• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Bahan Bangunan Kel. 5

N/A
N/A
Rizki Maulana Alfiansyah

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktikum Bahan Bangunan Kel. 5"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

UJI BAHAN BANGUNAN

Disusun oleh:

❖ Rizki Maulana Alfiansyah (23050724002)

❖ Ryandika Putra Arifanda (23050724012)

❖ Nunik Wahyuningtias (23050724016)

❖ M. Gilang Alif Pradana (23050724020)

❖ Sinta Aulia Yunianingrum (23050724021)

❖ Dedi Noval (23050724024)

 Dimas Jayadi (21050724073)

Dosen pembimbing : Arie Wardhono, S.T., M.MT., M.T., Ph.D.

FAKULTAS TEKNIK

PROGAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

2023

(2)

PRODI : S1 Teknik Sipil

KELOMPOK : 5

ASISTEN : Sunyata, S.E.

No Tanggal Keterangan Paraf Paraf

Teknisi 1. 24/11/23 BAB I PENGUJIAN BATU BATA

1.1 Uji Fisik Batu Bata 1.2 Penyerapan Air 1.3 Uji Kuat Tekan

2. 24/11/23 BAB II PENGUJIAN ADUKAN CAMPURAN SEMEN

2.1 Uji Kuat Tekan 2.2 Penyerapan Air

3. 24/11/23 BAB III PENGUJIAN GENTING 3.1 Uji Fisik Genting

3.2 Perembesan Air 3.3 Uji Kuat Lentur

3.4 Pengujian Penyerapan Air 4. 24/11/23 BAB IV PENGUJIAN PAVING

STONE

4.1 Pengujian Penyerapan Air 4.2 Pengujian Kuat Tekan 5. 24/11/23 BAB V PENGUJIAN KERAMIK

5.1 Uji Fisik Keramik 5.2 Uji Kuat Lentur

5.3 Pengujian Penyerapan Air

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmad dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku ajar untuk mata kuliah Praktek Uji Bahan ini dengan baik dan lancar.

Dengan terselesaikannya buku ajar ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk belajar tentang PRAKTIKUM UJI BAHAN BANGUNAN dan dapat sebagai pegangan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan struktur beton bertulang yang dihadapai di lapangan nantinya, yang tentunya harus dilengkapi dengan Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) untuk lebih lengkapnya.

Buku ini disusun berdasarkan pada Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI). Selain itu untuk melengkapi referensi mengambil juga dari berbagai buku yang membahas tentang bahan bangunan. Namun untuk kali ini tidak semua bahan bangunan dibahas di sini. Pembahasan hanya dibatasi bahan pokok yang sering dipakai dalam membangun dalam bidang teknik sipil.

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan naskah buku panduan praktek ini. Khususnya kepada tim Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil FT UNESA yang telah banyak memberikan masukkan demi terselesaikannya buku ini, Mudah-mudahan buku ini ada manfaatnya bagi kita semua.

Penulis

Surabaya, 1 November 2023

(4)

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENGUJIAN BATU BATA ...1

1.1 UJI FISIK BATU BATA ...1

1.2 PENYERAPAN AIR ...4

1.3 UJI KUAT TEKAN ...7

BAB II PENGUJIAN ADUKAN SPESI CAMPURAN SEMEN DAN PASIR ... 10

2.1 KUAT TEKAN ... 10

2.3 PENYERAPAN AIR ... 14

BAB III PENGUJIAN GENTING ... 17

3.1 UJI FISIK GENTING ... 17

3.2 PEREMBESAN AIR ... 20

3.3 UJI KUAT LENTUR ... 23

3.4 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR ... 26

BAB IV PENGUJIAN PAVING STONE ... 29

4.1 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR ... 29

4.2 PENGUJIAN KUAT TEKAN ... 32

BAB V PENGUJIAN KERAMIK ... 35

5.1 UJI FISIK UBIN ... 35

5.2 UJI KUAT LENTUR ... 38

5.3 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR ... 41

(5)

1

BAB I PENGUJIAN BATU BATA

1.1 UJI FISIK BATU BATA 1.1.1 Tujuan

● TIU : Memberi petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada batu bata sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri

● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta menganalisa data hasil pengujian fisik pada batu bata.

1.1.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Sketmat

2. Siku 3. Mistar

Bahan : Batu bata

1.1.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Menyediakan batu bata minimal sebanyak 3 buah

3. Ukur dimensi batu-bata tersebut dan catat data yang diperoleh.

Dimensi yang diukur adalah panjang (L), lebar (B) dan tinggi (T).

