• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DAN BATU BETON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DAN BATU BETON"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Praktik Konstruksi Batu dan Beton

yang dibina oleh Bapak Mujiyono

oleh :

Ahmad Ariffianyah 130522506266 Bagos Suhendro 130522506276 Dhya Ayu Larasati 130522506280 M. Fakhruddin M. 130522506272 Ricky Bagus B. 130522506267

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Laporan Konstruksi Batu Beton ini dengan baik tanpa suatu halangan. Makalah ini kami buat sebagai persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Praktik Konstruksi Batu dan Beton.

Dalam pembuatan tugas ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Mujiyono selaku dosen pembimbing matakuliah Praktik Konstruksi Batu dan Beton semester ini. Kami mengetahui bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan. Kerenanya kami meminta kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 16 April 2015

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I BOUWPLANK ... 1

BAB II PEMBESIAN FOOTPLATE ... 11

BAB III PEMBESIAN SLOOF ... 20

BAB IV PEMASANGAN PONDASI BATU KALI ... 28

BAB V PEMASANGAN BATU BATA ... 35

(4)
(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Bouwplank adalah semacam pembatas yang dipakai untuk menentukan titik bidang kerja pada suatu proyek pendirian bangunan atau rumah. Bouwplank juga berfungsi sebagai tempat penentuan untuk membuat dan meletakkan ukuran bangunan yang akan didirikan dan sebagai media bentuk bagi proses pembuatan pondasi.

Bouwplank biasa dibuat dari bahan yang sangat sederhana sekali yaitu papan kayu kualitas rendah atau kelas C karena hanya digunakan untuk sementara saja dan tidak butuh daya kekuatan yang begitu besar. Dan selain papan kayu, pembuatan bouwplank juga membutuhkan kayu yang berbentuk panjang.

Kayu yang satu dipakai sebagai tiang pancang yang diletakkan pada pojok. Sedangkan papan kayu digunakan sebagai alat untuk membuat garis bantu. Pembuatan garis bantu ini pada umumnya menggunakan benang kenor yang berwarna putih. Pembuatan bouwplank tersebut harus bias menggunakan jarak tertentu dari titik atau lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat untuk membuat lubang galian pondasi. Jarak yang paling tepat dan akurat menurut ahli bangunan adalah sekitar satu meter.

Dalam memasang bouwplank tidak hanya memasang dengan mudah dan sembarangan, namun ada persyaratan yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya. Adapun syarat-syarat memasang bouwplank, antara lain :

1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah

2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian

3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda

(6)

2 5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam

bangunan semua)

6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.

1.2. TUJUAN

1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara bouwplank pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dan proses pemasangan bouplank dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan bouwplank yang datar dan tidak miring.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan bowplank dengan benar. 2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai

(7)

3 1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 1. Denah Rencana Bangunan

Gambar 2. Rencana Bouwplank

(8)

4 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2015 di halaman utara gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum seperti batu dan rumput.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat A. BAHAN

(9)

5 13.Siku

14.Pensil

2.1.3. Persiapan K3

A. KESELAMATAN KERJA

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka. 3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.

5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN

A. Penentuan Garis As Pasangan Bangunan

1. Survei lokasi lapangan yang akan digunakan 2. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan 3. Pasang patok-patok dengan jarak sesuai gambar kerja

4. Setelah semua patok terpasang, tunjuk salah satu patok yang akan dijadikan acuan

5. Ukurlah dari patok satu ke patok yang lain dengan menggunakan waterpass/selang air dan bubuhi tanda pada patok

B. Pemasangan Papan Bouwplank

1. Ambillah papan yang sudah diratakan dengan bagian atasnya,

(10)

6 3. Pasang paku di atas papan yang pertama (jumlah papan bouwplank 7 buah). Pasang paku juga bouwplank yang keempat, kemudian tarik lurus benang dari bouwplank satu ke yang keempat.

4. Pasang paku di atas bouwplank yang kedua tariklah benang dari paku pada papan ke -2 ke arah papan ke-3 dengan sudut 90° terhadap benang 1-4 dengan rumus pythagoras 3:4:5. kemudian bubuhilah paku pada bouwplank ke-3.

(11)

7 BAB III

PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Kesimpulan dari hasil paktikum membuat rangkaian ini, bahwa dalam pembuatan bouwplank ini :

1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah

2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian.

