 36. Gambar 3.8 Dudukan lampu dan Finishing Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016). 2. Kualitas Lampu Hias dengan Menggunakan Benang Obras. Manusia telah diciptakan dengan kelengkapan lima panca indera yang membuat manusia mampu menelaah dan menerjemahkan nilai-nilai yang ada. Salah satu nilai dan bahasa yang mampu diterjemahkan oleh lima panca indera kita adalah keindahan (estetika), jadi secara tidak lansung ketika kita ingin menciptakan suatu karya seni, nilai keindahan (estetika) menjadi salah satu patokan dan pertimbangan utama. Berdasarkan hal tersebut lahirlah kata apresiasi. Apresiasi sendiri dapat disimpulkan sebagai sebuah penilaian terhadap kualitas karya seni dengan sisi keindahan sebagai unsur penilaian utamanya. Namun sebuah penilaian tidak hanya dapat diukur dari sisi kualitas keindahanya saja tapi juga dapat dinilai dari beberapa aspek penunjang lainnya. Kualitas sendiri merupakan sebuah ukuran akan tingkat baik buruknya sesuatu atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai taraf atau kadar dalam sebuah penilaian..

(54) 37. Di dalam pembuatan lampu hias ini, benang obras memiliki tingkat kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan benang-benang pada umumnya, yaitu terdapat 3 jenis benang yang biasa digunakan dalam pembuatan lampu hias dengan media benang, contohnya lampu hias benang wol, lampu hias benang jahit dan lampu hias benang obras. Peneliti sendiri tertarik untuk mengaplikasikan proses pembuatan lampu hias benang pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, dengan bahan dasar benang obras, dikarenakan benang obras memiliki tekstur halus dan tipis sehingga gulungan benang yang dihasilkan juga akan halus dan terlihat lebih rapi. Penilaian akan kualitas lampu hias benang obras ini pun akan dipaparkan dalam bentuk penjabaran angkaangka yang berpatokan pada penilaian yang telah mereka dapatkan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang terdiri atas penilaian ide atau gagasan, penguasaan teknis, penguasaan bahan, kegunaan, wujud, kreatifitas, dan tempat. Untuk mengetahui proses pembuatan lampu hias benang obras yang terjadi di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga berdasakan. aspek-aspek. penilaian. kualitas. penjelasannya. dapat. dipaparkan sebagai berikut: a) Aspek Ide atau Gagasan Berdasarkan dari hasil proses pembelajaran yang terjadi di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat dinyatakan ide dan gagasan yang terlahir dari pemikiran siswa, memiliki tingkat keunikan yang berbeda beda dari sisi krativitas, hal ini dapat terlihat dari berbagai.

(55) 38. pemilihan karakter tokoh atau objek yang dipilih yang dapat menggambarkan ketertarikan dan kecenderungan siswa secara personal. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga lebih tertarik memikirkan ide dan gagasan untuk membuat karakter yang sering mereka lihat seperti karakter tokoh kartun atau objek-objek yang mereka senangi, dimana sekitar 95% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga yang didominasi oleh siswa perempuan lebih dominan memikirkan ide dan gagasan untuk membuat karakter tokoh kartun yang mereka sukai dan 5% diantaranya lebih memilih membuat objek-objek abstrak yang tidak memiliki konsep yang jelas dimana siswa hanya berusaha menciptakan ide dan gagasan dengan memanfaatkan bahan dan alat yang tersedia.. Gambar 3.9 Karakter tokoh kartun Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016) b) Aspek penguasaan teknis Penguasaan teknis merupakan sesuatu yang sangat penting karena teknik adalah cara untuk mewujudkan ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya nilai, selain itu ketidakterampilan dalam.

(56) 39. penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang akan dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut dominan penguasaan teknik yang terjadi pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga cukup sesuai dengan aturan atau tahapan yang benar, hal ini dikarenakan dengan pemberian pemahaman terlebih dahulu kepada siswa secara teori sebelum memasuki tahap praktek yang sesungguhnya, yaitu sekitar 70% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat mengerjakan pembuatan lampu hias tersebut dengan penguasaan teknis yang baik karena telah mengikuti aturan dan arahan yang diberikan. Walaupun tetap terdapat sekitar 30% siswa yang didominasi siswa laki-laki memperoleh halangan atau hambatan di dalam proses pembuatan lampu hias dari benang, dikarenakan tidak mengikuti aturan dan tahapan yang tepat, baik dalam kesalahan memanfaatkan bahan, proses pengerjaan yang terlalu terburu buru, serta kesalahan awal memulai dengan tahap yang kurang tepat.. Gambar 4.1 Penguasaan teknis Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016).