4. Hitunglah rata-ratanya masing-masing pengukuran

5. Telitilah masing-masing permukaan batu-bata untuk mengetahui kualitas batu-bata, retak, rata, dan sikunya masing-masing sisi

6. Interpretasikan dari data tersebut untuk menganalisis kualitas batu-bata ditinjau dari sifat fisiknya.

(6)

2

1.1.4 Data Hasil Pengujian

Bata 1 Lebar

Panjang Tebal Berat

9,65 cm 19,6 cm 4,52 cm 1400 gram

Bata 2 Lebar

Panjang Tebal Berat

9,3 cm 19,3 cm 4,45 cm 1280 gram

Bata 3 Lebar

Panjang Tebal Berat

9,55 cm 19,5 cm 4,45 cm 1360 gram Rata - rata dimensi, retak, rata, dan siku

1.1.5 Kesimpulan

1. Setiap Batu Bata memiliki ukuran, tebal, dan berat masing - masing 2. Uji fisik batu bata dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan sifat

fisik dari batu bata

3. Uji fisik batu bata dapat digunakan untuk menentukan kualitas batu bata dan mengetahui apakah batu bata tersebut layak digunakan sebagai bahan bangunan

1.1.6 Saran

1. Ukuran batu bata memiliki banyak variasi, namun harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan SNI 15-2094- 2000.Oleh karena itu, sebelum membeli batu bata, pastikan untuk mengecek ukuran batu bata tersebut dan memastikan bahwa ukurannya sesuai dengan standar yang berlaku.

(7)

3 2. Selain ukuran, tebal batu bata juga perlu diperhatikan. Hal ini karena tebal batu bata dapat mempengaruhi kekuatan dan daya tahan batu bata terhadap beban. Pastikan untuk memilih batu bata dengan tebal yang sesuai dengan kebutuhan bangunan yang akan dibangun.

3. Berat batu bata juga perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi biaya pengiriman dan pemasangan batu bata. Pastikan untuk memilih batu bata dengan berat yang sesuai dengan kebutuhan bangunan yang akan dibangun.

1.1.7 Gambar

Pengukuran Batu Bata Penimbangan Batu Bata

(8)

4

1.2 PENYERAPAN AIR 1.2.1 Tujuan

● TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara- cara pengujian penyerapan air pada batu-bata dan mampu

melaksanakan pengujian sendiri

● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada batu-bata

1.2.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Timbangan

2. Dryer/ Kipas angin

3. Oven dengan pengatur suhu

Bahan : Batu Bata

1.2.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Ambil dan timbang satu buah batu bata untuk mengetahui berat awal (A), kemudian rendam sampai jenuh air atau selama ± 3 jam.

3. Ambil batu bata yang telah direndam kemudian dibersihakan permukaan dengan kain lap untuk mencapai kering permukaan dan setelah kering permukaan ditimbang untuk mengetahui berat jenuh (B).

4. Kemudian keringkan dengan memasukkan dalam oven dengan temperatur 110º selama 24 jam

5. Ambil batu-bata dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang beratnya untuk mendapatkan berat batu-bata kering (C)

6. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada batu-bata.

(9)

5

1.2.4 Data Hasil Pengujian

● Data Percobaan

Berat Batu Bata Awal (A) 1,40 kg

Berat Batu Bata jenuh air (B) 1,50 kg Berat Batu Bata kering oven (C) 1,32 kg

● Analisa Data

1. Tinjauan terhadap penyerapan air bata dari pasaran

Berat air serap (D) = 𝐵−𝐴

𝐴 x 100% = 1,501,40

1,40 x 100% = 7,142%

Volume serap air (F) = 𝐷

100 x A = 7,142100 x 1,40 = 0,099 Liter 2. Tinjauan terhadap penyerapan air bata kering oven

Berat air jenuh (E) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 1,501,32

1,40 x 100% = 12,857%

Volume air jenuh (G) = 𝐷

100 x A = 12,857

100 = 0,128 Liter 3. Penyerapan air bata rata-rata

Rata-rata = (𝐹+𝐺)

2 = 0,139 Liter

1.2.5 Kesimpulan

1. Penyerapan air pada batu bata dapat mempengaruhi kualitas batu bata dan daya tahan batu bata terhadap cuaca dan kelembaban.

2. Hasil dari pengujian penyerapan air pada batu bata dapat digunakan untuk menentukan kualitas batu bata dan mengetahui apakah batu bata tersebut layak digunakan sebagai bahan bangunan.

(10)

6 3. Uji fisik penyerapan air pada batu bata sangat penting dilakukan

sebelum menggunakan batu bata sebagai bahan bangunan.

1.2.6 Saran

1. Sebelum membeli batu bata, pastikan untuk mengecek hasil pengujian penyerapan air pada batu bata tersebut untuk memastikan kualitas batu bata tersebut.

2. Pastikan untuk memilih batu bata dengan penyerapan air yang rendah, karena batu bata dengan penyerapan air yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas batu bata dan daya tahan batu bata terhadap cuaca dan kelembaban.

3. Pastikan untuk memilih batu bata yang dibuat dari tanah yang berkualitas dan melalui proses pembuatan yang benar, karena sifat fisik tanah tempat batu bata dibuat juga dapat mempengaruhi hasil pengujian penyerapan air pada batu bata.

