• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMASANGAN BATU KALI

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM DAN BATU BETON (Halaman 34-42)

28 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban, baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi. Pondasi merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah bangunan. Sebab kuat atau lemahnya suatu bangunan sangat ditentukan oleh kekokohan dari konstruksi pondasinya. Keberadaan pondasi berfungsi sebagai landasan dari bangunan di atasnya sekaligus akan menjamin mantabnya kedudukan suatu bangunan. Dengan demikian keberadaan pondasi harus bersifat statis. Artinya, tidak boleh mengalami pergeseran, baik secara vertikal maupun horizontal. Pondasi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini :

1. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran.

2. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan, efek gempa bumi.

3. Mampu menahan pengaruh unsur kimiawi dalam tanah, baik yang organik maupun non organik.

4. Mampu menahan tekanan air.

Untuk bangunan rumah tinggal berlantai satu biasanya menggunakan pondasi batu kali. Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah.

Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti rumah tinggal. Pondasi batu kali biasanya berbentuk trapesium dengan lebar bagian

29 atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.

Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm, dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh. Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir setebal 5-10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu kali dipasang dengan posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai padat sehingga mampu mendukung beban yang berada di atasnya. Susunan model seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar yang tebalnya sekitar 1,5 cm.

Adapun syarat-syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :

1. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran.

2. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan dan efek gempa bumi.

3. Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun non organik.

4. Mampu menahan tekanan air 1.2. TUJUAN

1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan pondasi batu kali pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

30 2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemasangan pondasi batu kali dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan pondasi batu kali dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pemasangan pondasi batu kali dengan benar.

2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

31 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015 di halaman samping gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum seperti batu dan rumput.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat A. BAHAN

1. Batu kali belah B. ALAT 1. Profil pondasi 2. Palu kayu 3. Benang 4. Paku 5. Meteran 6. Roda sorong 2.1.3. Persiapan K3 A. KESELAMATAN KERJA

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka. 3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.

32 5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN

1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Pasang benang pada sisi luar profil (lebar bawah profil 60 cm dan lebar atas profil 30 cm) untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir. 3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.

4. Susun batu- batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.

5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

33 BAB III

PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Kesimpulan dalam praktikum batu kali ini untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm, dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh. Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir setebal 5-10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu kali dipasang dengan posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai padat sehingga mampu mendukung beban yang berada di atasnya. Susunan model seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar yang tebalnya sekitar 1,5 cm.

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pembesian balok. 2. Cuaca yang cerah.

3. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.

4. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :

1. Bahan yang kurang memadahi untuk pemasangan batu kali. 2. Lahan yang kurang luas untuk praktikum.

34 3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

PEMASANGAN

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM DAN BATU BETON (Halaman 34-42)

Dokumen terkait