• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Berikut penjelasan dari hasil uji di atas :

1. Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap semangat kerja

Berdasarkan hasil analisis substuktur I, diketahui bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan. Dari nilai koefisien jalur (β) lingkungan kerja yaitu sebesar 0,3%, artinya kontribusi variabel lingkungan kerja terhadap variabel semangat kerja adalah 0,3%. Hal ini artinya semakin baik maupun semakin buruk lingkungan kerja tidak akan mempengaruhi semangat kerja karyawan. Hal ini mungkin terjadi karena mayoritas karyawan memiliki masa kerja 11 hingga 15 tahun, dimana pada rentang masa kerja ini karyawan dianggap telah memahami dan dapat menghadapi kondisi lingkungan kerja mereka baik fisik maupun non fisik dengan tetap memiliki semangat dan dapat bekerja dengan optimal. Sehingga, kondisi lingkungan kerja yang baik atau buruk yaitu penerangan, sirkulasi udara, keamanan, suasana kerja, hubungan dengan rekan kerja dan tersedianya fasilitas kerja tidak akan mempengaruhi semangat kerja karyawan.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Riyunita Hasanah pada tahun 2016 dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Karyawan pada Karyawan Bagian Service pada PT. United Tracktor Tbk Pekanbaru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan bagian service pada PT. United

Tracktor Tbk Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 98

karyawan. Jumlah sampel yang diteliti adalah sama dengan jumlah populasi yaitu 98 karyawan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat data pada PT. United Tracktor Tbk mengenai terjadinya

turnover karyawan bagian service dari tahun 2010 – 2013, yang

diasumsikan bahwa karyawan bagian service memiliki semangat kerja yang rendah dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah lingkungan kerja. Sedangkan dalam penelitian ini, mayoritas karyawan bagian sewing memiliki masa kerja 11 – 15 tahun, dimana pada rentang masa kerja tersebut karyawan dianggap telah memahami dan dapat menghadapi kondisi lingkungan kerja mereka dengan tetap memiliki semangat kerja.

2. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan hasil analisis substruktur II, diketahui bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Besarnya nilai koefisien determinasi lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 16,9% dan sisanya adalah pengaruh dari variabel yang tidak

dimasukkan ke dalam penelitian ini. Hal ini berarti semakin baik lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan fisik maupun non fisik bagi karyawan maka kinerja mereka akan semakin meningkat juga. Lingkungan kerja yang kondusif tentu akan membuat karyawan merasa nyaman dan betah dalam melakukan pekerjaannya. Teori yang mendukung penelitian ini dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo (2005: 177) yang menyatakan bahwa “makna lingkungan kerja sangat berpengaruh besar terhadap efektifitas kerja dan orientasi. Oleh karenanya maka lingkungan kerja akan memberikan suasana baru bagi dirinya yang akan membawa pengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas dan pekerjaannya”.

Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Aurelia Potu pada tahun 2013 dengan judul “Kepemimpinan, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku Utara Di Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara Di Manado. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 48 karyawan. Jumlah sampel yang di teliti adalah sama dengan jumlah populasi yaitu 48 karyawan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

3. Semangat kerja tidak bepengaruh terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan hasil analisis substruktur II, diketahui bahwa semangat kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi maupun semakin rendah semangat kerja karyawan tidak akan mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri. Hal ini mungkin terjadi karena divisi sewing (jahit) memiliki suasana pekerjaan yang rutin yaitu tahap kerja yang selalu sama dimana suasana kerja seperti ini juga dapat membuat karyawan merasa jenuh. Sehingga tinggi atau rendahnya semangat kerja karyawan yaitu absensi, kepuasan kerja dan kedisiplinan tidak mampu mempengaruhi suasana kerja rutin tersebut serta kinerja mereka sendiri.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Ishak Syahropi pada tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangkinang di Pekan Baru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bangkinang di Pekan Baru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan berjumlah 44 orang yang terdiri dari 9 manajer dan 35 staf. Jumlah sampel yang diteliti adalah sama dengan jumlah populasi yaitu 44 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu data mengenai tingkat absensi karyawan pada bagian kantor di PT.

Bangkinang pada bulan Januari – Desember 2014 yaitu rendah, hanya saja masih banyak karyawan yang terlambat masuk kerja. Keterlambatan hadir ini dianggap dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Sehingga kinerja karyawan kantor di PT. Bangkinang dipengaruhi oleh faktor semangat kerja. Sedangkan pada penelitian ini, semangat kerja tidak mempengaruhi kinerja karyawan karena suasana kerja karyawan bagian sewing bersifat rutin. Sehingga, semangat kerja yang tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi suasana kerja serta kinerja karyawan bagian sewing.

4. Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui semangat kerja sebagai intervening variable.

Berdasarkan hasil rangkuman pengaruh langsung, tidak langsung dan total, diketahui bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui semangat kerja sebagai intervening variable. Dapat dilihat bahwa nilai pengaruh langsung lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan lebih besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan melalui semangat kerja sebagai intervening variable. Hal yang menyebabkan semangat kerja tidak memediasi pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah karena lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan (lihat pada pembahasan nomor 1), dan semangat kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (lihat pada pembahasan nomor 3). Semangat kerja tidak dipengaruhi oleh

lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik dan tidak mempengaruhi kinerja karyawan, sehingga semangat kerja tidak memediasi pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan Charisa Qudsi Widiartanto pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Kohesivitas Kelompok dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Semangat Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Sutiasa Jamrud”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok secara langsung terhadap kinerja karyawan Sutiasa Jamrud, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok secara langsung terhadap kinerja karyawan Sutiasa Jamrud, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi secara langsung terhadap semangat kerja karyawan Sutiasa Jamrud, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi secara langsung terhadap kinerja karyawan Sutiasa Jamrud, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh semangat kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja karyawan Sutiasa Jamrud, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok dan komunikasi terhadap semangat kerja karyawan Sutiasa Jamrud, utuk mengetahui seberapa besar pengaruh kohesivitas kelompok dan komunikasi terhadap kinerja karyawan melalui semangat kerja karyawan Sutiasa Jamrud. Jumlah sampel yang diteliti adalah 74 responden. Hasil penelitian menunujukkan bahwa kohesivitas kelompok dan komunikasi

berpengaruh secara signifikan terhadap semangat kerja dan juga menunujukkan bahwa kohesivitas kelompok, komunikasi, dan semangat kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu semangat kerja karyawan Sutiasa Jamrud dipengaruhi oleh kohevitas sebesar 31,5% dan komunikasi sebesar 28,6%. Selain itu, semangat kerja mempengaruhi kinerja karyawan dengan kontribusi sebesar 46,4%. Sedangkan pada penelitian ini, semangat kerja tidak dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan juga semangat kerja tidak mempengaruhi kinerja karyawan.

98 BAB VI

Dokumen terkait