• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Agrowisata Rambangan

1. Sejarah Agrowisata Rembangan

Agrowisata Rembangan merupakan salah satu wisata yang bergerak

dalam bidang agribisnis, khususnya pada bidang pemasaran lokasi

Agrowisata. Rembangan memiliki usaha utama yaitu memasarkan buah

naga (Dragon Fruit) yang merupakan Agrowisata kebun buah. Agrowisata

mempunyai banyak wahana , akan tetapi wahana yang utama adalah kebun

buah naga. Ada beberapa wahana pendukung seperti kolam renang, areal

pacu kuda, areal perkemahan, dan playground.

Agrowisata Rembangan tertelak di Kecamatan Arjasa, Desa

Kemuning lor, Lokasi Agrowisata ada di arah utara kota Jember 12 km,

dengan Luas lahan 45.161 m. Jalan menuju lokasi Agrowisata Rembangan

yang pada masa itu berupa kebun cengkeh PTPN X , kini jalan menuju lokasi juga bisa dijadikan tempat wisata kuliner karena banyaknya sektor

informal yang juga dibangun oleh DISPENDA sebagai dampak atas pembangunan Agrowisata Rembangan. Agrowisata Rembangan merupakan

wisata peninggalan Belanda dibangun tahun 1937 oleh Mr. Hofside. Agrowisata Rembangan adalah tempat peristirahatan yang dirancang dan di

design oleh bangsa Belanda untuk berlibur. Ada beberapa bangunan yang

terlihat seperti bangunan berbentuk asli dapat dilihat pada restoran, dan

salah satu kamar pernah di tempati oleh tokoh proklamator dan presiden

pertama RI.Ir. Sukarno. Hotel klasifikasi melati dengan kapasitas 27 kamar,

dengan fasilitas air hangat yang membuat membuat pengunjung bisa

menikmati air dingin dan air hangat. Saat berada di lokasi Agrowisata

fantastis, berudara sejuk berada di lereng gunung Argopuro. Pengoperasian

Agrowisata Rembangan dibawah naungan Dinas Pendapatan Daerah

(DISPENDA) Kabupataen Jember, Sehingga seluruh anggaran dana

pengembangan dari tahun 1937 sampai saat ini hanya mengalami sedikit

perumahan.

2. Keadaan Geografis

Agrowisata Rembangan terletak di Kecamatan Arjasa Desa

Kemuning lor . Lokasi Agrowisata berada di jarak 12 km ke arah utara kota

Jemberdengan Luas lahan 45.161 m², dan suhu udara mencapai 18 – 26 °

C, curah hujan Rata – rata 4.626 mm / tahun. Ketinggian lokasi Agrowisata

Rembangan + 600 m dpl. Desa Kemuning lor, Kecamatan Arjasa di

kawasan Rembangan merupakan lahan potensial untuk pengembangan

buah naga. Adapun kriteria lahan serta suhu yang cocok untuk budidaya

buah naga, yaitu :

a. Suhu

Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi

dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan buah

naga sekitar 60 mm/bln atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600-1.300

mm/tahun tanaman ini juga masih bisa tumbuh. Tetapi tanaman ini tidak

tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan

bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama pembusukan akar dan

merambat sampai pangkal batang. Intensitas sinar matahari yang

dibutuhkan sekitar 70-80 %, karena itulah tanaman ini sebaiknya ditanam

Tanaman ini lebih baik pertumbuhannya bila ditanam didataran rendah

antara 0-350 m dpl. Suhu udara yang ideal antara 26-36 derajat Celcius dan

kelembaban 70-90 %. Tanah harus ber-aerasi dengan baik dengan derajat

keasaman (pH) 6,5 – 7.

b. Lahan

Agar tanaman ini bisa tumbuh dengan baik dan maksimal, media

tumbuhnya harus subur dan mengandung bahan organik cukup dengan

kandungan kalsium tinggi. Drainase harus berjalan baik dan bersifat porous

karena tanaman ini tidak tahan genangan air. Bahan organic yang digunakan

harus benar-benar matang karena berfungsi menyangga kation dan aktivitas

mikroorganisme dan penyedia hara. Beberapa bahan yang bias digunakan

antara lain pupuk kandang, kompos, dan sekam. Media juga sebaiknya

dicampur bahan anorganik seperti pasir dan bubuk bata merah yang

berfungsi untuk memperlancar aerasi dan drainase. Dan yang perlu

diperhatikan media tidak boleh mengandung garam.

