• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Pembahasan

Pada sub bab ini akan dipaparkan pembahasan mengenai interaksi

belajar mengajar dalam pembelajaran matematika di kelas serta kaitannya

dengan gender sesuai dengan keadaan yang diteliti berdasarkan hasil

pengamatan dan teori-teori yang digunakan.

1.

Interaksi guru dengan siswa

Selama proses pembelajaran terjadi interaksi belajar mengajar. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya komunikasi yang terjadi antara guru

dengan siswa maupun siswa dengan siswa.

Menurut Thibaut & Kelley, interaksi sebagai peristiwa saling

memengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama,

mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu

sama lain. Demikian juga halnya dengan pandangan Roestiyah bahwa

bentuk interaksi belajar mengajar dapat berupa hubungan interaktif antara

guru dan siswa. Guru hanya menciptakan situasi dan kondisi agar tiap

individu dapat aktif belajar.

Interaksi antara guru dengan siswa selama pembelajaran terlihat

pada cara-cara guru melakukan komunikasi dengan siswa. Cara-cara

tersebut adalah memberi salam, memberitahu, memberi penjelasan,

menyuruh, bertanya, memberi motivasi dan dukungan serta menegur.

Cara-cara yang digunakan oleh guru mengarah pada suatu tujuan atau

maksud tertentu.

a.

Memberi salam

Guru memberi salam dilakukan untuk membuka atau menutup proses

pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan doa. Berikut ini

merupakan salah satu contoh petikan pembelajaran pertemuan keempat :

(IV.141)G : Baik, hari ini cukup sampai disini pertemuan kita. Kita

lanjutkan pada pertemuan berikutnya. Selamat siang semuanya.

b.

Memberitahu

Interaksi guru dengan cara memberitahu siswa dilakukan dengan

tujuan agar siswa tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan

pembelajaran baik secara lisan maupun secara tertulis. Sebagai contoh

adalah saat guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada pertemuan tersebut yaitu mengulang kembali materi

perkalian pada bentuk aljabar secara lisan seperti pada petikan

pembelajaran pertemuan kelima berikut ini:

(V.12)G : Iya, kita akan megulang materi tentang perkalian pada bentuk

aljabar. Ibu sudah periksa hasil pekerjaan kelompok, masih ada

yang belum memahami, oleh karena itu kita akan memperdalam

lagi. Sebenarnya untuk perkalian, kalia sudah pelajari di kelas VII.

Apa yang sudah kalian pelajari akan dipakai lagi, maka pelajaran

yang lalu-lalu jangan dilupakan. Perlu buka kembali catatan kalian

pada tahun kemarin agar kalian bisa mengingatnya kembali.

c.

Memberi penjelasan

Menjelaskan merupakan salah satu cara interaksi yang dilakukan

guru pada siswa dengan tujuan agar siswa paham dan mengerti segala

sesuatu yang dijelaskan guru pada saat pembelajaran. Dalam pembelajaran

ini guru menjelaskan dengan berbagai cara, menjelaskan dengan contoh,

menjelaskan secara lisan dan melibatkan siswa serta menjelaskan sambil

menulis di papan tulis dan melibatkan siswa. Sebagai contoh, ketika guru

menjelaskan secara lisan dan guru memberikan pertanyaan penuntun

dengan kegiatan tanya jawab sampai memperoleh hasil jawaban dari soal

yang dibahas, seperti pada petikan pembelajaran pertemuan pertama

dibawah ini:

(I.23)G :

(I.24)SS :

(I.25)G :

(I.26)SS :

(I.27)G :

(I.28)SS :

I.29)G :

(I.30)SS :

(I.31)G :

(I.32)SP

13 :

(I.33)G :

(I.34)SS :

(I.35)G1 :

(I.36)SS :

(I.37)G :

(I.38)SS :

(I.39)G :

(I.40)SS :

Sekarang kalian simak pernyataan yang akan ibu sampaikan. Diketahui 1

keranjang jeruk adalah x dan 1 keranjang salak adalah y, maka

bagaimanakah bentuk aljabar dari 2 keranjang jeruk di tambah 3

keranjang salak? Apakah masih bingung?

Bingung bu.

