UJI BAHAN BANGUNAN
Disusun oleh:
❖ Rizki Maulana Alfiansyah (23050724002)
❖ Ryandika Putra Arifanda (23050724012)
❖ Nunik Wahyuningtias (23050724016)
❖ M. Gilang Alif Pradana (23050724020)
❖ Sinta Aulia Yunianingrum (23050724021)
❖ Dedi Noval (23050724024)
Dimas Jayadi (21050724073)
Dosen pembimbing : Arie Wardhono, S.T., M.MT., M.T., Ph.D.
FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
2023
PRODI : S1 Teknik Sipil
KELOMPOK : 5
ASISTEN : Sunyata, S.E.
No Tanggal Keterangan Paraf Paraf
Teknisi 1. 24/11/23 BAB I PENGUJIAN BATU BATA
1.1 Uji Fisik Batu Bata 1.2 Penyerapan Air 1.3 Uji Kuat Tekan
2. 24/11/23 BAB II PENGUJIAN ADUKAN CAMPURAN SEMEN
2.1 Uji Kuat Tekan 2.2 Penyerapan Air
3. 24/11/23 BAB III PENGUJIAN GENTING 3.1 Uji Fisik Genting
3.2 Perembesan Air 3.3 Uji Kuat Lentur
3.4 Pengujian Penyerapan Air 4. 24/11/23 BAB IV PENGUJIAN PAVING
STONE
4.1 Pengujian Penyerapan Air 4.2 Pengujian Kuat Tekan 5. 24/11/23 BAB V PENGUJIAN KERAMIK
5.1 Uji Fisik Keramik 5.2 Uji Kuat Lentur
5.3 Pengujian Penyerapan Air
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmad dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku ajar untuk mata kuliah Praktek Uji Bahan ini dengan baik dan lancar.
Dengan terselesaikannya buku ajar ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk belajar tentang PRAKTIKUM UJI BAHAN BANGUNAN dan dapat sebagai pegangan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan struktur beton bertulang yang dihadapai di lapangan nantinya, yang tentunya harus dilengkapi dengan Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) untuk lebih lengkapnya.
Buku ini disusun berdasarkan pada Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI). Selain itu untuk melengkapi referensi mengambil juga dari berbagai buku yang membahas tentang bahan bangunan. Namun untuk kali ini tidak semua bahan bangunan dibahas di sini. Pembahasan hanya dibatasi bahan pokok yang sering dipakai dalam membangun dalam bidang teknik sipil.
Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan naskah buku panduan praktek ini. Khususnya kepada tim Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil FT UNESA yang telah banyak memberikan masukkan demi terselesaikannya buku ini, Mudah-mudahan buku ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Penulis
Surabaya, 1 November 2023
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... i
BAB I PENGUJIAN BATU BATA ...1
1.1 UJI FISIK BATU BATA ...1
1.2 PENYERAPAN AIR ...4
1.3 UJI KUAT TEKAN ...7
BAB II PENGUJIAN ADUKAN SPESI CAMPURAN SEMEN DAN PASIR ... 10
2.1 KUAT TEKAN ... 10
2.3 PENYERAPAN AIR ... 14
BAB III PENGUJIAN GENTING ... 17
3.1 UJI FISIK GENTING ... 17
3.2 PEREMBESAN AIR ... 20
3.3 UJI KUAT LENTUR ... 23
3.4 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR ... 26
BAB IV PENGUJIAN PAVING STONE ... 29
4.1 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR ... 29
4.2 PENGUJIAN KUAT TEKAN ... 32
BAB V PENGUJIAN KERAMIK ... 35
5.1 UJI FISIK UBIN ... 35
5.2 UJI KUAT LENTUR ... 38
5.3 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR ... 41
1
BAB I PENGUJIAN BATU BATA
1.1 UJI FISIK BATU BATA 1.1.1 Tujuan
● TIU : Memberi petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada batu bata sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri
● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta menganalisa data hasil pengujian fisik pada batu bata.
1.1.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Sketmat2. Siku 3. Mistar
Bahan : Batu bata
1.1.3 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Menyediakan batu bata minimal sebanyak 3 buah
3. Ukur dimensi batu-bata tersebut dan catat data yang diperoleh.
Dimensi yang diukur adalah panjang (L), lebar (B) dan tinggi (T).
