• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI PERORANGAN

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI PERORANGAN

5.1 Lingkup dan Tujuan

Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis pemantauan, kriteria pekerja yang dipantau, metode pemantauan, periode pemantauan, pencatatan dan penyimpanan dosis radiasi, pelaporan dosis radiasi, serta penanganan dosis berlebih.

Pemantauan dosis radiasi perorangan dilakukan untuk mengetahui besarnya dosis yang diterima pekerja radiasi dalam rangka mematuhi ketentuan batasan dosis.

5.2 Jenis Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan

Pemantauan dosis radiasi perorangan dilakukan dengan 2 macam pemantauan yaitu:

a. Pemantauan dosis radiasi eksternal b. Pemantauan dosis radiasi internal.

Pemantauan dosis radiasi eksternal dilakukan dengan menggunakan dosimeter perorangan. Pemantauan dosis radiasi internal dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:

a. Pemantauan pekerja radiasi secara langsung (in-vivo)

b. Pemantauan pekerja radiasi secara tidak langsung (in-vitro)

5.3 Kriteria Pekerja Radiasi Yang Dipantau

Pekerja radiasi yang mendapat pemantauan dosis adalah pekerja radiasi yang diperkirakan menerima dosis efektif per tahun > 1 mSv. Pekerja radiasi yang akan bekerja di medan radiasi tinggi dianjurkan untuk menggunakan dosimeter tam-bahan misalnya dosimeter pena yang dapat dibaca langsung.

Tamu atau pengunjung lainnya yang bukan pekerja radiasi, jika akan memasuki daerah kerja pengendalian tidak perlu mengenakan dosimeter perorangan. Pemantauan dosis radiasi internal diutamakan diberikan kepada pekerja radiasi yang menangani bahan radioaktif/sumber radiasi terbuka dengan potensi kontaminasi internal dan diperkirakan akan menerima dosis terikat efektif pertahun > 1 mSv. Bagi pekerja

radiasi lainnya, pemantauan dosis radiasi internal tidak diperlukan, kecuali jika diperlukan untuk konfirmasi atau jika terjadi kecelakaan yang diduga terjadi kontaminasi radiasi internal.

5.4 Metode Pemantauan

Pemantauan dosis radiasi eksternal dilakukan dengan menggunakan dosimeter perorangan yaitu dosimeter termo-luminesens (TLD). Jenis TLD yang digunakan adalah Lithium Florida (LiF) tipe BG-0110. TLD tipe BG-0110 digunakan untuk mendeteksi radiasi  dan . TLD tipe BGN-7776 atau 7767 digunakan untuk mendeteksi radiasi ,  dan neutron.

Setiap pekerja radiasi diberi 2 (dua) badge TLD yaitu seri A dan seri B. Dosis radiasi eksternal yang diukur TLD adalah Dosis Ekivalen Kulit (Surface dose) atau Hp(0,07) dan Dosis Ekivalen Seluruh Tubuh (deep dose) atau Hp(10). Bagi pekerja radiasi yang tidak bekerja dengan sumber radiasi berdaya tembus lemah (seperti radiasi  dan /foton berener-gi < 15 keV), dosis radiasi eksternal yang diukur hanya Hp(10).

Pemantauan dosis radiasi internal dengan metode pencacahan langsung (in-vivo) dilakukan dengan mencacah tubuh pekerja (full scan, total body, tiroid, paru-paru) menggunakan alat cacah Whole Body Counter (WBC). Metode in-vivo ini bertujuan untuk mengetahui dosis radiasi internal yang diterima pekerja akibat masuknya radionuklida (radio-nukida pemancar-) ke dalam tubuh dengan mengukur pancaran radiasi  dari radionuklida yang ada di dalam tubuh.

Pemantauan dosis radiasi internal dengan metode in-vitro dilakukan dengan mencacah hasil metabolisme tubuh dalam hal ini adalah contoh urin. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui dosis radiasi internal yang diterima pekerja akibat masuknya radionukida (pemancar ,  dan ) ke dalam tubuh pekerja.

