• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN boezem baru

19. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan Sumber : Evaluasi (Riview) SDMP Tahun 2008.

3.9.

Sedangkan usulan kegiatan untuk Kota Surabaya yang berkaitan dengan penyehatan lingkungan perumahan berdasarkan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya pada tahun 2010 dengan dukungan pembiayaan dari Pusat (APBN) antara lain adalah :

 Pemasangan lining/dinding penahan & pembuatan jalan inspeksi Bozem Morokrembangan sisi Utara (lanjutan);

 Pemasangan Aerasi, Biofilter & Fetoremidasi;

 Penyusunan DED Bioremidasi Bozem Kalidami;

 Penyusunan DED Bioremidasi Bozem Morokrembangan;

 Penyusunan DED Rumah Pompa Banjir dan kelengkapannya yang tersebar di 6 (enam) lokasi.

Usulan kegiatan yang berkaitan dengan penyehatan lingkungan perumahan di Kota Surabaya pada tahun 2010 terdiri dari 10 (sepuluh) macam jenis kegiatan. Untuk lebih jelasnya usulan kegiatan tersebut beserta dengan dukungan pembiayaannya dapat dilihat pada tabel 4.16. di bawah ini.

BA

B

1

Tabel 4.17.

Usulan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Penyehatan Lingkungan Perumahan BA B 1

Tabel 4.18.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Drainase

BA

B

1

Tabel 4.19.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Drainase

BA

B

1

Tabel 4.20.

Usulan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Drainase Tahun 2011

BA

B

1

Tabel 4.21.

Usulan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Drainase Tahun 2013

BA

B

1

Tabel 4.22.

Usulan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Drainase Tahun 2014

BA

B

1

4.12.8.Prioritas Penanganan dan Asumsi Pelaksanaan

Dari sekian banyak usulan program dan rincian kegiatan yang telah diuraikan dalam sub bab terdahulu, terdapat beberapa prioritas penanganan, berikut asumsi pelaksanaan

BA

B

1

dan 2008, serta beberapa usulan dari instansi terkait lainnya. Asumsi pelaksanaan prioritas program untuk sub sektor drainase Kota Surabaya berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Karakteristik genangan yang terjadi meliputi lokasi, luas, lama, dan kedalaman genangan yang terjadi;

2. Fungsi/rencana tata guna lahan kawasan didalam Daerah Aliran Saluran (DAS). Urut-urutan prioritas pelaksanaan pembangunan sistem pematusan yang berada pada kawasan :

 Prioritas 1 : Kawasan Industri

 Prioritas 2 : Kawasan Perdagangan dan Jasa

 Prioritas 3 : Kawasan Fasilitas Umum

 Prioritas 4 : Kawasan Perumahan/permukiman

 Prioritas 5 : Kawasan Ruang Terbuka Hijau 3. Fungsi dari pada jaringan saluran pematusan yaitu :

a. Pelaksanaan jaringan saluran pematusan primer terlebih dahulu; b. Menyusul jaringan saluran sekunder.

4. Ruas saluran pematusan yang berada di sebelah hilir harus dilaksanakan terlebih dahulu dari pada ruas yang berada di hulunya, supaya genangan yang terjadi berkurang setelah pelaksanaan jaringan saluran primer di ruas sebelah hilir; 5. Tingkat kerusakan jaringan saluran pematusan seperti : saluran tanah perlu

peningkatan, pelengsengan yang rusak perlu rehabilitasi, dan sampah / sedimen perlu pembersihan / pengerukan saluran / pematusan. Kemudahan pelaksanaan konstruksi yang terkait dengan pembebasan tanah, pada jaringan saluran pematusan yang memerlukan pembebasan tanah walaupun merupakan prioritas kalau dibanding daripada banjir yang terjadi, pelaksanaannya akan didahului oleh pembebasan tanah;