4. Hitunglah rata-ratanya masing-masing pengukuran
5. Telitilah masing-masing permukaan batu-bata untuk mengetahui kualitas batu-bata, retak, rata, dan sikunya masing-masing sisi
6. Interpretasikan dari data tersebut untuk menganalisis kualitas batu-bata ditinjau dari sifat fisiknya.
2
1.1.4 Data Hasil Pengujian
Bata 1 Lebar
Panjang Tebal Berat
9,65 cm 19,6 cm 4,52 cm 1400 gram
Bata 2 Lebar
Panjang Tebal Berat
9,3 cm 19,3 cm 4,45 cm 1280 gram
Bata 3 Lebar
Panjang Tebal Berat
9,55 cm 19,5 cm 4,45 cm 1360 gram Rata - rata dimensi, retak, rata, dan siku
1.1.5 Kesimpulan
1. Setiap Batu Bata memiliki ukuran, tebal, dan berat masing - masing 2. Uji fisik batu bata dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan sifat
fisik dari batu bata
3. Uji fisik batu bata dapat digunakan untuk menentukan kualitas batu bata dan mengetahui apakah batu bata tersebut layak digunakan sebagai bahan bangunan
1.1.6 Saran
1. Ukuran batu bata memiliki banyak variasi, namun harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan SNI 15-2094- 2000.Oleh karena itu, sebelum membeli batu bata, pastikan untuk mengecek ukuran batu bata tersebut dan memastikan bahwa ukurannya sesuai dengan standar yang berlaku.
3 2. Selain ukuran, tebal batu bata juga perlu diperhatikan. Hal ini karena tebal batu bata dapat mempengaruhi kekuatan dan daya tahan batu bata terhadap beban. Pastikan untuk memilih batu bata dengan tebal yang sesuai dengan kebutuhan bangunan yang akan dibangun.
3. Berat batu bata juga perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi biaya pengiriman dan pemasangan batu bata. Pastikan untuk memilih batu bata dengan berat yang sesuai dengan kebutuhan bangunan yang akan dibangun.
1.1.7 Gambar
Pengukuran Batu Bata Penimbangan Batu Bata
4
1.2 PENYERAPAN AIR 1.2.1 Tujuan
● TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara- cara pengujian penyerapan air pada batu-bata dan mampu
melaksanakan pengujian sendiri
● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada batu-bata
1.2.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Timbangan
2. Dryer/ Kipas angin
3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : Batu Bata
1.2.3 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ambil dan timbang satu buah batu bata untuk mengetahui berat awal (A), kemudian rendam sampai jenuh air atau selama ± 3 jam.
3. Ambil batu bata yang telah direndam kemudian dibersihakan permukaan dengan kain lap untuk mencapai kering permukaan dan setelah kering permukaan ditimbang untuk mengetahui berat jenuh (B).
4. Kemudian keringkan dengan memasukkan dalam oven dengan temperatur 110º selama 24 jam
5. Ambil batu-bata dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang beratnya untuk mendapatkan berat batu-bata kering (C)
6. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada batu-bata.
5
1.2.4 Data Hasil Pengujian
● Data Percobaan
Berat Batu Bata Awal (A) 1,40 kg
Berat Batu Bata jenuh air (B) 1,50 kg Berat Batu Bata kering oven (C) 1,32 kg
● Analisa Data
1. Tinjauan terhadap penyerapan air bata dari pasaran
Berat air serap (D) = 𝐵−𝐴
𝐴 x 100% = 1,50−1,40
1,40 x 100% = 7,142%
Volume serap air (F) = 𝐷
100 x A = 7,142100 x 1,40 = 0,099 Liter 2. Tinjauan terhadap penyerapan air bata kering oven
Berat air jenuh (E) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 1,50−1,32
1,40 x 100% = 12,857%
Volume air jenuh (G) = 𝐷
100 x A = 12,857
100 = 0,128 Liter 3. Penyerapan air bata rata-rata
Rata-rata = (𝐹+𝐺)
2 = 0,139 Liter
1.2.5 Kesimpulan
1. Penyerapan air pada batu bata dapat mempengaruhi kualitas batu bata dan daya tahan batu bata terhadap cuaca dan kelembaban.
2. Hasil dari pengujian penyerapan air pada batu bata dapat digunakan untuk menentukan kualitas batu bata dan mengetahui apakah batu bata tersebut layak digunakan sebagai bahan bangunan.
6 3. Uji fisik penyerapan air pada batu bata sangat penting dilakukan
sebelum menggunakan batu bata sebagai bahan bangunan.
1.2.6 Saran
1. Sebelum membeli batu bata, pastikan untuk mengecek hasil pengujian penyerapan air pada batu bata tersebut untuk memastikan kualitas batu bata tersebut.
2. Pastikan untuk memilih batu bata dengan penyerapan air yang rendah, karena batu bata dengan penyerapan air yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas batu bata dan daya tahan batu bata terhadap cuaca dan kelembaban.
3. Pastikan untuk memilih batu bata yang dibuat dari tanah yang berkualitas dan melalui proses pembuatan yang benar, karena sifat fisik tanah tempat batu bata dibuat juga dapat mempengaruhi hasil pengujian penyerapan air pada batu bata.
