BAB II KAJIAN TEORITIS
2.7 Pemanfaatan Perpustakaan oleh Pemakai
Keberhasilan suatu perpustakaan pada dasarnya dinilai dari banyaknya pemakai maupun pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Hal ini terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa masih ada perpustakaan yang memiliki jumlah kunjungan yang minim atau bahkan tidak pernah termanfaatkan oleh pengguna sama sekali.
Perpustakaan selayaknya telah mengantisipasi hal ini jauh hari sebelumnya dan jika perlu seluruh metode penarik minat pengguna telah dipersiapkan (dipelajari) terlebih dahulu sebelum gedung perpustakaan dibentuk. Namun pada akhirnya, proses memperkenalkan fasilitas perpustakaanlah yang menjadi senjata paling ampuh untuk meningkatkan pemanfaatan dan kunjungan perpustakaan oleh pemakai, di samping juga kesesuaian jumlah dan jenis koleksi juga merupakan faktor pendukung.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka (2001 : 711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah”. Selanjutnya penambahan imbuhan pe-an pada kata tersebut memiliki arti proses, cara, perbuatan manfaat. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek.
Dalam menyelenggarakan perpustakaan, unsur yang paling penting adalah mengupayakan bagaiamana sebagian besar koleksi dan layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik. Tugas perpustakaan adalah untuk mengajak, menarik dan mengundang masyarakat pengguna berkunjung ke perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri, agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi. Masyarakat
yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan perkembangan mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu pengetahuan, sehingga masyarakat pengguna tersebut mempunyai pandangan dan wawasan yang luas, bersikap mandiri, percaya diri dan dapat mengikuti kemajuan zaman.
Apabila pemanfaatan perpustakaan belum digunakan secara optimal, maka perlu diadakan pembinaan terhadap pemakai perpustakaan. Menurut Sutarno (2003 : 102), pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.
2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan.
3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum pendidikan pemakai memiliki pengaruh yang signifikan kepada pengguna untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang tersedia, karena melalui pendidikan pemakailah pengguna mengetahui berbagai aktifitas, pelayanan serta manfaat yang akan diperoleh kelak apabila memanfaatkan perpustakaan dengan tepat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa adanya hubungan yang jelas antara penerapan pendidikan pemakai dengan tingkat pemanfaatan fasilitas dan pelayanan perpustakaan oleh pemakai.
Pemanfaatan Fasilitas Penelusuran
Fasilitas penelusuran yang paling utama di perpustakaan adalah katalog. Melalui pemanfaatan katalog perpustakaan, pengguna dapat menelusuri informasi yang tersedia pada suatu perpustakaan. Sedangkan perpustakaan dapat
mempromosikan keadaan koleksi yang dimilikinya kepada pengguna melalui katalog.
Menurut Sulistyo-Basuki (1992 : 107), “katalog adalah himpunan rujukan atas berkas yang teratur untuk mencatat pustaka atau koleksi”. Selain pendapat di atas Gates dalam Hasugian (2001 : 2) memberikan defenisi katalog yaitu :
Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Taylor dalam Hasugian (2001 : 2) menyatakan bahwa :
Katalog pepustakaan adalah susunan yang sistematis dari seperangkat cantuman bibliografis yang mempresentasikan kumpulan dari suatu koleksi tertentu. Koleksi tersebut terdiri dari berbagai jenis bahan, seperti buku, terbitan berkala, peta, rekaman suara, gambar, notasi musik, dan sebagainya.
Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa katalog perpustakaan adalah daftar seluruh koleksi perpustakaan yang tersusun secara sistematis dimana mempresentasikan inti-inti isi koleksi yang tersedia di perpustakaan.
Dengan demikian pemanfaatan fasilitas penelusuran adalah menggunakan katalog perpustakaan secara cepat dan tepat untuk menemubalik informasi yang dibutuhkan pengguna.
2.7.2 Pemanfaatan Ruang Baca
Ruang baca merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan jasa perpustakaan. Ruang baca adalah sektor yang paling banyak dimanfaatkan oleh pengguna pada umumnya. Melalui ruang baca, maka pengguna perpustakaan dapat dengan nyaman membaca koleksi yang dipinjam.
Menurut Buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Khusus (1992 : 8) bahwa ruang baca dapat dibagi empat yaitu :
1. Ruang Baca Berkala
Penempatannya bersamaan atau dekat ruang koleksi berkala. 2. Ruang Baca Serius/Belajar
Ruang ini khusus tempat belajar/membaca serius. Penempatannya agak jauh dari pusat keramaian di perpustakaan dekat dengan koleksi referensi dan koleksi teks.
3. Ruang Baca Buku
Di ruangan ini untuk pengunjung yang membaca koleksi buku teks. 4. Ruangan Pemakaian Media Pandang Dengar
Di ruangan ini disediakan khusus untuk menonton atau mendengar bahan-bahan pandang dengar (Audio-Visual).
