• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.7 Pembahasan

Dari keseluruhan paragraf, yakni paragraf satu sampai paragraf lima niali- nilai sosial yang ada pada kehidupan masyarakat dususn disajikan secara sederhana namun memiliki makna yang dalam. Di awali adri paragraf pertama yang berisi hal-hal ringan seperti tempat seorang anak dilahirkan. Seperti halnya masyarakat dusun di Indonesia, kebanyakan ibu-ibu itu melahirkan di dalam kamar rumah tepatnya di sebuah bale bambu. Selain dari kondisi rumah sakit jauh dari dusun juga didukung dengan pengalaman sebelumnya oleh masyarakat yang proses persalinan cukup dibantu oleh seorang dukun beranak. Kemudian di paragraf kedua tentang yang mengisahkan bagaimanaseorang ibu mencurahkan perhatian dan kasih sayang yang penuh terhdap anaknya.

Pada paragraf ketiga peneliti bisa menangkap sudah adanya kecemasan masyarakat terhadap tanah dan harta benda mereka yang ingin diklaim oleh para mafia tanah. Hal ini ditandai dengan lirik lagu yang menyinggung hak-hak masyarakat dusun. Dalam paragraf ini secara tidak langsung peneliti melihat adanya hukum rimba yang berlaku pada saat itu. Karena jika dilihat dari lirik yang disampaikan masyarakat tidak berdaya melawan hukum, sehingga ada kesan

Nilai-nilai kemanusiaan ataupun rasa persahabatan lebih mudah ditemui pada masyarakat dusun dibandingkan dengan masyarakat kota yang terkenal acuh tak acuh terhadap sesama. Pada paragraf keempat disajikan bagaimana riangnya masyarakat dusun dalam hal berbagi dengan sahabat tanpa adanya unsur-unsur yang berbau negatif dalam pergaulan seperti narkoba, film porno dan sebagainya yang dapat merusak, melainkan yang ada unsur kekerabatan ditambahkeagamaan. Peneliti melihat ada rasa bangga dalam hal persahabatan pada masyarakat dusun. Pada paragraf kelima juga kembali disinggung tentang sahabat, meskipun sudah dalam keadaan penggusuran masih ada kata sahabat. Peneliti melihat tanda-tanda yang disusun mulai dari paragraf pertama hingga paragraf kelima mempunyai keteraturan makna yang menunjukkan nilai-nilai sosial, budaya, hukum, persahabatan hingga negara. Semua dimulai dari yang paling melekat pada masyarakat dusun. Tampak sekali ada nilai-nilai cinta akan tanah kelahiran yang disisipkan secara sederhana.

Dalam semiologi Roland Barthes , melalui tanda dapat dilihat bagaimana makna denotasi terbentuk, hingga ke makna konotasi. Makna konotasi yang telah di dapat, akhirnya dapat menjadi penanda untuk tahap penandaan beikutnya. Dengan kata lain, makna konotasi yang telah melekat dalam diri masyarakat kemudian berubah menjasi penanda denotasi tingkat kedua. Di dalam penelitian ini, makna denotasi di dapat dari lirik lagu sebagai tanda. Dan makna konotasi merupakan pengembangan dari makna denotasi, yang menjelaskan antara penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang implisit, tidak langsung dan tidak pasti (Sobur, 2005:7).

Beragam banyaknya makna konotasi dalam lirik lagu ini, mengacu pada pembentukan mitos yang ada dalam masyarakat dusun Ujung Aspal Pondok Gede, yaitu keasrian, keanggunan, keramahan, kesederhanan, ketenteraman dan rasa kekeluargaan serta persahabatan yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dalam penayangan beberbagai macam aktivitas masyarakat mulai dari bermain, ...

Peneliti melihat pada bagian penyusupan mitos tersusun dengan rapi dan alamiah. Diawali dengan rasa cinta tanah kelahiran, nilai persahabatan, nilai hukum, hingga ketenteraman masyarakat dusun yang sangat ditonjolkan. Sesuai dengan defenisi mitos yang telah disimpulkan sebelumnya, bahwa mitos

merupakan pekembangan dari makna konotasi, peneliti menangkap mitos yang dibangun dalam masyarakat dusun Ujung Aspal Pondok Gede yaitu kehidupan yang dilandasi dengan rasa kekeluargaan, persahabatan, ketenteraman, serta kepasrahan.

Peneliti menangkap adanya usaha untuk menciptakan kembali rasa kekeluargaan, persahabatan, ketenteraman pada masyarakat indonesia umumnya. tapi tidak halnya dengan kepasrahan yang dialami masyarakt dusun Ujung Aspal Pondok Gede. Pada hal kepasrahan ini tampak si pencipta lagu ingin mengajak rakyat Indonesia untuk memerangi mafia-mafia hukum di negara ini. Walaupun pada kenyataannya di negara kita ini sendiri masih banyak kasus-kasus yang serupa dalam hal mengklaim tanah masyarakat hingga pada saat ini. Pertikaian antara masyarakat dan badan-badan pemerintahan sepenuhnya belum menghapuskan hukum rimba yang pernah ada sebelumnya. Karena sampai sekarang kesenjangan-kesenjangan dalam hal tersebut belum terselesaikan juga. Namun secara tidak langsung lagu ini akan mempengaruhi masyarakat untuk mempertahankan hak milik mereka dan meminta pada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib masyarakat kecil telebih dalam hal penegakan hukum. Dengan adanya nilai-nilai positif dalam lagu ini masyarakat seharusnya lebih berhati-hati dengan mafia tanah serta menjaga tanah mereka dan kepada penegak hukum agar hukum semakin ditegakkan agar mengacu kepada hal-hal yang positif juga dalam pemerintahan di negara ini. Dalam hal ini nilai kemanusiaan, hukum dan toleransi sesama umat manusia harus dijunjung tinggi.

Pembentukan mitos bahwa masyarakat dusun ramah dan terkesan pasrah akibat kurangnya pendidikan merupakan suatu proses usaha penanaman ideologi. Diperdengarkan lirik lagu ini kepada masyarakat akan menimbulkan pemikiran tersendiri bagi pendengarnya. Walaupun masih banyak kesenjangan dalam masyarakat, namun dengan pengemasan lirik yang indah dan sederhana, menimbulkan sensasi dan terbuai dalam lirik lagu sehingga dengan mendengar lirik tersebut dapat menjadi nilai positif terhadap masyarakat. Yang berfungsi untuk menghindari konflik mafi tanah dengan masyarakat.

dibuat ke dalam lirik lagu. Sebenarnya masih banyak kasus serupa yang terjadi di negara ini yang kasusnya selalu merugikan masyarakat kecil. Dengan adanya lirik lagu ini dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat dan pemerintahan khususnya agar kasus yang serupa tidak terjadi lagi kedepannya demi kemakmuran masyarakat Indonesia.

Menurut hemat peneliti, lirik lagu ini memiliki kekuatan tersendiri karena disusun dengan lirik yang sarat akan makna tentang kondisi masyarakat yang membutuhkan toleransi dari pemerintahan, selain dibuat secara sederhana penggunaan bahasanya juga dapat dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. Yang dapat membantu terhindar dari kasus pengklaiman tanah.

Secara keseluruhan, makna lagu Ujung Aspal Pondok Gede mengacu pada makna yang kompleks. Peneliti menangkap adanya hukum rimba pada kasus dusun Ujung Aspal Pondok Gede. Bukan saja pada dusun Ujung Aspal Pondok Gede tetapi juga di kebanyakan daerah di negara Indonesia ini. Hukum yang tidak tegas lah yang menjadi biang keladi yang menyebabkan banyak kesenjangan di negara ini.

Makna yang kompleks yang terdapat dalam lirik lagu Iwan Fals yang berjudul ujung aspal pondok gede tentang pengklaiman karena danya hukum rimba, bisa dijadikan untuk pelajaran kedepannya. Pada bab tiga, peneliti telah menjelaskan mengenai manajemen konflik yang berkenaan dengan lagu Iwan Fals yang bejudul Ujung Aspal Pondok Gede. Seperti yang peneliti tekankan pada latar belakang, penelitian ini bukan bertujuan untuk membuktikan siapa yang paling benar antara masyarakat dan mafia tanah dalam hal sengketa tanah, namun lebih kepada penggalian makna. Dengan manajemen konflik, peneliti berharap dengan adanya penggalian makna lagu Iwan Fals yang Berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, kita bisa mengambil pelajaran penting yang digunakan menyelesaikan konflik, dan bidang lainnya.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap lirik lagu Iwan Fals yang bejudul Ujung Aspal Pondok Gede, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Industri musik merupakan industri yang dapat digunakan sebagai alat

untuk menyampaikan sesuatu pesan atau sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh si pencipta lagu dan musiknya sudah diaransemen sedemikian rupa agar kelihatan lebih menarik dan mudah bagi pendengar untuk mencerna makna lirik lagu ataupun pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat lagu terhadap pendengar, sehingga pesan yang disampaikan tersebut lebih tepat guna dengan iringan musik yang mengiringi sebuah lagu.