Ibu ulang, cermati baik-baik. 1 buah keranjang jeruk dilambangkan

dengan apa?

Dilambangkan dengan x.

1 buah keranjang salak dilambangkan dengan apa?

Dilambangkan dengan y.

Sekarang, bagaimanakah bentuk alajbar dari 2 buah keranjang jeruk

ditambah dengan 3 buah keranjang salak? Paham pertanyaannya?

(Semua siswa diam, kemudian guru memperjelas pertanyaannya)

Tadi 1 keranjang jeruk dilambangkan dengan apa?

Lambangnya x.

Jadi kalau 2 buah keranjanag jeruk lambangnya?

x + x.

x + x berapa nak?

2x.

keranjang salak apa lambangnya?

Lambangnya y.

Berarti kalau 3 keranjang salak?

y + y + y

Berapa nak?

3y

d.

Menyuruh

Selain dengan cara-cara diatas, guru juga berinteraksi dengan siswa

dengan siswa dengan cara menyuruh. Guru menyuruh siswa untuk

melakukan sesuatu baik yang ditujukan kepada semua siswa atau siswa

secara individu, sebagai contoh adalah guru menyuruh salah satu siswa

untuk maju menuliskan pendapatnya dalam mengerjakan soal bentuk

aljabar, seperti pada petikan pembelajaran pertemuan kedua berikut ini:

(II.37)G

: Baik, silahkan maju dan tuliskan jawabanmu didepan.

(SP

3

maju dan menuliskan jawabannya didepan)

Guru juga menyuruh siswa untuk mencatat soal dan penyelesaiannya

Interaksi ini terlihat pada saat guru selesai menjelaskan penyelesaian soal

dan penjelasannya itu dirasa penting untuk dipelajari, seperti pada kutipan

pembelajaran pertemuan kelima berikut ini:

(V.72)V: Sekarang kalian boleh menyalin sambil mempelajari, jika ada yang

belum paham, boleh bertanya.

(Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalin soal serta

penyelesaian sambil mempelajari sendiri dan apabila menemukan kesulitan

dalam memahami materi, guru mempersilahkan untuk bertanya.

Dalam hal guru menyuruh siswa mengerjakan soal terlihat pada saat

guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan soal yang di tulis di

papan tulis. Berikut salah satu kutipan pembelajaran pada pertemuan

ketiga:

(III.88)G : Nah, sekarang kalian mencoba untuk mengerjakan soal yang

lainnya seperti yang sudah dibahas. Boleh berdiskusi dengan

temanmu yang sebangku. Ibu tinggal sebentar karena ada

keperluan.

e.

Bertanya

Interaksi

dalam hal bertanya tampak pada saat guru bertanya

mengenai langkah-langkah penyelesaian soal. Dalam hal ini pertanyaan

guru berupa pertanyaan penuntun yang bisa memicu siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran. Pertanyaan tersebut ditujukan kepada semua

siswa maupun secara individu. Jawaban dari siswapun dijawab secara

bersama-sama tetapi ada juga siswa yang menjawab secara spontan, seperti

terlihat pada petikan pembelajaran pertemuan pertama berikut ini:

(I.15)G

: Coba kalian perhatikan, gambar apa yang disampaikan oleh

kelompok Berani?

(I.17)G

:Kotak pensil dilambangkan dengan apa?

(I.18)SS

:Dilambangkan dengan x.

(I.19)G

:Jika kotak pensil dilambangkan dengan x, bagaimana dengan 4

Batang pensil? Dilambangkan dengan apa?

(I.20)SP

6

:Dengan bilangan 4.

f.

Memberi motivasi dan dukungan

Menurut Roestiysh, salah satu peranan guru adalah menjadi

motivator bagi siswa. Oleh karena itu, interaksi yang terjadi antar guru

dengan siswa terlihat pula ketika guru memberikan motivasi dan dukungan

agar siswa tetap semangat dalam belajar matematika terlebih pada saat

mengerjakan soal baik secara kelompok maupun individu, seperti pada

petikan pembelajaran pertemuan kelima berikut ini:

(V.33)G

: Kita tepuk tangan untuk temanmu yang berani maju.

(Guru dan siswa memberikan penghargaan berupa tepuk tangan

kepada teman mereka yang telah berani maju dan menuliskan

pendapatnya di depan)

g.