1.2.7 Gambar

Penyerapan Air Batu Bata

(11)

7

1.3 UJI KUAT TEKAN 1.3.1 Tujuan

 TIU : Memberikan petunjuk dan melatih mahasiswa cara menguji kuat tekan pada batu bata, sehingga mampu melaksanakan pengujin sendiri.

 TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta menganalisa data hasil pengujian kuat tekan pada batu bata.

1.3.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Mistas

2. Gergaji 3. Cetak

4. Mesin Tes Tekan

Bahan : 1. Batu Bata 2. Pasir

3. Portland Cement

1.3.3 Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan .

2. Ambil 3 buah batu bata lalu potong menjadi 2 bagian yang sama pada arah memanjang .

3. Buat adukan spesi dengan perbandingan campuran 1 bagian portland cement di banding 6 bagian pasir ( 1 pc : 6 ps ) dan air sebanyak 60- 70%.

4. Ambil 2 potongan batu bata yang tadi dan susun dengan lapisan spesi setebal 1,5cm , di bagian permukaan atas dan bawah ratakan pula dengan spesi setebal 1cm .biarkan selama 24 jam.

5. Kemudian di rendam sampai umur 7 hari atau 14 hari untuk di lakukan pengujian ambil sehari sebelum pengujian dan di keringkan di udara bebas.

6. Letakkan pengujian dengan memberi beban perlahan-lahan, kecepatan pembebanan 2kg/cm2/detik.

(12)

8 7. Catat hasil percobaan masing-masing benda uji sebagai data untuk

menentukan tegangan tekan pada batu bata.

1.3.4 Data Hasil Pengujian

● Data percobaan Dimensi pasangan :

Pasangan (L) 18 mm 19 mm

Tinggi (t) 123,125 mm 133 mm

Lebar (b) 92,25 mm 98 mm

Tegangan terbaca 𝐷𝐷 𝜎𝐷

14,6 kn/𝐷𝐷2 1488,785 kg/𝐷𝐷2

18 kn/𝐷𝐷2 1835,489 kg/𝐷𝐷2

Tegangan terbaca 𝜎𝑎 1,715 N/𝑚𝑚2 1,873 N/𝑚𝑚2 Luas penampang alat (Aa) 40.000 𝑚𝑚2 40.000 𝑚𝑚2

● Analisa data :

- Besar beban (P) - P = 𝜎𝐷 x Aa

Bata I : 1,715 x 40.000 = 68600 N Bata II : 1,873 x 40.000 = 74920 N

1.3.5 Kesimpulan

Dari data hasil percobaan diperoleh hasil : 1. Bata I : 68600 N

2. Bata II : 74920 N

1.3.6 Saran

Pastikan untuk mengikuti pedoman dan standar setempat yang berlaku untuk memastikan hasil yang akurat dan relavan.

(13)

9

1.3.7 Gambar

(14)

10

BAB II PENGUJIAN ADUKAN SPESI CAMPURAN SEMEN DAN PASIR

2.1 KUAT TEKAN 2.1.1 Tujuan

● TIU : Memberi petunjuk pada mahasiswa mengenai cara menguji kuat tekan adukan spesi sehingga mahasiswa mampu melaksanakan

pengujian sendiri.

● TIK : Mahasiswa dengan alat dan beton yang tersedia mampu menguji kuat tekan adukan dan dapat membandingkan dengan standar yang direncanakan.

2.1.2 Alat Dan Bahan

Alat : 1. Cetak

2. Ayakan Pasir 3. Cetakan Spesi 4. Kuas

5. Mesin Tes Tekan

Bahan : 1. Pasir 2. Semen 3. Air

4. Minyak Pelumas

2.1.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Buat kubus spesi dengan ukuran (5x5x5) cm dengan perbandingan 1 : 6, dan faktor air semen (F.A.S) tertentu pula.

3. Olesi cetakan dengan minyak pelumas sebelum adukan dimasukkan kedalam cetakan.

4. Kemudian masukkan adukan dalam cetakan.

5. Setelah adukan berumur 24 jam, keluarkan benda uji dari cetakan.

(15)

11 6. Rendam selama 7 (tujuh) hari, lalu 1 hari sebelum pengujian, ambil dan

keringkan.

7. Letakkan benda uji pada mesin test tekan spesi untuk pengujian kuat tekan, lakukan penekanan dengan kecepatan beban 2 kg/cm2/detik.

