• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

KOPNAKCI berdiri secara resmi tanggal 17 Mei 2011. KOPNAKCI telah memiliki 23 kelompok peternak di Kabupaten Bogor (tabel 4) dengan anggota aktif sebanyak 50 orang. Berdasarkan SK Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, KOPNAKCI memiliki 8 daerah pengembangan, yaitu Tenjolaya, Ciomas, Dramaga, Tamansari, Cibungbulang, Ciampea, Cijeruk, dan Kemang.

KOPNAKCI dibentuk dengan dasar pertimbangan :

1. Komoditas ternak kelinci saat ini sudah diandalkan sebagai substitusi penghasil protein hewani (daging) dalam peningkatan kualitas SDM masyarakat Indonesia, dan sudah menjadi perhatian dan dicanangkan pemerintah dalam program pengembangan dan realisasinya.

2. Untuk mencapai skala usaha ekonomis dan kapasitas produksi yang besar, maka diperlukan wadah sebagai payung bersama dalam menjalankan kegiatan usaha ternak kelinci, pusat informasi, akses pemasaran dan pembinaan atau pemberdayaan kelembagaan usaha tani ternak kelinci.

3. Koperasi merupakan wadah yang tepat, selain sedang digalakan gerakan sadar koperasi berbasis komoditas (one village, one product) oleh pemerintah, kelembagaan koperasi.

4. Pioneer (Perintis) pembentukan KOPNAKCI dari program Sarjana Membangun Desa (SMD) komoditas kelinci di wilayah Bogor. Berikut merupakan nama anggota kelompok peternak di KOPNAKCI dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Kelompok peternak binaan KOPNAKCIa

No. Nama Kelompok Lokasi

1. Kelompok Tani Ternak Bina Tani Desa Pasir Eurih

2. Kelompok Tani Ternak Asy-Syabab2 Desa Laladon

3. Kelompok Tani Tegalwaru Desa Tegalwaru

4. Kelompok Tani Ternak Bina Mandiri Desa Citapen

5. Kelompok Tani Ternak Km26 Desa Pondok Udik

6. Kelompok Tani Ternak Wahana Taruna Karya Desa Gunung Mulya

7. Kelompok Tani Ternak Budi Asih Desa Gunung Mulya

8. Big Rabbit Farm Desa Cijulang

9. Agribuana Farm Desa Cemplang

10. SK2R Farm Desa Pagelaran

11. Tryas Nakci Desa Parakan

12. Sukaharja Farm Desa Sukaharja

13. Mandiri Rabbit Desa Purwasari

14. Rea Kelinci Desa Pagelaran

15. Kelompok Tani Ternak Jaya Tani Desa Sukajadi

16. Kelompok Tani Ternak Muara Jaya Desa Muara

17. Kelompok Tani Ternak Raja Nanggrang Berkah Desa Nanggrang

18. Kelompok Tani Ternak Mitra Farm Desa Sukawening

19. Kelompok Tani Ternak Family Umam Desa Ciaruteun Udik

20. Kelompok Tani Fajar Rabbitry Desa Cibatok Satu

21. Kelompok Tani Utari Desa Pasir Eurih

22. Kelompok Tani Binatani Mandiri Desa Purwasari

23. Kelompok Tani Binatani Lestari Desa Gunung Mulya

a

Sumber: KOPNAKCI (2012)

Lokasi Perusahaan

Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah mencapai 298 838 304 Ha dengan 0.22% berupa puncak pegunugan, 8.35% berupa pegunungan tinggi, 19.34% berupa perbukitan, 42.62% berupa dataran bergelombang, dan 29.28% berupa dataran rendah. Kabupaten Bogor memiliki batas wilayah yang berbatasan langsung dengan kota-kota lain. Batas-batas wilayah antara lain :

1. Utara berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kabupaten atau Kota Bekasi, batas administrasi Kota Depok.

2. Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang. 3. Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. 4. Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak (Provinsi Banten).

