khususnya di aceh dan maluku, lantas bagaimana ganja sebagai obat tradisional khususnya di era sekarang mengingat bahwa ganja dilarang penggunaannya mulai dari akar batang hingga daun atau dengan kata lain bahwa di larang penggunaannya di dalam peraturan yang ada di Indonesia.35
persidangan di Mahkamah Konstitusi yang berlangsung pada 12 Oktober 2021, Sung Seok Kang dari Korean Cannabis Organization menjelaskan mengenai perubahan kebijakan di Korea Selatan terkait dengan ganja untuk kepentingan kesehatan. Perubahan ini terjadi pada 2019 setelah sekelompok ahli menyusun rekomendasi perubahan kebijakan kepada Parlemen Korea Selatan untuk membolehkan penggunaan ganja untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Rekomendasi tersebut akhirnya disetujui dengan melalui amandemen terhadap Undang-Undang Narkotika yang memperbolehkan penggunaan ganja untuk kepentingan kesehatan.
Pemerintah Korea Selatan lalu bergerak cepat dengan menyusun peraturan mengenai mekanisme lembaga pemerintah tertentu yang dapat mengeluarkan ijin bagi praktisi medis untuk memberikan resep obat ganja medis kepada pasien termasuk menunjuk farmasi atau toko obat tertentu yang dapat menebuskan resep atau tempat yang diperbolehkan untuk menjual obat tersebut, sehingga penggunaan ganja medis tetap dapat terkontrol oleh Pemerintah. Menurut Sung, orang-orang yang membeli ganja medis dengan tidak sesuai prosedur dan resep dokter akan tetap dianggap melanggar UU Narkotika Korea Selatan.36
2. Thailand
Thailand juga melakukan hal untuk mengeluarkan peraturan melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan medis ditahun yang sama sejak 2018 akan tetapi kepemilikan, penanaman, atau pengangkutan ganja yang mencapai 10 kilogram di Thailand dapat
36 https://ngertihukum.id/berkaca-dari-pemanfaatan-ganja-untuk-kepentingan-kesehatan-di-korea-selatan-dan-thailand/ diakses pada tanggal 20 Desember 2021, 20.25 WIB
berakibat penjara hingga lima tahun atau denda. Di negara itu, ganja banyak dijual bebas terutama di kawasan yang banyak dikunjungi wisatawan. Thailand hanya melegalisasi penggunaan cannabis atau ganja untuk medis sebagai obat lini kedua, setelah pengobatan lini pertama tidak berhasil. Selain itu, pemerintah Thailand hanya mengizinkan lembaga pemerintah yang sudah diberikan izin untuk penanaman, produksi, dan pemanfaatan cannabis medis untuk pasien.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pengobatan Tradisional dan Herbal Thailand yang berbasis di Pusat Bukti di Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr Dokter Pakakrong Kwankhao dalam sidang lanjutan pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK), "Thailand memiliki produk Cannabis medis dan dimasukan ke daftar obat-obatan esensial nasional.
Jika pasien memenuhi syarat atau indikasi medis, mereka akan mendapatkan obat-obatan tersebut dari rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan," ujarnya dalam sidang yang diketuai oleh Hakim MK Anwar Usman. Penggunaan cannabis untuk medis, sambungnya, diberikan pada pasien dalam perawatan paliatif, epilepsi, parkinson, atau gangguan saraf seperti Sklerosis ganda.
Setiap rumah sakit di Thailand membuka pelayanan obat-obatan cannabis untuk medis di bawah pengawasan.
Dokter maupun profesional medis perlu melaporkan efekivitas dan keamanan produk pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand. Ia menambahkan, bahwa pemantauan juga dilakukan seperti efeknya terhadap pasien apabila dosis ditingkatkan.
