HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Proyek
4.4 Struktur Yang Di Gunakan Dalam Pembangunan Kantor Baznas
4.4.2 PONDASI BATU KALI
Tampak seperti pada gambar di bawah ini.
Struktur Pondasi Batu Kali
Gambar 12.2 Detail Pondasi Batu Kali Type-2
Gambar 13.2 Tampak Pengerjaan Pondasi Batu Kali Dilapangan
Pada pemasangan pondasi batu kali mengalami beberapa kesulitan pada penggalian atau urugan tanah, karena steruktur tanah telah bercampur dengan material lama bekas sloof dan pondasi yang dapat menghambat pengerjaan penggalian tanah diakibatkan kerasnya struktur tanah banyak dari antara pekerja tukang yang cedera akibat terkena material seperti besi dan coran bangunan lama.
Pondasi batu kali merupakan jenis pondasi yang paling banyak digunakan untuk konstruksi rumah tinggal. Disamping kekuatannya yang sudah teruji, bahan-bahannya juga mudah didapatkan di negara seperti Indonesia ini. Pondasi batu kali ini umum dibuat untuk menahan beban tembok atau dinding di atasnya. Jika sebuah bangunan dibangun sebanyak 2 lantai atau lebih, maka pondasi seperti ini perlu dikombinasikan dengan pondasi jenis lain seperti pondasi tiang pancang atau bor pile. Ukuran tinggi umumnya adalah 60 cm sampai dengan 100 cm. Pada bangunan Baznas pondasi batu kali hanya digunakan pada tepi atau sudut keliling bangunan sebagai fingsi penahan atau trap terhadap tanah urugan atau timbunan.
4.4.3 SLOOF
Tampak seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 14.1 Denah Rencana Sloof
Struktur Sloof
Gambar 15.1 Tampak Pengerjaan Sloof Dilapangan
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar. Inilah sebabnya kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak. Walau bentuknya tidak terlihat tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam sebuah bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar diatas. Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut "BERDIRI" pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah. Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu aspek penting bagi rumah. inti dari tugas Sloof adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didesain khusus, Luas Penampang dan Jumlah Pembesiannya disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan dipikul oleh Sloof tersebut nantinya. Untuk menetukan Luas Penampang atau ukuran Sloof ini, dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti benar-benar Mampu untuk memikul
beban dinding bata diatasnya nanti. Untuk lebih amannya sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan mendesain Dimensi Sloof ini. dikarenakan fungsinya yang sangat penting harus sangat hati-hati dalam pengerjaan dan jangan sampai salah dalam perhitungan komposisi bahan baku nya sebab akan berakibat fatal pada struktur bangunan.
4.4.4 KOLOM
Pada pemasangan atau pengerjaan kolom mengalami kendala pada pemasangan bekisting, karena pada saat pemasangan bekisting pada kolom yang jaraknya 80 cm dari sumbuh ke sumbuh terlalu rapat sehingga sangat sulit pada proses pemasangan tersebut.
Tampak seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 16.1 Denah Rencana Kolom Lantai 2
Struktur Kolom
Gambar 17.1 Tampak Pengerjaan Kolom Dilapangan
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar
bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
4.4.5 BALOK
Tampak seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 17.2 Denah Perencanaan Balok El. + 4.00
Struktur Balok
Gambar 19.1 Detail Struktur Balok
Gambar 19.2 Tampak Pengerjaan Balok Dilapangan
Secara sederhana, balok sebagai elemen lentur digunakan sebagai elemen penting dalam kosntruksi. Balok mempunyai karakteristik internal yang lebih rumit dalam memikul beban dibandingkan dengan jenis elemen struktur lainnya. Balok menerus dengan lebih dari dua titik tumpuan dan lebih dari satu tumpuan jepit merupakan struktur statis tak tentu. Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok adalah elemen yang paling banyak digunakan dengan pola
berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke kolektor atau tumpuan. Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya.
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 30 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi
Di dalam : 2.0 cm
Di luar : 2.5 cm
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang/beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul/menahan tegangan yang bekerja tersebut.
Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong/miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.
Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan/dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong/miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong /miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul /ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan/dipikul oleh tulangan serong/miring.
Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas).
Kolom untuk bangunan lantai 2
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam menggambar penulangan kolom antara lain:
Penyambungan kolom di atas balok atau sloof
Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom.
Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm.
4.4.6 RINGBALK
Gambar 20.1 Denah Rencana Balok Atap EL.+8.00
Struktur Ringbalk
Gambar 21.1 Tampak Pengerjaan Ringbalk Dilapangan
Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda. Pemasangan ringbalk maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter, dimensi ringbalk yang biasa digunakan adalah lebar 15 cm tinggi 15 cm dengan tulangan pokok (besi beton) 4 d 8 mm dan begel d 6 – 15 cm.
4.4.7 PLAT LANTAI/PLAT DAK