5. Tengah berbatasan dengan Kota Bogor

Struktur Organisasi Koperasi

Setiap jabatan di dalam kepengurusan KOPNAKCI memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Peraturan tersebut dibuat berdasarkan hasil kesepakatan bersama pengurus Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI). Peraturan dibuat agar pengurus koperasi lebih memahami

tanggung jawabnya sehingga pengelolaan baik organisasi maupun usaha koperasi berjalan dengan baik. Ketua KOPNAKCI merupakan pengambil keputusan dan kebijakan koperasi baik jika terjadi permasalahan atau dalam penyusunan yang dilakukan secara bersama-sama dengan anggota. Penyusunan kebijakan dilakukan untuk memberikan suatu suasana yang kondusif sehingga kegiatan-kegiatan KOPNAKCI dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan untuk kelangsungan dan kemajuan koperasi. Penyusunan kebijakan dan program kerja KOPNAKCI ini dilakukan oleh ketua dengan dibantu sekretaris, bendahara dan wakil sekretaris serta kepala-kepala departemen unit usaha. Dimana pemilihan pengurus dilakukan pada saat RAT. Pengurus yang terpilih memiliki tugas, wewenang serta tanggung jawab sebagai berikut :

1. Melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan dalam RAT.

2. Mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK) kepada RAT untuk mendapat pengesahan.

3. Menetapkan tentang kebijakan personalia atau kepegawaian.

4. Mewakili untuk dan atas nama koperasi dalam menyelenggarakan hubungan. dengan pihak ketiga.

5. Mengawasi dan mengendalikan semua program koperasi. 6. Melakukan pembinaan terhadap karyawan dan anggota. 7. Membina suasana kerja yang harmonis.

8. Bertanggung jawab atas semua kegiatan koperasi.

9. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus tiap tahun buk

Pengawas Koperasi adalah Dewan Pengawas dan Penasehat (DPP) yang mengacu pada ketentuan dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM). Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan biaya dan tanggung jawab perangkat organisasi. DPP memiliki fungsi sebatas pengawas, pembina, dan pelindung terhadap kegiatan koperasi seperti memberi nasehat, pandangan, kritik, dan saran sekaligus sebagai tempat menampung aspirasi yang berasal dari dan atau untuk pengurus, karyawan, anggota, maupun masyarakat. DPP melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi setiap tiga bulan sekali dan sekurang-kurangnya enam bulan sekali. Pengawasan yang dilakukan oleh DPP meliputi pengawasan laporan keuangan, surat berharga, persediaan barang, peralatan, perlengkapan.

Sekretaris KOPNAKCI berfungsi untuk membantu ketua dalam kegiatan- kegiatan di bidang administrasi koperasi. Sekretaris KOPNAKCI melakukan penghimpunan dan penyebaran informasi baik kepada pengurus maupun kepada anggota dan bertanggung jawab langsung kepada ketua. Sekretaris membantu ketua dalam penyimpanan berkas dan dokumen-dokumen yang diperlukan KOPNAKCI untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Sekretaris dalam pembuatan dan penyusunan laporan-laporan kegiatan KOPNAKCI diharuskan berkoordinasi langsung dengan bendahara, wakil sekertaris serta kepala-kepala departemen unit usaha. Bendahara dalam KOPNAKCI berfungsi untuk membantu ketua dalam kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan dan bertanggung jawab langsung kepada ketua.

Selain itu, pembuatan laporan keuangan oleh bendahara dilakukan untuk melengkapi penyusunan laporan kegiatan koperasi oleh sekretaris yang akan

disampaikan kepada anggota KOPNAKCI. Penyampaian laporan kegiatan koperasi disampaikan oleh ketua dalam rapat anggota koperasi pada setiap tahun tutup buku laporan keuangan. Wakil sekretaris dalam KOPNAKCI mempunyai fungsi untuk membantu sekretais dalam kegiatan-kegiatan di bidang operasional produksi. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tahun 2011, KOPNAKCI menyelenggarakan rapat anggota setiap bulan.