(57) 40. c) Aspek penguasaan bahan Bahan merupakan media untuk mewujudkan ide dan gagasan menjadi sebuah karya seni, begitupun dengan bahan yang disiapakan oleh siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga telah sesuai dengan tuntunan yang tepat untuk membuat lampu hias dari benang obras, dimana sekitar 85% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga telah menyiapkan bahan dan alat yang benar yang terdiri atas kain flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, fitting lampu, bohlam lampu 5 watt, potongan kayu, bekas gulungan lakban, gunting, serta kuas. Berdasarkan bahan dan alat tersebut proses pembuatan lampu hias di kelas XI IPA 7 dapat berjalan dengan cukup lancar. Walaupun masih ada sekitar 15% siswa yang membawa bahan dan alat yang salah, seperti benang wol untuk membantu memudahkan siswa di dalam proses pengulungan serta masih ada beberapa siswa yang tidak melengkapi lampu hias benangnya menggunakan lampu pijar sebagai salah satu media utamanya. d) Aspek kegunaan Berdasarkan hakekatnya sebagai bagian dari seni rupa terapan, lampu hias benang obras memiliki kegunaan sebagai alat penerangan yang diperindah dengan aksen pola karakter yang menarik. Kegunaan lampu hias yang di buat oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga sekitar 95% lampu hias benang obras digunakan sebagai lampu tidur oleh siswa sendiri dimana siswa telah memahami.

(58) 41. kegunaan utama dalam pembuatan lampu hias ini dan 5% diantaranya tidak dapat menggunakan lampu hias benang ini karena tidak dilengkapi lampu pijar sebagai salah satu media utama. Selain kegunaan utamanya sebagai alat penerangan lampu hias benang obras juga dapat memberikan unsur kenyamanan dari sisi keindahan orang yang melihatnya serta dari sisi keamanan pemakaipun, telah dipertimbangkan sejak awal pembuatannya.. Gambar 4.2 Kegunaan sebagai lampu hias. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016) e) Aspek wujud Aspek wujud berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi yang meliputi proporsi, keseimbangan, irama, kontras, klimaks dan kesatuan. Berdasarkan hal tersebut bentuk lampu hias yang dihasilkan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga sebagian besar memiliki kecenderungan terhapat prinsip-prinsip komposisi yang telah ada sehingga tercipta lampu hias yang menarik dan indah dimana sekitar 90% siswa telah membuat lampu hias yang memiliki prinsipprinsip komposisi seperti proporsi, keseimbangan, irama, kontras, klimaks dan kesatuan yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari bentuk.

(59) 42. gulungan bola benang yang rapi, pola karakter yang menarik dan yang terpenting adalah lampu hias dapat digunakan sebagai alat penerangan sebagaimana tujuan awal pembuatannya. Walaupun demikian masih terdapat beberapa siswa yang kurang menerapkan prinsip-prinsip komposisi yaitu sekitar 10% siswa memiliki bentuk lampu hias yang kurang baik dari sisi gulungan benang yang kurang rapi, pola karakter yang tidak terkonsep serta lampu hias yang tidak dlengkapi dengan dudukan lampu (leher lampu) dan lampu pijar.. Gambar 4.3 Bentuk lampu hias yang baik dan kurang baik Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016) f) Aspek kreatifitas Banyak cara untuk menemukan kreatifitas baik dalam penggunaan bahan, alat dan teknik yang berbeda dari yang lainnya. Kreatifitas yang terjadi pada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat dilihat dari sisi pembentukan karakter yang unik dengan memadukan berbagai macam warna kain flannel untuk menciptakan karakter-karakter tokoh yang siswa senangi selain itu kreatifitas siswa juga dapat dilihat dari sisi penggunaan teknik yang mereka laksanakan dimana. siswa. mencoba. mencari. alternatif. lain. yang dapat.