3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.

4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.

5. Kedudukan bouwplank harus tegak lurus 90°.

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pemasangan bouwplank. 2. Lahan yang luas untuk praktikum.

3. Cuaca yang cerah.

4. Pengarahan dari dosen yang jelas.

5. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain : 1. Bahan papan yang kurang memadahi.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Pondasi foot plate terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras. Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas. Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plate ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil.

Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang. Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikildengan perbandingan tertentu ditambah air secukupnya.

(17)

12

1.2. TUJUAN

1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian foot plate pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dan proses pembesian foot plate dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian foot plate dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pembesian foot plate dengan benar.

2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

(18)

13

(19)

14

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2015 di Laboratorium Batu Beton gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat A. BAHAN

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

(20)

15

3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.

5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN 1. Siapkan besi dengan ø 12 mm

2. Potong besi dengan menggunakan pemotong besi dengan ukuran 70 cm sebanyak 8 buah.

3. Selanjutnya bengkokkan besi dengan alat bantu tatakan yang telah di buat pada meja kerja dan bengkokkan menggunakan pembengkok besi ukuran 12 mm.

4. Langkah awal bengkokkan besi panjang 70 cm dengan ukuran putaran membentuk huruf v.

5. Selanjutnya pada ujung yang satunya ulangi seperti langkah tadi, dengan membengkokan ukuran putaran membentuk huruf v.

6. Dan ulangi langkah pembengkokan pada ujung besi tulangan pada ke 8 besi tulangan yang telah kita potong

7. Setelah semua besi tulangan pada ujung-ujungnya kita bengkokan, kemudian rakit besi hingga membentuk bagian bawah footplate.

8. Potong besi ukuran ø 10 sebanyak 4 buah sepanjang 135 cm dan 50 cm sebanyak 4 buah untuk bagian kaki footplat.

9. Bengkokkan besi-besi tersebut pada ujungnya membentuk huruf v.

(21)

16

11.Potong besi ø 12 sepanjang 100 cm untuk baguan tubuh footplate, kemudian bengkokkan bagian bawah sepanjang 20 cm sehingga membentuk huruf l menggunakan kunci pembengkok diatas meja tatatakan.

12.Kemudian rangkai besi itu ditengah-tengah kaki footplate menggunakan bendrat tegak lurus 90° sehingga membentuk bagian kolom.

13.Potong besi ø 8 berukuran 65 cm sebanyak 4 buah untuk begel kolom 14.Bengkokkan besi ø 8 untuk begel.

(22)

17

BAB III PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Kesimpulan dari hasil paktikum membuat rangkaian besi tulangan footplate ini, bahwa dalam pemotongan, pembengkokan, dan perakitan jarak antar besi satu dengan besi lainnya harus benar-benar tepat, serta dalam pengikatan menggunakan kawat baja (bendrat) juga harus benar-benar terikat secara kuat. Karena jika dilakukan tidak dengan tepat maka di hasil akhir akan terlihat bagian – bagian yang tidak sempurna dan begel akan dapat bergeser secara mudah.

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Lahan yang cukup untuk praktikum.

2. Pengarahan dari dosen yang jelas.

3. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :

1. Alat dan bahan yang tidak memadai untuk pelaksanaan pembesian footplate.

(23)

18

(24)
(25)
(26)

20 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Gunanya ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.

Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu, lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15). Dibawah ini gambar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.

Pekerjaan membuat sloof adalah proses pengecoran kerangka besi sloof diatas pondasi dengan adukan beton 1 : 2 : 3 didalam cetakan papan cor yang sudah di seting atau di bentuk. Pekerjaan Sloof terdiri dari beberapa material antara lain :

1. Kerangka besi sloof yang sudah dianyam sesuai dengan ukuran dan volume pekerjaan.

2. Papan Cor untuk mencetak adukan beton.

3. Benang nilon untuk mal as pondasi dan kelurusan pemasangan papan cor sloof.

4. Paku papan untuk perekat papan cor.

(27)

21 1.2. TUJUAN

1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian sloof pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dan proses pembesian sloof dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian sloof dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pembesian sloof dengan benar. 2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai

dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

(28)

22 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2015 di Laboratorium Batu Beton gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat A. BAHAN

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

(29)

23 4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena

batu.