Tujuan diadakannya rapat bulanan adalah untuk membahas pemasalahan seputar usaha ternak kelinci serta menemukan solusi diantara anggota koperasi. Selain itu, setiap akhir tahun KOPNAKCI juga mengadakan evaluasi kegiatan selama satu tahun pada rapat anggota tahunan. Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan RAT-1, pada periode 2011-2014, struktur organisasi KOPNAKCI terdiri dari lembaga atau instansi Pembina.

Lembaga Pembina ini terdiri dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bogor, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Kementan RI. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia (HIMAKINDO) Dewan Penasehat/Anggota Luar Biasa yang terdiri dari: Drh. Soetrisno, MM, Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc, Dr. Ir. Yono C Rahardjo, M.Sc., APU, Dr. Ir. Riwantoro, MM, Ir. Teti Budiwati., MM. Dewan Pengawas terdiri dari: Sugiman, S.Pd, Kusmadi, M.Pd, Iman Yudistira, S.Pt. Dewan Pengurus terdiri dari: Ketua yaitu Wahyu Darsono, Wakil Ketua yaitu Bramada Winiar Putra, Sekretaris yaitu Saki Wijaya, Wakil Sekretaris yaitu Jefry Pakpahan, dan Bendahara yaitu Ratih Windya Ningrum. Koperasi ini telah memiliki beberapa unit usaha yang dikelola oleh manajer masing-masing unit usaha, dan Program yang dikelola oleh masing- masing manajer.

Program dan Manajer yang mengelolanya adalah sebagai berikut: 1. Program Penyuluhan dan Pelatihan : Syamsul Hadi., S.Pt 2. Program Pelayanan Keswan : Drh. Ronald Tarigan 3. Program Arisan Sipeci : Saki Wijaya

4. Program Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan : Tony Panji Purnama Program Unit Usaha dan Manajer yang mengelolanya adalah sebagai berikut :

1. Unit Pabrik Pakan/Kampung Kelinci : Aris Rizal 2. Unit Pembibitan/Kampung Kelinci : Suminta Riyahya 3. Unit Pengolahan Limbah/Kampung Kelinci : Juhri Juardi 4. Unit Pemasaran/Holding Ground : Nur Fajar

5. Unit Pengolahan Hasil Ternak/Dapur Kebita : Nengsih Kumala Sari 6. Unit Pengolahan Kulit/Mandiri Rabbit : Iyoh Komala Sari

Struktur organisasi perangkat dalam KOPNAKCI dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber: Koperasi peternak kelinci

Gambar 3 Struktur organisasi koperasi peternak kelinci

Rapat Anggota Koperasi

Rapat anggota merupakan salah satu bagian dari organisasi koperasi. Rapat anggota merupakan suatu kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam RAT setiap anggota dapat mengeluarkan pendapatnya untuk kemajuan koperasi kedepannya. Pada rapat yang diselenggarakan oleh koperasi hampir semua anggota koperasi selalu menghadiri rapat tersebut khususnya dalam RAT. Karena dalam RAT setiap anggota dapat menikmati keistimewaan rapat itu adanya hadiah dan makanan yang membuat menarik anggota dan ikut serta dalam rapat anggota tahunan tersebut. KOPNAKCI mempunyai sruktur organisasi dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi. Jumlah pertemuan rapat anggota KOPNAKCI selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 9.

