• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Laksana Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa

Pengolahan minyak bahan mentah kelapa di Kelurahan Sei Merbau terdiri dari beberapa proses/tahap yang dilakukan oleh industri/kilang minyak yaitu penimbangan daging kelapa (penyediaan bahan baku) dari masyarakat, penampungan, pengkukuran, pengadukan ampas, pemasakan, penyaringan, pengepresan pertama, pengepresan kedua, penjernihan dan penyimpanan. Untuk lebih jelasnya tahap-tahap pengolahan tersebut diuraikan secara rinci dibawah ini:

Penyediaan Bahan baku

Tahap pertama adalah penimbangan bahan baku yaitu daging buah kelapa yang dibawa oleh petani/penjual ke kilang dan kemudian di masukkan kepenampungan. Bahan baku di masukkan kedalam mesin penggerek yang berfungsi untuk mengangkat daging buah kelapa kedalam tempat penampungan didalam kilang.

Gambar 3. Bahan Bakar (Kayu Api) dan Termoped (Mesin Uap)

Penampungan

Daging buah kelapa yang sudah ditimbang diletakkan dipenampungan, gunanya untuk menampung dan menyimpan daging buah kelapa sampai jumlah yang sesuai dengan kapasitas pengolahan terhadap proses produksi. Untuk sekali pengolahan membutuhkan bahan baku rata-rata 27.500 kg daging buah kelapa dengan range 20- 35 ton. Jika bahan baku belum cukup, dilakukan penyimpanan sampai mencukupi kebutuhan olah, dengan tenggang waktu kurang lebih 4 hari. Jika dalam waktu tersebut bahan baku belum mencukupi volume kapasitas mesin, maka pengolahan dilangsungkan dengan jumlah bahan baku yang ada. Karena menyimpan daging buah kelapa terlalu lama, daging buah kelapa akan berbau tengik dan busuk sehingga minyak yang dihasilkan juga kurang baik dan bau tengik.

Gambar 4. Penampungan Daging Buah Kelapa

Pengkukuran

Setelah bahan baku cukup untuk kapasitas kilang proses satu kali produksi, daging buah kelapa yang berada di penampungan segera diproses dengan menghaluskan atau disebut pengkukuran daging buah kelapa dengan menggunakan alat mesin pengkukur/penghalus. Pengkukuran bertujuan untuk menghasilkan daging buah kelapa yang berukuran halus atau disebut kelapa halus (seperti ampas) agar lebih mudah dalam proses pengepresan.

Pengadukan Daging Kelapa Halus

Daging buah kelapa yang sudah dikukur dan sudah berbentuk daging kelapa halus dimasukkan kedalam bak pengaduk. Didalam bak pengaduk, daging kelapa halus diaduk dengan dicampur minyak hasil pengolahan sebelumnya secukupnya dan diaduk menggunakan mesin pengaduk selama kurang lebih 30 menit. Hal ini bertujuan untuk memancing keluarnya minyak dari daging kelapa halus tersebut, agar tidak menggumpal.

Gambar 6. Alat Pengaduk Daging Kelapa Halus

Pemasakan

Setelah dilakukan pengadukan dengan mencampurkan minyak hasil pengolahan sebelumnya secara merata, kemudian dimasukkan kedalam tangki pemasak. Didalam tangki pemasak ini, daging kelapa halus yang telah dicampur dengan minyak kemudian dimasak selama kurang lebih 15-40 menit dengan suhu 1100-1200 C. Gunanya untuk menghilangkan uap air dan akan berubah warna menjadi kecoklatan.

Gambar 7. Tangki Pemasak Minyak

Penyaringan

Setelah dipanaskan, minyak kemudian disaring dengan mesin penyaringan untuk memisahkan minyak dengan blondo (bagian yang tidak kaya minyak). Minyak yang dihasilkan langsung di simpan kedalam tangki penyimpanan, selanjutnya blondo tersebut akan diolah kembali untuk mengambil sisa minyak yang tersimpan.

Pengepresan 1

Blondo yang terpisah dari minyak saat penyaringan dimasukkan kedalam mesin pengepresan 1 untuk mengambil sisa minyak. Selanjutnya minyak akan terpisah dengan blondo, dan minyak langsung disimpan kedalam tangki penyimpanan.

