• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pemindahan lokasi pedagang kaki lima diharapkan dapat semakin meningkatkan keadaan sosial ekonomi dari para pedagang. Keadaan sosial ekonomi yang dimaksud meliputi pendapatan, biaya operasional dan jumlah pengunjung. Setelah lokasi pedagang kaki lima dipindahkan ke Resto PKL Mrican, ternyata membawa dampak yang sangat kurang baik bagi para pedagang. Setelah pemindahan lokasi justru membuat jumlah pendapatan pedagang mengalami penurunan, biaya operasional yang harus dikeluarkan pedagang meningkat, jumlah pendapatan yang diperoleh pedagang menurun dan jumlah pengunjung juga menurun. Hal ini jelas menunjukkan bahwa pemindahan lokasi pedagang kaki lima kurang memberikan dampak positif bagi para pedagang kaki lima yang melakukan kegiatan usaha di Resto PKL Mrican. Dampak yang kurang menguntungkan dengan pemindahan lokasi pedagang kaki lima terhadap pendapatan, biaya operasional dan jumlah pengunjung dapat dilihat pada pembahasan dibawah ini:

1. Pendapatan

Pemindahan lokasi pedagang kaki lima ke Resto PKL Mrican ternyata membawa dampak negatif bagi pendapatan pedagang. Di lokasi yang baru ternyata mengakibatkan rata-rata omzet penjualan pedagang mengalami penurunan sekitar 73,65% yaitu dari Rp192187.50 menjadi Rp141562,50. Penurunan pendapatan ini mengakibatkan banyak pedagang yang mengeluh. Tetapi dari hasil wawancara, beberapa pedagang mengalami kenaikkan omzet penjualan pasca pemindahan lokasi.

Penurunan pendapatan dikarenakan adanya kenaikan harga dari beberapa jenis makanan. Dari hasil wawancara diketahui, kenaikan harga makanan sebagai akibat dari kenaikan bahan baku yang merupakan imbas dari kenaikan harga BBM. Pemindahan lokasi baru diikuti dengan peningkatan biaya operasional yang harus dikeluarkan pedagang. Namun, dengan kenaikan harga tersebut justru mengakibatkan permintaan konsumen menurun yang membuat pendapatan menurun.

Setelah pemindahan lokasi pedagang kaki lima ke Resto PKL Mrican ternyata mengakibatkan pendapatan kotor yang diperoleh pedagang mengalami penurunan. Dengan menurunnya jumlah pendapatan kotor maka secara langsung akan mengakibatkan jumlah keuntungan yang diperoleh pedagang turun. Pendapatan kotor pedagang turun karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah jumlah pengunjung berkurang, lokasi Resto PKL Mrican terlalu jauh dari jalan Gejayan dan Colombo, dan masyarakat umumnya belum mengetahui lokasi Resto PKL Mrican, sehingga jumlah makanan dan minuman

yang mampu dijual pedagang kaki lima berkurang sehingga menyebabkan pendapatan yang diperoleh pedagang menjadi turun.

2. Biaya Operasional

Pemindahan lokasi pedagang kaki lima ke Resto PKL Mrican ternyata membawa dampak negatif bagi biaya operasional pedagang kaki lima. Di lokasi baru ternyata biaya operasional naik, dari Rp250.000,00 menjadi Rp355.312,50 atau naik sekitar 70,36%. Kenaikan biaya operasional ini dipengaruhi oleh kenaikan beberapa biaya sebagai akibat adanya fasilitas di lokasi yang baru. Biaya-biaya operasional yang dikeluarkan pedagang mengalami peningkatan

Salah satu komponen biaya yang mengakibatkan biaya operasional pedagang naik adalah biaya retribusi. Biaya retribusi ini mencakup biaya kebersihan, keamanan dan kelengkapan atau fasilitas gedung. Sebelum pemindahan lokasi, biaya retribusi yang harus dibayarkan pedagang adalah Rp1000,00 per harinya. Namun, setelah pemindahan lokasi yaitu di Resto PKL Mrican menjadi Rp2000,00 per hari. Dari hasil wawancara diketahui kenaikan biaya retribusi sebagai akibat dari adanya gedung baru dengan fasilitas baru yang perlu perawatan dan kebersihan.

Untuk menunjang kegiatan usahanya, pedagang memerlukan penerangan agar memudahkan konsumen untuk memilih makanan dan minuman. Setelah pemindahan lokasi pedagang kaki lima ke Resto PKL Mrican, mengakibatkan biaya listrik yang dikeluarkan pedagang naik, padahal jumlah lampu dan daya yang digunakan tetap sama ketika di lokasi lama. Sebelum pemindahan,

pedagang biasanya hanya membayar biaya listrik antara Rp15.000,00 sampai dengan Rp30.000,00 per bulan. Namun, setelah pemindahan biaya yang dikeluarkan antara Rp40.000,00 sampai dengan Rp60.000,00 per bulan. Dari hasil wawancara diketahui pembagian dan penentuan tarif listrik dirasa kurang adil sehingga perlu ditinjau ulang. Kenaikan biaya listrik yang begitu besar semakin membuat biaya operasional yang harus dikeluarkan pedagang bertambah besar.

Kenaikan biaya operasional menjadi faktor utama yang mengakibatkan menurunnya jumlah keuntungan yang diperoleh pedagang kaki lima. Setelah pemindahan lokasi pedagang kaki lima ke Resto PKL Mrican, biaya operasional yang harus dikeluarkan pedagang menjadi naik. Kenaikan biaya operasional dikarenakan tingginya biaya retribusi, biaya sewa kios, biaya bahan baku dan tarif listrik. Dalam akuntansi dikatakan semakin tinggi biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha, maka semakin kecil keuntungan yang akan diperoleh, sebaliknya jika biaya yang dikeluarkan semakin kecil maka keuntungan akan lebih besar. Dari hasil wawancara dan perhitungan, ternyata jumlah keuntungan pedagang menurun akibat tingginya biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan kotornya.

3. Jumlah Pengunjung

Dalam penelitian ini peningkatan jumlah pengunjung dilihat dari banyaknya jumlah barang dagangan yang terjual oleh para pedagang dalam kegiatan usaha sebelum dan sesudah pemindahan lokasi ke Resto PKL Mrican. Setelah pedagang kaki lima dari Jalan Gejayan dan Colombo pindah ke Resto

PKL Mrican, terdapat perubahan jumlah pengunjung. Jumlah pengunjung pedagang kaki lima semakin menurun. Tapi, penurunan tersebut masih dibilang kecil. Sebelum Resto PKL Mrican didirikan, jumlah pengunjung pedagang kaki lima yang berbelanja berjumlah 125 orang, sedang setelah pedagang kaki lima pindah ke Resto PKL Mrican jumlah pengunjung yang berbelanja berjumlah 71 orang. Jadi, terdapat penurunan 54 orang jumlah pengunjung yang berbelanja. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung setelah pedagang kaki lima pindah ke Resto PKL Mrican adalah:

a) Lokasi Resto PKL Mrican terlalu jauh dari jalan Gejayan dan Colombo jadi masih banyak masyarakat yang belum mengerti lokasi Resto PKL Mrican tersebut. b) Lokasi parkir Resto PKL Mrican terlalu sempit sehingga para pelanggan mencari

tempat makan yang lebih nyaman.

BAB VI

Dokumen terkait