Dewan pengawas

Dewan Pengurus terdiri dari: 1.Ketua 2.Wakil 3.Sekretaris 4.Wakil Sekretaris 4.Bendahara Program :

1. Program Penyuluhan dan Pelatihan 2. Program Pelayanan Keswan 3. Program Arisan Sipeci

4. Program Pengembangan Kemitraan

Unit Usaha : 1. Unit Pabrik Pakan 2. Unit Pembibitan

3. Unit Pengolahan Limbah 4. Unit Pemasaran

5. Unit Pengolahan Hasil Ternak 6. Unit Pengolahan Kulit

Tabel 9 Jumlah pertemuan rapat anggota KOPNAKCI tahun 20011-2013a Tahun

Rapat

2011 2012 2013

Rapat pengurus dan badan pengawas 3kali 5 kali 8 kali

Rapat pengurus dengan anggota 7 kali 12kali 12 kali

Rapat pengurus dengan instansi Pembina

5 kali 8 kali 8 kali

Rapat Anggota Tahunan 1 kali 2 kali 2 kali

a

Sumber : Laporan tahunan KOPNAKCI (data diolah)

Keanggotaan Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI)

Dalam KOPNAKCI keanggotaan terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi anggota koperasi, sepanjang calon anggota tersebut dapat mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh KOPNAKCI. Anggota KOPNAKCI akan memperoleh manfaat yaitu manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Manfaat ekonomi yaitu meningkatnya pendapatan, harga yang ditawarkan lebih murah, serta kemudahan memperoleh apa yang dibutuhkan oleh anggota. Sedangkan manfaat sosial yang dapat diambil adalah peningkatan hubungan kekerabatan sesama anggota maupun perangkat organisasi KOPNAKCI. Selain itu, pelatihan dan penyuluhan mengenai koperasi memberikan manfaat sosial yang diperoleh anggota KOPNAKCI

Anggota juga mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan koperasi. Anggota melakukan pengawasan terhadap koperasi dengan cara ikut terlibat dalam rapat-rapat yang dilaksanakan oleh koperasi seperti rapat anggota tahunan (RAT) dan rapat pengurus yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Menurut laporan tahunan KOPNAKCI perkembangan jumlah anggota koperasi selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal itu mengidentifikasikan bahwa Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI) mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anggota.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibagi menjadi karakteristik internal dan karakteristik eksternal. Karakteristik internal terdiri dari usia, pendidikan, pengalaman, dan motivasi. Karakteristik eksternal terdiri dari ketersediaan input, pelatihan, dan ketersediaaan media informasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Sebanyak 46 responden berjenis kelamin pria (92%) dan 4 orang responden berjenis kelamin wanita (8%). Sebaran responden menurut jenis kelamin dapat dijelaskan pada Tabel 10.

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamina Jenis kelamin Jumlah respondenb Persentasec

Pria 46 92

Wanita 4 8

Jumlah 50 100

a

Jika dilihat berdasarkan usia, responden yang memiliki usia 16 sampai 22 tahun sebanyak 16%. Responden yang berusia 23 sampai 29 tahun sebanyak 20%. Responden umumnya berusia 30 sampai 36 tahun yaitu sebanyak 32%. Responden yang berusia 37 sampai 43 tahun sebanyak 12%. Responden yang berusia 44 sampai 50 tahun sebanyak 6%. Responden yang berusia 51 sampai 57 tahun sebanyak 10%. Responden yang berusia 58 sampai 63 tahun sebanyak 4%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar peternak kelinci anggota koperasi merupakan usia produktif. Sebaran responden berdasarkan usia dapat dijelaskan pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan usiaa

Usia (tahun) Jumlah respondenb Persentasec

16-22 8 16 23-29 10 20 30-36 16 32 37-43 6 12 44-50 3 6 51-57 5 10 58-63 2 4 Jumlah 50 100 a

Sumber: data primer diolah oleh penulis (2013).; bJumlah (orang).;cPersentase(%)

Jika dilihat berdasarkan pendidikan formal, responden dibagi menjadi lima tingkatan yaitu tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Dari keseluruhan responden, semua responden memiliki pendidikan formal. Sebanyak 15 orang 30% berpendidikan SD, 15 orang 30% berpendidikan SMP, 11 orang 22% berpendidikan SMA, dan Sembilan orang 18 % berpendidikan perguruan tinggi. Dengan demikan dapat dikatakan dikatakan bahwa responden tidak ada yang “buta huruf”. Seluruh responden telah menempuh pendidikan formal minimal jenjang sekolah dasar Sebaran responden berdasarkan pendidikan formal dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran responden menurut pendidikan formala