8. Catat hasil pengujian sebagai data untuk menentukan tegangan tekanannya.

2.1.4 Data Hasil Pengujian

● Data percobaan :

Test No : I II

Dimensi lekatan - Panjang (L) mm - Lebar (b) mm - Tebal (𝐷) mm

48 48 48

48 48 48

Luas penampang (A) 𝐷𝐷2 2304 2304

Tegangan terbaca (𝜎𝐷) kg/𝐷𝐷2 38,062 38,062 Luas penampang alat (Aa) = 40.000 𝐷𝐷2

● Analisa data :

1. Bila yang terukur tegangan maka menentukan besar beban (P) dapat dihitung :

𝜎𝐷1= 38,062 kg/𝐷𝐷2= 3,732 N/𝐷𝐷2

𝜎𝐷2 = 38,062 kg/𝐷𝐷2= 3,732 N/𝐷𝐷2

𝐷1 = 𝜎𝐷1 x Aa = 3,732 x 40.000 = 149.280 N

𝐷2= 𝜎𝐷2 x Aa = 3,732 x 40.000 = 149.280 N

(16)

12 2. Bila yang terukur beban P, maka kuat tekan spesi (𝜎𝐷)

𝜎𝐷1 = 𝐷1

𝐷 = 149.280

2304 = 64,791 N/𝐷𝐷2

𝜎𝐷2 = 𝐷1

𝐷 = 149.280

2304 = 64,791 N/𝐷𝐷2 3. 𝜎𝐷1 rata-rata = 64,791 N/𝐷𝐷2

2.1.5 Kesimpulan

Dari hasil praktikum diketahui bahwa kubus spesi dengan campuran dan F.A.S 1:6 memiliki kuat tekan sebesar 64,791 N/𝐷𝐷2

2.1.6 Saran

Besar atau kecilnya kuat tekan pada spesi tergantung pada beberapa fakor, antara lain yaitu faktor komposisi, pilih komposisi yang standar.

2.1.7 Gambar

Proses meratakan adukan Adukan rata

(17)

13 Adukan spesi kering Proses pengujian berat

kubus

(18)

14

2.3 PENYERAPAN AIR 2.3.1 Tujuan

● TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara- cara pengujian penyerapan air pada spesi dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.

● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada spesi

2.3.2 Alat Dan Bahan

Alat : 1. Timbangan 2. Dryer/kipas angin

3. Oven dengan pengatur suhu

Bahan : 1. Pasir 2. Semen 3. Air

4. Minyak Pelumas

2.3.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Timbang tiga buah kubus spesi untuk mengetahui berat awal (A), kemudian rendam sampai jenuh air kurang lebih selama 3 jam.

3. Ambil kubus spesi yang telah direndam kemudian dilap permukaanya untuk mencapai kering permukaan dan timbang untuk mengetahui berat jenuh (B)

4. Setelah kubus spesi dalam keadaan kering permukaan, masukkan dalam oven dengan temperatur 110C selama 24 jam.

5. 1. Ambil kubus spesi dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang beratnya untuk mendapatkan berat batu bata kering (C).

6. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada kubus spesi.

(19)

15

2.3.4 Data Hasil Pengujian

Data pengujian air kubus spesi :

● Data percobaan :

- Berat kubus spesi awal (A) = 0,22 kg - Berat kubus spesi jenuh air (B) = 0,26 kg - Berat kubus spesi kering oven (C) = 0,20 kg

● Analisa Data :

1. Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi

Berat air serap (D) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 0,260,22

0,22 x 100% = 18,181%

Volume serap air (F) = 𝐷

100 x A = 0,039 Liter

2. Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi kering oven

Berat air jenuh (E) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 0,260,20

0,22 x 100% = 27,272%

Volume air jenuh (G) = 𝐷

100 x A = 0,05 Liter 3. Penyerapan air kubus spesi rata-rata

Rata-rata =(𝐷+𝐷)

2 = (0,039+0,05)

2 = 0,0445 Liter

2.3.5 Kesimpulan

Dari hasil pengujian terhadap penyerapan air diperoleh penyerapan air rata-rata 0,0445 Liter

2.3.6 Saran

Besar atau kecilnya kuat tekan pada spesi tergantung pada beberapa fakor, antara lain yaitu faktor komposisi, pilih komposisi yang standar.

(20)

16

2.3.7 Gambar

Penyerapan Air pada Kubus

(21)

17

BAB III PENGUJIAN GENTING

3.1 UJI FISIK GENTING 3.1.1 Tujuan

● TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada genting sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.

● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta mengangalisa data hasil pengujian pengujian fisik pada genting.

3.1.2 Alat Dan Bahan

Alat : 1. Sketmat

2. Siku 3. Mistar

Bahan : Genteng

3.1.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Menyediakan genteng sebanyak 3 buah.

3. Ukur masing-masing genteng tersebut dan catat data yang diperoleh.

4. Hitunglah rata-rata masing-masing pengukuran.

5. Teliti masing-masing permukaan genteng untuk mengetahui kualitas genteng.

(22)

18

3.1.4 Data Hasil Pengujian

Data pengujian fisik genting :

● Data percobaan :

Benda uji nomor : I II III Rata-rata Berat genting (gram) 1,64 1,62 1,62 11,63 Tebal genting (cm) 0,4 0,5 0,4 0,43 Lebar genting

lengkung (cm)

24,5 24,5 24,5 24,5

Lebar genting tanpa lengkung (cm)

18,5 16 18,5 17,6

Panjang genting (cm)

23,5 23,5 24 23,6

Keliling genting (cm)

104 101,5 102, 5

102,6

3.1.5 Kesimpulan

Dari data hasil pengujian diperoleh rata-rata :

- Berat genting = 11,63 gram

- Tebal genting = 0,43 cm

- Lebar genting lengkung = 24,5 cm - Lebar genting tanpa lengkung = 17,6 cm - Panjang genting = 23,6 cm - Keliling genting = 102,6 cm

3.1.6 Saran

Pastikan untuk mengaju pada standar industri atau spesifikasi produk tertentu yang berlaku dalam konteks genting yang akan diuji.