3. Lokasi Agrowisata Rembangan

Agrowisata Rembangan yang terletak 12 km arah Utara Kota Jember

merupakan obyek wisata pegunungan yang dilengkapi dengan pemandian, hotel dan Agrowisata Kopi Kebun Rayap. Tepatnya terletak di Desa

Kemuning lor, Jalan yang ditembuh merupakan jalan tanjakan karena

Agrowisata Rembangan berada di puncak. Perjalanan untuk menempuh

Agrowisata ini cukup lancar, karena jalan yang ditempuh buka merupakan

jalan utama melainkan perkebunan cengkeh dan kopi yang dikelola oleh

PTPN X. Di sepanjang jalan ± 2 km sebelum tempat lokasi Agrowisata,

terdapat 25 pedagang sektor informal yang di bangun oleh DISPENDA

minuman maupun makanan, Sehingga wisatawan juga bisa berwisata

kuliner sebelum memasuki lokasi Agrowisata.

Gambar 5.1 Lokasi Agrowisata Rembangan

4. Struktur Organisasi Manejemen Agrowisata Rembangan

Struktur organisasi menggambarkan susunan sumber daya manusia

dalam organisasi yang terdiri dari peran dan hubungan antar jabatan serta hubungan garis wewenang yang ada dalam suatu organisasi untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi.Struktur organisasi diperlukan

agar pembagian tugas, fungsi, dan wewenang menjadi jelas.Struktur

organisasi Agrowisata Rembangan dipimpin oleh seorang manajer

divisi umum dan prasarana, divisi wisata, divisi marketing, divisi keuangan

dan akunting, dan divisi resto and shop.Pada divisi keuangan dan akunting

membawahi subdivisi administrasi gudang dan subdivisi staf akunting.

Adapun struktur organisasi Agrowisata Rembangan dapat dilihat

pada gambar 5.2 deskripsi kerja UPTD Agrowisata Rembangan dibagi

menurut jabatan dengan fungsi dan tugas masing-masing karyawan. Fungsi

dan pembagian tugas Manajer dan divisi pada UPTD Agrowisata

Rembangan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5.2 Struktur Organisasi Manajemen Agrowisata Rembangan

a. Manajer Agrowisata Rembangan

1. Fungsi : Merencanakan, mengatur, mengkoordinasi, memimpin dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan.

2. Tugas : Memimpin, memastikan, dan mendelegasikan tugas - tugas

pada seluruh bagian unit usaha pemasaran Agrowisata

Rembanganuntuk mencapai tujuan

b. Marketing

1. Fungsi : Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan

mengawasi kegiatan pemasaran yang meliputi strategi pemasaran,

target penjualan, promosi, dan penjualan barang

2. Tugas : a) Mengatur dan mengkoordinir kegiatan pemasaran dan

penjualan produk. b) Merencanakan dan mengawasi kegiatan

penjualan buah. c) Merencanakan dan membuat kegiatan promosi

suatu produk.

c. Akunting dan Keuangan

1. Fungsi : Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi

penyelenggaraan sistem administrasi, akunting, dan keuangan yang

telah dilakukan dan diimplemetasikan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan

2. Tugas : a) Mengawasi pelaksanaan fungsi-fungsi administrasi dan keuangan perusahaan b) Memeriksa ulang laporan keuangan untuk

keperluan intern dan laporan laba rugi perusahaan dari subdivisi d. Sub Divisi Akunting