Jenis pendidikan Jumlah respondenb Persentasec

Tidak Sekolah 0 0 SD 15 30 SLTP 15 30 SMA 11 22 Perguruan Tinggi 9 18 Jumlah 50 100 a

Sumber: data primer diolah oleh penulis (2013).; bJumlah (orang).;cPersentase(%)

Jika berdasarkan pengalaman beternak tabel 13, responden umumnya telah memiliki rata-rata pengalaman beternak selama lima tahun. Hal ini dapat terlihat bahwa sebanyak 38 orang 76% beternak selama 1 sampai 5 tahun. Sebanyak tujuh

orang 14% beternak selama 6 sampai 10 tahun, satu orang 2% beternak selama 11 sampai 15 tahun, tiga orang 6% beternak selama 16 sampai 20 tahun, satu orang 2% beternak selama 26 sampai 30 tahun. Dari sebaran responden tersebut, dapat dikatakan bahwa peternak kelinci umumnya memiliki pengalaman beternak belum cukup lama.

Hal ini dapat dikatakan bahwa peternak mulai menjadikan kelinci sebagai komoditas ternak kurang dari lima tahun terakhir. Terdapat responden yang memiliki pengalaman beternak 15 tahun. Responden ini beternak sejak usia muda dan pada masa itu kelinci belum dijadikan binatang ternak. Kelinci hanya dipelihara di dalam rumah yang beralaskan tanah dan akan dijual apabila ada tetangga yang mau membeli dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan pengalaman beternak

a

Sumber: data primer diolah oleh penulis (2013).; b Pengalaman (tahun).; cJumlah (orang).;d Persentase (%)

Karakteristik Usaha Ternak Responden

Usaha ternak kelinci merupakan usaha sampingan dari responden. Pekerjaan utama responden bervariasi, yaitu seorang petani sayuran, guru sekolah dasar, kepala sekolah, dosen, pegawai swasta, mahasiswa, dan pelajar. Usaha ternak kelinci umumnya dilakukan di sebelah rumah responden dengan bangunan terpisah. Bangunan kandang kelinci dibuat umumnya dari bambu dan kayu dengan genting sebagai atap dan berukuran 112 meter persegi. Dalam satu bangunan, terdapat kotak-kotak yang berukuran 60 sentimeter x 50 sentimeter x 70 sentimeter. Setiap kotak berisikan satu kelinci. Kotak kandang kelinci dilengkapi dengan tempat makan, tempat minum, dan sarang beranak. Tempat makan kelinci biasanya terbuat dari susunan bambu memanjang yang menyatu dengan kandang. Adapula yang menggunakan tempat makan yang terbuat dari plastik. Tempat minum terbuat dari plastik yang dibuat menyerupai dot bayi. Sarang beranak sangat diperlukan bagi kelinci indukan betina sebelum melahirkan. Sarang beranak dibuat dari kayu berbentuk kotak dengan ukuran adalah 30 sentimeter x 40 sentimeter x 25 sentimeter.

Kepemilikan indukan ternak bervariatif, namun umumnya masih kurang dari 50 ekor. Bibit kelinci didapat berasal dari para peternak lain karena belum adanya pusat pembibitan kelinci. Harga yang ditetapkan diantara peternak dan

Pengalaman beternakb Jumlah respondenc Persentased

1-5 38 76 6-10 7 14 11-15 1 2 16-20 3 6 21-25 0 0 26-30 1 2 31-35 0 0 Jumlah 50 100

instansi pemerintahan sangat berbeda. Harga bibit kelinci tingkat peternak terdistribusi mulai harga Rp3 000 - Rp350 000 per ekor, sedangkan ditingkat dinas peternakan mulai harga Rp150 000 - Rp250 000 per ekor. Harga bibit kelinci jantan lebih mahal dibandingkan harga bibit betina karena kelinci jantan termasuk dalam kelinci ras karena untuk menghasilkan anakan yang beragam dengan keunikan pada bulu, warna, mata, atau ukuran.