(23)

19

3.1.7 Gambar

Pengukuran Genting Penimbangan Genting

(24)

20

3.2 PEREMBESAN AIR 3.2.1 Tujuan

● TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetauhi cara- cara pengujian peresapan air pada genting dan mampu

melaksanakan pengujian sendiri.

● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui perembesan air dan kualitas dari genting.

3.2.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Mistar

2. Cetakan 3. Tolom

Bahan : 1. Genting 2. Pasir

3. Portland cement 4. Air

3.2.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Membuat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement dibanding 2 pasir.

3. Pasang adukan pada keliling genting sehingga tampak seperti bejana dengan tebal 3cm dan tingginya 5cm.

4. Pada pemasangan spesi ini diharapkan tidak

mengotori bagian tengah dari genting dan kedap air.

5. Kemudian setelah kering isi dengan air sampai penuh.

6. Amatilah sampai bagian bawah genting sampai menetes, kurang lebih selama 3 jam dengan melakukan pengukuran perubahan tinggi air setiap 15 menit.

(25)

21 7. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan kerapatan

genting terhadap air.

3.2.4 Data Hasil Pengujian

Data pengujian rembesan genting

● Data percobaan

NO Jangka waktu (menit)

Tinggi muka air (mm)

1 0 50

2 15 48

3 30 46

4 45 48

5 60 47

6 75 46

7 90 48

8 105 47

9 120 48

10 135 47

11 150 48

12 165 46

● Analisis Data :

- Kecepatan rembesan (v) V = 𝐷

𝐷 = 47,416

165 = 0,28737 𝐷𝐷

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷

(26)

22 - Waktu rembesan (t) jika tebal genting 50 mm

t = 𝐷

𝐷 = 47,416

0,28737 = 165 menit

- Waktu menembus dari hasil pengamatan adalah 165 menit

3.2.5 Kesimpulan

Karena waktu yang diperlukan air untuk merembes kurang dari 2,75 jam atau 165 menit, maka genting yang diuji mempunyai kualitas kualitas yang baik meskipun terdapat rembesan dimenit awal.

3.2.6 Saran

Pertimbangkan untuk melakukan pengujian dalam berbagai kondisi cuaca dan suhu untuk memastikan genting dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai situasi.

3.2.7 Gambar

Perembesan Air pada Genting

(27)

23

3.3 UJI KUAT LENTUR 3.3.1 Tujuan

● TIU : Memberikan petunjuk dan cara-cara pengujian kelenturan pada genting sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi sendiri.

● TIK : Mahasiswa dengan alat yang tersedia mampu mengevaluasi uji kelenturan genting dan dapat menganalisa data hasil pengujian.

3.3.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Mistar

2. Cetak 3. Talam

4. Mesin Tes Tekan

Bahan : 1. Genting 2. Pasir

3. Portland cement

3.3.3 Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan.

2. Buat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement disbanding 4 bagian pasir dan air 60-70% .

3. Pasang adukan melintang pada tepi genting bagian bawah untuk tumpuan pada genting dimana jarak antar tumpuan sama dengan panjang efektif genteng (± 14cm) dan melintang di tengah pada bagian atas genting untuk meretakkan beban yang bekerja pada

genteng,dengan tebalnya 1,5 cm,sedangkan tingginya kurang lebih 2cm.

4. Keesokan harinya (setelah 24 jam) rendam benda uji genting,kemudian sebelum pengujian diambil seharu sebelumnya dan dikeringkan.

5. Sebelum pengujian ukurlah panjang,lebar,dan tebal dari genting,untuk mengetahui dimensi actual.

(28)

24 6. Letakkan benda uji pada mesin test tekan dengan posisi merebah dan

jangan sampai ada goyangan, kemudian lakukan pembebanan dengan kecepatan 2 kg/cm2/detik untuk mengetahui kuat lenturnya.

