• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pembahasan Analisis Dekriptif Kualitas Pelayanan Perawat

4.6.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan Perawat

Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara

Kualitas Pelayanan Perawat adalah tingkat baik buruknya pelayanan professional yang diciptakan bagi pasien berupa pelayanan yang perubahannya dapat dirasakan, dapat dinilai dan dapat diukur secara nyata. Berkaitan dengan respon penerima pelayanan dari perawat apakah sesuai dengan yang tertulis pada hak dan kewajiban yang diberikan perawat kepada pasien. Pada penelitian ini, kualitas pelayanan perawat diukur dengan menggunakan skala kualitas pelayanan jasa. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi kualitas yang dirasakan oleh pasien di RS Kusta Donorojo Jepara. Demikian sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh maka semakin rendah pula kualitas pelayanan perawat.

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum kualitas pelayanan perawat yang diberikan kepada pasien di RS Kusta Donorojo Jepara pada kategori tinggi sebanyak 44 pasien yaitu sebesar 73,3%. Pada hasil penelitian ini dapat diartikan

bahwa perawat memiliki kualiatas pelayanan yang baik diberikan kepada pasien. Secara langsung memberikan pengaruh kepada rumah sakit bahwa pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien sudah baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Pada studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan para perawat di RS Kusta Donorejo Jepara. Hal ini dapat diartikan bahwa perawat di RS Kusta Donorejo Jepara telah mempunyai kualitas pelayanan yang baik saat melakukan pelayanan pada pasien kusta.

Penelitian ini menggunakan delapan belas dimensi dari Johnston (et al) dalam Jasfar (2005:56-57), yaitu Access, Aesthetics, Attentiveness/helpfulness, Availability, Care, Cleanliness/Tidiness, Comfort, Commitment, Communication, Competence, Courtesy, Flexibility, Friendliness, Functionality, Integrity, Reliability, Responsiveness, dan Security. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin diungkap adalah kualitas pelayanan perawat maka dipilih empat belas dimensi yang digunakan, hasil mean empiris dari empat belas dimensi kualitas pelayanan perawat menunjukkan bahwa dimensi integrity memiliki mean empiris tertinggi dengan nilai 6,265 dibandingkan dengan dimensi lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dimensi integrity memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap kualitas pelayanan perawat dibandingkan dengan dimensi lainnya. Mengacu pada hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa perawat jujur dan dipercaya oleh pasien, akan berdampak pada kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo.

4.6.1.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Aesthetics

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara ditinjau dari dimensi aesthetics. Dimensi aesthetics memperoleh nilai mean empiris yang

sama dengan dimensi lain seperti attentiveness/helpfulness yaitu 6,51 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,255. Dimensi Aesthetics dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 33 pasien (55%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi aesthetics yaitu berkaitan dengan sampai sejauh mana paket jasa tersedia memuaskan konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perawat cukup baik membuat para pasien puas dengan pelayanan yang diberikan selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Tindakan yang dilakukan di RS Kusta Donorojo adalah diberikan pendampingan kepada pasien saat berada di rumah sakit.

4.6.1.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Attentiveness/helpfulness Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara ditinjau dari dimensi attentiveness/helpfulness. Dimensi attentiveness/helpfulness memperoleh nilai mean empiris yang sama dengan aesthetics yaitu 6,52 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,255. Dimensi attentiveness/helpfulness dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 26 pasien (47,3%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi attentiveness/helpfulness yaitu berhubungan dengan kontrak personal, sampai sejauh mana mereka berkeinginan untuk membantu konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perawat mempersiapkan kebutuhan pasien dan berkeinginan membantu walaupun pasien tidak memanggil terlebih dahulu sudah cukup baik diberikan kepada pasien selama melakukan perawatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Perawat bertanya apakah obat yang

diberikan dikonsumsi dengan benar kepada pasien, dan memberikan saran kegiatan yang dapat dilakukan kepada pasien selama belum sembuh.

4.6.1.1.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Care

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi care. Dimensi care memperoleh nilai mean empiris yaitu 16,91 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 4,275. Dimensi care dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 54 pasien (98,2%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi care yaitu kepedulian, perhatian, simpati dan kesabaran yang diperlihatkan kepada konsumen. Tindakan yang dilakukan perawat menenangkan pasien dari rasa cemas, secara rutin memeriksa luka pasien, memberikan dukungan semangat untuk kesembuhan pasien, menerima keluh kesah dan sabar memberikan penjelasan pasien mengenai penyakit pasien. Semua yang dilakukan dengan baik oleh perawat dan membuat para pasien merasa memiliki keluarga di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Cleanliness/Tidiness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi cleanliness/tidiness. Dimensi cleanliness/tidiness memperoleh nilai mean empiris yaitu 6,64 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,32. Dimensi cleanliness/tidiness dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi cleanliness/tidiness yaitu kebersihan, kerapian dan keteraturan. Pasien melihat penampilan perawat rapi, ruangan yang digunakan bersih dan nyaman, dan

perawat dengan rajin membawakan obat yang dibutuhkan oleh pasien.Beberapa hal yang sampaikan diatas dilakukan dengan baik di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.5 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Commitment

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi commitment. Dimensi commitment memperoleh nilai mean empiris yaitu 6,71 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,355. Dimensi commitment dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi commitment yaitu komitmen pekerja terhadap tugas. Tindakan yang dilakukan bahwa perawat sudah secara maksimal melakukan perawatan kepada pasien, walapun kadang kala perawat melakukan perawatan sesuai dengan mood mereka. Kemudian dalam menghubungi perawat jika dibutuhkan oleh pasien masih kurang baik untuk melakukan pertolongan secara tiba-tiba di RS Kusta Donorojo Jepara. Perawat yang berjaga sesuai shift hanya 2-3 perawat per bangsal, pada saat 2 lebih pasien mendapat masalah maka pasien harus menunggu sampai ada perawat yang dapat membantu begitu pula bagi pasien rawat jalan harus menunggu untuk melakukan pemeriksaan.

4.6.1.1.6 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Communication

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi communication. Dimensi communication memperoleh nilai mean empiris yaitu 3,40 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,4. Dimensi communication dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien (56,4 %).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi communication yaitu kemampuan penyedia jasa untuk berkomunikasi dengan konsumen. Tindakan yang dilakukan didapat bahwa perawat berkomunikasi kepada pasien cukup baik dilakukan dengan cara menyesuaikan pasein agar apa yang akan disampaikan mudah untuk dipahami baik menggunakan bahasa jawa maupun berbicara dengan suara keras bagi yang pasien yang bermasalah pada pendengaran.

4.6.1.1.7 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Competence

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi competence. Dimensi competence memperoleh nilai mean empiris yaitu 5,93 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 2,965. Dimensi competence dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 39 pasien (70,9%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi competence yaitu berkaitan dengan keahlian dan profesionalitas dalam penyampaian jasa. Di rumah sakit walaupun dengan tugas perawat yang banyak, perawat masih menlakukan perawatan dengan cukup telaten kepada pasien.

4.6.1.1.8 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Courtesy

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi courtesy. Dimensi courtesy memperoleh nilai mean empiris yaitu 6,44 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,22. Dimensi courtesy dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi courtesy yaitu kesopanan, respek dalam menyediakan jasa, terutama berkenaan dengan

kontrak staf dalam berhubungan dengan konsumen dan hak miliknya. Di rumah sakit perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan apa saja yang akan didapat oleh pasien selama pengobatan dengan cukup baik di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.9 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Flexibility

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi flexibility. Dimensi flexibility memperoleh nilai mean empiris yaitu 6,15 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,075. Dimensi flexibility dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 28 pasien (50,9%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi flexibility yaitu berkaitan dengan keinginan dan kesanggupan pekerja untuk mengubah pelayanan jasa atau produk, menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Di rumah sakit perawat memberikan pelayanan atau penanganan yang cukup sesuai dengan kebutuhan pasien,tidak hanya itu perawat cukup mampu menyesuaikan diri dengan apa yang diinginankan pasien selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.10 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Friendliness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi friendliness. Dimensi friendliness memperoleh nilai mean empiris yaitu 6.55 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,275. Dimensi friendliness dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 29 pasien (52,7%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi friendliness yaitu kehangatan dan keakraban penyedia jasa. Selama pasien melakukan

perawatan, perawat menjaga keakraban dan perlakuan yang dilakukan oleh perawat layaknya keluarga membuat para pasien mendapat sebagian kesenangan dan kenyaman di RS Kusta Donorojo Jepara.

4.6.1.1.11 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Integrity

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi integrity. Dimensi integrity memperoleh nilai mean empiris yaitu 12,53 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 6,265. Dimensi integrity dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 52 pasien (94,5%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi integrity yaitu kejujuran, keadilan, dan kepercayaan yang diberikan oleh pemberi jasa kepada konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dan ditemukan bahwa perawat memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kepada pasien cukup sesuai, begitu juga meyakinkan pasien bahwa pengobatan yang dilakukan akan berjalan dengan baik dan tanpa membeda-bedakan status ekonomi yang dimiliki pasien.

4.6.1.1.12 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Reliability

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi reliability. Dimensi reliability memperoleh nilai mean empiris yaitu 9.84 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3.28. Dimensi reliability dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 32 pasien (58,2%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi reliability yaitu kehandalan dan konsistensi dari kinerja fasilitas jasa, barang-barang dan staf. Selama penenlitian ditemukan bahwa perawat memenuhi perawatan kepada

pasien dengan baik dengan kemampuan perawat yang baik pula, walaupun dengan jumlah perawat yang berganti-ganti. Tingkat pendidikan yang dimiliki perawa di RS Kusta Donorojo Jepara rata-rata adalah lulusan DIII Keperawatan sehingga bisa melayani pasien dengan baik.

4.6.1.1.13 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Responsiveness

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi responsiveness. Dimensi responsivenessmemperoleh nilai mean empiris yaitu 9.60 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 4,8. Dimensi responsiveness dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien (56,3%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi responsiveness yaitu kecepatan dan ketepatan dalam penyampaian jasa. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien dilakukan dengan cukup cepat dan tanggap pada setiap keluhan dan kebutuhan pasien selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Penanganan yang diberikan masih pada taraf cukup dikarenakan terbatasnya perawat pada setiap shift yang terdapat pada latar belakang.

4.6.1.1.14 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Security

Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi security. Dimensi securitymemperoleh nilai mean empiris yaitu 6.07 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3.035. Dimensi security dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 39 pasien (67,3%).

Menurut Johnston (et al) dalam Jasfar (2005: 56) dimensi security yaitu keselamatan dan keamanan konsumen. Di rumah sakit ditemukan bahwa

perawat menjamin perawatan dan perawat menjaga pasien untuk berada diruangannya selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara.

Dokumen terkait