5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN

1. Siapkan besi dengan ø 10 dan ø 4 mm.

2. Potong besi dengan menggunakan pemotong besi ø 10 dengan ukuran panjang 5 dan 3 m sebanyak 4 buah dan potong besi ø 4 sepanjang 50 cm sebanyak 54 buah.

3. Selanjutnya bengkokkan besi dengan alat bantu tatakan yang telah di buat pada meja kerja dan bengkokkan menggunakan pembengkok besi ukuran 10 dan 4 mm.

4. Langkah awal bengkokkan besi panjang 5 dan 3 m dengan ukuran putaran membentuk huruf v.

5. Selanjutnya pada ujung yang satunya ulangi seperti langkah tadi, dengan membengkokan ukuran putaran membentuk huruf v.

6. Potongan besi ø 4 yang telah dipotong bentuk menjadi begel untuk mengikat besi ukuran ø 10.

7. Setelah semua besi tulangan pada ujung-ujungnya kita bengkokan, kemudian masukkan besi tulangan ke dalam begel yang telah kita buat. 8. Kemudian susun begel dengan jarak 15 cm.

9. Setelah itu, ikat begel yang paling ujung terlebih dahulu menggunakan kawat baja (bendrat).

10.Kemudian buat tatakan dari dua bilah kayu, sebagai perletakan besitulangan dan begel yang akan di rangkai.

(30)

24 12.Setelah terikat semua balik perletakannya, dan ikat kembali begel yang

belum terikat menggunakan kawat baja ( bendrat ).

13.Setelah semua begel terikat, cek kembali satu – persatu ikatan,dan pastikan jarak begel sesuai dengan yang kita tentukan.

(31)

25 BAB III

PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Kesimpulan dari hasil paktikum membuat rangkaian besi tulangan sloff ini, bahwa dalam pemotongan, pembengkokan, dan perakitan jarak antar begel harus benar – benar tepat , serta dalam pengikatan menggunakan kawat baja ( bendrat ) juga harus benar-benar terikat secara kuat. Karena jika dilakukan tidak dengan tepat maka di hasil akhir akan terlihat bagian – bagian yang tidak sempurna dan begel akan dapat bergeser secara mudah.

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Lahan yang cukup untuk praktikum.

2. Pengarahan dari dosen yang jelas.

3. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :

1. Alat dan bahan yang tidak memadai untuk pelaksanaan pembesian footplate.

(32)
(33)
(34)
(35)

28 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban, baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi. Pondasi merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah bangunan. Sebab kuat atau lemahnya suatu bangunan sangat ditentukan oleh kekokohan dari konstruksi pondasinya. Keberadaan pondasi berfungsi sebagai landasan dari bangunan di atasnya sekaligus akan menjamin mantabnya kedudukan suatu bangunan. Dengan demikian keberadaan pondasi harus bersifat statis. Artinya, tidak boleh mengalami pergeseran, baik secara vertikal maupun horizontal. Pondasi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini :

1. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran.

2. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan, efek gempa bumi.

3. Mampu menahan pengaruh unsur kimiawi dalam tanah, baik yang organik maupun non organik.

4. Mampu menahan tekanan air.

Untuk bangunan rumah tinggal berlantai satu biasanya menggunakan pondasi batu kali. Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah.

(36)

29 atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.

Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm, dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh. Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir setebal 5-10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu kali dipasang dengan posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai padat sehingga mampu mendukung beban yang berada di atasnya. Susunan model seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar yang tebalnya sekitar 1,5 cm.

Adapun syarat-syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :

1. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran.

2. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan dan efek gempa bumi.

3. Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun non organik.

4. Mampu menahan tekanan air

1.2. TUJUAN

(37)

30 2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemasangan pondasi batu kali dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan pondasi batu kali dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pemasangan pondasi batu kali dengan benar.

2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

(38)

31 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015 di halaman samping gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum seperti batu dan rumput.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat A. BAHAN

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka. 3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

(39)

32 5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN

1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Pasang benang pada sisi luar profil (lebar bawah profil 60 cm dan lebar atas profil 30 cm) untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir. 3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.

4. Susun batu- batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.

5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

(40)

33 BAB III

PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Kesimpulan dalam praktikum batu kali ini untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm, dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh. Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir setebal 5-10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu kali dipasang dengan posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai padat sehingga mampu mendukung beban yang berada di atasnya. Susunan model seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar yang tebalnya sekitar 1,5 cm.