3.3.4 Data Hasil Pengujian

Data pengujian kuat lentur

● Data percobaan :

Dimensi kuat lentur Ukuran 1 Ukuran 2

Panjang genting (l) mm 235 345

Lebar (b) mm 160 164

Bentang (t) mm 250 256

Tebal (h) mm 5 5,5

Luas Penampang alat (Aa) 𝑚𝑚2

3,57 3,57

Tegangan terbaca (𝜎𝐷 ) psi Tegangan terbaca (𝜎𝐷 ) kg/𝐷𝐷2

200 14,06 1,378 N/𝑚𝑚2

203 14,27 1,399 N/𝑚𝑚2

● Analisa Data :

- Bila yang terukur tegangan maka besar beban (P) P = 𝜎𝐷 x Aa

= 1,388 x 25,1 = 34,838 N

- Bila yang terukur beban P, maka tegangan lentur (𝜎1) 𝜎1= 3 𝐷𝐷

2 𝐷𝐷2

𝜎1= 3 𝐷 34,838 𝐷 290

2 𝐷 162 𝐷 5,252 = 3,395 𝐷

𝐷𝐷2

(29)

25

3.3.5 Kesimpulan

Dari hasil praktikum diketahui bahwa genting yang di uji memiliki kuat lentur sebesar 0,482 N/𝐷𝐷2.

3.3.6 Saran

Bandingkan nilai kuat lentur ini dengan standar industri untuk genting. Jika nilai ini jauh di atas rata-rata, ini bisa menjadi indikator kualitas yang baik.

3.3.7 Gambar

Uji Kuat Tekan Genting Hasil Uji Kuat Tekan Genting

(30)

26

3.4 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR 3.4.1 Tujuan

● TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetauhi cara- cara pengujian penyerapan air pada genting dan mampu melaksanakan pengujianya sendiri.

● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui perembesan air dan kualitas dari genting.

3.4.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Timbangan

2. Dryer/ kipas

3. Oven dengan pengatur suhu

Bahan : Genting

3.4.3 Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Ambil dan timbang satu buah genting untuk mengetauhi berat awal (A), kemudian rendam sampai jenuh air kurang lebih selama 3 jam 3. Ambil genting yang telah direndam tadi\

4. Genting diangin-anginkan dengan bantuan kipas angin (dryer) kemudian ditimbang beratnya untuk mengetahui berat jenuh (B) 5. Setelah genting dalam keadaan kering permukaan masukkan dalam

oven dengan temperatur 110°C selama 1 hari (24 jam)

6. Ambil genting dari dalam oven selama 24 jam lalu timbang beratnya untuk mendapatkan berat genting kering (C)

7. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada genting.

(31)

27

3.4.4 Data Pengujian Penyerapan Genting

Data pengujian rembesan genting :

● Data pengujian :

Berat genting awal (A) = 1,64 kg Berat genting air jenuh (B) = 1,72 kg Berat genting kering oven (C) = 1,62 kg

● Analisa Data :

1. Tinjauan I (D) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 1,721,64

1,64 x 100% = 4,878 % Berat air serap (F) = D/100 x A = 0,079 L

2. Tinjauan II (E) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 1,721,62

1,64 x 100% = 6,097%

Berat serap air (G) = E/100 x A = 0,099 L

3. Resapan genting rata-rata = (F+G)/2 = 0,089 L

3.4.5 Kesimpulan

Dari hasil praktikum diketahui bahwa genting yang diuji dapat menyerap sebesar 0,089 liter.

3.4.6 Saran

Meskipun penyerapan adalah indikator penting, ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi kualitas genting. Pertimbangkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut pada genting, seperti tes keausan atau tes ketahanan cuaca.

(32)

28

3.4.7 Gambar

Perembesan Air pada Genting

(33)

29

BAB IV PENGUJIAN PAVING STONE

4.1 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR 4.1.1 Tujuan

● TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara - cara pengujian penyerapan air pada paving dan mampu melaksanakan

● TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada paving

4.1.2 Alat Dan Bahan

Alat : 1. Timbangan 2. Dryer/kipas angin

3. Oven dengan pengatur suhu

Bahan : 1. Paving 2. Air

4.1.3 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Menimbanglah sepotong paving untuk mengetahui berat awal (A).

3. Kemudian rendam paving ke dalam air minimal sampai jenuh selama ± 3jam.

4. Setelah 3 jam angkat paving dari air kemudian lap sampai kering permukaan.

5. Setelah paving dalam keadaan kering permukaan paving ditimbang untuk mengetahui berat jenuh (B) dan kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 110ºC

6. Setelah 24 jam ambil paving yang sudah kering, kemudian timbang untuk mengetahui berat kering(C).

7. Mencatat semua hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada paving.

(34)

30

4.1.4 Data Pengujian Resapan Paving

Data percobaan :

- Berat paving awal (A) = 2,86 kg - Berat paving penuh air (B) = 2,90 kg

- Berat paving kering oven (C) = 2,78 kg

Analisa Data :

1. Tinjauan pada air serap Berat serap air (D) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 2,902,86

2,86 x 100% = 1,398%

Volume serap air (F) = 𝐷

100 x A = 1,398

100 x 2,86 = 0,0399 L 2. Tinjauan pada air jenuh

Berat serap air (E) = (𝐷𝐷)

𝐷 x 100% = (2,902,78)

2,78 x 100%

=4,316%

Volume serap air (G) = 𝐷

100 x A = 4,316

100 x 2,86 = 0,1234 L

3. Resapan rata-rata = (𝐷 + 𝐷)

2 = 0,0399+0,1234

2 = 0,08165 L

4.1.5 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat diketahui sepotong paving yang diuji dapat menyerap air rata - rata 0,08165 L

4.1.6 Saran

Bandingkan nilai penyerapan ini dengan standar industri untuk paving. Jika nilai ini jauh di atas atau di bawah rata-rata, ini bisa menjadi indikator kualitas yang baik atau buruk.