Selain untuk tujuan medis, Thailand menggunakan cannabis untuk produk-produk lainnya seperti obat tradisional. "Untuk meningkatkan
keamanan masyarakat Kementerian Kesehatan publik di Thailand menugaskan departemen layanan kesehatan medis untuk menerbitkan pedoman ekstrak cannabis medis juga departemen obat-obatan tradisional Thailand". Thailand melegalisasi cannabis untuk tujuan medis dan penelitian sejak Februari 2019. Setahun kemudian, otoritas setempat mengeluarkan batang, tangkai, dan akar dari tanaman tersebut bersama dengan Cannabidiol (CBD), senyawa pada tanaman ganja yang umumnya digunakan untuk oil atau minyak dan Tetrahidrokanabinol (THC) yang merupakan senyawa utama dari ganja, dari daftar kategori narkotika.37
3. Israel
Israel menjadi tempat pertama penelitian terkait ganja dilakukan. Tidak heran jika Israel memiliki program menjadikan ganja sebagai satu obat medis yang kuat. Untuk penggunaan secara pribadi juga diberikan kelonggaran, asalkan digunakan benar-benar di lingkungan pribadi. Jika melanggar, maka ada hukuman denda dan tuntutan pidana bagi pelanggar berulang.
4. Paraguay
Paraguay mengeluarkan lisensi ganja medis pertamanya pada bulan Februari, menandai titik balik utama bagi negara penghasil ganja sambil mengajukan pertanyaan tentang pendekatannya dalam memerangi budidaya ilegal. Dua belas perusahaan farmasi miliki diterima izin untuk mengimpor benih untuk budidaya dan penjualan produk ganja obat, yang mungkin dapat dilakukan oleh pasien yang memenuhi syarat mendapatkan bebas.
37 https://mediaIndonesia.com/megapolitan/439360/ahli-thailand-perbolehkan-ganja-untuk-pengobatan-lini-kedua diakses pada tanggal 20 Desember 2021, 14.30 WIB
Insight Victor Rios mengatakan bahwa "Kami berbicara tentang begitu banyak keluarga yang menderita penyakit ringan”, senator yang mensponsori RUU tersebut. “Dan banyak orang yang menderita adalah anak-anak. Mereka tidak punya cara untuk mengakses obat. "
Paraguay adalah produsen utama ganja ilegal di kawasan itu.
Antara 5000 dan 8000 hektar dibudidayakan di negara itu, kata Sekretariat Anti-Narkoba Nasional (Secretaría Nacional Antidrogas - SENAD). Paraguay juga merupakan salah satu negara paling timpang di dunia, dengan hampir 40% penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Sebagian besar perkebunan ilegal dimiliki oleh petani miskin, kata pejabat SENAD, dan banyak dari mereka berusaha menambah hasil kedelai dan jagung, dua ekspor utama Paraguay. Dan dengan kurang dari satu persen populasi yang menggunakan mariyuana, sekitar 77 persen ditemukan di Brasil. 20 persen lainnya melintasi perbatasan selatan negara itu ke Argentina.
SENAD memfokuskan sebagian besar upayanya pada pemberantasan tanaman, yang melibatkan pengawasan udara dan penggerebekan di perkebunan dan peralatan pengepakan. Pada 2017, Paraguay menduduki puncak daftar negara untuk tanaman ganja yang paling banyak diberantas. Selama setahun terakhir, dia melaporkan pemusnahan lebih dari 1300 hektar hingga September.
Selama dua tahun, butuh mempersiapkan Paraguay untuk kedatangan industri ganja medis yang berhasil, SENAD juga telah mengembangkan strategi lain untuk mengatasi mariyuana ilegal, beberapa di antaranya lebih berfokus pada kesehatan masyarakat dan bantuan ekonomi. “Dalam konteks program pengembangan alternatif,” kata juru bicara SENAD, “kami percaya bahwa ganja
medis dapat menjadi andalan. Jelas, kita tidak berbicara tentang produksi tradisional, tetapi produksi yang dikendalikan dengan peraturan khusus.