6. Analisa ekonomi dari biaya investasi dengan keuntungan yang didapat dari kenaikan harga tanah yang terjadi sesudah penanganan genangan yang dilakukan atau konversi dari hilangmya kerugian yang terjadi karena kerusakan banjir yang terjadi akibat kerusakan bangunan dan prasarana jaringan jalan;

BA

B

1

7. Jumlah dan kepadatan penduduk yang bermukim didalam suatu kawasan genangan;

8. Arah dan kecepatan perkembangan kawasan terbangun.

4.13. Rencana Pembangunan Pengelolaan Air Minum

4.13.1. Analisa dan Alternatif Pemecahan Permasalahan

Berdasarkan hasil survei, kondisi prasarana dan sarana air minum yang ada masih belum mencukupi kebutuhan pelayanan untuk kota Surabaya, hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain :

- Terbatasnya sistem jaringan distribusi - Keterbatasan kapasitas produksi - Kehilangan air masih relatif tinggi

- Kurangnya alokasi dana dari pemerintah untuk penyediaan prasarana dan sarana yang memadai

- Kurangnya partisipasi masyarakat/rendahnya tingkat apresiasi masyarakat akan perlunya sarana air minum yang memadai

- Makin menurunnya kualitas air baku 4.13.2. Analisa Kebutuhan Prasarana.

Tingkat kebutuhan pelayanan air minum untuk kota Surabaya dapat diperkirakan berdasarkan kriteria pelayanan dan didukung dengan survey serta data sekunder.

Untuk pengembangan tingkat pelayanan air minum perpipaan, sumber air baku yang dapat dipergunakan selain air permukaan adalah air baku yang diambil dari mata air Umbulan. Mata air dari umbulan ini adalah terbatas, debit umbulan kurang lebih sekitar 5000 l/dtk dan dibagi untuk beberapa wilayah seperti Pasuruan, Pandaan, Sidoarjo dan Surabaya. Surabaya mendapat bagian sekitar 1000 lt/dtk. Pengembangan sumber air umbulan ini membutuhkan pembangunan jaringan pipa transmisi yang investasinya juga cukup mahal, saat ini sumber air permukaan masih menjadi pilihan yang terbaik. Adapun tingkat kebutuhan air bersih di Kota Surabaya dapat ditunjukan pada Tabel 4.22. BA B 1

Secara lebih terinci maka dapat diperkirakan kebutuhan untuk komponen utama sistem sampai dengan tahun 2014 sebagai berikut:

1. Kebutuhan kapasitas produksi sebesar 12.865 liter/detik 2. Kebutuhan jumlah sambungan rumah sekitar 652.488 unit. 3. Kebutuhan kran umum 1.087 unit.

4. Kebutuhan kapasitas reservoir sekitar 111,15 m3

Disamping kebutuhan untuk komponen utama sistem tersebut diperlukan juga sarana maupun peralatan penunjang lain yang sesuai dengan luas cakupan daerah pelayanan diantaranya meliputi: perpipaan transmisi, jaringan distribusi dan lain sebagainya.

Tabel 4.23. Proyeksi Kebutuhan Air Kota Surabaya

BA

B

1

4.13.3. Analisa Kebutuhan Program dan Sistem Prasarana.

Ditinjau dari segi keberadaan sistem untuk kota Surabaya dimana sampai saat ini sudah ada sistem perpipaan maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan sampai tahun 2014 adalah kekurangan yang harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah menurut aspek kuantitas pelayanan, baik kapasitas pelayanan sistem maupun komponen sistem.

BA

B

1

Dari analisa tingkat kebutuhan diatas maka hingga tahun 2014 diperlukan sumber dengan kapasitas sekitar 4.000 liter/detik. Sedangkan sumber ini dapat diperoleh dari mata air ataupun air permukaan. Sampai tahun 2009 sebagai air baku lebih baik digunakan sumber dari air permukaan, sedangkan untuk pengembangan selanjutnya dapat digunakan alternatif dari mata air Umbulan.