Dosis radiasi internal yang diukur baik secara in-vivo (dengan WBC) maupun secara in-vitro (dengan mencacah contoh urin) adalah Dosis Terikat Efektif E(50) yaitu jumlah dosis terikat rata-rata dalam organ atau jaringan dengan memperhitungkan faktor bobot (wT) masing-masing organ.

5.5 Periode Pemantauan

Periode pemantauan dosis radiasi eksternal ditentukan berdasarkan daerah radiasi tempat pekerja radiasi bekerja. Untuk pekerja yang bekerja di daerah radiasi tinggi dan diperkirakan dapat menerima dosis melebihi NBD maka periode pemantauannya dapat dilakukan setiap 2 (dua) minggu dan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan. Untuk pekerja yang bekerja di medan radiasi rendah dan sedang pada umumnya mempu-nyai periode pemantauan 3 (tiga) bulan.

Periode pemantauan untuk dosis radiasi internal bergantung pada sifat kimia dan fisika radionuklida, kondisi daerah kerja dan jenis pekerjaan. Pekerja radiasi yang memenuhi kriteria pada sub bab 5.3 yang perlu dipantau dosis radiasi internal.

Jenis pemantauan dosis radiasi internal terdiri atas:

a. Pemantauan rutin: biasanya mempunyai periode

peman-tauan tiap 3 bulan.

b. Pemantauan khusus: pemantauan yang dilakukan di luar

jadwal rutin misalnya karena adanya kondisi abnormal.

c. Pemantauan operasional/penugasan: pemantauan yang

dilakukan karena adanya penugasan.

d. Pemantauan konfirmasi: pemantauan yang dilakukan 1 kali

dalam setahun untuk pembuktian bahwa pekerja bebas kontaminasi radionuklida internal.

5.6 Dosimeter Perorangan

Untuk mengukur dosis radiasi eksternal digunakan dosimeter perorangan. Ada 2 jenis dosimeter peorangan yaitu TLD dan dosimeter pena atau Electronic Personal Dosimeter (EPD). Dosimeter pena (saku) atau EPD merupakan dosimeter yang dosisnya dapat dibaca secara langsung setiap saat (direct reading), sedangkan TLD adalah dosimeter yang tidak dapat membaca langsung dosis yang direkamnya, dosis yang direkam TLD merupakan dosis akumulasi yang memerlukan alat baca (TLD reader ) untuk dapat mengetahui dosis yang direkam oleh TLD. Dosimeter perorangan berdasarkan jenisnya dapat digunakan untuk memantau dosis radiasi gama dan/atau beta serta radiasi neutron yang ditentukan berdasarkan daerah

kerja atau medan radiasi. Dosimeter saku dan EPD biasanya untuk pemantauan satu jenis dosis radiasi yaitu gama atau neutron, sedangkan TLD dapat digunakan untuk memantau ketiga jenis radiasi tersebut.

Dosimeter saku dan EPD digunakan untuk mendukung pemakaian TLD, khususnya digunakan pada medan radiasi tinggi juga digunakan oleh tamu/pengunjung. Dosimeter pero-rangan dipakai di bagian tubuh yang paling banyak menerima paparan radiasi, biasanya di bagian dada atau pinggang. Jika kemungkinan penerimaan paparan radiasi cukup tinggi di bagian anggota tubuh tertentu misalnya jari tangan maka menggunakan dosimeter cincin, jika penerimaan dosis radiasi tinggi di bagian pergelangan tangan/kaki maka menggunakan dosimeter tangan/kaki.

5.7 Perhitungan Dosis Radiasi Internal

Untuk menghitung dosis radiasi internal atau dosis terikat efektif (committed effective dose) yang diterima pekerja dari inhalasi (pernafasan) dan injesi (pencernaan) dari radionuklida yang masuk ke dalam tubuh, digunakan persamaan sebagai berikut:

( ) ∑ ( ) ∑ ( ) .... (5.1)

dengan

( ) : dosis terikat efektif dari inhalasi radionuklida j dan injesi radionukilda j

( ) : koefisien dosis terikat efektif persatuan pemasukan (intake) radionuklida j dari inhalasi (Sv/Bq)

( ) : koefisien dosis terikat efektif persatuan pemasukan radionuklida j dari injesi (Sv/Bq)

: pemasukan radionuklida j melalui inhalasi : pemasukan radionuklida j melalui injesi

5.8 Dosis Efektif

Dosis radiasi dapat diperoleh dari sumber radiasi eksternal dan dapat juga diperoleh dari sumber radiasi internal.

