• Tidak ada hasil yang ditemukan

menikmati rokok dan alkohol.40 Belanda adalah negara Uni Eropa pertama, dan salah satu negara pertama di dunia, yang melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan medis. Inisiatif pertama negara untuk menyediakan ganja bagi pasien medis dimulai pada 1993.

Kemudian, pada 2001, Kantor Obat Ganja didirikan.

Sejak tahun 2003, ada obat resep resmi yang dikenal sebagai

“Mediwiet”, tersedia di apotek Belanda. Ada lima jenis ganja medis di Belanda. Dokter Belanda biasanya meresepkan ganja untuk pasien yang menderita Sindrom Tourette, nyeri kronis, sklerosis ganda, kerusakan sumsum tulang belakang, gejala yang berhubungan dengan kanker dan AIDS atau bagi mereka yang menjalani perawatan untuk kanker dan HIV / AIDS.41

2. Perbedaan cara kerja ganja dalam menyembuhkan penyakit ini membuka adanya pendekatan baru untuk memahami penyakit-penyakit yang ada dan obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut

3. Terdapat kemungkinan untuk mengembangkan zat turunan dari ganja yang rasio manfaatnya untuk terapik lebih baik dari ganja itu sendiri.

Di penelitian lain pada bulan April 2018, The National Cancer Institute (NCI) menyatakan bahwa cannabioids bisa membunuh sel kanker dengan zat yang ada pada ganja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh NCI dengan menggunkan objek penelitiannya adalah tikus sehinnga NCI mengambil kesimpulan bahwa cannabidioids dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan membunuh sel kanker tersebut, menghalangi pertumbuhan sel kanker, dan juga menghalangi perkembangan pembuluh darah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel kanker tersebut. Hal ini juga didukung dengan adanya tinjauan terhadap 34 dari hasil penelitian tentang cannabidioids pada model tumor glioma, dari hasil penelitian ini dimana 33 diantaranya menunjukan bahwa cannabinoid dapat membunuh sel kanker tanpa merusak sel-sel normal di tubuh sang penderitanya.43 Kemudian penulis akan memperlihatkan beberapa penyakit yang dapat menggunakan ganja sebagai obat sebagai diantaranya:

a. Ganja untuk pengobatan medis

Ganja sebenarnya sudah diteliti untuk obat berbagai penyakit, ada sekitar 33 penyakit sejauh yang penulis tahu terkait

43 https://www.cancer.gov/about-cancer/treantment/cam/patient/cannabis-pdq#/_13 diakses pada tanggal 21 Desember 2021, 15.20 WIB

ganja yang dapat digunakan sebagai obat atau penyembuhan berbagai penyakit ini, tetapi penulis akan memaparkan atau akan menulis berapa penyakit yang dapat disembuhkan oleh ganja antara lain:

b. Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit saraf yang gejalanya di tandai dengan kehilangan memori dan melambatnya respon alat gerak tubuh, penderita Alzhaimer juga dapat mengalami gejala seperti depresi, agitasi, dan hilangnya nafsu makan. Belum ada pengobatan yang dapat atau yang mampu menghentikan penyakit ini, sampai pada tahun 2005 di dalam journal of Neuroscience memuat penelitian dari Complutense University dan Cajal Institute di Spanyol mengatakan bahwa dengan memberikan sintetis zat aktif dari ganja dapat mencegah kerusakan kognisi dengan mengurangi neurotoksisitas (sifat racun pada sel saraf) pada tikus yang diinjeksi amyloid-beta peptide protein yang di yakini menjadi salah satu sebab alzheimer. Zat ganja juga dapat mengurangi peradangan yang disebebkan penyakit ini pada jaringan sel-sel otak. Sehingga ilmuwan di Spanyol menyimpulkan bahwa cannabinoid yang ada terkandung di ganja berhasil mencegah proses semakin rusaknya sel-sel saraf akibat penyakit alzheimer.

Tidak hanya sampai situ saja pada tahun 2006 juga terdapat ilmuwan dari Scripps Research Institute di California yang melaporkan hasil penelitian bahwa zat THC yang terkandung dalam ganja dapat menghambat perkembangan enzim yang menjadi penyebab utama alzheimer dengan lebih baik dibandingkan obat

yang populer untuk mengatasi penyakit ini seperti donepezil dan tacrine.44

c. Diabetis

Diabetes adalah penyakit yang menyerang autoimunitas yang dimana ditandai dengan menurunnya produksi insulin dan akibat dari menurunnya insulin ini menyebabkan hiperglikemia yang artinya akan membuat kadar gula dalam darah orang yang menderita penyakit ini menjadi tinggi. Dalam beberapa studi menunjukan bahwa zat cannabinoid dalam ganja dapat membantu mengurangi gejala dari akibat penyakit diabetes.