Batch pertama dari lisensi ganja medis menunjukkan bahwa pemerintah Paraguay bergerak dari pemahaman kriminal murni tentang ganja ke pandangan kesehatan masyarakat, tetapi pertanyaan tetap mengenai pendekatannya. Dengan melisensikan semua lisensi ganja medis kepada perusahaan farmasi mapan, bukan petani miskin yang menanam ganja ilegal, pemerintah telah kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan dua masalah sekaligus.
Para petani dapat memperoleh keuntungan finansial dari industri ganja medis yang berkembang pesat, dan pemerintah dapat memperoleh manfaat dari mengintegrasikan para petani ini ke dalam sistem peraturan hukum yang, secara teori, akan mengurangi biaya untuk menghancurkan perkebunan mereka. “Yang terjadi adalah pemerintah melihat ini sebagai peluang bisnis bagi teman-temannya.
Fokusnya seharusnya pada kesehatan masyarakat. Sebuah tujuan kemanusiaan ”, kata senator itu. Dia menambahkan, "Hampir tidak ada hubungan antara apa yang dilakukan pemerintah dan RUU yang kami promosikan di Kongres."
Hendry Edward CEO dari perusahan Paraguay Improlabs berpendapat bahwa “Karena sebagian besar izin hanya dikeluarkan untuk perusahaan farmasi lokal yang sehat secara ekonomi, ini seharusnya tidak menghalangi industri untuk bergerak maju”38
5. Lebanon
38 https://id.cannabis-mag.com/le-paraguay-delivre-les-12-premieres-licences-de-production-de-cannabis-medical/ diakses pada tanggal 20 Desember 2021, 12.25 WIB
Ganja menjadi produk yang dilarang di negara Lebanon sejak 1926, namun di negara itu penanaman atau budi daya ganja masih dilegalkan, pada April 2020 Lebanon mengeluarkan Undang-Undang yang melegalkan penanaman ganja medis dan rami.
Sementara untuk penggunaan pribadi, sebenarnya itu terlarang dan melanggar hukum namun hukum jarang ditegakkan di sana.
Parlemen Lebanon pada Selasa 21 april 2020 mengesahkan izin menanam ganja atau Mariyuana (Cannabis sativa). Izin ini dikeluarkan oleh pemerintah atau Parlemen Lebanon dan kemudian disahkan untuk kebutuhan medis.
Langkah itu dilakukan karena banyak pihak meyakini ekspor produk turunan ganja berpotensi dapat membantu perekonomian negara, hal ini karena Lebanon saat ini butuh banyak suntikan dana untuk keluar dari krisis ekonomi yang kemudian juga diperparah dengan pandemi virus corona. Meskipun menanam ganja sempat ilegal di Lebanon, mariyuana banyak ditemukan di lahan subur Lembah Bekaa "Keputusan parlemen didorong oleh motif ekonomi, bukan kepentingan lain," kata Alain Aoun, anggota dewan senior Partai Gerakan Patriot Bebas (Free Patriotic Movement) salah satu partai yang ada di Lebanon yang didirikan oleh Presiden Michel Aoun.
Keputusan itu dinilai dapat meningkatkan pendapatan negara dan mengembangkan sektor pertanian di Lebanon, Langkah ini dilakukan sembari mengesahkan sejumlah lahan pertanian ganja yang ilegal ini dikarenakan adanya masalah ekonomi yang melanda dan mereka mengganggap ini salah satu solusi untuk keluar dari masalah ini dan juga agar dapat memanfaatkan lahan ilegal tersebut.
Walaupun demikian, Hizbullah, kelompok Islam Syiah di Lebanon yang didukung Iran, menjadi satu-satunya pihak yang menentang rancangan undang-undang legalisasi pertanian ganja.
Akan tetapi, rancangan itu telah disetujui dan disahkan jadi undang-undang pada Selasa 22 April 2020. Usulan legalisasi penanaman ganja demi menghasilkan obat bernilai tambah tinggi yang dapat diekspor pernah dibahas dalam laporan McKinsey, konsultan asal Amerika Serikat yang ditugaskan Lebanon membuat analisis mengenai isu tersebut pada 2018.