Dosis radiasi eksternal terjadi karena paparan radiasi langsung dari sumber radiasi tertutup, misal sumber yang berada di dalam wadah namun radiasinya masih menembus perisai wadah, dan/atau terbuka, seperti radionuklida yang terdispersi di udara, radionuklida yang terdeposisi di lantai, pakaian dan kulit. Dosis radiasi internal dapat terjadi karena adanya radio-nuklida yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai jalur, misal melalui inhalasi, injesi dan pori-pori kulit atau luka terbuka.

Dosis efektif dihitung dengan mempertimbangkan semua jalur dominan yang memungkinkan pekerja terpapar, yaitu:

( ) ( )

... (5.2)

dengan

: dosis total dari paparan radiasi eksternal dan

paparan radiasi internal (Dosis Efektif)

( ) : Dosis radiasi dari paparan radiasi eksternal

( ) : Dosis terikat efektif dari inhalasi radionuklida j dan

/atau injesi radionukilda j (Dosis Radiasi Internal)

5.9 Rekaman dan Penyimpanan Data Dosis Radiasi Perorangan

Setiap dosis radiasi yang diterima oleh pekerja baik dosis radiasi eksternal maupun dosis radiasi internal akibat kerja, harus direkam. Rekaman dosis radiasi dilakukan baik secara manual maupun elektronik. Data dosis radiasi pekerja radiasi dibuat ganda dan disimpan pada tempat yang berbeda.

Setiap pekerja mempunyai kartu riwayat dosis yang berisikan antara lain:

a. nama pekerja, b. nomor identifikasi, c. tempat dan tanggal lahir, d. jenis pekerjaan,

e. tahun pemantauan, dan

Kartu riwayat dosis radiasi pekerja harus disimpan dan dipelihara dengan baik agar tidak rusak, tidak terbakar, tidak hilang, bersifat terbatas dan mudah diperoleh jika diperlukan. Kartu riwayat dosis ini disimpan selama pekerja masih aktif bekerja atau setidaknya sampai pekerja berusia 75 tahun atau 30 tahun setelah pekerja berhenti bekerja dengan radiasi.

5.10 Pelaporan Dosis Radiasi Perorangan

Hasil evaluasi pemantauan dosis radiasi perorangan baik radiasi eksternal maupun radiasi internal oleh laboratorium pemroses dosis disampaikan kepada Pemegang Ijin (PI) dan BAPETEN. PI wajib menyampaikan hasil evaluasi pemantauan dosis kepada pekerja radiasi melalui kepala bidangnya.

5.11 Penerimaan Paparan Radiasi Berlebih

Paparan radiasi berlebih adalah paparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi melampaui NBD yang ditetapkan. Jika pekerja radiasi menerima paparan berlebih maka yang perlu dilakukan adalah:

a. Laboratorium pemroses dosis radiasi perorangan segera melaporkan hasil evaluasi dosis tersebut kepada PI dan BAPETEN.

b. PI selanjutnya melakukan penelusuran riwayat pekerjaan pekerja radiasi yang menerima paparan radiasi berlebih tersebut dan melakukan tindakan yang diperlukan.

c. Jika pekerja radiasi menerima dosis > 200 mSv dilakukan pemeriksaan sel darah lengkap, limfosit absolut dan aberasi kromosom pada sel somatik.

d. Pekerja radiasi yang menerima dosis berlebih berhak mendapatkan tindak lanjut pemeriksaan kesehatan dan konseling. Bagi yang membutuhkan konseling dapat menghubungi Klinik Kawasan Nuklir Serpong.

Dokumen terkait