• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

6.1. Perkembangan Perbenihan

6.9.6. Pemasaran Hasil Pertanian

6.9.6.1. Promosi Produk – Produk Agribisnis

Promosi produk – produk pertanian unggulan, baik segar maupun olahan dari Jawa Timur pada tahun 2015 dilaksanakan melalui keikutsertaan pameran dengan tujuan memperluas akses pasar dengan memperkenalkan kualitas produk lokal dan mensosialisasikan program unggulan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Pameran dilaksanakan dengan melibatkan pelaku-pelaku usaha atau perwakilan poktan / gapoktan dari produk – produk unggulan dan layak bersaing dengan produk dari luar provinsi dan khususnya produk import. Pameran yang telah dilaksankan pada tahun 2015 : a) Pameran Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat di Pandaan Pasuruan Tanggal 21 s/d 23 Mei 2015; b) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Expo di Boyolali Jawa tengah tanggal 5 s/8 Nopember 2015; c) Business Matching Expo di Surabaya tanggal 3 s/d 6 September 2015; d) Agro and Food Expo di Jakarta tanggal 14 s/d 17 Mei 2015; e) Pameran dalam rangka Tourism, Trade and Investment (TTI) yang bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur di Batam tanggal 15 s/d 18 Oktober 2015 dan Balikpapan tanggal 28 s/d 31 Mei 2015; f) Pameran Jatim Fair di Grand City Surabaya yang merupakan icon pameran terpadu yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Provinsi Jawa Timur pada tanggal 8 s/d 18 Oktober 2015; g) Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang tanggal 17 s/d 19 Oktober 2015.

6.9.6.2. Layanan Informasi Agribisnis

Layanan informasi agribisnis dimanfaatkan petani untuk mengetahui harga komoditas pertanian dengan cepat pada tempat tertentu dan waktu tertentu. Untuk itu pemantauan harga komoditas pertanian dilakukan secara intensif melalui Internet. Hasil pemantauan harga komoditas pertanian bulanan dalam satu tahun di Jawa Timur :

a. Perkembangan Harga Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG) dan Beras

Perkembangan harga gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG) dan beras berfluktuasi sepanjang tahun. Pada awal tahun yaitu (Januari dan Pebruari) terjadi sedikit kenaikan harga untuk GKP, GKG maupun Beras, yaitu untuk GKP pada bulan Januari berada di kisaran harga Rp.4.110,00, sedangkan GKG berada di kisaran harga Rp.5.147,00 dan Beras berada di kisaran harga Rp.8.041,00.

Selanjutnya pada bulan Maret harga GKP di kisaran Rp.3.955,00, dan GKG di kisaran Rp.4.967,00 sedangkan Beras di harga Rp.8.230,00. Pada bulan April karena imbas dari panen raya harga GKP, GKG dan Beras mengalami penurunan, yaitu untuk GKP di kisaran harga Rp.3.609,00 dan GKG Rp.4.501,00 sedangkan beras di kisaran Rp.7.413. Tetapi walaupun begitu secara keseluruhan harga yang terbentuk selama tahun 2015 masih diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sebagai acuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sesuai dengan Inpres No.3 Tahun 2012 untuk Gabah Kering Panen (GKP) yaitu Rp.3.300,00 (Tingkat Petani) dan Rp.3.350 (Tingkat Penggilingan) dan Gabah Kering Giling (GKG) Rp.4.150,00 (Tingkat Penggilingan) dan Rp.4.200,00 (di Gudang Bulog).

b. Perkembangan Harga Jagung dan Kedelai

Pada bulan Januari, Pebruari dan Maret harga berada dikisaran Rp.3.100,00. Selanjutnya untuk bulan April terjadi penurunan harga yaitu di kisaran Rp.2.964,00, hal ini disebabkan karena terjadi panen raya, karena seperti diketahui hampir sebagian besar produksi Jagung di Jawa Timur, dipanen pada musim panen Pebruari dan Maret. sehingga karena adanya over supply dengan permintaan yang cenderung tetap maka harga cenderung turun.

Sedangkan untuk komoditas Kedelai pada bulan Pebruari sampai dengan April cenderung untuk turun yaitu di kisaran harga Rp.7.500,00 s/d 7.900,00,

Gambar 6.11.

Perkembangan Harga Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG) dan Beras

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2016

selanjutnya pada bulan Mei sampai dengan November harga cenderung untuk terus turun, kemudian pada bulan Desember harga berada di kisaran harga Rp.6.542,00. Perkembangan harga terendah selama tahun 2015 terjadi pada subround III yaitu bulan September sampai dengan Desember, yaitu bergerak di kisaran Rp.6.860,00 sampai dengan Rp.6.542,00, hal ini karena produksi tertinggi kedelai juga terjadi pada Subround III yaitu sebesar 157.150 Ton, dengan produktivitas sebesar 18,35 Ku/Ha dan luas panen 85.660 Ha.

c. Perkembangan Harga Bawang Merah dan Cabai

Perkembangan harga komoditas Bawang Merah harga tertinggi terjadi pada bulan April sampai dengan Juni, yang mana harga berada di kisaran Rp.20.000,00, yang mana pada bulan sebelumnya harga masih dikisaran Rp.14.000,00, hal ini karena masa panen raya kecil yaitu bulan Desember sampai dengan Januari sudah berakhir, sehingga suplly produk berkurang. Bulan - bulan tertentu produksi bawang merah memang lebih sedikit bila dilihat antara produksi dan kebutuhan. Hal ini berdampak kepada lonjakan harga bawang merah yang cukup tajam, siklus bawang merah itu berulang setiap tahunnya dimana panen raya besar terjadi pada bulan Juli sampai dengan September dan panen raya kecil Desember sampai dengan Januari. Selain faktor berakhirnya panen, kenaikan harga bawang merah juga diperkirakan karena faktor cuaca. Hujan menyulitkan proses penjemuran

Gambar 6.12.

Perkembangan Harga Jagung dan Kedelai

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2016

bawang, serta mudah mengakibatkan bawang busuk sehingga harga bawang menjadi mahal. Harga terendah Bawang Merah terlihat pada bulan Agustus yaitu berada di kisaran Rp.7.800,00, dikarenakan panen raya sehingga suplly yang melimpah di pasaran. Perkembangan harga untuk komoditas Cabai Besar pada tahun 2015 (Gambar 6.13).

Pada awal tahun yaitu bulan Januari harga terpantau di kisaran Rp.20.900,00, selanjutnya harga terpantau terus turun yaitu di Pebruari di kisaran harga Rp.8.200, - kemudian Maret di kisaran Rp.7.300,00 dan kemudian mulai kenaikan pada bulan April di kisaran Rp.10.500,00 selanjutnya kembali naik dan mencapai puncaknya di bulan Juli yaitu di kisaran Rp.19.100,00. Harga kemudia kembali turun dan terendah tercatat pada bulan Oktober yaitu di kisaran Rp.5.700,00. Oktober sampai dengan November adalah masa panen raya, sehingga supply barang di pasaran cukup besar, dengan demand yang tetap harganya akan cenderung rendah. Pada komoditas Cabai Rawit terjadi anomali, yang mana pada bulan Agustus harga meroket di kisaran Rp.45.000,00. Pada awal tahun yaitu di bulan Januari harga Cabai Rawit juga berada di kisaran Rp.40.000,00, hal ini karena efek belum adanya panenan sekaligus permintaan yang cukup tinggi karena adanya Hari Natal dan tahun baru.

Gambar 6.13.

Perkembangan Harga Bawang Merah, Cabai Merah dan Cabai Rawit

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2016

Fenomena harga Cabai yang sangat fluktuatif tidak hanya disebabkan karena kurangnya pasokan, tapi karaktteristik dari komoditas itu sendiri. Cabai misalnya merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable) dan keberadaan atau produksi cabai sangat bertumpu pada musim. Selain itu pengaturan kontinuitas pasokan antar wilayah yang memproduksi cabai juga bisa menjadi penyebabnya, seperti di Kediri hampir tiap hari sebetulnya ada panenan untuk komoditas Cabai ini. Di sisi lain, daya tahan cabai segar hanya 1-3 hari, semakin rendah kesegaran semakin jatuh harganya. Komoditas cabai dapat dikembangkan di setiap jengkal lahan, karena itulah pemerintah kabupaten/kota didorong untuk mengembangkan cabai di setiap lahan warga yang tersedia, di pekarangan rumah dan lainnya, sehingga mampu mencukupi kebutuhan cabai secara mandiri dan tidak bergantung pada daerah lain. Harga cabai yang rendah terjadi saat kemarau karena panen cabai berbarengan. Hal ini bisa diatasi dengan pengaturan pola tanam, produksi, dan rantai pasoknya.