Kepolisian Lebanon bulan lalu menghancurkan 25 ton Hashish, produk turunan Mariyuana, yang akan diselundupkan ke negara di Afrika. Barang itu jadi sitaan terbesar yang pernah diamankan aparat di Lebanon.39
6. Belanda
Negara Belanda ganja tidak dianggap sebagai sebuah ancaman melainkan sumber pemasukan negara. Oleh karenanya, siapapun yang ada di negara ini baik warga negara belanda maupun tidak dapat membeli dan menggunakan ganja asalkan orang tersebut menggunakan disana. Tidak hanya anak muda bahkan pasangan kakek-nenek disana juga menjadi pemandangan yang sering kita jumpai di coffee shops. Kementerian Kesehatan, Kementerian Keadilan, dan Kementerian Dalam Negeri Belanda memberikan laporan yang menarik mengenai fenomena coffee shops. Mereka sepakat bahwa cara paling ampuh untuk melepas ketergantungan dari organisasi kriminal adalah dengan meregulasi sistem pertanian ganja. Selain itu, laporan ini juga menyatakan kesuksesan sistem
39 https://www.suara.com/news/2020/04/22/154935/lebanon-legalkan-bertani-ganja-untuk-kebutuhan-medis diakses pada tanggal 20 Desember 2021, 15.15 WIB
coffee shops dalam mencegah masyarakat untuk menyalahgunakan
"hard drugs".
Belanda memberlakukan dekriminalisasi penggunaan Cannabis (ganja) yang bertujuan untuk menjaga penggunaan Cannabis dari akses Cannabis yang tidak aman dan narkotika jenis lain yang berbahaya. Program tersebut dilaksanakan dengan menyediakan metadon, ruang konsumsi khusus dan program penggantian jarum suntik. Hasil dari pengurangan dampak baru narkotik ini adalah menurunnya angka pengguna narkotika di Eropa, Belanda tercatat menjadi negara dengan jumlah pengguna narkotika terendah di Eropa. 25,7% Penduduk Belanda menyatakan pernah mencoba Cannabis namun tidak membuat mereka menjadi pengguna narkotika lainnya. Belanda juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pengguna narkotika yang terinfeksi HIV terendah di Eropa.
Peredaraan ganja di Belanda sejauh ini tidak ada aturan yang menyatakan ganja legal sepenuhnya. Bahkan, revisi tahun 1976 terhadap UU Opium Belanda menempatkan ganja ke dalam status ilegal dan ada ancaman hukuman bagi produsen, penjual, serta penggunanya. Tetapi pemerintah Belanda meregulasi ganja yang dapat digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat. Alasan pemerintah Belanda lebih pada langkah pragmatis untuk mengontrol ganja dan hashish yang tertuang dalam buku Introduction to Dutch Law terbitan Kluwer International (1999).
Meski begitu, bukan berarti pemerintah Belanda benar-benar membebaskan penggunaan ganja, pengedaran yang sistematis, serta ekspor-impor, pelakunya akan tetap dapat dipenjara. Pemerintah Belanda membuat pengawasan yang sangat ketat terhadap peredaran drugs. Remaja di bawah umur 18 tahun, bahkan tidak bisa
menikmati rokok dan alkohol.40 Belanda adalah negara Uni Eropa pertama, dan salah satu negara pertama di dunia, yang melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan medis. Inisiatif pertama negara untuk menyediakan ganja bagi pasien medis dimulai pada 1993.
Kemudian, pada 2001, Kantor Obat Ganja didirikan.
Sejak tahun 2003, ada obat resep resmi yang dikenal sebagai
“Mediwiet”, tersedia di apotek Belanda. Ada lima jenis ganja medis di Belanda. Dokter Belanda biasanya meresepkan ganja untuk pasien yang menderita Sindrom Tourette, nyeri kronis, sklerosis ganda, kerusakan sumsum tulang belakang, gejala yang berhubungan dengan kanker dan AIDS atau bagi mereka yang menjalani perawatan untuk kanker dan HIV / AIDS.41