1.2.7 Gambar
Penyerapan Air Batu Bata
7
1.3 UJI KUAT TEKAN 1.3.1 Tujuan
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih mahasiswa cara menguji kuat tekan pada batu bata, sehingga mampu melaksanakan pengujin sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta menganalisa data hasil pengujian kuat tekan pada batu bata.
1.3.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Mistas2. Gergaji 3. Cetak
4. Mesin Tes Tekan
Bahan : 1. Batu Bata 2. Pasir
3. Portland Cement
1.3.3 Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan .
2. Ambil 3 buah batu bata lalu potong menjadi 2 bagian yang sama pada arah memanjang .
3. Buat adukan spesi dengan perbandingan campuran 1 bagian portland cement di banding 6 bagian pasir ( 1 pc : 6 ps ) dan air sebanyak 60- 70%.
4. Ambil 2 potongan batu bata yang tadi dan susun dengan lapisan spesi setebal 1,5cm , di bagian permukaan atas dan bawah ratakan pula dengan spesi setebal 1cm .biarkan selama 24 jam.
5. Kemudian di rendam sampai umur 7 hari atau 14 hari untuk di lakukan pengujian ambil sehari sebelum pengujian dan di keringkan di udara bebas.
6. Letakkan pengujian dengan memberi beban perlahan-lahan, kecepatan pembebanan 2kg/cm2/detik.
8 7. Catat hasil percobaan masing-masing benda uji sebagai data untuk
menentukan tegangan tekan pada batu bata.
1.3.4 Data Hasil Pengujian
● Data percobaan Dimensi pasangan :
Pasangan (L) 18 mm 19 mm
Tinggi (t) 123,125 mm 133 mm
Lebar (b) 92,25 mm 98 mm
Tegangan terbaca 𝐷𝐷 𝜎𝐷
14,6 kn/𝐷𝐷2 1488,785 kg/𝐷𝐷2
18 kn/𝐷𝐷2 1835,489 kg/𝐷𝐷2
Tegangan terbaca 𝜎𝑎 1,715 N/𝑚𝑚2 1,873 N/𝑚𝑚2 Luas penampang alat (Aa) 40.000 𝑚𝑚2 40.000 𝑚𝑚2
● Analisa data :
- Besar beban (P) - P = 𝜎𝐷 x Aa
Bata I : 1,715 x 40.000 = 68600 N Bata II : 1,873 x 40.000 = 74920 N
1.3.5 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan diperoleh hasil : 1. Bata I : 68600 N
2. Bata II : 74920 N
1.3.6 Saran
Pastikan untuk mengikuti pedoman dan standar setempat yang berlaku untuk memastikan hasil yang akurat dan relavan.
9
1.3.7 Gambar
10
BAB II PENGUJIAN ADUKAN SPESI CAMPURAN SEMEN DAN PASIR
2.1 KUAT TEKAN 2.1.1 Tujuan
● TIU : Memberi petunjuk pada mahasiswa mengenai cara menguji kuat tekan adukan spesi sehingga mahasiswa mampu melaksanakan
pengujian sendiri.
● TIK : Mahasiswa dengan alat dan beton yang tersedia mampu menguji kuat tekan adukan dan dapat membandingkan dengan standar yang direncanakan.
2.1.2 Alat Dan Bahan
Alat : 1. Cetak2. Ayakan Pasir 3. Cetakan Spesi 4. Kuas
5. Mesin Tes Tekan
Bahan : 1. Pasir 2. Semen 3. Air
4. Minyak Pelumas
2.1.3 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Buat kubus spesi dengan ukuran (5x5x5) cm dengan perbandingan 1 : 6, dan faktor air semen (F.A.S) tertentu pula.
3. Olesi cetakan dengan minyak pelumas sebelum adukan dimasukkan kedalam cetakan.
4. Kemudian masukkan adukan dalam cetakan.
5. Setelah adukan berumur 24 jam, keluarkan benda uji dari cetakan.
11 6. Rendam selama 7 (tujuh) hari, lalu 1 hari sebelum pengujian, ambil dan
keringkan.
7. Letakkan benda uji pada mesin test tekan spesi untuk pengujian kuat tekan, lakukan penekanan dengan kecepatan beban 2 kg/cm2/detik.