(35)

31

4.1.7 Gambar

Penyerapan air pada paving

(36)

32

4.2 PENGUJIAN KUAT TEKAN 4.2.1 Tujuan

● TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara pengujian tekan pada paving sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.

● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta menganalisa data hasil pengujian tekan pada paving.

4.2.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Mistar 2. Gergaji

3. Mesin tekan

Bahan : 1. Paving

4.2.3 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Potong paving yang akan diuji dalam arah memanjang menjadi 2 sama besar

3. Letakkan satu buah potongan paving tadi pada mesin press.

4. Tekan tiap potongan paving dengan alat tekan.

5. Baca dan tulis tegangan yang timbul.

6. Lakukan pengolahan data yang telah didapat.

(37)

33

4.2.4 Data Hasil Pengujian

Data percobaan :

Test no. I II

Campuran Dimensi :

- Panjang (L) mm - Lebar (b) mm - Tinggi (t) mm

104 10 3 58

103 103 58

Luas permukaan (A) 𝐷𝐷2 10.712 10.609

Tegangan terbaca (𝐷𝐷) 𝐷𝑛

𝐷𝐷2 430 440

Tegangan terbaca (𝐷𝐷) 𝐷𝑔

𝐷𝐷2 43847,797 40,141 N/𝑚𝑚2

44867,513 41,474 N/𝑚𝑚2 Luas penampang alat (Aa) = 40.000 𝐷𝐷2

Analisa Data :

- Kuat tekan paving (𝜎)

I 𝜎𝐷1= 43847,788 kg/𝐷𝐷2= 40,141 N/𝐷𝐷2 II 𝜎𝐷2= 44867,504 kg/𝐷𝐷2= 41,474 N/𝐷𝐷2 𝐷1 = 𝜎𝐷1 x Aa = 40,141 x 40.000 = 1.605.640 N 𝐷2 = 𝜎𝐷2 x Aa = 41,474 x 40.000 = 1.658.960 N

- Bila yang terukur beban P, maka kuat tekan spesi (𝜎𝑔) 𝜎𝑡1 = 𝑃1

𝐴 = 1.605.640

10.712 = 149,891 N/𝑚𝑚2 𝜎𝑡2 = 𝑃2

𝐴 = 1.658.960

10.609 = 156,372 N/𝑚𝑚2

(38)

34

4.2.5 Kesimpulan

Dari hasil percobaan diketahui paving yang diuji sebesar 0,0038 N/𝐷𝐷2.

4.2.6 Saran

Pastikan peralatan pengukuran dan pengujian telah dikalibrasi secara teratur untuk memastikan akurasi hasil. Kesalahan kalibrasi dapat mengarah pada data yang tidak akurat.

4.2.7 Gambar

Kuat Tekan Paving

(39)

35

BAB V PENGUJIAN KERAMIK

5.1 UJI FISIK UBIN 5.1.1 Tujuan

● TIU : Memberi petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada

keramik sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.

● TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu manguji serta menganalisa data hasil fisik pada keramik.

5.1.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Penggaris siku 2. Timbangan 3. Jangka sorong

Bahan : Keramik

5.1.3 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Menyediakan keramik sebanyak 3 buah.

3. Mengukur berat keramik.

4. Mengukur dimensi masing – masing keramik.

5. Menghitung rata-rata masing-masing pengukuran.

6. Meneliti permukaan keramik untuk mengetahui kualitas, yang meliputi : rata dan datar, mutu, padat, keras, kering, siku, suara, kemulusan 7. Mencatat hasil pengukuran.

(40)

36

5.1.4 Data Hasil Pengujian

Data pengujian fisik keramik :

● Data percobaan :

Benda uji nomor : I II III Rata-rata

Berat keramik (gram) 580 580 560 1720 Tebal keramik (cm) 0,5 0,7 0,4 1,6 (cm) Lebar keramik (cm) 19,7 19,7 19,7 19,7 (cm) Panjang keramik (cm) 24,7 24,7 24,7 24,7 (cm) Keliling keramik (cm) 89,5 89,5 89,5 89,5 (cm)

● Data pengamatan fisik

Kemulusan, padat, keras, kering, suara, kepala ubin harus rata dan datar, retak-retak, siku dan lain-lain.

5.1.5 Kesimpulan

Keadaan fisik yang meliputi: kemulusan, padat, keras, kering, suara, kepala ubin, datar, dan siku pada benda uji keramik baik-baik saja.