(60) 43. memudahkan disaat proses pembuatannya, pemikiran seperti inilah yang disebut dengan kreatifitas, yaitu sekitar 85% siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga memiliki tingkat kreatifitas yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari pengolahan bahan, pengunaan teknik serta penciptaan ide dan gagasan yang cukup baik, selain itu sekitar 15% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga kurang termotifasi untuk mengembankan kreatifitasnya dalam proses pembuatan lampu hias benang ini sehingga lampu hias yang dihasilkan menjadi kurang menarik dari berbagai sisi.. Gambar 4.4 Kreatifitas siswa dalam menggunakan bahan dan alat Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016) g) Aspek tempat Lampu hias benang merupakan lampu hias yang menarik walaupun demikian kebanyakan yang tertarik terhadap lampu hias benang ini adalah kalangan remaja dikarenakan bentuk lampunya yang unik dengan desain pola karakter yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini oleh sebab itu lampu hias benang tidak cocok ditempatkan ditempat-tempat formal seperti ruang tamu dan ruang keluarga dan lebih pantas diletakkan di dalam kamar sebagai lampu tidur yang unik..

(61) 44. Oleh karenanya kebanyakan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga membuat lampu hias benang obras untuk dijadikan sebagai lampu tidur yang ditempatkan di dalam kamar. Melalui tahap wawancara terhadap siswa sekitar 97% siswa telah memahami dan cukup mengerti tentang tata cara penempatan objek yang benar begitupun dengan penempatan lampu hias benang obras, dan sekitar 3% siswa masih ada yang kurang memahami tata cara penempatan lampu hias ini dengan benar hal ini diketahui berdasarkan pengakuan siswa yang meletakkan lampu hias yang mereka buat di ruang-ruang formal seperti ruang tamu dan ruang keluarga.. Selain hasil aspek penilaian kualitas yang telah dilaksanakan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, hasil penilaian akan kualitas lampu hias dari benang obras dengan berpatokan pada indikator pencapaian kompetensi dapat dipaparkan dalam tabel sebagai berikut, adapun Fasiltator yang ditunjuk untuk untuk memfasildasi kriteria pada tugas siswa yaitu: Nama. : Taslim, S.Pd.. Pekerjaan : Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Pallangga. Alamat. : Jln Baso Dg Ngawing kecamatan Manggali Kabupaten Gowa.

(62) 45. Tabel 2.2 Penilaian kualitas pembuatan lampu hias kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. INDIKATOR KEMAMPUAN SISWA KELAS XI IPA 7 No. NAMA SISWA/ HASIL KARYA. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ratarata. Kategori. 1. 85. 85. 80. 80. 85. 90. 75. 82. Sangat baik. 70. 70. 70. 65. 65. 60. 70. 67. Cukup. 90. 93. 80. 85. 90. 95. 80. 87. Sangat baik. 90. 95. 80. 85. 90. 98. 80. 88. Sangat baik. 85. 85. 65. 70. 85. 90. 65. 80. Sangat baik. Qolbi Muhajidah 1.. Nur Cahyani 2.. Achmad Arham A. 3.. Rahmawati J 4.. Audrian Maulana. 5..

(63) 46. Risky Awaliyah 6.. 80. 70. 70. 80. 75. 80. 75. 75. Baik. 75. 90. 80. 75. 90. 80. 70. 80. Baik. 80. 65. 75. 75. 80. 85. 80. 77. Baik. 90. 95. 80. 85. 80. 95. 75. 85. Sangat baik. 85. 75. 75. 70. 80. 85. 80. 78. Baik. 80. 75. 75. 80. 80. 85. 75. 78. Baik. 75. 80. 70. 75. 80. 85. 65. 75. Baik. Muh Ulil Amri 7.. Tuti Awaliyah 8.. Febriyanti 9.. Wahyuni 10.. Nurul Hasbi 11.. Wulan Mawardika 12..

(64) 47. Muh Nur Rahmat S. 13.. 65. 60. 60. 80. 65. 60. 70. 65. Cukup. 75. 70. 70. 70. 80. 80. 65. 72. Baik. 75. 70. 80. 75. 75. 88. 75. 76. Baik. 65. 68. 70. 75. 80. 75. 75. 72. Baik. 55. 60. 55. 70. 65. 65. 70. 62. Cukup. 95. 80. 90. 90. 95. 80. 87. Sangat baik. 75. 60. 70. 60. 60. 65. 65. Cukup. Siti Sulaeha 14.. Munawir 15.. Adinda Lutfiah H. 16.. Ardiansyah 17.. Nur Fajri Qadri H. 18.. 85. Muh Ghalib 19. 70.