Gambar 9. Mesin Press (1)

Pengepresan 2

Blondo yang dihasilkan dari pengepresan 1 masih bisa di gunakan untuk menghasilkan sisa minyak lagi. Blondo tersebut dimasukkan kedalam mesin pengepresan ke-2. Agar minyak yang tersisa pada blondo bisa di proses semaksimal mungkin.

Penjernihan dan Pengepakan

Penjernihan dilakukan tarhadap minyak pada tangki penyimpanan dengan mencampurkan bentonit 1-2% dari jumlah minyak. Sehingga minyak yang berwarna kecoklatan akan berubah menjadi kekuningan dan tidak berbau. Selanjutnya dilakukan pengepakan dengan botol-botol/jerigen yang sesuai dengan permintaan konsumen. Proses penjernihan berlangsung selama kurang lebih satu malam. Penjualan minyak juga dilakukan hanya disekitar daerah Kota Tanjung Balai saja, seperti (grosir, kedai, pasar tempat berjualan (oleh agen) dan pemborong besar).

Tata laksana usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa secara skematis dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 12. Skema Pengolahan Minyak Goreng Bahan Mentah Kelapa

Keterangan: : Menyatakan Proses : Menyatakan Hasil Bahan Baku Penampungan Pengkukuran Pemasakan Pengadukan Daging Kelapa Halus

Penyaringan Press 2 Press 1 Minyak Penyimpanan Minyak Pengepakan Blondo Minyak Limbah (Blondo/Ampas) Blondo Blondo Penimbangan

Biaya Produksi dalam Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oeh pengusaha selama proses produksi berlangsung untuk menghasilkan output. Komponen-komponen biaya produksi yang dikeuarkan untuk usaha pengoahan minyak bahan mentah kelapa terdiri atas biaya bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja, penyusutan alat, listrik, pajak penghasilan (PPH), pajak bumi dan bangunan (PBB).

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging buah kelapa. Dimana daging buah kelapa ini dibeli dari petani kelapa dengan berbagai proses mulai dari mengkait buah kelapa, pengkampakan, pembelahan sampai dengan pencungkilan daging buah dari sabut dan tempurung kelapa. Frekuensi usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tabel 10 :

Tabel 10. Jumlah Frekuensi Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan Oleh Industri Pengolah Didaerah Penelitian

Minggu Rata-rata Range

1 2,25 2 - 3

2 2 ,5 2 - 4

3 2,25 2 - 3

4 3,25 3 – 4

Total 10,25 9 -- 14

Dari tabel 10 dikemukakan rata-rata jumlah frekuensi pengolahan dalam satu bulan adalah 10,25 kali dengan range 9-14 kali. Usaha pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa ini tidak setiap harinya dapat mengolah bahan baku, biasanya 2-3 kali produksi dalam satu minggu sehingga harus melakukan penampungan terlebih dahulu terhadap bahan baku agar mencukupi kapasitas mesin satu kali proses pengolahan rataan 27.500 kg dengan range 20.000-35.000 kg (Lampiran 1). Hal ini disebabkan karena pasokan bahan baku yang diperoleh tidak pernah terpenuhi setiap hari. Dengan demikian produksi pengolahan dilakukan tergantung kepada ketersediaan dari bahan baku masing-masing unit pengolahan. Frekuensi pengolahan minyak dari masing-masing unit usaha tidak sama. Hal ini tentu dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dan jumlah modal yang dimiliki oleh masing-masing unit usaha. Jumlah bahan baku yang diolah dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa tidak sama, keadaan ini dapat dilihat pada tabel 11 :

Tabel 11. Rataan Jumlah Bahan Baku Dalam Usaha Pengolaha Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Ton)

Minggu Rata-rata Range

1 60 40 – 90

2 67,5 40 – 120

3 60 40 – 90

4 86,25 60 – 120

Total 273,75 180 - 420

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 3

Tabel 11 mengemukakan rata-rata jumlah bahan baku dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dalam satu bulan adalah 273,75 ton. Bahan baku dibeli oleh pengusaha dari petani atau agen kelapa yang langsung dibawa kekilang pengolahan dengan harga sebesar Rp. 6.200,00/kg.