B. Tinjauan Kualitas Pelayanan Sistem

Mengingat air baku yang akan dipergunakan untuk air bersih selama tahun 2004 sampai 2009 adalah air yang berasal dari air permukaan, maka untuk penjagaan kualitas maka menggunakan pengolahan lengkap serta setiap bulan diperiksa airnya dilaboratorium untuk menjaga kualiatas air yang akan didistribusikan. 4.13.4. Rencana Dan Strategi Pengembangan Sistem.

Untuk menentukan rencana dan strategi pengembangan sistem penyediaan air bersih perlu diketahui kebutuhan dimasa mendatang sehingga dapat ditentukan prioritasnya. A. Prioritas 1

Penyediaan sarana dan prasarana untuk penyediaan air bersih yang meliputi sarana pengambilan air baku bangunan penampung air bersih serta jaringan transmisi yang diperlukan. Prioritas ini dilaksanakan pada tahun 2010 s/d 2011 B. Prioritas 2

Perlengkapan sarana yang diperlukan seperti jaringan-jaringan distribusi serta pemasangan unit-unit pelayanan untuk prioritas pertama pelayanan yaitu daerah yang belum mendapatkan pelayanan. Prioritas ini dilaksanakan pada tahun 2012 sampai dengan 2014.

4.13.5. Sistem Prasarana Yang Diusulkan

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka peningkatan pelayanan sarana air bersih di kota Surabaya akan dilaksanakan melaui program pemerintah, swasta dan masyarakat sendiri. BA B 1

Program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pada dasarnya mencakup upaya -upaya yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan sistem air bersih perpipaan yang ada, sedangkan program yang diharapkan akan dilakukan oleh masyarakat sendiri meliputi upaya-upaya perbaikan sarana air bersih non perpipaan / individual yang ada serta pengadaan sarana individual baru, yang memenuhi persyaratan teknis dan kualitas dimana untuk pelaksanaannya perlu ditunjang oleh adanya produk-produk pengaturan dan pembinaan, terutama mengenai sistem sarana penyediaan air bersih individual yang terjangkau oleh masyarakat dan sesuai dengan kondisi setempat, termasuk penyuluhan yang diperlukan oleh masyarakat.

4.13.6. Pelayanan

Sasaran pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih yang dikembangkan meliputi 31 kecamatan, dengan total tingkat pelayanan 85 % dari jumlah penduduk saat ini, (lihat

tabel 4.23).

4.13.7. Pengembangan Fisik Komponen Sistem

Berdasarkan hasil analisis, maka pengembangan sistem penyediaan air minum kota Surabaya meliputi :

a. Pembangunan Bak Penangkap Air b. Pembangunan Bak Reservoir

c. Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi d. Pemasangan Sambungan Rumah (SR) e. Pemasangan Hidran Umum/KU

BA

B

1

BA B 1 Ta be l 4. 24 . Ti ng ka t K eb ut uh an A ir M in um s am pa i d en ga n 20 14 .

4.16.8. Potensi

Adapun potensi yang dapat digali dari Sistem Penyediaan Air Minum Kota Surabaya adalah :

1. Kenaikan upah regional yang konsisten, 2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, 3. Pola pemakaian air masyarakat yang tinggi, 4. Minat menjadi pelanggan yang cukup besar, 5. Terbatasnya sumber air alternatif bagi pelanggan, 6. Tipikal geografi lokasi yang datar,

7. Adanya teknologi komplementer untuk sistem produksi dan distribusi. 4.16.9. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan Air Minum di Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

 Kehilangan air yang masih cukup tinggi ± 34.45%, karena adanya pipa yang sudah tua dan rusak sehingga perlu diganti serta adanya pencurian air dan sambungan ilegal,

 Ketersediaan sumber air baku menurun baik dari segi kualitas dan kuantitasnya,

 Beberapa jaringan perpipaan air minum sudah dalam kondisi tua dan memerlukan penggantian,

 Masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan dan kelembagaan.

 Kenaikan harga BBM, listrik dan bahan – bahan kebutuhan lainnya.

BA

B

1

Dokumen terkait