1. Fungsi : Melaksanakan kegiatan olah data penjualan dan akunting. 2. Tugas : Membuat laporan keuangan untuk keperluan intern dan

laporan laba rugi perusahaan

e. Subdivisi Administrasi Gudang

1. Fungsi : Melaksanakan kegiatan administrasi inventorying barang dan

2. Tugas :Mengawasi pelaksanaan fungsi-fungsi

inventoring,inventarisasi, dan system penggudangan.

f. Divisi Umum dan Prsarana

1. Fungsi : Merencanakan, mengatur, dan mengkoordinasikan

berjalannya sarana prasarana umum yang berkenaan langsung

dengan pengunjung.

2. Tugas : Memastikan dan mendelegasikan tugas yang berkenaan

dengan kebersihan baik kebun maupun lokasi Agrowisata lainnya,

parkir, dan sopir wisata, dan pemandu paket wisata Agrowisata

Remabangan.

g. Devisi Resto, Shop dan Hotels

1. Fungsi Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksana-kan dan

mengawasi kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang,

administrasi outlet buah naga dan restoran.

2. Mengawasi,mendelegasikan tugas, dan mengkoordinasi terhadap kasir, penjaga outlet buah naga, dan penjaga arealsepeda gunung,

dan areal pacu kuda.

B. Faktor – faktor yang Memepengaruhi Penurunan Pengunjung

1. Uji Normalitas

normalitas data digunakan untuk mengetahui normal tidaknya

masing-masing variabel penelitian. Dalam penelitian ini uji normalitas

dilakukan dengan uji OneSample Kolmogorof-Smirnov dengan

menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal

Tabel. 5.1 Hasil Uji Normalitas dengan Kolomogorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Jumlah Pengunjung .131 9 .200* .951 9 .706

Biaya Promosi Penjualan .193 9 .200* .955 9 .742

Biaya Perawatan Fasilitas .217 9 .200* .886 9 .181

Biaya Periklanan .303 9 .017 .813 9 .029

Dari hasil di atas kita lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan

dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,05; untuk Jumlah

Pengunjung sebesar 0,200, untuk Biaya Promosi Penjualan sebesar 0,200,

untuk Biaya Perawatan Fasilitas sebesar 0,200, dan Biaya Periklanan 0.017

Karena signifikansi untuk tiga variabel (Jumlah Pengunjung, Biaya Promosi

Penjualan, Biaya Perawatan Fasilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data pada variabel Jumlah Pengunjung, Biaya Promosi

Penjualan, Biaya Perawatan Fasilitas berdistribusi normal. Angka Statistik

menunjukkan semakin kecil nilainya maka distribusi data semakin normal. df

= jumlah data. Berikut adalah tampilan grafik dari masing variable baik

independen maupun dependen, yaitu :

Gambar 5.4Detrended Normal Q-Q Plot of Jumlah Pengunjung

Gambar 5.5 Grafik Balok Jumlah Pengunjung

Gambar 5.7Detrended Normal Q-Q Plot of Biaya Promosi Penjualan

Gambar 5.8 Grafik Balok Biaya Promosi Penjualan

Gambar 5.10Detrended Normal Q-Q Plot of Biaya Perawatan Fasilitas

Gambar 5.11 Grafik Balok Biaya Perawatan Fasilitas

Gambar 5.13Detrended Normal Q-Q Plot of Biaya Perawatan Fasilitas

Gambar 5.5 Grafik Balok Biaya Periklanan 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk membuktikan hipotesisatau dugaan sementara dalam

penelitian ini, maka dalam pengujian empiris menggunakan metode regresi

linear berganda. Metode ini merupakan suatu analisis kuantitatif yang

digunakan untuk menghitung koefisien regresi. Berikut adalah data jumlah

pengunjung (y) dan data biaya promosi penjulan, biaya perawatan fasilitas

Tabel 5.2 Data Jumlah Pengunjung per catur wulan

No Bulan Periode Jumlah Pengunjung 1 Januari – April Ke 1 15.963 2 Mei – Agustus Ke 2 14.576 3 Oktober – Desember Ke 3 13.324 4 Januari – April Ke 4 17.646 5 Mei – Agrustus Ke 5 15.903 6 Oktober – Desember Ke 6 13.869 7 Januari – April Ke 7 13.890 8 Mei – Agrustus Ke 8 11.455 9 Oktober – Desember Ke 9 11.389 Jumlah 128.006

Tabel 5.2 merupakan data jumlah pengunjung selama 36 bulan.Dalam

penelitian ini data jumlah pengunjung di selaraskan dengan data variable

independen, sehingga perubahan terjadi pada 4 bilan sekali atau catur wulan.

Tabel 5.3 Biaya Promosi Penjualan, Biaya Perawatan Fasilitas, Biaya Periklanan No X1 (Biaya Promosi Penjualan) X2 (biaya Perawatan Fasilitas) X3 (biaya Periklanan) 1 9800000 6350000 8750000 2 10200000 7700000 8500000 3 9150000 6700000 9750000 4 11350000 7950000 8600000 5 9640000 6350000 9850000 6 9750000 7350000 9950000 7 9850000 6900000 8400000 8 8670000 6700000 8300000 9 7750000 6500000 8750000 Jumlah

Tabel 5.2 merupakan data biaya promosi penjualan, biaya perawatan

fasilitas dan biaya periklanan selama 36 bulan. Dimana biaya – biaya

tersebut merupakan variabel independent ( X1, X2, dan X3 ). Dalam

penelitian ini data biaya promosi penjualan, biaya perawatan fasilitas dan

biaya periklanan di anggarkan 4 bulan sekali dalam sau tahun. Sehingga

Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan baik untuk variabel

dependen (Y) maupun variabel independen (X1, X3 dan X2) yang diolah

dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows pada komputer, maka

diperoleh hasil perhitungan Regresi Linear Berganda sebagai berikut :

Tabel 5.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koevisien

beta thitung Sig Biaya Periklanan X1

Biaya Perawatan Fasilitas X2 Biaya Promosi penjualan X3

0,002 0,001 0,000 5.857 2.073 0.581 0.002 0.093 0.586 Variabel terikat : Jumlah Pengunjung (Y)

Koefisien Determinasi R2 = 0,896 Koefisien Korelasi (R) = 0,947 Fhitung = 14.346

Ftabel = 3,863 ttabel= 2,015

Sumber : SPSS Versi 17.0 For Windows

Dari tabel 5.4 menghasilkan persamaan sebagai berikut :

Y = 1211.707 + 0,002X1 + 0,001X2 + 0,000X3

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

b1 = 0,002 artinya apabila kenaikan X2 konstan, X3 konstan dan X1 sebesar 1

satuan atau Rp 1,- ,maka jumlah pengunjung (Y) akan mengalami

peningkatan jumlah pengunjung sebesar 0,002 atau sebesar 2 orang

pengunjung, sehingga perlu peningkatan 5 kali lipat untuk peningkatan 1

pengunjung.

b2 = 0,001, artinya apabila kenaikan X1 konstan, X3 dan X2 sebesar 1 satuan maka jumlah pengunjung (Y) akan mengalami peningkatan jumlah

pengunjung sebesar 0,001 atau sebesar 1 orang pengunjung. sehingga

b3= 0,000 artinya apabila kenaikan X1 konstan, X3 dan X2 sebesar 1 satuan

atau Rp 1,- maka jumlah pengunjung (Y) tidak memberi pengaruh terhadap

penurunan jumlah pengunjung.

Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa variabel biaya promosi

pejualan (X1) dan biaya perawatan fasilitas berpengaruh (X2) berpengaruh

positif terhadap penurunan jumlah pengunjung di UPTD Agrowisata

Rembangan. Berarti bahwa setiap kenaikan yang terjadi pada variabel biaya

promosi pejualan dan biaya perawatan fasilitas akan diikuti oleh kenaikan

peningkatan jumlah pengunjung. Begitupun sebaliknya penurunan yang

terjadi pada variabel biaya promosi penjualan adan biaya perawatan fasilitas

akan berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung. Dan perubahan

pada biaya periklanan tidak berpengaruh pada perubahan pengunjung,

disebabkan oleh faktor – faktor lain, yaitu : biaya terlalu keci, alat promosi

yang digunakan tidak tepat sasaran.

3. Koefisien Determinasi

Tabel 5.4 juga memperlihatkan nilai koefisien determinasi (

R-Square) yang digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 0,896 . Hal ini

berarti bahwa penurunan jumlah pengunjung dipengaruhi oleh faktor biaya

promosi penjualan dan biaya perawatan fasilitas sebesar 89,6% dan sisanya

yaitu 10,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti

persaing sejenis, daya tarik, dan kebijakan pemerintah dan lain-lain.

4. Uji Simultan (Uji F)

Sebagaimana telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian ini

diduga bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara biaya promosi

penurunan jumlah pengunjung di Agrowisata Rembangan. Untuk menguji

hipotesis tersebut digunakan uji-F (uji fhiser) untuk mengetahui tingkat

signifikansi secara bersama-sama antara variabel independent (Biaya

promosi penjualan, Biaya Perawatan Fasilitas, Biaya periklanan) dengan

variabel dependent (jumlah pengunjung).

Uji-F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dalam

perhitungan Regresi Linear Berganda yang dilakukan dengan menggunakan

SPSS For Windows versi 17. 0 pada komputer.Hasil dari uji-f yang

menghasilkan Fhitung = 14,346 lebih besar dari Ftabel = 3,863, oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa variabel biaya promosi penjualan, biaya perawatan

fasilitas, dan biaya periklanan secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap penurunan jumlah pengunjung dalam 9 catur wulan di

Agrowisata Rembangan.

5. Uji Parsial (uji t)

Uji-t digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh secara parsial

masing-masing variabel bebas (independen) yaitu biaya promosi penjualan

(X1), biaya perawatan fasilitas (X2), biaya periklanan (X3) terhadap variabel

dependent yaitu jumlah pengunjung dalam 9 catur wulan (Y). Dengan Uji-t diperoleh informasi terhadap variabel mana yang memiliki pengaruh paling

dominan. Uji-t dilakukan dengan cara membandingkan thitung dan ttabel pada

tingkat signifikansi α = 10%. Sampel yang digunakan sebanyak 36 bulan (9

catur wulan) , sehingga pengujian menggunakan uji-t dengan df = n – 2 atau

df = 3 dengan tingkat signifikansi (α) = 10% maka diperoleh ttabel sebesar

2,015. Dengan kriteria pengujian :

a) Jika thitung > ttabel, maka variabel X mempunyai keeratan hubungan yang

b) Jika thitung< ttabel, maka variabel X tidak mempunyai keeratan hubungan

yang signifikan dengan variabel Y.

Berdasarkan pada Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan dari uji t

untuk biaya promosi penjualan yang menghasilkan thitung = 5,857 lebih besar

dari nilai ttabel = 2,015. Dan hasil perhitungan untuk biaya perawatan fasilitas

yang menghasilkan thitung = 2,075lebih besar dari nilai ttabel= 2,015.

Sedangkan hasil perhitungan untuk biaya periklanan yang menghasilkan

thitung = 0,581lebih kecil dari nilai ttabel = 2,015.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua variabel dari tiga variabel

sangat berpengaruh signifikan terhadap penurunan pengunjung dengan α :

10%. Dimana dalam hal ini dapat diketahui bahwa rendahnya biaya promosi

penjualan dan biaya perawatan fasilitas sangat berpengaruh terhadap

penurunan jumlah pengunjung dalam 9 catur wulan terakhir.

Hasil temuan penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat

satu sama lain antara variabel independen dan variabel dependen. Hal ini dapat di lihat melalui selisih antara hasil baiaya promosi penjualan dan baiya

perawatan fasilitas. Uji F, dimana diperoleh Fhitung = 14,346 lebih besar dari Ftabel = 3.863. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rendahnya biaya

promosi penjualan dan biaya perawatan fasilitas berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan jumlah pengunjung pada 9 catur wulan

terakhir.

Untuk hubungan antara rendahnya biaya promosi penjualan dan

biaya perawatan fasilitas diperoleh nilai R2 = 0,896. Berdasarkan pada Tabel

5.4 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan dari uji t untuk biaya promosi

penjualan yang menghasilkan thitung = 5,857 lebih besar dari nilai ttabel =

2,015. Dan hasil perhitungan untuk biaya perawatan fasilitas yang

hasil perhitungan untuk biaya periklanan yang menghasilkan thitung = 0,581

lebih kecil dari nilai ttabel = 2,015. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan pada biaya promosi penjualan dan biaya

perwatan fasilitas terhadap penurunan jumlah pengunjung pada 9 catur

wulan, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya periklanan

terhadap penurunan jumlah pengunjung pada 9 catur wulan.

a. Biaya promosi penjualan

Hasil Penelitian ini mengindikasikan bahwa biaya promosi penjualan di

Agrowisata Rembangan selama periode penelitian (36 bulan) berpengaruh

signifikan secara positif terhadappenurunan jumlah pengunjung Agrowisata

Rembangan. Semakin tinggi biaya promosi penjualan maka akan

mendorong peningkatan jumlah pengunjung. (HA: Biaya promosi penjualan

berpengaruh positif terhadap penurunan jumlah pengunjung Agrowisata

Rembangan, dan H0ditolak). Dari hasil perhitungan regresi seperti

ditampilkan pada persamaan Tabel 5.4 menunjukkan konsistensi terhadap teori bahwa biaya promosi penjualan memberikan tanda positif. Hal ini

sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan

setiap konsumen.

Dari penelitian sebelumnya dengan judul “Pengaruh Strategi Bauran

Pemasaran dan Hubungannya Dengan Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan pada Carefour”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan

menganalisis pengaruh bauran pemasaran yang berdiri dari produk, harga,

promosi, lokasi, desain kantor dan pelayanan terhadap pelanggan, dan

mengetahui dan menganalisis hubungan kepuasan dan loyalitas nasabah.

Sedangkan hasil uji parsial menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan

dominan berpengaruh adalah harga (bagi hasil) (93,0%) dan pelayanan

(89,6%). Sementara variabel promosi dan proses tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan Carefour Medan.

Objek-objek Agrowisata yang ada di suatu wilayah memang memiliki

peranan yang sangat penting dalam menarik para wisatawan untuk

berkunjung dan menikmati segala panorama berikut fasilitas yang disediakan

di daerah tujuan Agrowisata tersebut. satu halnya penuruanan jumlah

pengunjung di pengaruhi secara signifikan oleh biaya promosi penjualan.

Biaya promosi penjualan yang di anggarkan DISPENDA untuk UPTD

Agrowisata Rembangan yang rendah serta realisasi promosi penjualan yang

kurang bervariatif sehingga penurunan jumlah pengunjung dari tahun ke

tahun semakin menurun, terutama pada 3 tahun terakhir ini. sampai

sementara ini anggaran biaya promosi hanya di alokasikan untuk promo

pembelian buah naga. Sebagai usaha meningkatkan jumlah pengunung

seharusnya ada anggaran yang lebih besar guna memperluas kebun buah, serta penembahan komoditas buah yang lebih bervariatif. sehingga

penambahan Rp 1,- pada biaya promosi penjualan akan mampu meningktkan jumlah pengunjung sebanyak 1 orang,sehingga perlu

peningkatan 5 kali lipat untuk peningkatan 1 pengunjung.