Besarnya biaya bahan baku usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa bervariasi seperti terlihat pada tabel 12 :

Tabel 12. Rataan Biaya Bahan Baku Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Minggu Rata-rata Range

1 374.500.000 258.000.000-558.000.000

2 421.000.000 258.000.000-744.000.000

3 374.500.000 258.000.000-558.000.000

4 534.750.000 372.000.000-744.000.000

Total 1.697.250.000 111.600.000-260.400.000

Sumbe3r : Data Diolah dari Lampiran 3

Dari tabel 12 dilihat bahwa rata-rata biaya bahan baku adalah Rp.1.697.250.000 dalam satu bulan. Bahan baku yang diperoleh berasal dari masyarakat sekitar dan jika pasokan bahan baku dari masyarakat sekitar kurang, maka bahan baku didatangkan dari luar daerah.

Biaya Bahan Penunjang

Bahan penunjang yang digunakan dalam usaha pengolahan minyak dari bahan mentah kelapa adalah penjernih/bleaching (bentonit) dan kayu api. Penggunaan bentonit adalah 1 liter per 10-15 ton minyak kelapa. Kayu api digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap selama proses pengolahan minyak. Dimana penggunaan kayu api dapat menekan biaya pengeluaran dari pada penggunaan minyak, serta kayu api juga lebih tahan lama. Pemakaian biaya bahan penunjang usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tabel 13 :

Tabel 13. Rataan Biaya Bahan Penunjang Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Uraian Rata-rata Range

Bentonit 20.500.000 18.000.000-28.000.000

Kayu Bakar 15.750.000 13.000.000-20.000.000

Total 36.250.000 31.000.000-41.000.000

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 5

Dari tabel 13 dapat dikemukakan bahwa rata-rata biaya dalam penggunaan bahan penjernih bentonit dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah Rp.20.500.000/bulan dan biaya dalam penggunaan kayu bakar adalah Rp.15.750.000/bulan. Bleching/penjernih (bentonit) yang digunakan dalam usaha pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa ada dua jenis (berbentuk serbuk dan cair). Namun didaerah penelitian pengusaha pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa menggunakan bleching (bentonit) yang berbentuk serbuk, karena bentonit yang berbentuk serbuk lebih mudah didapat. Kayu api yang sering digunakan dalam usaha pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa yaitu kayu rambong, yang diperoleh dari masyarakat serta perkebunan rambong diluar daerah. Kayu api dibeli dengan harga rataan Rp.1000/kg. (Lampiran 5)

Biaya Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: pnimbangan, pengkukuran, pemasakan, pengadukan, penyaringan, pengepresan, pengepakan minyak dan blondo. Karyawan bekerja hanya dua hari dalam sekali proses pengolahan. Untuk total hari kerja dan upah karyawan

disesuaikan dengan frekuensi pengolahan. Biaya tenaga kerja usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dalam jangka waktu satu bulan dapat dilihat tabel 14 :

Tabel 14. Rataan Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Minggu Rata-rata Range

1 7.327.000 4.488.000-12.144.000

2 8.314.000 4.488.000-16.192.000

3 7.327.000 4.488.000-12.144.000

4 10.484.500 6.732.000-16.192.000

Total 31.453.000 20.196.000-48.576.000

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 4

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah Rp.31.453.000.

Upah tenaga kerja pada setiap kegiatan pengolahan sama, yaitu rataan sebesar Rp.41.775 / 1 HK (7 jam). Hal ini dikarenakan semua kegitan pengolahan dikerjakan dengan menggunakan tenaga mesin, dan para karyawan hanya sebagai operator saja. Dan karyawan yang bekerja diupah berdasarkan jumlah HK dan frekuensi pengolahan.

Biaya Penyusutan

Alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah: timbangan, mesin parutan, mesin press besar, mesin press kecil, tangki pengaduk, tangki pemasak minyak, termoped (alat yang digunakan untuk

menghasilkan uap panas pada saat pemasakan dalam pengolahan), gensed, dan tangki penyimpan minyak.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan adalah:

Harga Beli - Harga Residu/Nilai Sisa (Harga Jual Bekas) Biaya Penyusutan =

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya penyusutan usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tebel 15:

Tabel 15. Rataan Biaya Penyusutan Usaha pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Jenis Alat Rata-rata Range