8. Catat hasil pengujian sebagai data untuk menentukan tegangan tekanannya.
2.1.4 Data Hasil Pengujian
● Data percobaan :
Test No : I II
Dimensi lekatan - Panjang (L) mm - Lebar (b) mm - Tebal (𝐷) mm
48 48 48
48 48 48
Luas penampang (A) 𝐷𝐷2 2304 2304
Tegangan terbaca (𝜎𝐷) kg/𝐷𝐷2 38,062 38,062 Luas penampang alat (Aa) = 40.000 𝐷𝐷2
● Analisa data :
1. Bila yang terukur tegangan maka menentukan besar beban (P) dapat dihitung :
𝜎𝐷1= 38,062 kg/𝐷𝐷2= 3,732 N/𝐷𝐷2
𝜎𝐷2 = 38,062 kg/𝐷𝐷2= 3,732 N/𝐷𝐷2
𝐷1 = 𝜎𝐷1 x Aa = 3,732 x 40.000 = 149.280 N
𝐷2= 𝜎𝐷2 x Aa = 3,732 x 40.000 = 149.280 N
12 2. Bila yang terukur beban P, maka kuat tekan spesi (𝜎𝐷)
𝜎𝐷1 = 𝐷1
𝐷 = 149.280
2304 = 64,791 N/𝐷𝐷2
𝜎𝐷2 = 𝐷1
𝐷 = 149.280
2304 = 64,791 N/𝐷𝐷2 3. 𝜎𝐷1 rata-rata = 64,791 N/𝐷𝐷2
2.1.5 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diketahui bahwa kubus spesi dengan campuran dan F.A.S 1:6 memiliki kuat tekan sebesar 64,791 N/𝐷𝐷2
2.1.6 Saran
Besar atau kecilnya kuat tekan pada spesi tergantung pada beberapa fakor, antara lain yaitu faktor komposisi, pilih komposisi yang standar.
2.1.7 Gambar
Proses meratakan adukan Adukan rata
13 Adukan spesi kering Proses pengujian berat
kubus
14
2.3 PENYERAPAN AIR 2.3.1 Tujuan
● TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara- cara pengujian penyerapan air pada spesi dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.
● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada spesi
2.3.2 Alat Dan Bahan
Alat : 1. Timbangan 2. Dryer/kipas angin
3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : 1. Pasir 2. Semen 3. Air
4. Minyak Pelumas
2.3.3 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang tiga buah kubus spesi untuk mengetahui berat awal (A), kemudian rendam sampai jenuh air kurang lebih selama 3 jam.
3. Ambil kubus spesi yang telah direndam kemudian dilap permukaanya untuk mencapai kering permukaan dan timbang untuk mengetahui berat jenuh (B)
4. Setelah kubus spesi dalam keadaan kering permukaan, masukkan dalam oven dengan temperatur 110C selama 24 jam.
5. 1. Ambil kubus spesi dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang beratnya untuk mendapatkan berat batu bata kering (C).
6. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada kubus spesi.
15
2.3.4 Data Hasil Pengujian
Data pengujian air kubus spesi :● Data percobaan :
- Berat kubus spesi awal (A) = 0,22 kg - Berat kubus spesi jenuh air (B) = 0,26 kg - Berat kubus spesi kering oven (C) = 0,20 kg
● Analisa Data :
1. Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi
Berat air serap (D) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 0,26−0,22
0,22 x 100% = 18,181%
Volume serap air (F) = 𝐷
100 x A = 0,039 Liter
2. Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi kering oven
Berat air jenuh (E) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 0,26−0,20
0,22 x 100% = 27,272%
Volume air jenuh (G) = 𝐷
100 x A = 0,05 Liter 3. Penyerapan air kubus spesi rata-rata
Rata-rata =(𝐷+𝐷)
2 = (0,039+0,05)
2 = 0,0445 Liter
2.3.5 Kesimpulan
Dari hasil pengujian terhadap penyerapan air diperoleh penyerapan air rata-rata 0,0445 Liter
2.3.6 Saran
Besar atau kecilnya kuat tekan pada spesi tergantung pada beberapa fakor, antara lain yaitu faktor komposisi, pilih komposisi yang standar.
16
2.3.7 Gambar
Penyerapan Air pada Kubus
17
BAB III PENGUJIAN GENTING
3.1 UJI FISIK GENTING 3.1.1 Tujuan
● TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada genting sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta mengangalisa data hasil pengujian pengujian fisik pada genting.
3.1.2 Alat Dan Bahan
Alat : 1. Sketmat2. Siku 3. Mistar
Bahan : Genteng
3.1.3 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyediakan genteng sebanyak 3 buah.
3. Ukur masing-masing genteng tersebut dan catat data yang diperoleh.
4. Hitunglah rata-rata masing-masing pengukuran.
5. Teliti masing-masing permukaan genteng untuk mengetahui kualitas genteng.
18
3.1.4 Data Hasil Pengujian
Data pengujian fisik genting :● Data percobaan :
Benda uji nomor : I II III Rata-rata Berat genting (gram) 1,64 1,62 1,62 11,63 Tebal genting (cm) 0,4 0,5 0,4 0,43 Lebar genting
lengkung (cm)
24,5 24,5 24,5 24,5
Lebar genting tanpa lengkung (cm)
18,5 16 18,5 17,6
Panjang genting (cm)
23,5 23,5 24 23,6
Keliling genting (cm)
104 101,5 102, 5
102,6
3.1.5 Kesimpulan
Dari data hasil pengujian diperoleh rata-rata :
- Berat genting = 11,63 gram
- Tebal genting = 0,43 cm
- Lebar genting lengkung = 24,5 cm - Lebar genting tanpa lengkung = 17,6 cm - Panjang genting = 23,6 cm - Keliling genting = 102,6 cm
3.1.6 Saran
Pastikan untuk mengaju pada standar industri atau spesifikasi produk tertentu yang berlaku dalam konteks genting yang akan diuji.