Sementara itu menurut Martoatmojo (1993 : 14-15) bahwa layanan ruang baca dapat dibagi 7 menurut jenis dan kondisinya yaitu :
1. Layanan ruang baca buku rujukan
Buku rujukan adalah buku perpustakaan yang sangat penting karena dari buku-buku ini berbagai pertanyaan dapat dijawab. Dalam ruangan ini, biasanya ada petugas atau pustakawan rujukan yang siap sedia memberikan bantuan. Jawaban pertanyaan rujukan tidak semuanya diperoleh dari buku, tetapi dapat juga dari pengalaman petugas perpustakaan.
2. Layanan ruang baca berupa meja baca perorangan
Layanan ini sebenarnya sekedar perluasan dari fasilitas ruang baca. Maksudnya, untuk memberikan kenyamanan bagi mereka yang menghendaki ketenangan khusus. Dengan fasilitas ini seolah pembaca memiliki ruangan khusus di perpustakaan yang tidak boleh diganggu orang lain. Ia juga merasa bahwa dirinya tidak mau mengganggu orang lain. Suasana nyaman dapat meningkatkan semangat belajar atau membaca di perpustakaan.
3. Layanan ruang baca berupa meja baca kelompok
Ruang baca jenis ini terdapat di berbagai perpustakaan. Ada kelemahan dan keunggulan meja baca jenis ini. Kelemahannya ialah saling mengganggu di antara para pembaca. Keunggulannya, pertama, menghemat ruang dan fasilitas perpustakaan, karena adanya ruang baru itu. Kedua, diantara para pembaca dapat saling berhubungan. Ketiga, karena melihat teman sebangkunya membaca, ia sendiri mungkin akan berbuat demikian.
4. Fasilitas untuk ruang baca yang baik
Ruang baca hendaknya dilengkapi berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan. Pemasangan AC atau jendela yang luas, dapat memperlancar sirkulasi udara. Penerangan harus memadai. Sinar yang baik adalah sinar alami. Dianjurkan, pepustakaan memiliki pengontrol sinar pada setiap jendela, misalnya dengan krey (blind fold).
5. Perluasan dari ruang baca berupa ruang untuk diskusi
Ruang ini dapat digunakan oleh sekelompok pembaca yang memiliki minat yang sama untuk membahas sesuatu.
6. Ruang baca berupa ruang kerja bagi pembaca perpustakaan
Ruang ini dapat digunakan untuk pembaca remaja dan anak-anak agar mereka dapat berkarya.
7. Ruang santai
Ruang ini dapat digunakan oleh pembaca yang telah lelah membaca agar segar kembali.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis ruang baca sesuai dengan jenis dan penempatan koleksi perpustakaan yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Namun demikian, penyediaan ruang baca untuk dimanfaatkan pengguna harus selalu disesuaikan dengan tingkat kuantitas jumlah pengguna yang terdaftar sebagai anggota di perpustakaan.
2.7.3 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan
Pemanfaatan layanan yang dimaksud dalam konteks penelitian ini yaitu keseluruhan jenis layanan yang disediakan oleh perpustakaan, baik layanan yang langsung atau tidak langsung yang ditujukan untuk mempermudah pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
Pemanfaatan layanan perpustakaan dapat dilakukan oleh pengguna apabila pengguna tersebut mengetahui cara memanfaatkannya serta mengetahui manfaat dari setiap layanan tersebut. Akan tetapi adakalanya pengguna tidak memanfaatkan layanan perpustakaan dengan alasan tidak lengkapnya fasilitas untuk memanfaatkannya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bermanfaat atau tidaknya suatu layanan tergantung dari upaya perpustakaan yang bersangkutan untuk memperkenalkan kepada penggunanya tentang cara penggunaan dan manfaat dari masing-masing layanan tersebut.
Kegiatan pelayanan perpustakaan menurut Muchydin (1980 : 1) adalah : Kegiatan pelayanan perpustakaan merupakan suatu sub unit kerja di perpustakaan yang mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan bimbingan informasi dan pengarahan berikut pengadaannya untuk menelusur dan mempelajari informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan.
Pada umumnya pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 4-5) dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu :
1. Kelompok kegiatan kerja pelayanan teknis, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan teknis, yang terdiri atas kegiatan kerja pengadaan, investarisasi, klasifikasi, katalogisasi, dan pemeliharaan koleksi.
2. Kelompok kegiatan kerja pelayanan pemakai, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan pemakai, yang terdiri atas kegiatan kerja sirkulasi koleksi, pelayanan referens, pendidikan pemakai, dan penyebarluasan informasi.
3. Kelompok kegiatan kerja pelayanan administrasi, yaitu kegiatan-kegiatan kerja yang dilaksanakan untuk mendukung secara administratif kelancaran seluruh kelompok kegiatan kerja di perpustakaan perguruan tinggi, kelompok kegiatan meliputi kegiatan-kegiatan administrasi ketatausahaan, administrasi kerumahtanggaan, dan administrasi kepegawaian.
4. kelompok kegiatan kerja pengelolaan, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk menyelaraskan semua kelompok kegiatan kerja sehingga berjalan harmonis dan terpadu.
Pengguna yang dapat memanfaatkan pelayanan perpustakaan dengan baik, diharapkan dapat memperoleh manfaat yang maksimal. Untuk itu pendidikan pengguna merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan berbagai layanan perpustakaan ini.