Parutan 154.690,47 99.833,33-213.928,57 Mesin Press 1 141.359,12 82.500,00-235.714,28 Mesin Press 2 422.503,96 265..333,33-568..571,42 Tangki Pengaduk 95.071,42 66.000,00-110.000,00 T. Pemasak Minyak 298.531,74 193.333,33-345.238,09 Termoped 1.896.626,98 1.316.666,66-2.194.444,44 Genset 205.932,53 165.000,00-250.000,00 T. Penyimpan Minyak 74.900,78 41.666,66-119.047,61 Timbangan 32.500,00 32.500,00 Jeregen 250.000,00 250.000,00 Bangunan 480.158,72 333.333,33-555.555,55 Total 4.052.275,76 2.846.166,64-4.530.277,75

Dari tabel 15 dapat dilihat jumlah rata-rata biaya penyusutan usaha dalam pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah Rp 4.052.275,76. Dalam usaha pengolahan minyak goreng dari bahan mentah kelapa lebih banyak menggunakan tenaga mesin yang mempunyai nilai penyusutan dilihat dari harga pembelian, umur ekonomis dan harga residu (nilai jual bekas).

Biaya Listrik

Listirik dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber tenaga penerangan lampu pada saat malam hari dan sebagai sumber penggerak mesin-mesin pengolahan kelapa yang menggunakan arus lisrik. Jika saat lampu PLN padam, pengusaha menggunakan genset sebagai pembangkit listrik. Penggunaan listrik dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tabel 16 :

Tabel 16. Rataan Biaya Listrik Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Uraian Rata-rata Range

Biaya Listrik 22.125.000 19.500.000-28.000.000

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 6

Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan jumlah biaya listrik dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dalam satu bulan adalah Rp.22.125.000. Penggunaan listrik dalam usaha pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa dalam setiap harinya selalu terpakai, selain untuk menggerakkan mesin-mesin, juga digunakan untuk lampu sebagai penerangan dimalam hari.

Biaya Pajak Penghasilan (PPH) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Sesuai Undang-undang nomor 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, dan Undang-undang nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan., maka kegiatan usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa juga dikenakan pajak. (Anonimus, 2011)

Biaya PPH dan PBB usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tabel 17:

Tabel 17. Rataan Biaya Pajak Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Uraian Rata-rata Range

PPH 11.882.835 6.199.200-18.597.600

PBB 4.567.250 3.500.000-5.610.000

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 8

Dari tabel 17 dapat dilihat rata-rata biaya pajak usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa yaitu Rp. 11.882.835, dan pajak bumi dan bangunan dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah Rp.4.567.250. Hal ini diperoleh dari peraturan Direktorat Jendral Pajak Agro yang menyatakan bahwa industri minyak goreng dikenakan pajak penghasilan sebesar 30% selama 6 tahun.

Total Biaya Produksi

Total biaya produksi merupakan penjumlahan dari semua biaya yang dipakai mulai dari biaya bahan baku sampai biaya pajak. Total biaya produksi usaha pengolahan

minyak bahan mentah kelapa dalam jangka waktu satu bulan dapat dilihat pada tabel 18 berikut:

Tabel 18. Rataan Jumlah Biaya Produksi Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dala Satu Bulan (Rupiah)

Uraian Rata-rata Range

Biaya Produksi 1.807.585.361,26 1.201.241.367,64-2.750.214.314,24

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 9

Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa rataan biaya produksi usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah Rp. 1.807.585.361,26, setelah dijumlah mulai dari biaya bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja, penyusutan alat, listrik dan pajak.

Biaya produksi dapat diartikan sebagai kompensasi yang harus dikeluarkan oleh pemilik usaha dalam menjalankan proses produksinya. Biaya tetap yaitu biaya penyusutan alat dan pajak. Sedangkan biaya tidak tetap yaitu biaya bahan baku, bahan penunjang, listrik dan tenaga kerja. Persentase komponen biaya dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tabel 19 berikut:

Tabel 19. Persentase Komponen Biaya Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan di Daerah Penelitian

Uraian Jumlah Rata-rata (Rp) Persentase (%)

Bahan Baku 1.697.250.000,00 93,9 Bahan Penunjang 36.250.000,00 2,01 Tenaga Kerja 31.453.000,00 1,74 Penyusutan Alat 4.052.275,76 0,22 Listrik 22.125.000,00 1,22 PPH 11.882.835,00 0,66 PBB 4.567.250,00 0,25 Total 1.807.585.361,26 100

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 9

Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa persentase biaya produksi usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa terbesar terdapat pada biaya bahan baku sebesar 93,9 %. Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa persentase biaya produksi dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa lebih besar untuk bahan baku dapat diterima.