19
3.1.7 Gambar
Pengukuran Genting Penimbangan Genting
20
3.2 PEREMBESAN AIR 3.2.1 Tujuan
● TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetauhi cara- cara pengujian peresapan air pada genting dan mampu
melaksanakan pengujian sendiri.
● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui perembesan air dan kualitas dari genting.
3.2.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Mistar2. Cetakan 3. Tolom
Bahan : 1. Genting 2. Pasir
3. Portland cement 4. Air
3.2.3 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Membuat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement dibanding 2 pasir.
3. Pasang adukan pada keliling genting sehingga tampak seperti bejana dengan tebal 3cm dan tingginya 5cm.
4. Pada pemasangan spesi ini diharapkan tidak
mengotori bagian tengah dari genting dan kedap air.
5. Kemudian setelah kering isi dengan air sampai penuh.
6. Amatilah sampai bagian bawah genting sampai menetes, kurang lebih selama 3 jam dengan melakukan pengukuran perubahan tinggi air setiap 15 menit.
21 7. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan kerapatan
genting terhadap air.
3.2.4 Data Hasil Pengujian
Data pengujian rembesan genting
● Data percobaan
NO Jangka waktu (menit)
Tinggi muka air (mm)
1 0 50
2 15 48
3 30 46
4 45 48
5 60 47
6 75 46
7 90 48
8 105 47
9 120 48
10 135 47
11 150 48
12 165 46
● Analisis Data :
- Kecepatan rembesan (v) V = 𝐷
𝐷 = 47,416
165 = 0,28737 𝐷𝐷
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷
22 - Waktu rembesan (t) jika tebal genting 50 mm
t = 𝐷
𝐷 = 47,416
0,28737 = 165 menit
- Waktu menembus dari hasil pengamatan adalah 165 menit
3.2.5 Kesimpulan
Karena waktu yang diperlukan air untuk merembes kurang dari 2,75 jam atau 165 menit, maka genting yang diuji mempunyai kualitas kualitas yang baik meskipun terdapat rembesan dimenit awal.
3.2.6 Saran
Pertimbangkan untuk melakukan pengujian dalam berbagai kondisi cuaca dan suhu untuk memastikan genting dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai situasi.
3.2.7 Gambar
Perembesan Air pada Genting
23
3.3 UJI KUAT LENTUR 3.3.1 Tujuan
● TIU : Memberikan petunjuk dan cara-cara pengujian kelenturan pada genting sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi sendiri.
● TIK : Mahasiswa dengan alat yang tersedia mampu mengevaluasi uji kelenturan genting dan dapat menganalisa data hasil pengujian.
3.3.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Mistar2. Cetak 3. Talam
4. Mesin Tes Tekan
Bahan : 1. Genting 2. Pasir
3. Portland cement
3.3.3 Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Buat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement disbanding 4 bagian pasir dan air 60-70% .
3. Pasang adukan melintang pada tepi genting bagian bawah untuk tumpuan pada genting dimana jarak antar tumpuan sama dengan panjang efektif genteng (± 14cm) dan melintang di tengah pada bagian atas genting untuk meretakkan beban yang bekerja pada
genteng,dengan tebalnya 1,5 cm,sedangkan tingginya kurang lebih 2cm.
4. Keesokan harinya (setelah 24 jam) rendam benda uji genting,kemudian sebelum pengujian diambil seharu sebelumnya dan dikeringkan.
5. Sebelum pengujian ukurlah panjang,lebar,dan tebal dari genting,untuk mengetahui dimensi actual.
24 6. Letakkan benda uji pada mesin test tekan dengan posisi merebah dan
jangan sampai ada goyangan, kemudian lakukan pembebanan dengan kecepatan 2 kg/cm2/detik untuk mengetahui kuat lenturnya.