(65) 48. Alvira 20.. 75. 70. 65. 80. 75. 80. 70. 73. Baik. 75. 80. 70. 75. 75. 85. 70. 75. Baik. 75. 90. 70. 80. 80. 90. 70. 79. Baik. 75. 65. 65. 70. 65. 65. 70. 67. Cukup. 70. 60. 60. 70. 65. 65. 70. 65. Cukup. 70. 75. 70. 75. 70. 75. 70. 72. Baik. Nindyah Ariyani 21.. Ayu Istiawanti 22.. Indra Wira 23.. Andi Supriadi 24.. Rahmi 25..

(66) 49. Tabel 3.1 Keterangan Gambar: No. Aspek-aspek penilan kualitas. Keterangan. 1. 2.. Aspek ide dan gagasan Aspek penguasaan teknis. 1 2. 3. 4.. Aspek penguasaan bahan Aspek kegunaan. 3 4. 5. 6.. Aspek wujud Aspek kreatifitas. 5 6. 7.. Aspek tempat. 7. Kriteria penilaian : Kriteria Indicator Pencapaian Kompetensi 80-100 70-79 60-69 45-59. Nilai Kualitatif. Sangat Baik Baik Cukup Kurang. Nilai Kuantitatif. 4 3 2 1. 3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias. Segala sisi kehidupan manusia tidak akan terlepas dari faktor penghambat yang harus dilewati dan diselesaikan. Begitupun dalam penciptaan sebuah karya seni biasanya terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat proses pengerjaan sebuah karya, baik dari sisi penggunaan bahan, kesalahan teknis atau hambatan lainnya. Kata faktor sendiri dapat diartikan sebagai hal atau kejadian yang ikut menyebabkan terjadinya.

(67) 50. sesuatu, sedangkan kata menghambat adalah sesuatu yang membuat pekerjaan menjadi tertunda atau terhalangi. Adapun hambatan dan halangan yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembuatan lampu hias dari benang obras antara lain sebagai berikut: a) Aspek ide dan gagasan Di dalam proses pembuatan lampu hias dari benang, hambatan awal yang terjadi pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga adalah siswa susah menentukan ide atau gagasan awal yang akan mereka buat misalnya dari sisi karakter apa yang ingin mereka ciptakan, hal inilah yang membuat proses pencarian ide dan gagasan harus berlansung cukup lama dalam menemukan bentuk yang benarbenar mereka senangi, sehingga proses pengerjaan ke tahap selanjutkan menjadi tertunda .. b) Aspek penguasaan teknis Siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang berbeda didukung dengan sifat dan karakter yang berbeda pula membuat proses pembelajaran menjadi begitu menarik walaupun demikian hal ini dapat menjadi suatu faktor yang menghambat di dalam proses pembelajaran, terkhusus dalam penciptaan sebuah karya seni rupa terapan, dimana sebagian siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga kurang memperhatikan aturan yang tepat di dalam membuat lampu hias dari benang ini. Siswa yang memiliki tingkat pemahaman.

(68) 51. berbeda mencoba mencari alternatif lain di dalam proses pengerjaan lampu hias benang, sehingga hasil karya yang dihasilkan juga tidak terlalu baik dibandingkan siswa yang mengikuti tahapan dan arahan yang benar.. c) Aspek penguasaan bahan. Ada beberapa hal yang terjadi pada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga yang berhubungan dengan aspek penguasaan bahan yaitu antara lain: 1. Pemilihan balon yang salah dan kualitas benang obras yang tipis. Balon sebagai cetakan utama dalam membuat gulungan benang terkadang memiliki tingkat kualitas yang tidak terlalu baik. Hal ini dapat terlihat dari permukaan balon yang sangat tipis dan tidak bulat sempurna sehingga disaat proses pengeringan, balon dengan kualitas seperti ini dapat dengan mudah pecah atau kempes dan membuat ukuran awal cetakan balon berubah mengecil yang mengakibatkan benang obras yang belum kering secara sempurna akan mengikuti ukuran balon yang berubah. Hal ini yang menyebabkan biasanya tekstur benang menjadi tidak rapi atau rusak. Benang obras yang memiliki tekstur yang halus dan tipis juga ikut menyulitkan siswa di dalam proses pengerjaannya, disaat proses pengulungan, permukaan balon menjadi sangat licin dengan lumuran lem fox yang telah dicampur sedikit air. Tekstur.