Pakan yang digunakan oleh peternak yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat dan atau pelet kelinci. Pakan hijauan berupa rerumputan dan daun ubi yang didapat dari sekitar lingkungan peternak. Rata-rata porsi pakan hijauan yang diberikan adalah 1,5 kilogram per ekor untuk satu hari. Pakan konsentrat berupa ampas tahu yang dicampur dengan dedak dan lainnya. Pellet kelinci digunakan jika peternak tidak menggunakan pakan konsentrat. Harga pellet kelinci berkisar antara Rp7 mm/500 000 hingga Rp10 000 per kilogram. Pemberian pakan dilakukan dua sampai tiga kali dalam sehari. Budidaya ternak kelinci yang dilakukan yaitu 1:10, artinya jika peternak memiliki seekor pejantan maka kelinci betina yang dimiliki sebanyak 10 ekor. Perkawinan kelinci dilakukan empat kali dalam satu bulan. Kelinci dewasa yang siap dikawinkan biasanya berumur antara 8 sampai 10 bulan. Kelinci akan melahirkan anak setelah bunting selama 30 sampai 32 hari.

Rata-rata kelahiran anak kelinci dari setiap kelahiran adalah 6 sampai 10 ekor dengan tingkat kematian sebesar 15%. Bayi kelinci akan menyusu pada induknya selama satu bulan, oleh karena itu, asi merupakan makanan pokok bagi bayi kelinci. Kelinci yang dijual oleh peternak yaitu kelinci yang masih berumur kurang lebih satu bulan. Anak kelinci ini dijual kepada para tengkulak desa dengan harga antara Rp12 000 hingga Rp15 000 per ekor. Kelinci yang dijual bukan kelinci ras taupun kelinci lokal, namun kelinci yang dijual merupakan hasil kawin silang antara kelinci ras pejantan dengan kelinci lokal betina, persilangan ini menghasilkan anak kelinci dengan sebutan “topeng”.

Analisis Kinerja Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI)

Kinerja dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)/DLA (Development

Leader Assesment)

Pengukuran kinerja merupakan penilaian terhadap bagaimana suatu koperas imenjalankan organisasi sosial ekonomi yang sesuai dengan tujuan mensejahterakan anggotanya dan masyarakat. Berdasarkan respon anggota terhadap kegiatan KOPNAKCI akan mempengaruhi tingkat kinerja yang telah dijalankan selama ini. Kinerja KOPNAKCI dilihat dari segi organisasi dan usaha dengan variabelnya antara lain kelembagaan, keanggotaan,volume usaha, permodalan, aset, dan SHU. Menurut Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) atau Development Ladder Assesment (DLA), kinerja koperasi dilihat dari visi koperasi, kapasitas manajemen koperasi, sumber daya keuangan, dan jaringan kerja koperasi.

Visi Koperasi

Sebuah organisasi tentunya koperasi memerlukan konsep mengenai visi dan misi. Tujuannya untuk menentukan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai oleh koperasi dalam bentuk manajemen strategis. Ketika anggota koperasi bersama-sama membentuk visi dan misi organisasi dapat mencerminkan visi personal yang diyakini oleh anggota dan manajemen koperasi terkait dengan masa depan yang ingin dicapai. Visi merupakan dasar bagi sebuah organisasi untuk menjelaskan ingin menjadi seperti apa organisasi tersebut. Melalui visi sasaran jangka panjang suatu organisasi dapat terwujud. Visi tidak dapat dilepaskan dari misi organisasi. Visi dan misi saling terkait untuk mencapai tujuan akhir suatu organisasi. Sedangkan misi merupakan deklarasi mengenai alasan keberadaan suatu organisasi.