Menegur

Interaksi dalam hal menegur dilakukan guru pada saat siswa

melakukan hal-hal yang menggangu kegiatan belajar mengajar seperti

ramai sendiri, bercerita dengan teman sebangku. Hal ini terlihat pada

petikan pembelajaran pertemuan keempat :

(IV.36)G : Sekarang nomor 2 ya. Sudah? Kamu hanya menuliskan

hasilnya saja ya. Nanti prosesnya ibu yang mengoreksi. Baik

sekarang kita bahas nomor 2 ya. Semua perhatikan ke depan.

(Guru menegur siswa yang tidak focus dengan menyebut namanya dengan

tujuan untuk mengalihkan kembali perhatiannya pada proses pembelajaran.)

2.

Interaksi siswa dengan guru

Salah satu kegiatan siswa menurut Paul B. Diendrich (Sardiman,

2008) adalah

oral activities yang meliputi bertanya, mengeluarkan

pendapat, menyatakan, merumuskan, memberi saran, mengadakan

wawancara interupsi dan diskusi. Oleh karena itu, interaksi siswa dengan

guru dilihat pada cara-cara siswa melakukan komunikasi dengan guru.

Dalam penelitian ini interaksi siswa dengan guru tampak pada saat siswa

memberi salam, bertanya dan menyampaikan pendapat.

a.

Memberi salam

Interaksi siswa dengan cara memberi salam tampak ketika akan

dimulai proses pembelajaran serta mengakhiri pembelajaran seperti pada

petikan pembelajaran pertemuan ketiga berikut ini:

(III.1)SS : Selamat pagi Bu Rita dan Suster.

(III.2)G : Selamat pagi anak-anak. Sebelum kita memulai pelajaran kita

pada hari ini, kita awali terlebih dahulu dengan doa.

b.

Bertanya

Interaksi dalam hal bertanya tampak pada saat siswa bertanya

mengenai langkah-langkah penyelesaian soal. Dalam hal ini pertanyaan

yang diajukan siswa menyangkut cara penyelesaian soal penjumlahan,

pengurangan, dan perkalian pada bentuk aljabar baik yang dikerjakan

dalam kelompok, individu maupun pekerjaan rumah. Interaksi ini jarang

terjadi karena siswa tidak selalu bertanya walaupun guru sudah memberi

kesempatan. Hanya ada 1 siswa laki-laki (5.26% dari jumlah siswa laki-

laki) dan 2 siswa perempuan (13.33% dari jumlah siswa perempuan) yang

dengan berani bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang mereka

hadapi pada setiap kali pertemuan. Salah satu contoh pertanyaan yang

diajukan seperti terlihat pada petikan pembelajaran pertemuan kelima

berikut ini:

(V.116)SP

5

: Bu, pangkatnya dijumlahkan ya? Kami bingung bu.

Aku sih mikirnya dijumlahkan, tp aku nggak yakin.

(V.117)G : Coba ingat pelajaran tentang perpangkatan. Kalau variabelnya

sama dikalikan berarti di apakan? Dijumlahkan atau

dikurangkan?

(V.118)SP

5

: Dijumlahkan bu.

(V.119)G : Baik, silahkan lanjutkan.

c.

Menyampaikan pendapat

Selain memberi salam dan bertanya, interaksi siswa dengan guru

juga dapat dilihat pada saat siswa atau beberapa siswa menyampaikan

pendapat dalam penyelesaian soal atau latihan soal secara lisan maupun

tertulis di papan tulis. Selama pembelajaran, semua siswa baik siswa laki-

laki maupun perempuan aktif dalam menyampaikan pandapat baik yang

secara tertulis di papan maupun secara lisan. Sebanyak 11 siswa laki-laki

(57.90% dari jumlah siswa laki-laki) dan 13 siswa perempuan (86.67%

dari jumlah siswa perempuan) yang mengajukan pendapat tentang

penyelesaian masalah matematika. Salah satu pendapat yang disampaikan

seperti terlihat pada petikan pembelajaran pertemuan ketiga berikut ini:

(III.21)SL

11

: 3x + 5y

2

– 4x + (-2y

2

) -7

Koefisien x = 3 dan 4, koefisien y

2

= 5 dan -2

(III.21)G : katanya siapa takut, eh sekarang malah takut untuk maju.

