HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Proyek
4.4 Struktur Yang Di Gunakan Dalam Pembangunan Kantor Baznas
4.4.8 PEMASANGAN BATA
Tampak seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 23.1 Tampak Pemasangan Dinding Bata Dilapangan
Pemasangan bata dilakukan setelah selesai pengerjaan pengecoran baik, sloof, kolom, balok, ringbalk maupn plat lantai. Batu-bata adalah material yang mungkin paling lama dikenal dan hingga saat ini paling jamak dipergunakan sebagai bahan pengisi dinding. Sebelum ditemukannya sistem struktur rangka, yang mengandalkan kekuatan balok dan kolom sebagai penopang kekuatan struktur, batu-bata dipergunakan sebagai bahan pembuat struktur dinding pendukung (tanpa kolom dan balok). Karena kekuatan sistem struktur dinding pendukung bertumpu pada penampang dinding, untuk mendapatkan lebar dinding yang cukup, maka batu bata disusun secara melintang dengan panjang batu bata pada lebar dinding. Itulah yang disebut dengan dinding satu bata. Sedangkan teknik penyusunan batu bata yang kita kenal saat ini disebut dengan dinding setengah bata. Hal tersebut dimungkinkan karena batu bata pada saat ini
hanya sebagai material pengisi dinding kedua sisinya. Plester dan aci juga berfungsi untuk menahan rembesan air dari luar.
Dinding batu bata mempunyai kelebihan sebagai berikut :
Memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap kekakuan struktur
Merupakan insulasi yang baik terhadap panas dan suara.
Mudah dalam pengaplikasian berbagai macam finishing, seperti cat dan wallpaper
Mudah dalam penempelan furniture dan aksesoris. Dinding batu bata juga mempunyai kekurangan :
Bahan bata yang mempunyai ukuran tidak presisi
Waktu pengerjaan yang lama
Stok material di pasaran tergantung musim, karena sebagian besar masih diproduksi secara tradisional.
Kekuatan dinding batu bata tergantung pada beberapa aspek :
Kekuatan batu bata sebagai material penyusun. Kita mengenal berbagai jenis batu bata di pasaran. Mulai dari yang berukuran
kecil hingga besar, mulai dari yang mempunyai permukaan yang halus hingga kasar. Pilihlah batu bata yang cukup kuat (tidak mudah patah) dan mempunyai tingkat kekasaran permukaan yang sedang.
Permukaan yang terlalu halus akan mempengaruhi
daya rekat antara batu-bata dan adukan. Di pasaran memang tersedia batu bata dengan permukaan yang sangat halus yang
diperuntukkan bagi dinding batu-bata ekspose.
Teknik penyusunan bata. Susunlah bata secara selang‐seling untuk mendapatkan kekuatan yang optimal. sebaiknya jangan gunakan batu-bata yang telah patah, kecuali patahan setengah yang memang diperlukan untuk bagian tepi. Dalam sekali pemasangan, batu bata maksimal bisa dipasang hingga ketinggian 1m.
Setelah itu pemasangan harus dilakukan di bagian dinding yang lain untuk memberikan kesempatan bagi pasangan untuk mengering.
Gunakan jidar/blebes (acuan) dengan bahan aluminium untuk mendapatkan pemasangan bata yang lebih presisi. Pemakaian jidar/blebes dengan kayu sebaiknya dihindari karena tidak terjamin kelurusannya. Teknik pemasangan bata sangat
mempengaruhi tebal tipisnya plesteran. apabila pemasangan bata presisi, maka plesteran akan bisa lebih tipis, yang berarti
lebih menghemat bahan, juga sebaliknya. Jidar/blebes harus di lot dengan timbangan/bandul karena menjadi acuan secara
vertikal. Untuk mendapatkan acuan horizontal dipergunakan benang yang diikatkan di antara 2 jidar/blebes vertikal. Acuan
benang biasanya diperoleh dengan selang yang berisi air untuk memperoleh posisi vertikal yang sama dengan hukum fisika
bejana berhubungan. Jangan lupa, bekalilah tukang dengan water pas untuk mengukur kedataran batu-bata yang dipasang. Memang pasangan bat- bata tidak akan kelihatan setelah dinding diplester dan diaci, tetapi pemasangan yang lebih baik tentu akan bisa memberikan kekuatan dinding yang lebih baik. Jidar/blebes ini berguna untuk menjaga pasangan bata tetap vertikal dan tidak doyong kedepan atau ke belakang, sedangkan waterpas dan selang air berfungsi agar pasangan bata horizontal dan tidak miring. Tukang yang baik meggunakan jidar dan waterpass, sedangkan yang buruk tidak mau menggunakan keduanya dan hanya bergantung pada selangan air saja.
Pergunakanlah material dengan bijak dan hemat, jika ada adonan penyambung bata yang jatuh, diambil dikumpulkan untuk digunakan kembali. Gunakan patahan bata untuk
sambungan las lasan tembok. Jangan pernah membiarkan tukang memotong bata yang baru untuk las lasan tetapi suruhlah laden/tenaga mengambil bata yang patah untuk las lasan. Pastikan lokasi bersih sehingga keesokan harinya nyaman untuk bekerja kembali.
Kekuatan material pasangan. Material untuk pasangan bata menggunakan campuran semen dan pasir yang telah diayak. Gunakan campuran semen : pasir sebesar 1:3 untuk trasraam dan campuran 1:4 atau 1:5 untuk dinding biasa. Dinding trasraam
terdapat di kamar mandi, dan bagian bawah dari seluruh dinding dengan jarak 50cm dari sloof. Karena memiliki semen lebih banyak, campuran trasraam ini lebih kedap air dari pada adukan pasangan dinding biasa. Fungsinya untuk mencegah rembesan air dari dalam tanah masuk ke dalam dinding. Gunakan semen yang berkualitas baik serta pasir yang bersih. Ada cara mudah untuk mengetahui kualitas pasir. Celupkan saja segenggam pasir ke dalam air. Semakin keruh air yang diperoleh, berarti kualitas pasir semakin jelek karena bercampur lumpur dan tanah.
Plesteran. Pasangan bata dilapisi dengan plesteran setebal 2‐ 3cm. Bahan plesteran sama seperti pasangan, yaitu capuran semen dan pasir ayak. Untuk plesteran bisa mempergunakan campuran dengan semen yang lebih sedikit dari pada pasangan, yaitu dengan perbandingan 1:5 atau 1:6 antara semen dengan pasir. Seperti halnya pasangan, kualitas semen dan pasir akan sangat mempengaruhi kualitas plesteran yang dihasilkan. Jangan lupa untuk membasahi dinding bata yang akan diplester.
4.4.9 PEMASANGAN KERAMIK Tampak seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 23.2 Tampak Pemasangan Lantai Keramik Ukuran 60 X 60 Dilapangan
Pemasangan keramik 60 x 60 cm dilakukan setelah pengerjaan dinding bata dan pelesteran selasai.
Pemasangan keramik memiliki beberapa teknik pengaplikasian di lapangan Sebagai berikut :
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan lebih mudah menempel pada saat pemasangan.
Perhatikan kualitas keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0.2–0.5 mm sehingga tidak saling bertubrukan.
Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah keramik. Hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2–3 hari. Keramik akan ambles jika diberi beban karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3 m× 3 m biasanya terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
4.4.10 INSTALASI LISTRIK