(69) 52. benang obras yang sangat tipis juga ikut mengecil setelah terkena lumuran lem yang semaking menyulitkan siswa. Selain itu waktu yang diperlukan untuk mengulung benang agar balon tertutupi secara sempurna juga memerlukan waktu yang relatif lama dan tidak dapat dikerjakan secara perseorangan.. Gambar 4.5 Motif Balon yang ikut menempel pada benang. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016). Gambar 4.6 Proses pengulungan yang relativ lama. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016) 2. Kesalahan memadukan benang obras dan benang wol Benang obras yang memiliki tekstur yang tipis dan halus membuat proses pengulungan benang menjadi cukup lama, sebagian siswa yang memiliki tingkat kejenuhan yang cukup tinggi membuat siswa mencari alternatif lain yang dapat membuat.

(70) 53. mereka tidak harus mengulung benang terlalu lama salah satu alternatif yang bisa diambil adalah memadukan antara benang obras dan benang wol . Benang wol yang memiliki serat yang cukup tebal membuat proses pengulungan menjadi cepat dan setelah dirasakan bahwa gulungan benang wol sudah tebal maka akan dilanjutkan proses pengulungan menggunakan benang obras pada permukaan luarnya. Tapi hal ini akan membuat persoalan baru dikemudian hari dikarenakan disaat lampu hias telah memasuki tahap finising dan dinyalakan maka akan nampak bayangan benang wol yang tebal disisi benang obras yang halus, sehingga tidak terlihat rapi. Hal ini yang mengurangi sisi keindahan dari lampu hias benang.. Gambar 4.7 Benang Wol sebagai dasar lampu hias. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016).

(71) 54. Gambar 4.8 Benang wol ikut menempel pada permukaan balon. Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016) d) Aspek kegunaan Hambatan yang terjadi sehubungan dengan aspek kegunaan pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga cenderung tidak memiliki hambatan yang terlalu berat, hal tersebut dikarenakan siswa sudah memahami sejak awal bahwa lampu hias benang obras merupakan lampu hias yang dapat digunakan sebagai penerangan dan juga dapat dinikmati keindahannya berdasarkan bentuk lampu hiasnya yang menarik dan unik.. e) Aspek wujud Aspek wujud sangat berhubungan dengan prinsip-prinsip komposisi dimana aspek ini sangat memfokuskan pada bentuk keindahan luar dari sebuah karya seni. Hambatan yang terjadi dalam proses pembentukan lampu hias biasanya terjadi diawal proses pengerjaan yang membuat bentuk lampu hias menjadi tidak rapi. Hal ini lah yang terjadi pada beberapa siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1.

(72) 55. Pallangga dikarenakan proses pengerjaan awal yang kurang tepat misalnya proses gulungan benang yang salah, balon yang tiba-tiba pecah mengakibatkan bentuk atau wujud gulungan benang menjadi rusak.. f) Aspek kreatifitas Perkembangan zaman membuat siswa lebih berfikiran kreatif akan hal-hal yang akan mereka ciptakan, kaitannya dalam penciptaan lampu hias benang obras siswa yang telah mendapatkan ide dan gagasan akan karakter tokoh yang akan mereka buat dapat segera mengerjakan proses pembuatan lampu hias benang ini. Walaupun tidak terdapat hambatan yang cukup signifikan yang dihadapi oleh siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga namun kreatifitas yang terlalu berlebihan tanpa memperhatikan tahapan dan aturan pembuatan yang benar juga dapat menjadi hambatan bagi siswa dikemudian hari.. g) Aspek tempat. Hambatan yang berhungan dengan aspek tempat pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga tidak memiliki hambatan yang cukup berarti hal ini dikarenakan siswa sudah cukup mengetahui tata cara penempatan objek yang benar. Berdasarkan beberapa pengakuan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga siswa lebih cenderung.

(73) 56. meletakkan lampu hias yang mereka buat di dalam kamar sebagai lampu tidur atau lampu hias.. B. Pembahasan Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan terlebih dahulu berdasarkan kenyataan yang dihadapi atau ditemukan peneliti. Ada tiga hal pokok yang akan dibahas yaitu pemanfaatan benang obras, kualitas lampu hias dan faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan benang obras. 1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Proses pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, siswa diarahkan untuk lebih memahami alat dan bahan yang perlu digunakan terutama penggunaan benang obras sebagai media utama. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi tingkat kesalahan yang terjadi, proses pembuatan lampu hias harus sesuai dengan ketentuan dan tahapan yang tepat. Ada beberapa hal yang telah di jalankan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga untuk menghasilkan lampu hias benang yang menarik dan unik antara lain sebagai berikut: a) Menyiapkan bahan dan peralatan Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga di dalam proses pembuatan lampu hias dengan memanfaatkan benang obras sebagai.