3.3.4 Data Hasil Pengujian
Data pengujian kuat lentur● Data percobaan :
Dimensi kuat lentur Ukuran 1 Ukuran 2
Panjang genting (l) mm 235 345
Lebar (b) mm 160 164
Bentang (t) mm 250 256
Tebal (h) mm 5 5,5
Luas Penampang alat (Aa) 𝑚𝑚2
3,57 3,57
Tegangan terbaca (𝜎𝐷 ) psi Tegangan terbaca (𝜎𝐷 ) kg/𝐷𝐷2
200 14,06 1,378 N/𝑚𝑚2
203 14,27 1,399 N/𝑚𝑚2
● Analisa Data :
- Bila yang terukur tegangan maka besar beban (P) P = 𝜎𝐷 x Aa
= 1,388 x 25,1 = 34,838 N
- Bila yang terukur beban P, maka tegangan lentur (𝜎1) 𝜎1= 3 𝐷𝐷
2 𝐷𝐷2
𝜎1= 3 𝐷 34,838 𝐷 290
2 𝐷 162 𝐷 5,252 = 3,395 𝐷
𝐷𝐷2
25
3.3.5 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diketahui bahwa genting yang di uji memiliki kuat lentur sebesar 0,482 N/𝐷𝐷2.
3.3.6 Saran
Bandingkan nilai kuat lentur ini dengan standar industri untuk genting. Jika nilai ini jauh di atas rata-rata, ini bisa menjadi indikator kualitas yang baik.
3.3.7 Gambar
Uji Kuat Tekan Genting Hasil Uji Kuat Tekan Genting
26
3.4 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR 3.4.1 Tujuan
● TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetauhi cara- cara pengujian penyerapan air pada genting dan mampu melaksanakan pengujianya sendiri.
● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui perembesan air dan kualitas dari genting.
3.4.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Timbangan2. Dryer/ kipas
3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : Genting
3.4.3 Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Ambil dan timbang satu buah genting untuk mengetauhi berat awal (A), kemudian rendam sampai jenuh air kurang lebih selama 3 jam 3. Ambil genting yang telah direndam tadi\
4. Genting diangin-anginkan dengan bantuan kipas angin (dryer) kemudian ditimbang beratnya untuk mengetahui berat jenuh (B) 5. Setelah genting dalam keadaan kering permukaan masukkan dalam
oven dengan temperatur 110°C selama 1 hari (24 jam)
6. Ambil genting dari dalam oven selama 24 jam lalu timbang beratnya untuk mendapatkan berat genting kering (C)
7. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada genting.
27
3.4.4 Data Pengujian Penyerapan Genting
Data pengujian rembesan genting :● Data pengujian :
Berat genting awal (A) = 1,64 kg Berat genting air jenuh (B) = 1,72 kg Berat genting kering oven (C) = 1,62 kg
● Analisa Data :
1. Tinjauan I (D) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 1,72−1,64
1,64 x 100% = 4,878 % Berat air serap (F) = D/100 x A = 0,079 L
2. Tinjauan II (E) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 1,72−1,62
1,64 x 100% = 6,097%
Berat serap air (G) = E/100 x A = 0,099 L
3. Resapan genting rata-rata = (F+G)/2 = 0,089 L
3.4.5 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diketahui bahwa genting yang diuji dapat menyerap sebesar 0,089 liter.
3.4.6 Saran
Meskipun penyerapan adalah indikator penting, ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi kualitas genting. Pertimbangkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut pada genting, seperti tes keausan atau tes ketahanan cuaca.
28
3.4.7 Gambar
Perembesan Air pada Genting
29
BAB IV PENGUJIAN PAVING STONE
4.1 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR 4.1.1 Tujuan
● TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara - cara pengujian penyerapan air pada paving dan mampu melaksanakan
● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada paving
4.1.2 Alat Dan Bahan
Alat : 1. Timbangan 2. Dryer/kipas angin
3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : 1. Paving 2. Air
4.1.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menimbanglah sepotong paving untuk mengetahui berat awal (A).
3. Kemudian rendam paving ke dalam air minimal sampai jenuh selama ± 3jam.
4. Setelah 3 jam angkat paving dari air kemudian lap sampai kering permukaan.
5. Setelah paving dalam keadaan kering permukaan paving ditimbang untuk mengetahui berat jenuh (B) dan kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 110ºC
6. Setelah 24 jam ambil paving yang sudah kering, kemudian timbang untuk mengetahui berat kering(C).
7. Mencatat semua hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada paving.
30
4.1.4 Data Pengujian Resapan Paving
Data percobaan :- Berat paving awal (A) = 2,86 kg - Berat paving penuh air (B) = 2,90 kg
- Berat paving kering oven (C) = 2,78 kg
Analisa Data :
1. Tinjauan pada air serap Berat serap air (D) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 2,90−2,86
2,86 x 100% = 1,398%
Volume serap air (F) = 𝐷
100 x A = 1,398
100 x 2,86 = 0,0399 L 2. Tinjauan pada air jenuh
Berat serap air (E) = (𝐷−𝐷)
𝐷 x 100% = (2,90−2,78)
2,78 x 100%
=4,316%
Volume serap air (G) = 𝐷
100 x A = 4,316
100 x 2,86 = 0,1234 L
3. Resapan rata-rata = (𝐷 + 𝐷)
2 = 0,0399+0,1234
2 = 0,08165 L
4.1.5 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat diketahui sepotong paving yang diuji dapat menyerap air rata - rata 0,08165 L
4.1.6 Saran
Bandingkan nilai penyerapan ini dengan standar industri untuk paving. Jika nilai ini jauh di atas atau di bawah rata-rata, ini bisa menjadi indikator kualitas yang baik atau buruk.