2. Makna dalam lagu Iwan Fals yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede

yang melibatkan tentang pemahaman nilai-nilai hak asasi manusia, disusun dengan sangat sederhana dan menggambarkan realita yang memang terjadi sampai sekarang. Membuat lagu Ujung Aspal Pondok Gede melekat dengan kehidupan masyarakat. Sehingga lagu ini sering dibuat menjadi lagu song track untuk mengiringi sebuah berita yang berbau nilai-nilai suatu hak asasi seseorang ataupun masyarakat. Karena berbagai makna yang terdapat dalam lagu ini lebih menonjolkan rasa keadilan atas hak yang dimiliki seseorang maupun kelompok.

3. Pemunculan representasi yang telah diungkapkan dengan analisis

semiologi Roland Barthes, mengacu pada mitos yang dapat diterima oleh masyarakat. Lagu ini digunakan untuk menyampaikan pesan agar para mafia memperhatikan nasib rakyat atas tindakan mereka dan bagi rakyat sendiri lagu ini merupakan sebuah alarm agar lebih berhati-hati agar hak- hak mereka tidak sampai diklaim oleh para mafia tanah. Kekuatan dari lagu ini sendiri terletak pada makna lirik yang disampaikan dan iringan

5.2. Saran

1. Makna yang ada dalam lirik lagu Iwan Fals yang Berjudul Ujung Aspal

Pondok Gede merupakan salah satu bentuk kejahatan terhadap hak-hak masyarakat yang dilakukan oleh para mafia tanah. Dengan adanya konflik yang sering terjadi pemerintah semestinya bertindak tegas atas kasus tersebut agar tidak ada yang dirugikan baik dari pihak masyarakat maupun dengan pihak para petinggi negara ataupun para mafia tanah. Dengan adanya hukum yang tidak berpihak kepada siapapun mungik kasus yang seperti ini tidak akn terjadi di Indonesia.

2. Dengan adanya pembedahan makna lagu Iwan Fals yang berjudul Ujung Aspal

Pondok Gede, ada baiknya para insan yang berkecimpung dalam dunia politik, hukum maupun lembaga swadaya masyarakat untuk mempromosikan ataupun membuat iklan khusus agar kegiatan pengklaiman terhadap hak-hak asasi masyarakat itu dihentikan ataupun diberi hukum yang tegas agar ada rasa jera oleh pelakunya. Karena menurut peneliti dengan makna yang disampaikan melalui lagu saja tidak cukup, karena bisa saja dianggap angin lalu oleh pelakunya. Tetapi dengan adanya iklan, hukum yang lebih tegas dan tidak berpihak dapat memberi efek jera pada pelaku. Sehingga negara kesatuan republik Indonesia ini dapat menjadi negara yang lebih kondusif dan lebih makmur.

DAFTAR REFERENSI

Adhithia, Mulya. 2011. “Membongkar Makna Dan Mitos Dalam Album Religi.” Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Ardianto, Elvinaro dan Komala. 2004. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arni, Muhammad, 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Barthes, Roland. 2007. Petualangan Semiologi Roland Barthes. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barton Will & Andrew Beck. Bersiap Mempelajari Kajian Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Bungin, Burhan, 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikan, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenama Media Group.

Cangara, Hafied. 2002. pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Croteau, David dan Willian Hoynes, 2000. Media/Society, Industries Image and Audiences. California: Pine Forge Press.

Danesi, Marcel, 2010. Semiotika Media. Yogyakarta: Jalustra.

Eco, Umberto. 2009. Teori Semiotika Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi-Tanda. Bantul: Kreasi Wacana.

Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana. Yogyakarta: 2001.

Fiske, Jhon. 1990. Cultural And Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Inlyc.com., 2013. Lirik Lagu Ujung Aspal Pondok Gede. Diambil dari

inlyc.com/i/iwan-fals/1/ujung-aspal-pondok-gede.php. Diakses pada Tanggal 10 April 2013.

Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta : Paradigma.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi ke-4. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Morrisan, Andi Corry Wardhani, 2009. Teori Komunikasi: Tentang Komunikator, Pesan, Percakapan dan Hubungan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pateda, Mansur. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwasito, Adrik. 2003. Komunikasi Multikultural. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Sobur, Alex, 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tinarbuko, Sumbo. 2003. “Semiotika Analisis Tanda Pada Karya Desain

Komunikasi Visual.” 24-04-2013).

Trabaut, Jurgen. 1996. Dasar—Dasar Semiotik (Elemente Der Semiotik). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Wibowo, Indiawan S. W., 2011. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Dokumen terkait