(74) 57. media utama, telah menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk memudahkan dalam proses penciptaan karya seni dari benang. Bahan dan alat yang digunakan tidak hanya terdiri dari benang obras tapi juga memerlukan bahan dan alat pendukung lainnya. Seperti ketersediaan kain flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, Fitting Lampu, bohlam lampu 5 watt, potongan kayu sebagai dudukan fitting, bahan PVC bulat diameter 2,5 inch dan lebar 1cm atau sisa gulungan lakban digunakan sebagai leher dan pembentukan lubang pada bola benang agar mudah memasukkan bohlam lampu, gunting, serta kuas yang digunakan untuk mengoleskan lem pada permukaan balon. Selain itu pemilihan warna pada benang obras oleh siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga disesuaikan dengan warna pada karakter objek yang akan mereka buat, dan pemilihan kain flannel yang dijadikan sebagai bagian pelengkap untuk memperindah gulungan benang, juga disesuaikan dengan warna karakter tokoh yang ciptakan, walaupun terkadang ada siswa yang mencoba membentuk karakter yang kurang jelas tanpa berpatokan pada karakter tokoh yang telah ada atau berusaha menciptakan kreasi sesuai dengan imajinasi mereka, dengan memadukan warna kontras antara warna benang obras dan kain flannel yang tidak saling bersinerji, tapi tetap memiliki nilai keindahannya sendiri..

(75) 58. b) Proses gulung, lem dan pengeringan Di tahap ini siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga telah memasuki tahap pengerjaan dimana tahapan ini merupakan tahapan utama untuk menentukan kualitas atau hasil dari pembuatan lampu hias dari benang obras. Proses awal adalah tahap pemberian lem dan pengulungan, tahapan ini dimulai dengan siswa kelas XI IPA 7 membuat cetakan lampu hias dengan menggunakan media balon, balon ditiup dan dilumuri dengan menggunakan lem fox yang telah dicampur sedikit air. Setelah balon telah terlumuri oleh lem secara sempurna fase selanjutnya adalah proses pengulungan tetapi tahapan ini tidak dapat dikerjakan secara sendiri melainkan harus memerlukan bantuan orang lain oleh sebab itu proses ini dikerjakan oleh 2 orang siswa secara bergantian, karena memerlukan waktu lama dan cukup menguras tenaga sampai permukaan warna balon benar-benar tertutupi secara menyeluruh. Setelah proses pengulungan dan pemberian lem telah selesai selanjutnya adalah pengeringan. Proses ini dapat dilakukan dengan menjemur secara lansung balon yang telah terliliti benang obras di bawah sinar matahari tapi untuk mengurangi resiko agar balon tidak kempes dan pecah disaat proses pengeringan, gulungan benang dapat dikeringkan secara manual dengan diletakkan di dalam ruang kelas. Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses.

Gambar

Gambar 2.1 Benang jahit
Gambar 2.2 Benang obras
Tabel 1.2 Kriteria penilaian :  Kriteria
Gambar 3.2 Pemanfaatan Benang Obras  Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui bentuk hubungan komunikasi antarpribadi yang terjalin antara guru dan siswa di kelas XII IPS 2 SMA Negeri 9 Marusu

Hal ini tentu menandakan optimasi ion Li + dalam material tersebut semakin baik, sehingga sangat jelas anoda tersebut dapat memiliki kapasitas yang paling besar bila

Alat penarik kayu sistem kabel layang ini merupakan prototipe hasil perekayasaan yang didesain dengan ukuran tidak terlalu besar dan berat, serta beroda agar mudah dibawa dan

Kepala Sekolah mencetak Surat Ajuan Persetujuan Pelaporan PKG (S22A) sebagai surat pengantar resmi Dokumen PKG (S22a Lampiran A da B) untuk diserahkan

Rancangan Episode : Tema kopi Indonesia akan memiliki beberapa episode yang membahas tentang industri kopi, seperti Secangkir Jawa lebih membahas tentang potensi

18 Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas dan siswa , (jakarta : CV.. untuk melaksanakan PPL di sekolah pada kenyaataannya sekolah sekolah di Kabupaten Kutai Timur ini

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aljabar adalah ilmu logika yang menggunakan simbol-simbol untuk menentukan hubungan dari suatu yang tidak diketahui

Humaniora Vol.5 No.. Bab I memuat Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode