• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Agrowisata Dan Magang Bagi Pelajar / Mahasiswa

TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

6.1. Perkembangan Perbenihan

6.9.8. Pengembangan Teknologi Pertanian Tanaman Pangan dan Kebun Agribisnis Hortikultura

6.9.8.4. Studi Agrowisata Dan Magang Bagi Pelajar / Mahasiswa

Pelayanan publik dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat umum dan berlaku pula pada UPT Pengembangan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu jenis pelayanan publik yang ada di UPT PATPH khususnya PUSPA Lebo adalah pelayanan Kunjungan Studi Agrowisata. Kunjungan studi agrowisata ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat umum tentang seluk beluk dunia pertanian khususnya tentang tanaman hortikultura dataran rendah yang ada di PUSPA Lebo. Aktivitas agrowisata terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya pengenalan tanaman, praktek menanam atau praktek perbanyakan vegetatif dan kegiatan tambahan berupa outbond. Pengunjung PUSPA Lebo terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari Play Group, TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Bimbingan Belajar, Pensiunan, Masa Persiapan Pensiun, Ibu-ibu Dharmawanita, Ibu-ibu PKK, Ibu-ibu Istri TNI, Dinas / instansi, Kelompok Tani, dan masih banyak lagi.

6.9.8.5. Pemeliharaan Koleksi Tanaman

Kebun Puspa Lebo-Sidoarjo mempunyai beragam jenis koleksi tanaman buah dalam pot (tabulampot) baik jenis tanaman lokal unggulan, tanaman langka maupun tanaman introduksi. Koleksi tabulampot tersebut bertujuan untuk melestarikan tanaman tersebut dan dapat menjadi penunjang kegiatan agrowisata. Banyaknya koleksi tabulampot semakin memperkaya pengetahuan pengunjung terhadap ragam buah-buahan. Apalagi bila tanaman tersebut sedang berbuah maka akan semakin menjadi daya tarik pengunjung.

Beragam tanaman koleksi di kebun Seksi Pengembangan Agribisnis Hortikultura diantaranya : Cherry Barbados, Cherry Fermillion, Kelengkeng Mutiara, Kelengkeng Puang Ray, Kelengkeng Aroma Durian, Kelengkeng Itoh, Kelengkeng Ping pong, Srikaya Jumbo, Srikaya Atemoya, Srikaya Tanpa Biji, Srikaya Madura, Buah Nona, Sirsat Manis, Sirsat Sabun, Cermai, Belimbing Wuluh, Buah Tin, Zaitun, Sawo Ubi, Sawo Malaysia, Sawo Manila, Sawo Varigata, Bisbul / Buah Mentega, Kepel, Rukem, Juwet, Futsa / Apel India, Delima Putih, Delima Merah, Jambu Biji Merah, Jambu Biji Putih Bangkok, Jambu Kristal, Jambu Biji Varigata, Jeruk Varigata, Jeruk Nambangan, Jeruk Baby Pacitan, Jeruk Valencia, Jeruk Limau, Jeruk Lemon, Jeruk Brazil, Jeruk Nipis, Jeruk Varigata, Jambu Air Cincalo, Jambu Darsono, Jambu Air Merah Delima, Jambu Air Pink Rose Apple, Jambu Air

Camplong, Asam Manis, Mangga Manalagi, Mangga Keith, Mangga Kelapa, Mangga Apel, dan Mangga Madu serta tanaman lainnya.

Gambar. 6.15.

Kegiatan Kebun Agribisnis di UPT Pengembangan Agribisniss Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Tahun 2015

6.9.9. Kawasan Agropolitan Bidang Pertanian

Upaya percepatan proses pembangunan dengan pusat pertumbuhan, mendorong pemerintah untuk mengubah paradigma pembangunan ekonomi dengan melakukan desentralisasi ekonomi, pemberian otonomi daerah, ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah serta penguatan sektor pertanian. Upaya tersebut diarahkan tercapainya pemerataan dan keberimbangan antar wilayah (interregional

linkage) antara perkotaan dan perdesaan yang bersifat saling menguatkan dan selanjutnya mendorong pertumbuhan keberlanjutan. Pengembangan kawasan potensial dengan basis perdesaan sebagai pusat

pertumbuhan akan mentransformasikan

perdesaan menjadi kota pertanian atau agropolitan. Melalui pengembangan agropolitan terjadi

Budidaya Melon Langkawi Budidaya Tomat Budidaya Jamur

Gambar 6.16.

Salah Satu Kawasan Agropolitan Jawa Timur

Sumber : Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur, 2015

interaksi kuat antara pusat kawasan agropolitan dengan wilayah produksi pertanian dalam sistem kawasan agropolitan. Pada akhirnya, konsep gerakan agropolitan menjadi salah satu alternatif konsep pembangunan kawasan yang mampu mendorong perekonomian daerah pada tingkat kabupaten/kota maupun tingkat provinsi; menciptakan sinergitas pembangunan antar wilayah yang lebih berimbang; mengatasi masalah-masalah pembangunan wilayah perdesaan; dan meningkatkan pengelolaan pertanian berkelanjutan (Soenarno, 2003).

Pengembangan Kawasan Agropolitan pada prinsipnya lebih bersifat ‘complement’ terhadap misi II dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 yaitu: Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri dan industrialisasi. Keragaan Komoditas Unggulan dan Prasarana yang tersedia di Kawasan Agropolitan sesuai dengan komoditas unggulan dari masing-masing kabupaten sebagai berikut : Banyuwangi (jeruk siam, Pisang, padi, jagung, kelapa, sapi potong dan ayam petelur), Bondowoso (kopi, adpokad, durian, strawbery), Lumajang (pisang agung semeru, pisang mas kirana, manggis, kentang, kobis, kambing etawa dan sapi perah), Probolinggo (mangga, manggis, kentang dan sapi perah), Pasuruan (apel, durian, padi, jagung dan sapi perah), Malang (apel, belimbing, kelengkeng, bawang merah, cabe, bunga potong dan sapi), Blitar (blimbing, langsep, ayam potong, ayam petelur, ikan hias dan ikan konsumsi), Tulungagung (sapi perah, ternak sapi, padi, jagung, ayam potong dan ayam petelur), Trenggalek (sapi perah, usaha penangkapan ikan (tongkol, tuna, layur, lobster, cengkeh, durian, salak dan manggis), Nganjuk (bawang merah, padi, jagung, ternak serta perikanan (nila, gurami, lele), Madiun (jambu biji, jambu air, nangka, jeruk, mangga, sapi potong, ikan kolam (gurami, nila, lele), Ngawi (padi organik, kedelai dan sapi potong), Ponorogo (durian, mangga, cabe dan ikan (nila, lele), Pacitan (janggelan, biofarmaka, jagung, ubi kayu, jeruk keprok dan kambing PE), Jombang (tomat, bawang merah, cabe, belimbing, sala, padi dan jagung), Mojokerto (padi organik, jagung, ubi jalar, bawang putih, wortel dan sapi potong), Lamongan (jagung, tembakau, tebu dan sapi), Tuban (duku Prunggahan, kacang tanah, srikaya, belimbing tasikmadu dan sapi), Bojonegoro (tembakau virginia, salak, belimbing, padi dan jagung), Bangkalan (salak, bunga melati, jambu mete, melinjo dan ayam potong), Pamekasan (tembakau, cabe jamu, jagung dan sapi potong), Kediri ( jagung, padi, dan sapi), Jember (tembakau, padi, jagung dan durian), Situbondo (tembakau, padi, jagung, kedelai dan durian), Sampang (semangka, cabe jamu,

bentul, jambu mete dan sapi), Sumenep (bawang merah, cabe, gayam, sukun dan alpokat).

Pelaksanaan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan berupa pengadaan cultivator sebanyak 50 unit untuk 25 kabupaten, yang dialokasikan untuk 50 kelompok yaitu : 1) Sumber Rejeki 04 Ds. Suko Mulyo, Kec. Pujon, Kab. Malang; 2) Unggul Mulyo, Ds. Wonomulyo, Kec. Poncokusumo, Kab. Malang; 3) Sinar Terang, Ds. Tagangser Laok, Kec. Waru, Kab. Pamekasan; 4) Margo, Ds. Pegantenan, Kec. Pegantenan, Kab. Pamekasan; 5) Tani Maju, Ds. Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kab. Kota Batu; 6) Tani Karya, Ds. Pandanrejo, Kec. Bumiaji, Kab. Kota Batu; 7) Harapan V, Ds. Bermi, Kec. Krucil, Kab. Probolinggo; 8) Puji Makmur, Ds. Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo 9) Putra Tengger, Ds. Argosari, Kec. Senduro, Kab. Lumajang; 10) Mitra Tani, Ds. Ranupare, Kec. Senduro, Kab. Lumajang; 11) Tobatoh Jaya, Ds. Kembang Jeruk, Kec. Banyuates, Kab. Sampang; 12) Cempaka, Ds. Batioh, Kec. Banyuates, Kab. Sampang; 13) Budi Utomo, Ds. Ganggangtingan, Kec. Ngimbang, Kab. Lamongan; 14) Pangudi Makmur, Ds. Jejel, Kec. Ngimbang, Kab. Lamongan; 15) Gemah Ripah, Ds. Kel. Satriyan, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar; 16) Pangestu ; Ketua ; Gunawan, Ds. Karangsono, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar; 17) Tani Makmur V, Ds. Sumber Gading, Kec. Sumber Wringin, Kab. Bondowoso; 18) Sumber Harapan I, Ds. Sumber Wringin, Kec. Sumber Wringin, Kab. Bondowoso; 19) Gemi Lestari, Ds. Sumurgung, Kec. Palang, Kab. Tuban; 20) Lintang Trisno, Ds. Tasik Madu, Kec. Palang, Kab. Tuban; 21) Tani Maju, Ds. Geger, Kec. Sendang, Kab. Tulungagung; 22) Agro Bumi, Ds. Geger, Kec. Sendang, Kab. Tulungagung; 23) Tani Mulyo I, Ds. Pacet, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto; 24) Rukun Wargo, Ds. Sajen, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto; 25) Gapoktan Duta Flora, Ds. Blarang, Kec. Tutur, Kab. Pasuruan; 26) Margo Rukun, Ds. Pakijangan, Kec. Tutur, Kab. Pasuruan; 27) Putra Toguluk, Ds. Basoka, Kec. Rubaru, Kab. Sumenep; 28) Barokah, Ds. Bunbarat, Kec. Rubaru, Kab. Sumenep; 29) Kemuning, Ds. Temurejo, Kec. Bangorejo, Kab. Banyuwangi; 30) Bengawan, Ds. Wringin Telu, Kec. Bangorejo, Kab. Banyuwangi; 31) Pandean, Ds. Pandean, Kec. Ngoro, Kab. Jombang; 32) Latsari, Ds. Latsari, Kec. Mojowarno, Kab. Jombang; 33) Mardi Rahayu, Ds. Kel. Sukomoro, Kec. Sukomoro, Kab. Nganjuk; 34) Mardi Mulyo, Ds. Kapas, Kec. Sukomoro, Kab. Nganjuk; 35) Bancar, Ds. Kel. Bancaran, Kec. Bangkalan, Kab. Bangkalan; 36) Melati, Ds. Kel. Tunjungan, Kec. Burneh, Kab. Bangkalan; 37) Mekar Sari, Ds. Ngringinrejo, Kec. Kalitidu, Kab. Bojonegoro; 38) Agawe Santoso, Ds. Mojo, Kec. Kalitidu, Kab. Bojonegoro; 39) Demangsari 2, Ds.

Dompyong, Kec. Bendungan, Kab. Trenggalek; 40) Sri Sedono, Ds. Dompyong, Kec. Bendungan, Kab. Trenggalek; 41) Bina Tani II, Ds. Ngromo, Kec. Nawangan, Kab. Pacitan; 42) Gapoktan Rahayu, Ds. Jeruk, Kec. Bandar, Kab. Pacitan; 43) Sumber Urip, Ds. Sumberejo, Kec. Wonoayu, Kab. Sidoarjo; 44) Sido Makmur II, Ds. Jati Kalang, Kec. Prambon, Kab. Sidoarjo; 45) Madu Kismo, Ds. Lembah, Kec. Dolopo, Kab. Madiun; 46) Luhur, Ds. PucangAnom, Kec. Kebonsari, Kab. Madiun; 47) Dadi Mulyo, Ds. Hargomulyo, Kec. Ngrambe, Kab. Ngawi; 48) Sido Dadi, Ds. Dawu, Kec. Paron, Kab. Ngawi; 49) Karya Sejati, Ds. Talun, Kec. Ngebel, Kab. Ponorogo; 50) Dukuh Makmur, Ds. Wagir Lor, Kec. Ngebel, Kab. Ponorogo

6.10. Upaya Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian

Upaya Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian, yaitu bagi petani dan kelompoknya selama tahun 2015 telah dilimplementasikan melalui beberapa kegiatan strategis :