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pembesian balok. 2. Cuaca yang cerah.

3. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.

4. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :

(41)
(42)
(43)

35 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Batu bata merah adalah jenis material bangunan buatan yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung yang dicetak sesuai standar ukuran pasaran kemudian dibakar. Merupakan salah satu yang paling banyak digunakan untuk bahan membuat dinding rumah atau bangunan . Salah satu keuntungan adalah batu bata merah memiliki adhesi yang sangat kuat dari adukan semen dan pasir. Hal ini menyebabkan dinding terbuat dari batu bata merah pair memiliki struktur yang kuat dan kokoh. Batu bata merah tersedia dalam berbagai ukuran, sesuai dengan daerah manufaktur. Ukuran batu bata biasanya memiliki panjang 18 cm, dan lebar 8 cm, dan tinggi 8 cm. Ada juga panjang 18 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm.

Cara Memasang batu bata Pasangan batu bata pada sebuah dinding rumah merupakan sebuah pekerjaan yang mudah namun sebenarnya membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaanya, pasangan batu bata yang tidak baik akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti dinding retak, dinding bergelombang, dinding miring atau bahkan akibat yang paling fatal adalah kerobohan pasangan dinding batu bata.

Dalam pembuatan campuran adukan untuk pasangan batu bata harus sesuai standar pekerjaan agar tidak terjadi keruntuhan dari kekurangan semen sebagai bahan pengikat pasangan batu bata. perbandingan campuran adukan yang umum digunakan antara lain 1 pc : 6 ps misalnya dengan perbandingan satu ember semen dicampur dengan enam ember pasir. perbandingan ini menyesuaikan kualitas dinding yang direncanakan serta pada posisi mana dinding dipasang apakah berhubungan langsung dengan cuaca luar atau pada lokasi yang terlindung.

(44)

36 hiasan (pemanis) ruangan belaka. Cara memasang pilaster tetap mengacu pada ikatan pasangan yang berlaku untuk tebal tembok yang telah ditentukan oleh ukuran pilaster tersebut, sedang ikatan untuk tembok disebelahnya tetap digunakan seperti aturan terdahulu. Untuk itu diberikan beberapa contoh pilaster pada pertemuan ½ pasangan batu bata. Dengan penggambaran siar satu garis.

1.2. TUJUAN

1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan batu bata pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dan proses pemasangan batu bata dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan batu bata dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pemasangan batu bata dengan benar.

(45)

37 1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

(46)

38 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2015 di selatan gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum.

(47)

39 2.1.3. Persiapan K3

A. KESELAMATAN KERJA

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka. 3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.

5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN

1. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti : batu bata, pasir sungai, semen abu-abu / kapur, dan air . Sebelumnya anda harus menghitung kebutuhan batu bata dengan cara yang akan mengukur lapangan

berpasangan dan kemudian berbagi dengan kebutuhan batu bata per meter persegi.

2. Siapkan alat-alat yang akan digunakan, antara lain, sekop, cangkul, palu, benang tukang , paku , sendok semen , ember plastik

3. Siapkan pasir dan semen portland sesuai kebutuhan, tidak terlalu banyak , karena terlalu banyak campuran akan mudah mengeras jika dibiarkan saja terlalu lama . Pasir dan semen dicampur dengan perbandingan 3:1.

Perbandingan ini akan menghasilkan kombinasi yang kuat.

4. Setelah bahan dicampur dengan baik , kemudian disiram dengan air . Biarkan pertama sampai air meresap ke dalam adukan semen . Aduk merata campuran basah.

(48)

40 6. Letakkan sendok adukan semen menggunakan sekitar 2 cm , lalu

meletakkan batu bata di atasnya dengan posisi horizontal . Tinggalkan jarak antara batu bata sekitar 2 cm , kemudian diisi dengan mortar . 7. Pada akhir tiang kontak dengan batu bata biasanya dipotong menjadi dua . 8. Lakukan ini secara bertahap , untuk mendapatkan pemasangan batu bata

(49)

41 BAB III

PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum yaitu dalam pemasangan batu bata harus di perhatikan kelurusan, kedataran dan kerapiannya. Ketrampilan dalam pemasangan batu bata, membuat spesi, membuat profil untuk pasangan dinding batu bata dan pemasangan benang harus sesuai agar pasangan batu bata terlihat rapi

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pemasangan batu bata. 2. Lahan yang luas untuk praktikum.