Ada dua jenis diabetes, pertama pankreas si penderita tidak lagi memproduksi insulin dan harus di suplai insulin dari luar, sedangkan yang keduapankreas masih memproduksi insulin namun jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh si penderita.45

d. Epilepsi

Epilepsi adalah penyakit yang dimana si penderita mengalami keadaan neurologis yang diderita oleh satu dari seratus orang, dengan sederhananya dapat disebut bahwa epilepsi adalah serangan kejang yang parah sehingga dapat menghilangkan kesadaran seseorang yang menderitanya. Tetapi gejala seperti hilangnya sadar sesaat, kejang, mengerutnya otot wajah tanpa sadar, gerakan-gerakan otot yang berulang kali ini juga termasuk dalam kategori serangan epilepsi.

Pemicu epilepsi dapat melalui berbagai faktor mulai dari kurang tidur, rendahnya gula darah, stres dan bahkan kebosanan. Penyebab

44 Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja, Cet-2 edisi revisi, (Jakarta: Perkumpulan Lingkar Ganja Nusantara, 2020), hlm.170.

45 Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja, Cet-2 edisi revisi, (Jakarta: Perkumpulan Lingkar Ganja Nusantara, 2020), hlm.192.

penyakit ini bermacam-macam mulai dari cedera pada kepala, luka saat lahir, ketidak seimbangan hormon, dan serangan virus juga termasuk dalam penyebab penyakit ini. Epilepsi dapat diobati dengan obat anti konvulsan (anti kejang) modern yang berbahan sintesis, seperti barbiturat,benzodiazepine dan lainnya, tetapi dengan mengkonsumsi ini pasien tidak dapat melakukan aktivitas normal.

Banyak dari pasien yang juga mengalami komplikasi fatal akibat pengobatan standar medis ini, sehingga banyak yang menolak pengobatan yang menyebabkan efek samping ini.

Ganja adalah satu-satunya sumber CBD dari dunia tanaman dan penelitian juga mengatakan bahwa pemakaian ganja pada penderita epilepsi lama-kelamaan akan menumbuhkan toleransi tubuh terhadap molekul THC yang kemudian memiliki fungsi untuk mengurangi kejang-kejang. Sebenarnya penggunaan ganja untuk penyakit epilepsi tidaklah baru, salah satu pemikir muslim yaitu Ibnu Sina dan Al-Masi sejak abad ke sebelas sudah memasukan pemakaian ganja dalam referensi obat untuk penyakit epilepsi, serta Al-Badri pada abad ke lima belas Masehi. Semetara pada tahun 1971, Medical world News melaporkan bahwa “mariyuana atau ganja mungkin adalah obat antiepilepsi paling kuat yang di kenal di dunia kedokteran sekarang.”46

e. Kanker dan leukimia

Kanker adalah penyakit yang menyebabkan kematian nomor dua paling mematikan didunia dimana penyakit ini mencapai persentase 13%, ciri-ciri penyakit ini adalah pertumbuhan yang berlebih dan pembelahan sel yang tidak normal, gangguan dan

46 Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja, Cet-2 edisi revisi, (Jakarta: Perkumpulan Lingkar Ganja Nusantara, 2020), hlm.195.

penghancuran jaringan disekitaran tempat bertumbuhnya kanker, juga dpat menyebar melalui darah atau cairan getah bening ke bagian tubuh lain. Ini yang membedakan anatra tumor dan kanker dimana kanker dapat menyebar sedangkan tumor hanya didaerah tertentu saja dan tidak menyebar. Kanker tidak hanya menyerang usia tertentu saja melainkan segala usia dan seiring bertambahnya usia resiko terkena atau mengidap kanker semakin bertambah pula, penyakit ini disebabkan oleh kelainan genetis dari sel yang diakibat oleh karsinogen, asap rokok, radiasi, zat kimia dan infeksi.penyebab lainya juga berupa mutasi genetis pada saat pembelehan sel dan kelainan genetis yang turun dari keluarga atau dapat dikatan penyakit yang diturunkan.

Pengobatan kanker antara lain berupa operasi bedah, terapi radiasi, terapi imunitas dan antibodi mono klonal (membunuh sel kanker dengan antibodi buatan) dan kemoterapi. Tetapi yang menjadi masalah adalah obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi adalah zat-zat kimia yang berbahaya dan paling beracun dalam dunia kedokteran dikarenakan obat ini tidak hanya membunuh sel kanker tetapi juga sel yang sehat. Kemoterapi menyebabkan efek samping berupa mual yang parah, muntah-muntah, kerontokan rambut, dan berkurangnya sel darah merah yang dimana gejala ini menyebabkan si penderita mengalami kehilangan nafsu makan, berkurangnya berat badan dan tenaga, timbulnya depresi, sehingga banyak pasien memilih berhenti mengikuti pengobatan dan pasrah akan penyakitnya.