Adapun visi dari KOPNAKCI berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus koperasi adalah “Kemandirian ekonomi kerakyatan dalam kebersamaan usaha agribisnis dan agroindustri ternak kelinci” sedangkan misi yang digunakan koperasi untuk mencapai tujuannya adalah “Memberikan kebijakan pelayanan yang terbaik dan penumbuhan semangat kebersamaan dan motivasi kemandirian dalam kegiatan usaha khususnya bagi anggota koperasi dan masyarakat secara umum”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari koperasi adalah menjadi suatu organisasi yang dapat memberikan manfaat bagi anggotanya.

KOPNAKCI juga selalu menginformasikan mengenai visi dari koperasi. Penjabaran mengenai visi dan misi biasanya dijelaskan secara jelas pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). Sedangkan bila ada perubahan informasi dan kebijakan koperasi selalu disampaikan kepada anggota melalui rapat-rapat bulanan yang diperuntukkan bagi pengurus dan perwakilan dari anggota koperasi. KOPNAKCI mempunyai komitmen dalam pengembangan bisnis dan pengembangan sosial yang pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan visi koperasi.

KOPNAKCI juga memiliki tujuan-tujuan ekonomi secara tertulis dan berorientasi bisnis yang selalu disampaikan pada waktu RAT. Walaupun koperasi berorientasikan bisnis namun apa yang ingin dicapai oleh koperasi sangat berbeda dengan apa yang ingin dicapai perusahaan pada umumnya. Perbedaan antara koperasi dengan perusahaan terletak pada motif yang ingin dicapai. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, motif yang ingin dicapai koperasi adalah pelayanan yang sebaik-baiknya kepada anggota sedangkan pada perusahaan berupa maksimalisasi profit (keuntungan). Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi juga memerlukan laba untuk tujuan investasi, pelayanan, dan sebagainya. Namun koperasi bukan bermotifkan laba melainkan maksimalisasi pelayanan.

Melalui wawancara yang dilakukan pada pengurus, dewan pengawas dan beberapa anggota KOPNAKCI didapatkan kesimpulan bahwa indikator visi berada dalam zona hijau yang berarti bahwa kinerja koperasi umumnya baik. Walaupun demikian diperlukan adanya perbaikan-perbaikan yang tentunya berguna bagi perkembangan koperasi kedepannya. Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan oleh KOPNAKCI terkait dengan indikator visi diantaranya perlunya KOPNAKCI menjabarkan visi dan misi koperasi secara tertulis. Hal ini dilakukan agar setiap orang khususnya masyarakat sekitar KOPNAKCI yang belum menjadi anggota koperasi mengetahui sebenarnya apa yang menjadi tujuan akhir dari koperasi sehingga pengurus tidak perlu menjelaskan berulang-ulang.

Pada manajemen pengurus walaupun sudah terdapat pembagian tugas, namun setiap pengurus masih mempunyai peran ganda. Dimana ketua kelompok juga menajdi ketua bagian dalam unit usaha yang terdapat pada kegiatan KOPNAKCI Idealnya pengurus hanya bertanggung jawab pada manajemen koperasi sedangkan kegiatan operasional diserahkan kepada orang lain. KOPNAKCI juga belum mempunyai mekanisme dalam pengurusan yaitu tidak adanya perputaran anggota pengurus atau pembaharuan kepengurusan sehingga kepengurusan masih dikendaliikan oleh mayoritas anggota. Sehingga visi KOPNAKCI berada pada zona hijau dengan skor 28 yang artinya visi yang diterapkan baik dari manajemen KOPNAKCI.

Kapasitas

Manajemen merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam suatu organisasi begitu pula pada koperasi. Manajemen adalah kegiatan untuk mengkordinasikan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien. Manajemen koperasi harus disesuaikan dengan tujuan, prinsip koperasi

Dokumen terkait