Selain penambahan anggaran untuk perluasan lahan kebun buah,

sebaiknya anggaran tidak hanya dimanfaatkan untu biaya promosi penjualan buah naga saja, tetapi dialokasikan untuk menu – menu pada restoran yang

akan menambah daya tarik pengunjung saat rekreasi. Untuk menikmati

beberapa wahana seperti Pacu kuda, memetik buah di kebun buah naga,

dan areal sepeda gunung, pengunjung harus mengeluarkan biaya kembali di

luar tarif masuk yang telah di keluarkan pengunjung. Macam tarif yang

menambah daya tarik pengunjung, UPTD Agrowisata bisa membuat tarif

yang bervariasi. Dari kasus Agrowisaa Rembangan, UPTD bisa membuat

beberapa macam tarif dengan paket yang berbeda. Tarif awal Rp. 8500,-

hanya bisa menggunakan kolam renang dan wahana lain seperti

playground. sedangkan jika tarif di sistem paket, maka tarif ditetapkan lebih

mahal dri pada tarif biasa. misalnya : Tarif pacuan kuda Rp 25.000,- , tarif

masuk kebun buah naga Rp. 50.000,- / pemetikan 8 buah, sehingga totalnya

sebesar Rp 75,000,-. Tetapi jika di gunakan tarif sistem paket, pengunjung

hanya dikenakan tarif sebesar Rp 63. 750,- yang telah di discount senialai

15% atau sebesar Rp Rp 11.250,- . Biaya Rp 11. 250,- ini merupakan biaya

yg di anggarkan untuk biaaya promosi penjualan berupa tarif atau tiket

masuk Agrowisata Rembangan.

b. Biaya Perawatan Fasilitas

Hasil Penelitian ini mengindikasikan bahwa Biaya Perawatan

Fasilitasdi Agrowisata Rembangan selama periode penelitian (36 bulan)

berpegaruh signifikan secara positif terhadap penurunan jumlah pengunjung

Agrowisata Rembangan. Semakin tinggi Biaya Perawatan Fasilitas maka

akan mendorong peningkatan jumlah pengunjung. (HA : Biaya Perawatan Fasilitasber pengaruh positif terhadap penurunan jumlah pengunjung

Agrowisata Rembangan, dan H0 ditolak). Hasil regresi biaya perwatan

fasilitas sangat berpengaruh terhadap penurunan jumlah pengunjung,

dikatakan berpengaruh karena biaya yang anggarkan untuk biaya ini terlalu

sedikit sehingga perubahan setelah dilakukan perawatan fasilitas tidak bisa

di rasakan secara maksimal oleh pengunjung, sehingga jika ada

penambahan biaya perawatan fasilitas maka akan meningkatkan jumlah

ditampilkan pada persamaan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa tingkat biaya

perawatan fasilitas di Agrowisata Rembangan perlu di tingkatkan

Biaya perawatan fasilitas yang anggarkan DISPENDA relatif rendah,

sehingga ada beberapa fasilitas yang dana operasionalnya kurang maksimal

sehingga daya tarik tarik Agrowisata Rembangan kurang menarik. banyak

nya objek wisata di kabupaten jember yang mempunyai daya tarik yang lebih

modern jika dibandingkan Agrowisata Rembangan. Penuruanan atau

peningkatan jumlah pengunjung dipengaruhi oleh sarana dan prasarana

yang belum cukup, terutama akses di berbagai objek wisata yang berpotensi

untuk dijadikan objek wisata yang masih terlampau kurang seperti halnya

yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu yang menganggap bahwa

perjalanan pariwisata yang dilakukan tersebut adalah untuk memperoleh

layanan dari lembaga-lembaga atau perusahaan yang bergerak dalam

bidang kepariwisataan.Pengembangan sarana dan fasilitas serta akses yang

memadai memang sangat penting untuk dikembangkan di berbagai objek wisata yang ada, karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap minat

Dokumen terkait