Ganja diketahui memiliki efek antiemetik (menghilangkan rasa mual) untuk menangani efek samping dari kemoterapi atau dari terapi radiasi pengobatan kanker, tidak hanya itu ganja juga mampu

mengurangi depresi dan mengembalikan nafsu makan si penderita yang sedang menjalani kemoterapi. Inilah yang menyebabkan ganja mulai populer di dalam dunia medis karena efeknya yang mampu membantu pemulihan penderita kanker setelah melakukan kemoterapi, tidak hanya mengurangi rasa sakit dan ketidak nyamanan pengobatan kanker, zat psikoaktif delta-9-THC yang terkandung dalam ganja juga terbukti mampu menghambat replikasi sel kanker payudara, dan membunuh sel-sel kanker pankreas secara selektif tanpa merusak jaringan normal yang lain. Tidak hanya itu zat nonpsikoaktif ganja yaitu cannabidiol juga terbuti dapat menjadi antitumor pada sel-sel tumor glioma yang menyerang sistem saraf pusat.47

f. Radang sendi

Penyakit ini merupakan inflamasi pada persendian yang ditandai dengan rasa sakit, kaku dan bengkak serta kehilangan fungsi badan secara tiba-tiba. Di Amerika Serikat penyakit ini diperkirakan diderita sebanyak satu persen dari populasi disana, denganmayoritas penderita adalah perempuan. Pemakaian ganja dalam mengobati gejala radang sendi sering dilaporkan oleh pasien. Sebuah survei mengenai penggunaan ganja untuk keperluan medis, sebanyak seperempat atau sekitar 25% dari 2.969 orang responden mengaku menggunakan ganja untuk mengobati gejala-gejala penyakit ini.

Peneliti dari British Royal national Hospital for Rheumatic Disease meloparkan keberhasilan dalam mengobati rematoid arthritis menggunakan ekstrak cannabinoid dalam percobaan yang dikontrol yang dilakukan pada tahun 2006. Dalam penelitian ini dilaporkan

47 Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja, Cet-2 edisi revisi, (Jakarta: Perkumpulan Lingkar Ganja Nusantara, 2020), hlm.189.

bahwa pemberian ekstrak ganja selama lima minggu berhasil mengurangi rasa sakit secara signifikan pada saat bergerak dan beristirahat, memperbaiki kualitas tidur, mengurangi inflamasi, dan mengurangi intensitas rasa sakit dibandingkan dengan grup kontrol yang diberi placebo.48

g. Ganja untuk Pengobatan Tradisional

Tanaman obat tradisional Indonesia memang banyak jenis dan kegunaannya. Mulai dari yang boleh dikonsumsi sampai yang dilarang oleh hukum seperti ganja. Seperti kita tahu, beberapa orang memang ada yang memanfaatkan ganja sebagai tanaman obat.

Budaya memanfaatkan ganja untuk kesehatan sejatinya telah dilakukan sejak dahulu kala. Di Aceh, beberapa masyarakat bahkan masih memanfaatkan rebusan akar ganja sebagai pengobatan untuk penyakit diabetes. Kisah ini dituturkan oleh Dhira Narayana, Ketua Lingkar Ganja Nusantara (LGN). Berdasar hasil observasi lapangan serta penelitian panjang pada literatur terkait pemanfaatan ganja medis, LGN pun mengajukan kolaborasi penelitian ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sayang, sejak diajukan bertahun-tahun lalu, penelitian tak kunjung berjalan. Badan Narkotika Nasional (BNN) yang paling mungkin menyediakan ganja untuk penelitian menolak terlibat. BNN berpegang pada Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa ganja sebagai narkotika golongan satu tak dapat dimanfaatkan untuk perihal apapun, termasuk medis. BNN

48 Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja, Cet-2 edisi revisi, (Jakarta: Perkumpulan Lingkar Ganja Nusantara, 2020), hlm.183.

bahkan memiliki versi berbeda, bahwa ganja justru merusak kesehatan.

Para peneliti sebelumnya telah melihat dampak buruk tersebut, otak itu kaya dengan oksigen, jika oksigen terkena ganja, maka oksigen terikat oleh tetrahydrocannabinol atau THC maka bisa menyebabkan pengapuran di sel otak sehingga sel itu akan mati.

Berapa sel yang mati tidak akan sehat kembali, hanya sisanya yang bisa mengikat oksigena.

Lembaga pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (AS), Food and Drug Administration (FDA) telah menyatakan kandungan cannabidiol atau CBD dalam tanaman ganja mampu dimanfaatkan menjadi obat kejang akibat epilepsi. Mengutip HowStuffWorks, Joshua Kaplan, peneliti ganja dari Western Washington University menyebut CBD sebagai senyawa yang sangat selaras dengan kerja tubuh manusia.

CBD bekerja mengaktifkan reseptor serotonin yang berperan penting mengobati kecemasan. Menariknya, CBD identik endocannabinoid, senyawa kimia yang secara alami diproduksi di dalam otak manusia. Endocannabinoid memberi pengaruh besar dalam mengontrol motorik, kognisi, emosi, hingga perilaku seseorang. Artinya, setiap orang memiliki "ganja" di dalam dirinya masing-masing.49

Dokumen terkait