31
4.1.7 Gambar
Penyerapan air pada paving
32
4.2 PENGUJIAN KUAT TEKAN 4.2.1 Tujuan
● TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara pengujian tekan pada paving sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta menganalisa data hasil pengujian tekan pada paving.
4.2.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Mistar 2. Gergaji3. Mesin tekan
Bahan : 1. Paving
4.2.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Potong paving yang akan diuji dalam arah memanjang menjadi 2 sama besar
3. Letakkan satu buah potongan paving tadi pada mesin press.
4. Tekan tiap potongan paving dengan alat tekan.
5. Baca dan tulis tegangan yang timbul.
6. Lakukan pengolahan data yang telah didapat.
33
4.2.4 Data Hasil Pengujian
Data percobaan :Test no. I II
Campuran Dimensi :
- Panjang (L) mm - Lebar (b) mm - Tinggi (t) mm
104 10 3 58
103 103 58
Luas permukaan (A) 𝐷𝐷2 10.712 10.609
Tegangan terbaca (𝐷𝐷) 𝐷𝑛
𝐷𝐷2 430 440
Tegangan terbaca (𝐷𝐷) 𝐷𝑔
𝐷𝐷2 43847,797 40,141 N/𝑚𝑚2
44867,513 41,474 N/𝑚𝑚2 Luas penampang alat (Aa) = 40.000 𝐷𝐷2
Analisa Data :
- Kuat tekan paving (𝜎)
I 𝜎𝐷1= 43847,788 kg/𝐷𝐷2= 40,141 N/𝐷𝐷2 II 𝜎𝐷2= 44867,504 kg/𝐷𝐷2= 41,474 N/𝐷𝐷2 𝐷1 = 𝜎𝐷1 x Aa = 40,141 x 40.000 = 1.605.640 N 𝐷2 = 𝜎𝐷2 x Aa = 41,474 x 40.000 = 1.658.960 N
- Bila yang terukur beban P, maka kuat tekan spesi (𝜎𝑔) 𝜎𝑡1 = 𝑃1
𝐴 = 1.605.640
10.712 = 149,891 N/𝑚𝑚2 𝜎𝑡2 = 𝑃2
𝐴 = 1.658.960
10.609 = 156,372 N/𝑚𝑚2
34
4.2.5 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diketahui paving yang diuji sebesar 0,0038 N/𝐷𝐷2.
4.2.6 Saran
Pastikan peralatan pengukuran dan pengujian telah dikalibrasi secara teratur untuk memastikan akurasi hasil. Kesalahan kalibrasi dapat mengarah pada data yang tidak akurat.
4.2.7 Gambar
Kuat Tekan Paving
35
BAB V PENGUJIAN KERAMIK
5.1 UJI FISIK UBIN 5.1.1 Tujuan
● TIU : Memberi petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada
keramik sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu manguji serta menganalisa data hasil fisik pada keramik.
5.1.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Penggaris siku 2. Timbangan 3. Jangka sorong
Bahan : Keramik
5.1.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyediakan keramik sebanyak 3 buah.
3. Mengukur berat keramik.
4. Mengukur dimensi masing – masing keramik.
5. Menghitung rata-rata masing-masing pengukuran.
6. Meneliti permukaan keramik untuk mengetahui kualitas, yang meliputi : rata dan datar, mutu, padat, keras, kering, siku, suara, kemulusan 7. Mencatat hasil pengukuran.
36
5.1.4 Data Hasil Pengujian
Data pengujian fisik keramik :● Data percobaan :
Benda uji nomor : I II III Rata-rata
Berat keramik (gram) 580 580 560 1720 Tebal keramik (cm) 0,5 0,7 0,4 1,6 (cm) Lebar keramik (cm) 19,7 19,7 19,7 19,7 (cm) Panjang keramik (cm) 24,7 24,7 24,7 24,7 (cm) Keliling keramik (cm) 89,5 89,5 89,5 89,5 (cm)
● Data pengamatan fisik
Kemulusan, padat, keras, kering, suara, kepala ubin harus rata dan datar, retak-retak, siku dan lain-lain.
5.1.5 Kesimpulan
Keadaan fisik yang meliputi: kemulusan, padat, keras, kering, suara, kepala ubin, datar, dan siku pada benda uji keramik baik-baik saja.