5.1.6 Saran

Pastikan bahwa dimensi keramik (panjang, lebar, dan keliling) memenuhi standar yang diperlukan. Konsistensi dalam dimensi dapat menjadi faktor kunci dalam menentukan kualitas produk.

(41)

37

5.1.7 Gambar

Pengukuran keramik

(42)

38

5.2 UJI KUAT LENTUR 5.2.1 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara-cara pengujian kelenturan pada keramik sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi sendiri.

2. Mahasiswa dengan alat yang tersedia mampu mengevaluasi uji kelenturan keramik.

3. Mahasiswa dapat menganalisa data hasil pengujian.

5.2.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Gerinda

2. Mesin Tekan 3. Mistar

Bahan : Keramik

5.2.3 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memberi tanda vertikal tepat ditengah dan garis horizontal dari tepi 2 cm.

3. Memotong menjadi 2 bagian dengan gerinda.

Melakukan uji kuat lentur menggunakan mesin kuat tekan dengan kecepatan 2 kg/cm²/detik.

4. Mencatat semua hasil uji kuat lentur keramik.

(43)

39

5.2.4 Data Hasil Pengujian

Data pengujian kuat lentur keramik :

● Data percobaan :

Dimensi kuat lentur Ukuran I

Ukuran II - Panjang keramik (l) mm 247 247

- Lebar (b) mm 98 98

- Bentang (l) mm 207 207

- Tebal (t) mm 5 5

Tegangan terbaca (𝜎𝐷) = 100 psi = 7,03 kg/ = 0,689 N

● Analisa Data :

- Bila yang terukur tegangan maka besar beban (P) P = 𝜎𝐷 x Aa

P = 0,689 x 25,1 = 17,293 N

- Bila yang terukur beban P maka tegangan lentur (𝜎1) 𝜎1 = 3 𝐷𝐷

2 𝐷𝐷2 = 3 𝑥 17,293 𝑥 247

2 𝐷 98 𝐷 52 = 2,161 N/𝐷𝐷2

5.2.5 Kesimpulan

Dari hasil praktikum diketahui bahwa keramik yang diuji memiliki kuat lentur sebesar 2,161 N/𝐷𝐷2.

5.2.6 Saran

Analisis proses produksi untuk memastikan bahwa setiap langkahnya berkontribusi pada dimensi dan kualitas yang diinginkan. Identifikasi dan perbaiki potensi masalah di dalamnya.

(44)

40

5.2.7 Gambar

Uji Kuat Lentur Pada Keramik

(45)

41

5.3 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR 5.3.1 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara-cara pengujian penyerapan air pada keramik dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.

2. Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji penyerapan air pada keramik.

3. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengujian penyerapan air pada keramik.

5.3.2 Alat dan Bahan

Alat : 1. Oven 2. Timbangan

Bahan : Keramik

5.3.3 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menimbang satu buah keramik untuk mengetahui berat awal keramik.

3. Kemudian rendam keramik selama lebih kurang 3 jam.

4. Mengambil keramik dari rendaman lalu angina-anginkan, lap keramik menggunakan kain bila perlu.

5. Menimbang untuk mengetahui berat jenuh keramik.

6. Setelah keramik dalam keadaan kering permukaan, masukkan keramik dalam oven dengan temperatur 110˚ selama 24 jam.

7. Mengambil keramik dari dalam oven selama 24 jam lalu timbang beratnya untuk mengetahui berat kering keramik.

8. Mencatat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada keramik

(46)

42

5.3.4 Data Hasil Pengujian Rembesan

Data pengujian rembesan keramik

● Data percobaan :

Berat keramik awal (A) = 0,60 kg Berat keramik kering permukaan (B) = 0,64 kg Berat keramik kering oven (C) = 0,58 kg

● Analisa data

1. Tinjauan I Berat air serap (D) = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 0,640,60

0,60 x 100% =6,666%

Volume serap air (F) = D/100 x A = 6,666

100 x 0,60 = 0,039 L 2. Tinjauan II

Berat air serap = 𝐷𝐷

𝐷 x 100% = 0,640,58

0,60 x 100% = 10%

Volume air jenuh (G) = E/100 x A = 10

100 x 0,60 = 0,06 L

3. Resapan keramik rata - rata = (𝐷 + 𝐷)

2 = (0,039+0,06)

2 = 0,0495 L

5.3.5 Kesimpulan

Dari hasil praktikum diketahui bahwa keramik yang diuji dapat menyerap air rata - rata 0,0495 L.

5.3.6 Saran

Analisis perbedaan antara berat keramik dalam kondisi awal, kering permukaan, dan kering oven. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor seperti kelembaban atau proses pemanasan. Pastikan untuk memahami penyebab perbedaan ini.

(47)

43

5.3.7 Gambar

(48)

44

DAFTAR PUSTAKA

Suprapto. (2003). Panduan Praktek Uji Bahan Bangunan. Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi (Progam Semi QUE-V) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait