• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN BARU"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Saat ini pembangunan sangat pesat terjadi dimana-mana terutama Kabupaten Berau dan sekitarnya. Seperti pembangunan kantor dan pemukiman warga yang selalu berlomba-lomba mengubah gaya bangunan lama demi mendapatkan gaya bangunan yang mengikuti perkembangan zaman, selalu terkenal pada masa sekarang yakni, gaya bangunan modern minimalis, yang selalu membanjiri pasaran rumah tinggal maupun gedung pemerintahan. Daerah Tanjung Redeb Kabupaten Berau yang terletak di daerah wisatawan dan merupakan kota yang baru-baru berkembang, hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk dan pemerintahan semakin meningkat.

Maka dari itu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan materi pelajaran saat dilaksanakan di dalam kelas dan pelajaran yang di laksanakan atau terjun langsung ke lapangan kerja, membandingkan gambar kerja yang akan diterapkan di lapangan pada usai pengambaran selesai, mengedit kembali gambar kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaan di lapangan, menghadapi kesulitan penerapan gambar di lapangan dan cara merencanakan suatu proyek bangunan dengan baik.

Karena menerapkan ilmu arsitek maka akan menghasilkan desain perencanaan yang matang serta berkualitas baik dari segi fungsi, kenyamanan, keindahan, pencahayaan, penghawaan, kesehatan dan lainya. Sehingga untuk menghasilkan seorang arsitek handal, perlu bekal pembelajaran kepada mahasiswa arsitek khususnya politeknik negri samarinda untuk mengikuti praktek kerja lapangan agar dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk tugas yang diberikan oleh perusahaan. Melalui proses Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, mahasiswa akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang akan membantu untuk proses kedepannya. Melalui proses Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan seorang calon arsitek dapat berkembang dan siap

(2)

untuk terjun kedunia kerja yang sebenarnya. Walaupn didunia kerja sangat banyak sekali persaingan akan tetapi, dengan skills dan kemampuan yang terlatih serta sudah mendapatkan beberapa pengalaman selama PKL. Sehingga kita dapat berkarya didunia kerja dan menjadi seorang arsitek yang berkualitas berskill, bermental, attitude dan propesional.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan :

1. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk membandingkan apa yang didapatkan dibangku kuliah dalam bentuk teori dengan apa yang ada di dunia kerja sebuah perencanaan proyek gedung.

2. Menerapkan ilmu-ilmu yang sudah kita dapat dari bangkuh kuliah serta menyesuaikannya dengan kebutuhan kerja di lapangan baik bidang perencanaan atau pelaksanaan dalam sebuah proyek gedung.

3. Mempersiapkan sikap dan mental serta keterampilan untuk terjun ke dunia kerja.

4. Belajar Konsisten dan displin waktu dalam bekerja

5. Untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru di dunia kerja seorang calon arsitek harus banyak mencari informasi tentang proses kerja di dalam bidang perencanaan atau pelaksanaan sebuah proyek gedung. 6. Untuk melengkapi persyaratan dalam rangka memenuhi kurikulum

Penyelesaian D3 di Politeknik Negeri Samarinda. 1.3 Saran

Sasaran yang diharapkan dapat dicapai melalui Praktek Kerja Lapangan adalah : 1. Untuk mengetahui dan memahami penyelesaian suatu gedung perkantoran

dibidang Perencanaan dan pelaksanaan, dalam bidang kerja nantinya. 2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta mengenal bagaimana

dunia kerja seorang arsitek dalam bidang perencanaan maupun pelaksanaan.

(3)

4. Mengetahui tentang gambar apa saja yang diperlukan dalam sebuah perencanaan dan pelaksanaan.

1.4 Batasan Dan Lingkup Pembahasan

Batasan dan lingkup pembahasan adalah suatu ruang yang diberikan untuk menghindari penjelasan tidak keluar dari topik atau judul yang dibahas.

1.4.1BATASAN PEMBAHASAN

Batasan pembahasan menyesuaikan dengan waktu Praktek Kerja Lapangan yang sudah di tentukan yaitu kurang lebih dari tanggal 21 Juli 2016 hingga 04 September 2016. Untuk mengenai perencanaan dalam penyelesaian tugas yang didapat pada PKL tentang pembangunan Kantor Baznas akan menyesuaikan dengan waktu yang sudah ditentukan.

1.4.2LINGKUP PEMBAHASAN

Lingkup pembahasan difokuskan pada perencanaan proyek Kantor Baznas yang terletak di Jl.SM. Aminuddin. Tanjung Redeb (Berau)

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi merupakan metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan.

1.5.1TEKNIK OBSERVASI

Mencari data melalui pengamatan/survey langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang sebenarnya dalam proyek perkantoran.

1.5.2METODE LITERATUR

Mencari data melalui data-data buku, catatan, dokumen dan internet yang berhubungan dengan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan proyek perkantoran.

(4)

Adapun sistem penulisan dan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, sasaran, lingkup dan batas pembahasan, metodologi penulisan serta sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan proyek gedung.

2. BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Berisikan uraian tentang sejarah perusahaan, penerimaan proyek untuk yang pertama kali.

3. BAB III : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang, acuan desain, gambaran umum proyek, gambaran umum perencanaan proyek, macam -macam proyek, bagian-bagian proyek secara umum.

4. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang proyek, deskripsi proyek yang bersangkutan, struktur yang digunakan dalam pembangunan, unsur-unsur pelaksanaan pembangunan proyek, aksesoris yang digunakan pada bangunan.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada proyek perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Kantor Baznas.

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Instansi Dan Perusahaan

(5)

A. DPU (DINAS PEKERJAAN UMUM) Kabupaten Berau (Tanjung Redeb) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Berau, Bidang Bangunan Gedung Dan Jasa Konstruksi.

Bidang seksi bangunan gedung dan lingkungan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerja Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan tugas.

2. Mempelajari dan mengumpulkan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan sebagai dasar dan pedoman membuat keputusan.

3. Membagi tugas dan memberikan petunjuk kepada bawahan di lingkup Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan supaya tercapai kinerja yang baik pada bawahan.

4. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan berdasarkan pelaksanaan tugas yang diserahkan untuk peningkatan kinerja dan sebagai bahan pembinaan kepegawaian.

5. Mengontrol pelaksanaan kegiatan dengan turun ke lapangan dan memeriksa kelengkapan administrasi agar hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan.

6. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penyusunan peraturan daerah tentang bangunan gedung dan lingkungan mengacu pada NSPK (Norma Standar Prosedurdan Kriteria) nasional.

7. Menetapkan kebijakan, strategi dan kelembagaan mengenai bangunan gedung dan lingkungan.

8. Mengkordinasikan penyelenggaraan IMB gedung dan melaksanakan pendataan bangunan gedung.

9. Menetapkan persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung, adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun dilokasi bencana.

(6)

10. Menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

11. Melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan dan gedung.

12. Melaksanakan penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat.

13. Melaksanakan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah daerah.

14. Menetapkan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal.

15. Menyusun laporan kerja Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan baik bulanan, triwulan maupun tahunan sebagai pertanggungjawaban tugas. 16. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah atau

tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

17. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. . PT. MEGATON AGUNG PERKASA

PT. Megaton Agung Perkasa berdiri sejak tahun 2009, dengan nomor akta pendirian 08 Notaris Ferdinand Buastani, SH di Kota samarinda. Perusahaan ini didirikan atas prakarsa dari Bpk. Arista Satia Wardana, ST, Bpk. Usliano Citra Wiliaya, Bpk. H. Idrus Arsuni.

Maksud dan tujuan perseroan adalah.

1. Berusaha dibidang, pembangunan, perdagangan, pengadaan barang, jasa, industri, agrobisnis desain interior dan angkutan. 2. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perseroan dapat

melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut.

. Menjalankan usaha-usaha selaku pemborong bangunan/kontraktor dari bagian-bagian bangunan yakni, gedung/rumah, jalan, jembatan, penahan

(7)

tanah/turap, irigasi, instalasi listrik/air minum pembuatan alat-alat rumah tangga atau kantor dan pekerjaan umum lainya termasuk pertambangan. . Menjalankan usaha dalam bidang jasa perbaikan alat-alat elektronik,

menyelengarakan pematangan dan penyediaan tanah serta melaksanakan pembangunan gedung, real estale, rumah untuk keperluan perumaha rakyat, perkotaan dan industri serta melakukan jual beli, sewa menyewa gedung, rumah serta hak atas tanah.

. Menjalankan uasha dalam bidang perkayuan (timber) pengerajin (saw-mill) dan industri perkayuan;

. Merenovasi ruang-ruang kantor, gedung dan bangunan lain.

. Melaksanakan perdagangan barang yang dapat di perdagangkan, termasuk impor, ekspor, interinsulair dan lokal, termasuk perdagangan kelapa sawit.

. Menjadi disterbutor, laveransir, suppiler, grosir/refail, komisioner, wakil atau agen, baik dari perusahaan-perusahaan dalam dan luar negeri.

. Mendirikan pabrik tekstil, pabrik makanan dan minuman, dan pabrik kertas.

. Menjalankan usaha dalam bidang perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit, perikanan pertanian dan eksploitasi hutan serta pengelolahan hasil-hasilnya.

. Menyelengarakan angkutan darat dengan menggunakan bus dan truk, satu dan lain dalam arti yang seluas-luasnya.

STRUKTUR ORGANISASI MANEJEMEN PT. MEGATON AGUNG PERKASA

Idrus Harsuni, SH

Komisaris Utama

(8)

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Manejemen PT. Megaton Agung Perkasa

2.2 Serah Terima Pertama Pekrjaan

No : 9.2/A/BA.PHO/CAMAT UTARA/DCKTK-BBG/XII/2013 Tanggal 20 Desember 2013

Kegiatan : Pembangunan kantor kecamatan samarinda utara Pekerjaan : Pembangunan Kantor Kecamatan Samarinda Utara Lokasi : Kota Samarinda

Arista Satia Wardana, ST

Direktur Utama

Eka Sukma Wardana, SH

Direktur

Sugeng Mulyono

Logistik

Erwin Sofyan

(9)

Biaya : 4.568.908.000.00

Kontraktor Pelaksana : PT. MEGATON AGUNG PERKASA Konsultan Pengawas : CV. RANIATAMA CONSULTANT Tampak seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.2 Kantor Camat Samarinda Utara

Nama Lelang Pemagaran Areal Bandara Dengan Wiremesh Dengan Tinggi 2,45 M (Lelang Tidak Mengikat)

Kategori Pekerjaan Konstruksi Agency Ditjen Phb Udara

Satker BANDAR UDARA KELAS II KALIMARAU KALIMANTAN TIMUR

Pagu Rp 4.843.914.000,00

HPS Rp 4.711.761.000,00

Nama Pemenang PT. Megaton Agung Perkasa

(10)

Samarinda - Samarinda (Kota) - Kalimantan Timur NPWP 03.014.263.2-722.000

Harga Penawaran Rp 4.563.452.000,00 Tampak seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Bandar Udara Kelas II Kalimarau Kalimantan Timur

Nama Lelang Rehab Jembatan Penghubung Kantor Gubernur Kategori Pekerjaan Konstruksi

Agency Agency Dinas PU Prov Kaltim Bidang Cipta Karya Satker Dinas PU Prov Kaltim Bidang Cipta Karya

Pagu Rp 3.243.000.000,00

HPS Rp 3.242.000.000,00

Nama Pemenang PT. Megaton Agung Perkasa

Alamat Jl. M. Said No. 07 RT. 32 Lok Bahu-Sungai Kunjang, Samarinda - Samarinda (Kota) - Kalimantan Timur NPWP 03.014.263.2-722.000

Harga Penawaran Rp 3.096.600.000,00 Tampak seperti pada gambar di bawah ini.

(11)

Gambar 2.2 Jembatan Penghubung Kantor Gubernur Kalimantan Timur

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Acuan Desain

Dalam acuan desain Kantor Baznas, bangunan tersebut sangat mengadobsi Gaya Arsitektur Islami dan Gaya Arsitektur Modern, karena pada bangunan tersebut memiliki ornamen dan ukiran kaligrafi, penggunaan warna alami serta penggunaan kolom/pilar yang simpel, kaca berwarna dan kanopi menjulur keluar.

3.1.1 GAYA ARSITEKTUR ISLAMI

Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas

(12)

melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia, sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya.

Kaidah Arsitektur Islam yaitu :

 Dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen makhluk hidup yang utuh.

 Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Esa.

 Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan.

 Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku.

 Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat.

 Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar .

 Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak alam.

 Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam.

.1.2 GAYA ARSITEKTUR MODERN

Gaya Arsitektur Modern adalah gaya yang simple, bersih, fungsional, stylish, trendy, up to date, yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang. Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 – 1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu:

(13)

 Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi/struktur bangunan (1775–1939).

 Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800– 1909).

 Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750– 1900)

 Memiliki ornamen yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awal tahun 70-an.

Di masa sekarang pun banyak bangunan-bangunan baru, yang dibangun dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.

Eksterior bangunan dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan. Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk massa bangunan modern di dekorasi dengan ornamen garis vertical, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas.

Interior bangunan modern ditata dengan ornamen yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada bangunan dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masif.

Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna/tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan bangunan modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan bangunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal.

(14)

3.2

Gambaran Umum Proyek

Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya serta waktu selesainya dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik serta unik, pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya, dimana operasi produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang, kualitas, waktu dan biaya. Metode pelaksanaan suatu proyek merupakan bagian yang terpenting dalam manajemen konstruksi, karena hal ini merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan projek. Untuk menentukan keberhasilan proyek harus didasari dengan ide yang berasal dari metoda serta latar belakang yang telah disusun. Ide dasar yang dimaksud mencakup empat aspek penting, antara lain:

 Hubungan antara pemilik proyek dengan para pelaksana (koodinator).

 Jenis-jenis dan dokumen kontrak.

 Kriteria pemilihan kontraktor yang sebelumnya dilakukan proses pelelangan (tender).  Pelaksanaan pembangunan. 3.2.1 Bagian-bagian proyek 1. Pem ilik pro yek atau own er 2. K o n s u l t a 3. K o n s u lt a n 4. Ko ntr akt or

(15)

n p e r e n c a n a p e n g a w a s 5. Proj ect man ager 6. S i t e e n g i n e r 7. P e n g e n d a li o p r a s i o n a l 8. Lo gist ik pro yek

(16)

9. Arsi tek/ dref ter 10. Q u a n t i t y s u r v e y o r 11. Q u a li t y k o n t r o l 12. Saf ety ata u K3 13. Pela ksa na pro yek 14. S u r v e y o r 15. A d m i n i s t r a s i p 16. per paj aka n

(17)

r o y e k 17. Aku ntan si 18. T e k n i i n f o r m a t i k a 19. M e k a n i k a l e l e k t r i k a l 20. Ma nd or 21. Tuk ang ban gun an 22. K e p a l a 23. P e k e r j 24. Sat pa m

(18)

t u k a n g a b a n g u n a n 25. Pem erin tah daer ah 26. A p a r a t k e p o l i s i a n 27. M a s y a r a k a t s e k it a r

Tabel 1.1 Bagian-Bagian Proyek

.3 Gambaran Umum Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek merupakan suatu tahap penting dalam pelaksanaan suatu proyek. Dalam tahap perencanaan muncul berbagai pokok pikiran yang menjadi akar-akar lahirnya suatu maha karya di bidang arsitektur dan teknik sipil

(19)

yang nantinya diharapkan berguna bagi masyarakat banyak. Diharapkan perencanaan yang dihasilkan nantinya mempunyai nilai efisien serta memiliki ketepatan mutu, waktu, serta biaya. Nantinya hasil perencanaan diharapkan menjadi acuan dalam monitoring dan controlling proyek. Dalam perencanaan proyek, khususnya keairan, berlaku tahapan umum proyek dengan istilah SIDLACOM yang berarti, Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Operation, dan Maintenance. Survey dan Investigation termasuk dalam tahapan pra-perencanaan, sedangkan Design merupakan tahap perencanaan. Land Acquisition, Operation, dan Maintenance merupakan eksekusi dari perencanaan proyek.

3.3.1 Jenis-jenis perencanaan proyek 1. Perencanaan strategis

Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

2. Perencanaan taktis

Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata. 3. Perencanaan operasional

Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan, rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer tingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif lebih sempit.

Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas sebagai berikut.

 Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa mendatang.

(20)

 Program, rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar.

 Proyek, rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program sekali pakai.

 Perencanaan tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu.

 Kebijakan, rencana tetap yang merinci respon umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi tertentu.

 Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu.

 Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan

4. Perencanaan kontinjensi

Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan terduga terganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.

.4 Tanggung Jawab Dalam Sebuah Proyek

Ada dua tugas dan tanggung jawab dalam sebuah proyek yaitu sebagai berikut :

3.4.1 Tugas dan tanggung jawab perencanaan proyek

A. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan yakni meliputi.

 Owner dengan Konsultan Perencana

Konsultan perencana ditunjuk oleh owner dan dipercaya untuk merencanakan dan mendesain bangunan tersebut secara keseluruhan, sehingga Konsultan Perencana wajib menunjukkan perencanaan bangunan tersebut kepada owner dan dapat merencanakan bangunan sesuai yang diinginkan oleh owner.

 Owner dengan Kontraktor

Terdapat ikatan kontrak antara keduanya. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang

(21)

memuaskan serta harus mampu dipertanggungjawabkan kepada owner. Sebaliknya owner membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera didalam dokumen kontrak kepada Kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Biasanya koordinasi ini dilakukan secara rutin seminggu sekali, terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari owner maupun sebaliknya.

. Membuat gambar kerja pelaksanaan.

 Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu dijelaskan dengan gambar dan detail agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan.

 Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila terjadi perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap dari kesalahan semula dan gambar tersebut disetujui oleh perencana dan pengawas.

. Membuat Rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan bangunan (RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.

 Time Scheduling

Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan secara global. Time scheduling ini disusun berdasarkanurutan langkah-langkah kerja dengan net work planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material agar dapat tercapai suatu pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga dapat diperoleh kurva “S”.

 Pelaporan

Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakan yang meliputi jenis pekerjaan yang dilakukan, kuantitas atau volume pekerjaan,

(22)

serta hal-hal yang bersifat non teknis seperti halnya keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Harian ( Daily Report )

Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani oleh pihak kontraktor utama dan pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian berisikan antara lain :

 Waktu dan jam kerja

 Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan

 Keadaan cuaca

 Bahan yang masuk kelapangan  Peralatan yang tersedia dilapangan  Jumlah tenaga kerja

 Hal-hal yang terjadi dilapangan

Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan proyek yang ada dilapangan dapat dipantau dengan baik setiap harin.

. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.

RAB adalah prakiraan biaya material, biaya upah, dan biaya lain-lain yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu bangunan. RAB diperlukan sebagai pedoman pembangunan agar proses pembangunan tersebut berjalan secara efektif dan efisien. Penyusunan RAB yang buruk akan berimbas pada penggunaan dana yang tidak tepat dan mengacaukan jalannya pembangunan.

. Memproyeksikan keinginan–keinginan atau ide–ide pemilik ke dalam desain bangunan.

Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak–pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana atau permintaan owner/pemilik.

Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan permintaan owner/pemilik. . Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud. Di wujudkan.

(23)

 Membuat ulang perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.

 Memberikan usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.

 Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar perencanaan kerja dan syarat syarat dalam sebuah perencanaan baru.

 Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.

 Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

 PENGUNA JASA

Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan Pengguna Jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pengguna jasa wajib bertanggungjawab dan dikenai ganti rugi. (UU 18/1999 Pasal 27).

 PERENCANA KONSTRUKSI

Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan Perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi.

Perencana konstruksi dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan bangunan sebagai akibat dari rencana yang diubah pengguna jasa dan atau pelaksana konstruksi tanpa persetujuan tertulis dari perencana konstruksi. (UU 18/1999 Pasal 26)

Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak. (UU 18/1999 Pasal 43).

(24)

 PELAKSANA KONSTRUKSI

Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan Pelaksana konstruksi dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi. (UU 18/1999 Pasal 26).

Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak. (UU 18/1999 Pasal 43).

 PENGAWAS KONSTRUKSI

Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau Pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. (UU 18/1999 Pasal 26).

Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksanakan pekerjaan konstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak. (UU 18/1999 Pasal 43).

3.4.2 Tugas dan tanggung jawab pelaksana proyek

 Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.

(25)

 Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

 Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.

 Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.

 Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

 Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.

 Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.

 Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

 Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan.

 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.

 Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.

 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

 Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan. 3.5 Macam-Macam Proyek

Ada beberapa macam proyek seperti berikut.

(26)

Aktivitas utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. Contoh : pembangunan real estate, jalan raya, bangunan pabrik, irigasi dan gedung.

 Proyek Engineering Manufaktur

Aktivitas proyek ini adalah untuk menghasilkan produk baru. Jadi proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Contoh : pembuatan boiler, kendaraan, komputer, telepon dan helm.

 Proyek Pelayanan Manajemen

Aktivitas utamanya antara lain adalah merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan, obat-obatan terlarang dan peningkatan produktivitas diri karyawan.

 Proyek Penelitian dan Pengembangan

Aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian pengaruh penggunaan metode tertentu. Misalnya, penelitian pengaruh penggunaan metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk, penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik.

 Proyek Kapital

Biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, desain mesin, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

.6 Bagian-Bagian Perencanaan Proyek

Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan) dan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan

(27)

pengendalian. Sebelum pembahasan lebih lanjut maka pengertian dari ketiga kegiatan pokok itu diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. . PERENCANAAN

Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.

Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu tahap-tahap pekerjaan itu yang disebut proses.

Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :

 Menentukan tujuan.

Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.

 Menentukan sasaran.

Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.

 Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.

Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

 Memilih alternatif.

Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.

(28)

 Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan

Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.

Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.

. PENJADWALAN

Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992). Penjadwalan meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan antara lain :

 Bagi pemilik :

 Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek.  Merencanakan aliran kas.

 Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.

 Bagi kontraktor:

 Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.  Merencanakan kebutuhan material, peralalan, dan tenaga kerja.

 Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.

 Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.  Merencanakan aliran kas.

 Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.

. PENGENDALIAN

R.J. Mockler, 1972, dalam Imam Soeharto (1997) memberikan pengertian tentang pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha yang

(29)

sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh Mockler, maka proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:

 Menentukan sasaran.  Definisi lingkup kerja.

 Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran.

 Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan.

 Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan.

 Mengadakan tindakan pembetulan.

Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.

. RDM, KONSTAIN, LEAD dan LAG

PDM (Precedence Diagram Methode) disebut juga metode preseden diagram yang menggambarkan jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON (Activity on Node) di mana kegiatan ditulis di dalam kotak alan lingkaran. Anak panah dipakai hanya untnk menjelaskan hubungan ketergantungan di antara kegiatan-kegiatan. Hubungan antar kegiatan pada AON digambarkan :

(30)

PDM dapat dinyatakan dengan simbol :

Konstrain menunjukkan hubungan logis antar kegiatan dengan satu garis dari nodeter dahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node. PDM memiliki empat macam konstrain : . Konstrain Finish to Start (FS)

. Konstrain Start to Start (SS) . Konstrain Finish to Finish (FF) . Konstrain Start to Finish(SF)

Catatan :

b dan d disebut Lead time (waktu mendahului). a dan c disebut Lag time (waktu tertunda).

. METODE PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU

Penyimpangan terhadap perencanaan sering terjadi, baik terhadap biaya maupun waktu untuk mengetahui terjadinya penyimpangan secara dini daput dipergunakan metode varian dan metode earned value alau metode nilai hasil. Melode-metode ini dipakai untuk pengendalian terhadap biaya dan waktu.

 Metode Varian

Pengendalian biaya proyek dengan melakukan identifikasi varian pada data pengeluaran biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara periodik atau dalam kurun waktu tertentu.

 Metode Nilai Hasil {earned value}

Dalam metode ini memakai dasar-dasar asumsi tertentu agar dapat dikembangkan untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek. Metode ini digunakan untuk :

 Mengetahui performance proyek dari sisi biaya pada suatu waktu;  Apakah pengeluaran biaya > dari rencana.  Apakah pengeluaran biaya < dari rencana.  Apakah pengeluaran biaya = dari rencana.

 Mengetahui performance proyek dari sisi jadwal/waktu pada suatu waktu;  apakah waktu pelaksanaan lebih cepat dibanding rencana.

 apakah waktu pelaksanaan lebih lambat dibanding rencana.  apakah waktu pelaksanaan sama dengan rencana.

 Prediksi biaya untuk menyelesaikan proyek setelah waktu evaluasi proyek untung atau rugi.

(31)

 Prediksi waktu untuk menyelesaikan proyek setelah evaluasi, lebih cepat atau lebih lambat.

. INDIKATOR DAN FORMULASI

Indikator yang digunakan dalam konsep nilai hasil :

 ACWP (Actual Cost Work Performed) ; jumlah biaya aktual/yang sesungguhnya untuk suatu pekerjaan yang telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu, didapat dan laporan akuntansi.

 UCWP (Undated Cost of Work Performed); jumlah nilai hasil pekerjaan yang telah diselesaikan untuk suatu pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, didapat dari laporan prestasi mingguan.

 BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled) ; biaya/anggaran yang direncanakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, didapat dari time schedule, Bar Chard dan kurva S.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Proyek

Pada saat ini persaingan dibidang mana pun pasti sangat pesat dari bidang konstruksi hinga bidang perdagangan lainya, demikian juga persaingan antara model bangunan di dalam bidang arsitektur, jumlah permintaan akan semakin meningkat dengan adanya gaya arsitektur modern dengan desain elegan tetapi tidak mahal, denga demikian proyek ini menawarkan desain bangunan dengan gaya modern islami, pemberian ornamen dan frame gotik serta sedikit ukiran-ukiran islami yang terexspose di bagian depan dan samping bangunan serta sangat mengambarkan nuansa islami tetapi tidak melupakan fungsi utamanya yaitu sebagai kantor, penempatan ruangan yang tertata rapi serta tinggi bangunan

(32)

dari lantai hingga plafon berjarak 3,70 m menjadikan sirkulasi udara/penghawaan maupun manusia sangat baik.

Pembangunan kantor baznas merupakan anggaran pembangunan tahun 2015 yang direalisasikan pada hari Rabu, 27/04/16 yang menghabisan dana sebesar Rp. 4.801.081.000. Bangunan tersebut terdiri dari dua lantai utama dan satu lantai teratas yaitu dak, sebagai tempat fasilitas pendukung penempatan alat-alat utilitas penunjang bangunan seperti, Profil Tank, Pompa Air serta penempatan split Ac. bangunan ini berdiri diatas lahan selusa 640 m² dengan metode desain modern islami, pemberian ornamen islami, pilar berbentuk setengah lingkaran, serta adanya fasilitas yang memedai, pemberian warna pada bangunan didomonasi oleh warna hijau yang bertujuan untuk mendekatkan diri dengan alam, tak hanya manusia bangunan juga harus mempunyai keakraban dengan lingkungan alam sekitar.

Di jaman modern sekarang banyak sekali keanekaragaman pada bangunan dengan berbagai macam inspirasi penciptanya, contohnya Kantor Baznas adalah sebuah kantor tempat pemungutan zakat dengan desain yang mempunyai sedikit kemiripan dengan masjid, desainnya juga mengikuti budaya islami, inspirasi yang sanggat baik terhadap bangunan yang mendekatkan stiap manusia dengan nuansa keagamaan.

Selain itu proses pengerjaan yang sangat cepat dimulai dari tanggal 27/04/16 sampai 09/08/16 telah mencapai 70 % memberikan suatu perhatian kepada masyarakat terhadap peroyek tersebut, dengan memanfaatkan waktu 210 hari pengerjaan dilakukan mulai dari jam 8.00 - 22.00 terhitung lembur, penerapkan konsep pengerjaan tersebut dapat mengurangi kerugian terhadap proyek.

4.2 Deskripsi Proyek Yang Bersangkutan Tampak seperti pada gambar di bawah ini.

(33)

Gambar 3.1 Kondisi Kantor Baznas Awal Dan Perencanaan

Kantor Baznas dibangun diatas lahan seluas 640 m², kantor tersebut merupakan, kantor yang direhab ulang, perehaban bangunan lama dimulai dari hari/tanggal Rabu, 27/04/16 hingga selesai dan pemasangan bowplank Jumat, 06/05/16 perehaban kantor baznas dilakukan karena jumlah staff dan pegawai makin bertambah maka dibutuhkan fasilitas yang memadai, agar mondorong kinerja para pegawai dalam menjalankan tugas, disisi lain kondisi fisik bangunan lama tidak memberikan kenyamanan seperti, sirkulasi kendaraan dan area parkir yang kurang memedai sehingga menyulitkan para pegawai dan tamu memarkirkan kendaraannya, tidak ada pemisahan antara parkir R2 dan R4 kondisi tersebut sangat kurang nyaman bagi sebuah kantor, kondisi ini tidak memungkinkan karena kantor baznas yang terletak di sekitar pusat kota dan jalur perdagangan.

Dalam acuan desain Kantor Baznas, bangunan tersebut sangat mengadobsi Gaya Arsitektur Islami dan Gaya Arsitektur Modern, karena pada bangunan tersebut memiliki ornamen dan ukiran kaligrafi, penggunaan warna alami serta penggunaan kolom/pilar yang simpel, kaca berwarna dan kanopi menjulur keluar

4.3 Perencanaan Pembangunan Kantor Baznas.

Pengalaman pertama masuk dunia kerja melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL), dimulai dari Hari Kamis 21 Juli 2016, kegiatan yang dilakukan hari pertama yaitu pengenalan area proyek atau situasi di sekitar

(34)

pembangunan, dilanjut hari kedua pengenalan struktur yang digunakan dalam pembangunan kantor baznas dan dipersilakan bertanya kepada mandor atau pegawas lapangan yang telah ditunjuk sebagai pembimbing lapangan penulis yaitu bapak Rustam ST serta dilanjutkan hari ketiga yaitu pengenalan gambar kerja yang dilakukan di kantor dengan luas ruanganya 9 m² yang berisi 2 mesin printer Canon untuk ukuran kertas A3 dan Epson untuk ukuran kertas A4, dilanjut hari ke empat yaitu di tuntun bagaimana caranya jadi seorang pengawas lapangan dan tata cara berkomunikasi dengan pekerja dilapangan bila terjadi pengerjaan yang tidak sesuai pada gambar kerja yang telah disediakan, dilapangan seorang pengawas harus memegang gambar kerja dan membandingkan apakah pengerjaan telah sesuai dengan apa yang ada di lembar perencanaan, menjadi seorang pengawas harus mampu menganalisa pengerjaan di lapangan jangan sampai terjadi kesalahan yang fatal karena seorang buruh di lapangan mengerjakan sesuai dengan intruksi dari seorang pengawas, tidak semua buruh bangunan dapat membaca gambar kerja kondisi tersebut menjadi sangat rentan dalam pelaksanaan pengerjaan sebuah proyek, serta hari kelima penulis ditugaskan sebagai Drawer Bagian Revisi Gambar Kerja.

Dalam pembangunan kantor baznas banyak mengalami kesulitan karena, kurang lengkapnya gambar kerja seperti, Rencana titik lampu dan Ac, Perencanaan pembagian ruangan tidak jelas, Detail garasi.

4.3.1 REVISI GAMBAR KERJA YANG TIDAK SESUAI DENGAN PELAKSANAAN DI LAPANGAN.

Denah Lantai 2 merupakan gambar kerja yang penulis revisi di hari kelima disini penulis ditugaskan merubah beberapa ruangan karena dianggap tidak sesuai dengan permintaan owner.

 Denah Lantai 2 (Gambar Awal).

Denah lantai 2 merupakan gambar pertama yang penulis revisi pada hari kelima kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), disini terjadi

(35)

revisi gambar karena pembagian ruang yang tidak jelas, sebab banyak dari sub-sub ruang yang sengaja menggunakan sekat atau bisa dikatakan material dinding yang tidak permanen yang bertujuan sewaktu-waktu bisa di modifikasi bila pemilik kantor telah jenuh dengan model ruangan tersebut, disamping itu dapat mengurangi biaya pada maerial bila menggunakan material tidak permanen seperti dinding bata.

(36)

Gambar 3.2 Denah Lantai 2 Sebelum Revisi

 Denah Lantai 2 (Gambar Revisi).

(37)

Disini dapat di lihat dari beberapa ruangan terjadi perubahan dinding yang diberi kode titik merah pada denah, atau ruangan tersebut dihilangkan, karena dengan adanya ruangan tersebut dapat menggangu sirkulasi manusia didalam bangunan, serta pemberian nama pada ruangan tidak dicantumkan kedalam gambar tersebut kondisi seperti ini dapat menyulitkan seorang drawer, bagian dari bangunan yang tegolong dalam revisi gambar kerja hanya terdapat pada lantai 2 bangunan, karena ruangan pada lantasi 1 menggunakan dinding permanen secara keseluruhan.

 Rencana Plafon Dan Titik Lampu, Ac, Lantai 1.

Perencanaan Plafon Dan Titik Lampu, Ac, Lantai 1 merupakan gambar kerja yang penulis revisi di hari ke 9 sesuai dengan permintaan pengawas di lapangan karena permintaan owner yang selalu berubah-ubah mebuat pengerjaan tambahan pada gambar perencanaan.

Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

(38)

Gambar 5.1 Rencana Plafon Dan Titik Lampu, Ac Lantai 1 (Sebelum Revisi)

(39)

Gambar 6.1 Rencana Plafon Dan Titik Lampu, Ac Lantai 2(Sesudah Revisi)

Perencanaan ini selalu berubah-ubah karena tergantung penambahan ruangan atau pengurangan ruangan maka titik lampu dan titik Ac pun ikut berubah, pada gambar perencanaan tersebut terdapat perencanaan titik Ac, tetapi tidak tercantum didalam gambar perencanaan ter sebut berapa kapasitas Ac yang harus di gunakan sesuai dengan kebutuhan luas masing-masing ruangan, begitu juga yang terjadi pada titik lampu tidak ada pembagian kapasitas yang jelas terhadap titik lampu sesuai dengan kebutuhan luas masing-masing ruangan, hal tersebut dapat menambah pekerjaan dan perhitungan ulang terhadap gambar perencanaan yang dapat menghambat pelaksanaan dan pengerjaan.

 Detail Talang Dan Potongan Garasi.

Detail talang dan Potongan Garasi merupakan gambar kerja yang penulis desain di hari ke 10 sesuai dengan permintaan kepala tukang karena kondisi sulit yang dialami oleh parah buruh atau pekerja akibat tidak adanya gambar kerja atau gambar perencanaan dan

(40)

untuk membuat laporan pengerjaan tambahan dibutuhkan gambar kerja tersebut.

Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.2 Potongan Talang A-A

(41)

Gambar 7.2 Tampak Atas Talang

Detail talang dan potongan garasi merupakan gambar kerja yang dalam perencanaan tidak pernah di gambar, gambar kerjanya, dari tampak tersebut merupakan gambar yang baru dibuat oleh penulis karena permintaan kepala tukang atau pengawas pelaksanaan pekerjaan di lapangan, agar gambar kerja tersebut bisa mewakili laporan baru mengenai penambahan biaya pelaksanaan. Jadi kesimpulanya adalah gambar kerja sangat penting bagi terlaksananya sebuah proyek konstruksi bangunan, jalan dan jembatan karena apabila tidak terdapat

(42)

gambar kerja maka pelaksana proyek sangat mengalami kesulitan dalam menjalankan sebuah proyek konstruksi, maka dari itu jika teman-teman pembaca bertanya-tanya bagaimana jika nanti terjun kedunia proyek maka sebgai seorang drawer haruslah mahir manggunakan aplikasi komputer AutoCad dan memahami lambang atau simbol gambar kerja.

4.4 Struktur Yang Di Gunakan Dalam Pembangunan Kantor Baznas

Ada pun struktur yang digunakan dalam pembangunan Kantor Baznas sebagai berikut.

4.4.1 PONDASI TIANG PANCANG (FOOT PLATE).

Pengerjaan pondasi tiang pancang pada fase pemasangan dilapangan bisa dikatakan mengalami kesulitan karena kondisi tanah bekas bangunan lama meninggalkan pondasi dan bekas besi sloof yang meghambat pemasangan pondasi tiang pancang, terutama pada pengerjaan galian tanah atau urukan tanah, kondisi pengerjaan dilapangan sangat sesuai dengan gambar perencanaan ketika diterapkan dilapangan.

(43)

Tampak seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 8.1 Denah Perencanaan Titik Foot Plate

Struktur Pondasi Tiang Pancang

(44)

Gambar 9.1 Potongan-A Foot Plate- 1(F1)

(45)

Gambar 10.1 Potongan-B Foot Plate-2 (F2)

(46)

Gambar 11.1 Potongan-C Foot Plate-3 (F3)

(47)

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar. Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system hidraolik hammer dengan berat 3–7 ton.

4.4.2 PONDASI BATU KALI

Tampak seperti pada gambar di bawah ini.

(48)

Struktur Pondasi Batu Kali

Gambar 12.2 Detail Pondasi Batu Kali Type-2

(49)

Gambar 13.2 Tampak Pengerjaan Pondasi Batu Kali Dilapangan

Pada pemasangan pondasi batu kali mengalami beberapa kesulitan pada penggalian atau urugan tanah, karena steruktur tanah telah bercampur dengan material lama bekas sloof dan pondasi yang dapat menghambat pengerjaan penggalian tanah diakibatkan kerasnya struktur tanah banyak dari antara pekerja tukang yang cedera akibat terkena material seperti besi dan coran bangunan lama.

Pondasi batu kali merupakan jenis pondasi yang paling banyak digunakan untuk konstruksi rumah tinggal. Disamping kekuatannya yang sudah teruji, bahan-bahannya juga mudah didapatkan di negara seperti Indonesia ini. Pondasi batu kali ini umum dibuat untuk menahan beban tembok atau dinding di atasnya. Jika sebuah bangunan dibangun sebanyak 2 lantai atau lebih, maka pondasi seperti ini perlu dikombinasikan dengan pondasi jenis lain seperti pondasi tiang pancang atau bor pile. Ukuran tinggi umumnya adalah 60 cm sampai dengan 100 cm. Pada bangunan Baznas pondasi batu kali hanya digunakan pada tepi atau sudut keliling bangunan sebagai fingsi penahan atau trap terhadap tanah urugan atau timbunan.

(50)

4.4.3 SLOOF

Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 14.1 Denah Rencana Sloof

Struktur Sloof

(51)

Gambar 15.1 Tampak Pengerjaan Sloof Dilapangan

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar. Inilah sebabnya kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak. Walau bentuknya tidak terlihat tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam sebuah bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar diatas. Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut "BERDIRI" pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah. Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu aspek penting bagi rumah. inti dari tugas Sloof adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didesain khusus, Luas Penampang dan Jumlah Pembesiannya disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan dipikul oleh Sloof tersebut nantinya. Untuk menetukan Luas Penampang atau ukuran Sloof ini, dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti benar-benar Mampu untuk memikul

(52)

beban dinding bata diatasnya nanti. Untuk lebih amannya sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan mendesain Dimensi Sloof ini. dikarenakan fungsinya yang sangat penting harus sangat hati-hati dalam pengerjaan dan jangan sampai salah dalam perhitungan komposisi bahan baku nya sebab akan berakibat fatal pada struktur bangunan.

4.4.4 KOLOM

Pada pemasangan atau pengerjaan kolom mengalami kendala pada pemasangan bekisting, karena pada saat pemasangan bekisting pada kolom yang jaraknya 80 cm dari sumbuh ke sumbuh terlalu rapat sehingga sangat sulit pada proses pemasangan tersebut.

Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

(53)

Gambar 16.1 Denah Rencana Kolom Lantai 2

Struktur Kolom

(54)

Gambar 17.1 Tampak Pengerjaan Kolom Dilapangan

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar

(55)

bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

(56)

4.4.5 BALOK

Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 17.2 Denah Perencanaan Balok El. + 4.00

Struktur Balok

(57)
(58)

Gambar 19.1 Detail Struktur Balok

Gambar 19.2 Tampak Pengerjaan Balok Dilapangan

Secara sederhana, balok sebagai elemen lentur digunakan sebagai elemen penting dalam kosntruksi. Balok mempunyai karakteristik internal yang lebih rumit dalam memikul beban dibandingkan dengan jenis elemen struktur lainnya. Balok menerus dengan lebih dari dua titik tumpuan dan lebih dari satu tumpuan jepit merupakan struktur statis tak tentu. Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok adalah elemen yang paling banyak digunakan dengan pola

(59)

berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke kolektor atau tumpuan. Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.

Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya.

 Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.

 Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm

Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 30 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.

 Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.

Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)

 Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras

 Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi

 Di dalam : 2.0 cm

 Di luar : 2.5 cm

(60)

 Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang/beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.

Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul/menahan tegangan yang bekerja tersebut.

 Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong/miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.

 Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan/dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong/miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong /miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul /ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan/dipikul oleh tulangan serong/miring.

 Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas).

 Kolom untuk bangunan lantai 2

Yang perlu mendapatkan perhatian dalam menggambar penulangan kolom antara lain:

 Penyambungan kolom di atas balok atau sloof

Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom.

 Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm.

4.4.6 RINGBALK

(61)

Gambar 20.1 Denah Rencana Balok Atap EL.+8.00

Struktur Ringbalk

(62)

Gambar 21.1 Tampak Pengerjaan Ringbalk Dilapangan

Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda. Pemasangan ringbalk maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter, dimensi ringbalk yang biasa digunakan adalah lebar 15 cm tinggi 15 cm dengan tulangan pokok (besi beton) 4 d 8 mm dan begel d 6 – 15 cm.

(63)

4.4.7 PLAT LANTAI/PLAT DAK Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

21.2 Denah Perencanaan Plat Lantai 2 (EL.+4.00)

(64)

Gambar 22.2 Pengerjaan Plat Atap Dilapangan

Pelat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada di atas tanah secara langsung. Artinya pelat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat, dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom-kolom bangunan. Pembuatan struktur pelat lantai harus memperhatikan ukuran ketebalan pelat tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antar balok pendukung, dan bahan material yang digunakan. Tingkat ketebalan minimum dari pelat lantai yaitu 12 cm menggunakan tulang berupa dua lapis besi beton berdiameter 10 mm dan berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum, serta dua lapis besi beton berdiameter 10 mm dan berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum.

(65)

Tampak seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 23.1 Tampak Pemasangan Dinding Bata Dilapangan

Pemasangan bata dilakukan setelah selesai pengerjaan pengecoran baik, sloof, kolom, balok, ringbalk maupn plat lantai. Batu-bata adalah material yang mungkin paling lama dikenal dan hingga saat ini paling jamak dipergunakan sebagai bahan pengisi dinding. Sebelum ditemukannya sistem struktur rangka, yang mengandalkan kekuatan balok dan kolom sebagai penopang kekuatan struktur, batu-bata dipergunakan sebagai bahan pembuat struktur dinding pendukung (tanpa kolom dan balok). Karena kekuatan sistem struktur dinding pendukung bertumpu pada penampang dinding, untuk mendapatkan lebar dinding yang cukup, maka batu bata disusun secara melintang dengan panjang batu bata pada lebar dinding. Itulah yang disebut dengan dinding satu bata. Sedangkan teknik penyusunan batu bata yang kita kenal saat ini disebut dengan dinding setengah bata. Hal tersebut dimungkinkan karena batu bata pada saat ini

(66)

hanya sebagai material pengisi dinding kedua sisinya. Plester dan aci juga berfungsi untuk menahan rembesan air dari luar.

Dinding batu bata mempunyai kelebihan sebagai berikut :

Memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap kekakuan struktur

 Merupakan insulasi yang baik terhadap panas dan suara.

 Mudah dalam pengaplikasian berbagai macam finishing, seperti cat dan wallpaper

 Mudah dalam penempelan furniture dan aksesoris. Dinding batu bata juga mempunyai kekurangan :

 Bahan bata yang mempunyai ukuran tidak presisi

 Waktu pengerjaan yang lama

 Stok material di pasaran tergantung musim, karena sebagian besar masih diproduksi secara tradisional.

Kekuatan dinding batu bata tergantung pada beberapa aspek :

 Kekuatan batu bata sebagai material penyusun. Kita mengenal berbagai jenis batu bata di pasaran. Mulai dari yang berukuran

kecil hingga besar, mulai dari yang mempunyai permukaan yang halus hingga kasar. Pilihlah batu bata yang cukup kuat (tidak mudah patah) dan mempunyai tingkat kekasaran permukaan yang sedang.

 Permukaan yang terlalu halus akan mempengaruhi

daya rekat antara batu-bata dan adukan. Di pasaran memang tersedia batu bata dengan permukaan yang sangat halus yang

diperuntukkan bagi dinding batu-bata ekspose.

 Teknik penyusunan bata. Susunlah bata secara selang‐seling untuk mendapatkan kekuatan yang optimal. sebaiknya jangan gunakan batu-bata yang telah patah, kecuali patahan setengah yang memang diperlukan untuk bagian tepi. Dalam sekali pemasangan, batu bata maksimal bisa dipasang hingga ketinggian 1m.

(67)

 Setelah itu pemasangan harus dilakukan di bagian dinding yang lain untuk memberikan kesempatan bagi pasangan untuk mengering.

 Gunakan jidar/blebes (acuan) dengan bahan aluminium untuk mendapatkan pemasangan bata yang lebih presisi. Pemakaian jidar/blebes dengan kayu sebaiknya dihindari karena tidak terjamin kelurusannya. Teknik pemasangan bata sangat

mempengaruhi tebal tipisnya plesteran. apabila pemasangan bata presisi, maka plesteran akan bisa lebih tipis, yang berarti

lebih menghemat bahan, juga sebaliknya. Jidar/blebes harus di lot dengan timbangan/bandul karena menjadi acuan secara

vertikal. Untuk mendapatkan acuan horizontal dipergunakan benang yang diikatkan di antara 2 jidar/blebes vertikal. Acuan

benang biasanya diperoleh dengan selang yang berisi air untuk memperoleh posisi vertikal yang sama dengan hukum fisika

bejana berhubungan. Jangan lupa, bekalilah tukang dengan water pas untuk mengukur kedataran batu-bata yang dipasang. Memang pasangan bat- bata tidak akan kelihatan setelah dinding diplester dan diaci, tetapi pemasangan yang lebih baik tentu akan bisa memberikan kekuatan dinding yang lebih baik. Jidar/blebes ini berguna untuk menjaga pasangan bata tetap vertikal dan tidak doyong kedepan atau ke belakang, sedangkan waterpas dan selang air berfungsi agar pasangan bata horizontal dan tidak miring. Tukang yang baik meggunakan jidar dan waterpass, sedangkan yang buruk tidak mau menggunakan keduanya dan hanya bergantung pada selangan air saja.

 Pergunakanlah material dengan bijak dan hemat, jika ada adonan penyambung bata yang jatuh, diambil dikumpulkan untuk digunakan kembali. Gunakan patahan bata untuk

Gambar

Gambar 2.1 Bandar Udara Kelas II Kalimarau Kalimantan Timur
Gambar 2.2 Jembatan Penghubung Kantor Gubernur Kalimantan Timur
Gambar 3.1 Kondisi Kantor Baznas Awal Dan Perencanaan
Gambar  3.2 Denah Lantai 2 Sebelum Revisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Benang merah dari kedua bahasan diatas adalah ketika ruang diskresi dibuka secara luas sebagaimana maksud desentralisasi, sudah selayaknya diikuti oleh kontrol akuntabilitas yang

Namun dalam penelitian ini menunjukkan kontrol diri terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga memiliki berpengaruh positif signifikan, artinya dengan memiliki

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut: 1) seseorang yang akan beracara secara prodeo di pengadilan negeri harus

Integrasi nasional adalah menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam NKRI

Parameter yang diamati terdiri dari : Tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah cabang produktif, umur berbunga (hari), jumlah polong pertanaman, jumlah bintil akar, berat 100

Rangkaian kendali berbasis AT89C51 untuk mengatur semua proses kerja dari bagian pertama ini yakni : driver keypad dan 4 buah seven segmen, driver sensor, motor penggerak

Populasi dalam penerapan teknik sampling pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini adalah Faktur Pajak Masukan dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak

MK yang lahir dari rahim reformasi telah diberikan mandat konstitusi untuk. mengawal proses demokrasi di Indonesia, khususnya yang terkait dengan