(Guru tetap menunggu kesediaan siswa untuk maju. Guru tidak menunjuk

secara langsung siswa melainkan menunggu keberanian siswa unutk maju

sebab salah satu dari nilai Kanisius adalah Berani. Beberapa menit

kemudian, SP

9

dan SL

6

maju untuk mengerjakan soal).

(III.21)SP

9

: 2y

2

x + 4 y

2

+ 3x+ 5

Koefisien x = -1 dan 3, koefisien y

2

= 2 dan -1

(III.21)SL

6

: 6x 4y

2

+ (-2x) + y

2

- 32

3.

Interaksi siswa dengan siswa

Menurut Roestiyah (1986), mengajar merupakan proses interaksi

siswa dengan siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman dari

temannya sendiri. Proses ini meliputi beberapa interaksi yang digunakan

dalam penelitian seperti interaksi dengan cara memberi salam, membahas

bersama-sama, bertanya, membantu, memberi penghargaan dan dukungan

serta serta saling mengoreksi.

a.

Memberi salam

Interaksi siswa dengan siswa dengan cara memberi salam terlihat

saat semua siswa saling berjabat tangan dengan tujuan untuk membina

keakraban antar siswa yang dilakukan sebelum memulai proses

pembelajaran. Berikut kutipan salah satu contoh interaksi siswa dengan

siswa pada pembelajaran pertemuan kelima:

(V.5)G : Baik, beri salam dulu pada teman, dan jangan lupa senyum pada

temanmu.

(Semua siswa saling memberikan salam).

(V.5)G : Bagaimana rasanya kalau kalian memberikan salam dan senyum

kepada teman?

(V.5)SS : Senang bu.

b.

Membahas bersama-sama

Siswa membahas bersama-sama merupakan juga salah satu cara

interaksi siswa dengan siswa. Interaksi ini terlihat pada saat membahas

soal yang ditanyakan oleh guru maupun sesama teman siswa. Pada proses

pembelajaran ini semua siswa ikut terlibat secara aktif, seperti terlihat pada

contoh kutipan pembelajara pertemua keempat:

(15i+14b+13k)+(-30i–45j+51k)=

(IV.38)SS : membuka kurung bu?

(IV.39)G : baik. Kita sama-sama ya. (IV.40)G,SS : 15i + 14j + 13k +...

(IV.41)G

: hmm....ditambah pa dikurang?

(IV.42)SS : dikurang bu

(IV.43)G,SS: 15i + 14j + 13k - 30i - 45j +51k (IV.44)G

: baik, kita lanjut ya

(IV.45)SS : 15i - 30i + 14j - 45j + 13k + 51k

(IV.46)G

: baik, sampai disini paham? Kita lanjutkan.

(IV.47)SS : -15i – 31j + 64k

c.

Bertanya

Bertanya merupakan salah satu interaksi siswa/beberapa siswa

dengan siswa/beberapa sisiwa yang lain. Interaksi ini terlihat ketika ada

siswa yang mengalami kesulitan dan bertanya kepada siswa lain

menegenai materi, langkah penyelesaian soal ataupun pendapat dari teman

dalam menyelesaikan soal, seperti yang terlihat pada kutipan pembelajaran

pertemuan pertama berikut ini:

(I.46)SL

1

: jika terdapat 5 keranjang jeruk ditambah 4 keranjang salak

dan ditambah 2 buah jeruk. Bagaimana bentuk aljabarnya?

d.

Membantu

Interaksi siswa dengan siswa juga dilakukan dengan saling

membantu. Ini terlihat pada saat siswa yang mengalami kesulitan dibantu

oleh siswa lain dengan cara menjelaskan materi yang belum dipahami atau

langkah-langkah penyelesaian soal. Dengan cara membantu siswa lain,

siswa melatih diri untuk membagikan pengetahuan yang dimiliki guna

memperkaya siswa lain. Interaksi ini dilakukan oleh 2 siswa laki-laki

(13.33% dari jumlah siswa laki-laki) dan 1 siswa perempun (5.26% dari

mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya hingga

penyelesaian soal-soal. Berikut salah satu kutipan dimana siswa

mengingatkan teman mengenai pelajaran yang telah diterima:

(V.103)SP

14

: Iya, aku ingat pelajaran kelas VII tentang perpangkatan, kalau

dikali pangkatnya dijumlahkan dan kalau dibagi pangkatnya

dikurangkan.

e.

Memberi penghargaan dan dukungan

Interaksi dengan cara memberikan penghargaan dan dukungan

merupakan salah satu interaksi siswa dengan siswa yang sifatnya yang

dilakukan sebagai wujud kepedulian antar sesama siswa dalam hal

meningkatkan keberania dalam menyampaikan pendapat atau menjawab

pertanya yang diajukan oleh guru. Interaksi ini terjadi ketika siswa

memberikan

tepuk

tangan

kepada

siswa

lain

yang

sudah

menjawab/mengerjakan soal serta menyampaikan pendapat.

Berikut

kutipan salah satu contoh interaksi siswa dengan siswa pada pembelajaran

pertemuan kelima:

(V.40)G

: Kita tepuk tangan untuk temanmu.

(Guru dan siswa memberikan penghargaan berupa tepuk tangan

kepada teman mereka yang telah berani maju dan menuliskan

pendapatnya di depan)

f.

Mengoreksi

Selain memberi salam, membahas bersama-sama, bertanya,

membantu serta memberi penghargaan dan dukungan, interaksi siswa

dengan siswa dilakukan dengan cara mengoreksi. Interaksi ini terlihat

ketika antar sesama siswa saling mengoreksi hasil kuis dan pekerjaan

rumah yang telah dibahas bersama-sama, seperti pada kutipan

pembelajaran pertemuan keempat:

(IV.36)G :Baik, hasilnya itu ya. Ibu harap jawaban kalian sama. sekarang

saya hanya ingin kalian menuliskan hasil finalnya saja dan

prosesnya biar ibu saja. Kalau salah kamu tulis salah dan hasilnya

kamu tulis dibawah.

(semua siswa kelihatannya sangat serius memeriksa hasil

pekerjaan temannya dan ada beberapa siswa yang masih belum

mengerti arahan dari guru namun mereka segan untuk bertanya).

4.

Interaksi siswa saat diskusi kelompok

Diskusi merupakan salah satu kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran yang termasuk dalam

oral activities (Paul B. Diendrich

dalam Sardiman, 2008). Moh. Uzer Usman (2008) menyatakan bahwa

diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan

berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau

pemecahan masalah. Kegiatan yang ada dalam diskusi kelompok meliputi

penyampaian pendapat, bertanya dan membantu. Oleh karena itu, interaksi

siswa saat diskusi kelompok dengan cara menyampaikan pendapat,

bertanya dan membantu.

a.

Menyampaikan pendapat

Interaksi siswa saat diskusi kelompok dengan cara menyampaikan

pendapat terlihat pada saat anggota kelompok memaparkan ide-ide dalam

menyelesaikan soal tentang penjumlahan, pengurangan dan perkalian pada

bentuk aljabar. Pada proses diskusi, setiap anggota kelompok aktif

menyampaikan pendapat, sehingga bisa dikatakan bahwa semua siswa

baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan aktif berproses dalam

masing-masing kelompok dengan menyumbangkan ide guna tercapainya

kesepakatan dalam penyelesaian soal. Berikut kutipan salah satu contoh

interaksi siswa dengan siswa pada pembelajaran pertemuan kelima:

(V.99)SL

18 :

Kita jabarkan terlebih dahulu ya. (2a

2

-5b

3

) (6a+2b

2

) =

2a

2

(6a+2b

2

) - 5b

3

(6a+2b

2

).

(V.100)SP

13

: 2a

2

x 6a, berapa?

(V.101)SL

19

: 12a, tetapi pangkatnya berapa y? Aku bingung

mengenai pangkat

(V.102)SL

18

: Tidak salah kalau pangkatnya itu dijumlahkan.

(V.103)SP

14

: Iya, aku ingat pelajaran kelas VII tentang

perpangkatan, kalau dikali pangkatnya dijumlahkan dan kalau dibagi

pangkatnya dikurangkan.

(V.104)SL

13 :

Ok, kita pake cara yang itu aja. Jadi, 2a

2

x 6a = 12a

3

(V.105)SP

14

: Kalau 2a

2

x 2b

2

= 4a

2

b

2

, bagaimana, benar nggak?

(V.106)SL

18

: Iya. (-5b

3

)x 6a = -30ab

3

(V.107)SL

19

:-5b

3

x 2b

2

= -10b

5

(V.108)SP

13

: Jadi hasil, (2a

2

-5b

3

) (6a+2b

2

) = 2a

2

(6a+2b

2

) -

5b

3

(6a+2b

2

) = 12a

3

+4a

2

b

2

-30ab

3

-10b

5

. Tidak ada yang sesukukan?

(V.109)SP

14

: Iya.

b.

Bertanya

Interaksi siswa saat diskusi kelompok juga dapat ditunjukkan dalam

bentuk bertanya. Interaksi ini terlihat pada saat ada siswa yang bertanya

dan siswa yang lain memberikan penjelasan/jawaban. Hal yang ditanyakan

adalah materi yang belum dipahami, cara penyelesaian soal maupun

pendapat siswa lain dalam menyelesaikan soal. Sebanyak 11 siswa laki-

laki (57.89% dari jumlah siswa laki-laki) dan 10 siswa perempuan

(66.67% dari jumlah siswa perempuan) yang menanyakan kepada sesama

teman dalam kelompok mengenai langkah penyelesaian soal maupun

mengenai materi yang belum dipahami. Berikut kutipan salah satu contoh

interaksi siswa dengan siswa pada pembelajaran pertemuan kelima:

(V.100)SP

13

: 2a

2

x 6a, berapa?

(V.101)SL

19

: 12a, tetapi pangkatnya berapa y? Aku bingung

mengenai pangkat

c.

Membantu

Interaksi ini terjadi pada saat siswa satu mengalami kesulitan dalam

memahami atau menyelesaikan soal dan siswa yang lain membantu

menjelaskan langkah-langkah penyelesaian soal. Dalam pembelajaran

sebanyak 14 siswa laki-laki (73.68% dari jumlah siswa laki-laki) dan 11

siswa perempuan (73.33% dari jumlah siswa perempuan) yang membantu

menjelaskan langkah-langkah penyelesaian soal. Berikut kutipan salah

satu contoh interaksi siswa dengan siswa pada pembelajaran pertemuan

kelima:

(V.100)SP

13

: 2a

2

x 6a, berapa?

(V.101)SL

19

: 12a, tetapi pangkatnya berapa y? Aku bingung

mengenai pangkat

(V.102)SL

18

: Tidak salah kalau pangkatnya itu dijumlahkan.

(V.103)SP

14

: Iya, aku ingat pelajaran kelas VII tentang

perpangkatan, kalau dikali pangkatnya dijumlahkan dan kalau dibagi

pangkatnya dikurangkan.

(V.104)SL

13 :

Ok, kita pake cara yang itu aja. Jadi, 2a

2

x 6a = 12a

3

5.

Keterkaitan interaksi belajar mengajar matematika dengan gender

Berdasarkan pada pembahasan mengenai interaksi belajar mengajar

yang telah dipaparkan di atas, penulis ingin menguraikan keterkaitan

interaksi belajar mengajar matematika dengan gender.

Unger (1979, dalam Brannon, 1996) mendeskripsikan gender

sebagai sifat-sifat dan perilaku-perilaku yang dianggap sesuai atau pantas

untuk laki-laki dan perempuan oleh kebudayaan. Unger (1973, dalam

Ervita, 2002) memaparkan bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki

perbedaan emosional dan intelektual. Laki-laki pada umumnya menyukai

pengetahuan eksakta, sementara perempuan dinilai kurang menyukai

eksakta. Dikatakan pula bahwa laki-laki lebih aktif dibandingkan dengan

perempuan. Perempuan dilihat sebagai seorang yang pasif. Selain itu juga

dalam hal berbicara, laki-laki dianggap lebih bebas berbicara sementara

perempuan kurang bebas berbicara, dalam hal ini mau menekankan pada

penyampaian pendapat. Laki-laki dipandang sebagai pribadi yang

kempetitif sedangkan perempuan kurang kompetitif.

Sesuai dengan teori yang dipaparkan di atas menunjukkan bahwa

laki-laki dianggap lebih menonjol daripada perempuan, tetapi pada

pembahasan mengenai proses interaksi belajar mengajar diatas

menunjukkan bahwa baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan terlihat

menyukai matematika. Hal ini terlihat pada saat semua siswa berproses

dalam pembelajaran. Semua kelihatannya mengikuti pembelajaran dengan

semangat dan aktif. Selain itu juga dalam hal berinteraksi baik dengan

guru maupun dengan sesama siswa, tidak terdapat perbedaan yang

menonjol diantara siswa laki-laki dan perempuan, baik dalam

menyampaikan pendapat, bertanya, membantu dan berdiskusi. Hal ini

terlihat pada kegiatan bertanya baik kepada guru maupun kepada sesama

siswa, sebanyak 13 siswa laki-laki (68.42% dari jumlah siswa laki-laki)

dan 13 siswa perempuan (86.67% dari jumlah siswa perempuan). Dalam

hal menyampaikan pendapat, sebanyak 16 siswa laki-laki (84.21% dari

jumlah siswa laki-laki) dan 14 siswa perempuan (93.33% dari jumlah

siswa perempuan). Disamping itu sebanyak 16 siswa laki-laki (84.21%

dari jumlah siswa laki-laki) dan 14 siswa perempuan (93.33% dari jumlah

siswa perempuan) yang membantu sesama teman yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi serta langkah-langkah penyelesaian

soal. Olehkarena itu, interaksi belajar mengajar matematika di kelas tidak

tampak kaitannya dengan gender sebab antara siswa laki-laki dan

perempuan terlihat berinteraksi dengan aktif dalam proses pembelajaran.

F.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini seperti

suara siswa pada rekaman video yang pada beberapa bagian tidak begitu

jelas sehingga peneliti mengalami kesulitan pada saat mentranskrip video.

Selain itu juga ada kebisingan siswa dari kelas lain yang mengadakan

kegiatan olahraga di lapangan yang lokasinya tepat di depan kelas tempat

pelaksanaan penelitian. Akan tetapi karena pengamatan didalam penelitian

ini dilakukan berulang-ulang secara keseluruhan sehingga peneliti masih

mendapatkan data yang jelas.

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya tentang interaksi

belajar mengajar matematika di kelas dalam kaitannya dengan gender,

maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1.

Interaksi belajar mengajar dalam pembelajaran matematika

a.

Interaksi guru dengan siswa

Guru terkesan sangat ramah dan dekat dengan siswa selama

pembelajaran

sehingga

memicu

siswa

untuk

mengawali

pembelajaran dengan semangat. Pembelajaran sudah berlangsung

sangat interaktif dan guru selalu mengupayakan keterlibatan siswa

dengan berbagai cara komunikasi yang dibangun. Hal ini terlihat

ketika guru memberi salam, memberitahu, memberi penjelasan,

menyuruh, bertanya, memberi motivasi dan dukungan serta

menegur siswa yang tidak konsentrasi dalam proses pembelajaran.

semua itu ditanggapi dengan baik oleh semua siswa baik laki-laki

maupun perempuan.

b.

Interaksi siswa dengan guru

Interaksi antara siswa dengan guru dilihat pada cara-cara siswa

melakukan komunikasi dengan guru yang tampak pada saat siswa

memberi salam, bertanya dan menyampaikan pendapat dalam

menyelesaikan masalah matematika.

c.

Interaksi siswa dengan siswa

Interaksi siswa dengan siswa terlihat pada cara komunikasi

yang dibangun antar siswa seperti memberi salam, membahas

bersama-sama, bertanya kepada siswa lain mengenai materi

maupun penyelesaian soal, membantu , memberi penghargaan dan

dukungan serta saling mengoreksi hasil pekerjaan.

d.

Interaksi siswa saat diskusi kelompok

Interaksi siswa saat diskusi kelompok dengan cara

menyampaikan pendapat terlihat pada saat anggota kelompok

memaparkan

ide-ide

dalam

menyelesaikan

soal

tentang

penjumlahan, pengurangan dan perkalian pada bentuk aljabar. Jika

ada siswa yang mengalami kesulitan, maka hal yang dilakukan

Dokumen terkait