3. Cuaca yang cerah.

4. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.

5. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain : 1. Perlindungan diri yang kurang.

(50)
(51)
(52)

43 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI

Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar atau dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi sebagai perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding.

Fungsi dari plesteran tembok/dinding antara lain:

1. Sebagai pelindung tembok/dinding dari pengaruh cuaca 2. Menambah kekokohan atau kekuatan dinding/tembok 3. Meratakan permukaan dinding/tembok

Di dalam pelaksanaannya, pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 lapis utama, antara lain :

1. Lapis pertama yang disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran semen-pasir yang encer dan berfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan.

2. Lapis kedua yang disbut badan plesteran setebal 6 – 10 mm, dari campuran semen-pasir yang plastis berfungsi untuk mengatur kerataan plesteran permukaan dinding.

3. Lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari pengaruh cuaca.

Untuk pasangan plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat pemasangannya diantaranya adalah :

1. Permukaan harus rata dan tegak

(53)

44 1.2. TUJUAN

1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara plesteran pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dan proses plesteran dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.

3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara plesteran dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan plesteran dengan benar.

2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

(54)

45 BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN

2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2015 di selatan gedung D9 Universitas Negeri Malang.

Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum. Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat mengganggu jalannya praktikum.

(55)

46 1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.

2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka. 3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.

5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi. 7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada

pekerjaan

8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN

1. Siapkan bahan, tempat pekerjaan dan alat-alat yang diperlukan. 2. Saring pasir dengan menggunakan ayakan pasir.

3. Pindahkan pasir halus ke dalam gerobak dorong kemudian letakkan di dekat lokasi adonan.

4. Buat adonan plester dengan perbandingan 1 pcc : 2 pasir. 5. Basahi dinding pasangan bata dengan air.

6. Pasang paku di setiap sisi pojok dinding pasangan bata.

7. Tentukan ketebalan plesteran dengan menghubungkan benang antar paku satu sama lain, diukur dari sisa ketebalan dindig pasangan batu bata yang muncul.

8. Buat kepala plesteran dengan cara memplester sisi kanan dan kiri sesuai tebal benangan dengan menggunakan roskam.

(56)

47 BAB III

PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM

Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa untuk pasangan plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat pemasangannya diantaranya adalah permukaan harus rata dan tegak, ketebalan plesteran antara 11 mm - 16 mm, dan tidak ada retak-retak pada plesteran.

3.2. FAKTOR PENUNJANG

Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain : 1. Alat dan bahan yang memadai untuk pelaksanaan pembesian balok. 2. Lahan yang luas untuk praktikum.

3. Cuaca yang cerah.

4. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.

5. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA

Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain : 1. Pelindung diri yang kurang.

(57)
(58)

Gambar

Gambar 2. Rencana Bouwplank
Gambar 2. Detail Footplate
Gambar 3. Tampak Atas Footplate
Gambar 1. Tulangan Sloof
+4

Referensi

Dokumen terkait

20.16.3 Memeriksa pelaksanaan perawatan dan perbaikan konstruksi batu dan beton seperti; dinding batako, bata ringan, pemasangan kusen pintu dan jendela, tembok penahan tanah

• Menyiapkan alat dan bahan praktikum sesuai jadwal yang ada. • Melakukan administrasi mengenai bahan kimia , peminjaman alat praktikum ,alat

Memilih finishing alternatif sesuai dengan benda kerja 5.2.Menyiapkan bahan. dan alat finishing alternatif sesuai

Mikroskop adalah alat yang mampu melakukan perbesaran hingga ratusan kali, yang digunakan untuk mengamati benda renik atau mikro seperti virus dan bakteri. Ada

Lempung, lumpur, dan debu atau butiran – butiran halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu yang mungkin terdapat / menempel pada permukaan agregat,

 Guru mendemonstrasikan media pembelajaran berupa gambar Denah Pondasi dan detailnya.  Siswa mengamati gambar tentang pondasi batu kali dan sloof.  Guru mengajak siswa

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, menimbang beras sebanyak 100 gram, setelah itu melakukan penghitungan terhadap jumlah beras

a) Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. b) Memberi lubang kecil pada Tabung Bonanza yang dapat ditentukan luas penampangnya dan mengukur diameter. c)