5.1.6 Saran
Pastikan bahwa dimensi keramik (panjang, lebar, dan keliling) memenuhi standar yang diperlukan. Konsistensi dalam dimensi dapat menjadi faktor kunci dalam menentukan kualitas produk.
37
5.1.7 Gambar
Pengukuran keramik
38
5.2 UJI KUAT LENTUR 5.2.1 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara-cara pengujian kelenturan pada keramik sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi sendiri.
2. Mahasiswa dengan alat yang tersedia mampu mengevaluasi uji kelenturan keramik.
3. Mahasiswa dapat menganalisa data hasil pengujian.
5.2.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Gerinda2. Mesin Tekan 3. Mistar
Bahan : Keramik
5.2.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memberi tanda vertikal tepat ditengah dan garis horizontal dari tepi 2 cm.
3. Memotong menjadi 2 bagian dengan gerinda.
Melakukan uji kuat lentur menggunakan mesin kuat tekan dengan kecepatan 2 kg/cm²/detik.
4. Mencatat semua hasil uji kuat lentur keramik.
39
5.2.4 Data Hasil Pengujian
Data pengujian kuat lentur keramik :
● Data percobaan :
Dimensi kuat lentur Ukuran I
Ukuran II - Panjang keramik (l) mm 247 247
- Lebar (b) mm 98 98
- Bentang (l) mm 207 207
- Tebal (t) mm 5 5
Tegangan terbaca (𝜎𝐷) = 100 psi = 7,03 kg/ = 0,689 N
● Analisa Data :
- Bila yang terukur tegangan maka besar beban (P) P = 𝜎𝐷 x Aa
P = 0,689 x 25,1 = 17,293 N
- Bila yang terukur beban P maka tegangan lentur (𝜎1) 𝜎1 = 3 𝐷𝐷
2 𝐷𝐷2 = 3 𝑥 17,293 𝑥 247
2 𝐷 98 𝐷 52 = 2,161 N/𝐷𝐷2
5.2.5 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diketahui bahwa keramik yang diuji memiliki kuat lentur sebesar 2,161 N/𝐷𝐷2.
5.2.6 Saran
Analisis proses produksi untuk memastikan bahwa setiap langkahnya berkontribusi pada dimensi dan kualitas yang diinginkan. Identifikasi dan perbaiki potensi masalah di dalamnya.
40
5.2.7 Gambar
Uji Kuat Lentur Pada Keramik
41
5.3 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR 5.3.1 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara-cara pengujian penyerapan air pada keramik dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.
2. Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji penyerapan air pada keramik.
3. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengujian penyerapan air pada keramik.
5.3.2 Alat dan Bahan
Alat : 1. Oven 2. TimbanganBahan : Keramik
5.3.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang satu buah keramik untuk mengetahui berat awal keramik.
3. Kemudian rendam keramik selama lebih kurang 3 jam.
4. Mengambil keramik dari rendaman lalu angina-anginkan, lap keramik menggunakan kain bila perlu.
5. Menimbang untuk mengetahui berat jenuh keramik.
6. Setelah keramik dalam keadaan kering permukaan, masukkan keramik dalam oven dengan temperatur 110˚ selama 24 jam.
7. Mengambil keramik dari dalam oven selama 24 jam lalu timbang beratnya untuk mengetahui berat kering keramik.
8. Mencatat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada keramik
42
5.3.4 Data Hasil Pengujian Rembesan
Data pengujian rembesan keramik● Data percobaan :
Berat keramik awal (A) = 0,60 kg Berat keramik kering permukaan (B) = 0,64 kg Berat keramik kering oven (C) = 0,58 kg
● Analisa data
1. Tinjauan I Berat air serap (D) = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 0,64−0,60
0,60 x 100% =6,666%
Volume serap air (F) = D/100 x A = 6,666
100 x 0,60 = 0,039 L 2. Tinjauan II
Berat air serap = 𝐷−𝐷
𝐷 x 100% = 0,64−0,58
0,60 x 100% = 10%
Volume air jenuh (G) = E/100 x A = 10
100 x 0,60 = 0,06 L
3. Resapan keramik rata - rata = (𝐷 + 𝐷)
2 = (0,039+0,06)
2 = 0,0495 L
5.3.5 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diketahui bahwa keramik yang diuji dapat menyerap air rata - rata 0,0495 L.
5.3.6 Saran
Analisis perbedaan antara berat keramik dalam kondisi awal, kering permukaan, dan kering oven. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor seperti kelembaban atau proses pemanasan. Pastikan untuk memahami penyebab perbedaan ini.
43
5.3.7 Gambar
44
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto. (2003). Panduan Praktek Uji Bahan Bangunan. Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi (Progam Semi QUE-V) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Surabaya.