Pendapatan Bersih

Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya-biaya produksi. Biaya-biaya produksi dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku (daging buah kelapa), bahan penunjang, tenaga kerja, penyusutan alat, listrik, pajak penghasilan (PPH), pajak bumi dan bangunan (PBB). Penerimaan usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah berasal dari hasil penjualan minyak dan blondo. Minyak adalah produk olahan setiap proses produksi perminggu dan perbulan. Blondo adalah ampas dari

pengolahan akhir yang dapat digunakan menjadi makanan ternak. Rendemen minyak olahan sangat dipengaruhi oleh kualitas dari daging buah kelapa dimana setiap pengusaha ternyata rendemennya tidak sama, hal ini dapat di lihat pada tabel 20 berikut:

Tabel 20. Rendemen Minyak Olahan dari Bahan Baku Kelapa

Uraian Rata-rata Range

Bahan Baku (Kg) 273.750,00 180.000,00-420.000,00

Produksi Olahan (Kg) 178.000,00 90.000,00-280.000,00

Rendemen 0,65 0,50-0,72

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 3

Rendemen minyak olahan ini akan mempengaruhi besarnya penerimaan usaha pengolahan minyak. Besar penerimaan usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 21:

Tabel 21. Total Penerimaan Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Sumber: Data Diolah dari Lampiran 10, 11, dan 12.

Dari tabel 21 dapat dikemukakan rata-rata penerimaan usaha pengolahan minyaki bahan mentah kelapa adalah Rp.2.899.350.000, dimana dari hasil minyak diperoleh sebesar Rp.2.670.000.000 dan blondo adalah Rp.229.350.000. Sisa dari pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa yang berupa blondo dijual kepada masyarakat

Uraian Rata-rata Range

Minyak 2.670.000.000 1.350.000.000-4.200.000.000

Blondo 229.350.000 162.000.000-336.000.000

sekitar maupun diluar daerah untuk dijadikan bahan pakan ternak. Hasil penjualan blondo juga terhitung sebagai pendapatan usaha pengolahan. Selanjutnya besar pendapatan bersih usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat pada tabel 22:

Tabel 22. Pendapatan Bersih Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Uraian Rata-rata Range

Penerimaan 2.899.350.000,00 1.512.000.000,00– 4.536.000.000,00 Biaya Produksi 1.800.016.478,00 1.196.963.524,00 – 2.738.212.900,00 Pendapatan Bersih 1.099.333.522,00 315.036.476,00 – 1.797.787.100,00

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14

Pada tabel 22 terlihat bahwa secara keseluruhan pendapatan bersih rata-rata dalam satu bulan adalah Rp1.099.333.522,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak produksi olahan daging buah kelapa maka akan semakin besar pendapatan yang diterima.

Nilai Tambah (Value Added) Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa

Pengolahan kelapa menjadi minyak goreng memiliki keuntungan antara lain: menciptakan produk baru dipasaran dimana masyarakat yang mengkonsumsi minyak sawit dapat juga menikmati minyak kelapa. Hasil wawancara pengusaha bahwa masyarakat sekitar Kota Tanjung Balai yang pada umumnya Suku Melayu lebih menyukai minyak kelapa, karena aromanya lebih harum dan bila dipakai untuk kebutuhan memasak, masakan akan terasa lebih berlemak atau gurih. Disamping itu sebagian masyarakat awam yang umumnya sudah lanjut usia banyak menggunakan

minyak kelapa ini sebagai minyak rambut. Karena minyak kelapa ini dapat menyuburkan rambut sehingga rambut lebih lebat dan hitam. Nilai tambah adalah : nilai produk hasil olahan dikurangi dengan nilai bahan baku dan nilai bahan penunjang. Nilai tambah (Value Added) yang diperoleh dari usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dalam jangka waktu satu bulan dapat dilihat tabel 23:

Tabel 23. Rataan Nilai Tambah (Value Added) Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan (Rupiah)

Uraian Rata-rata Range

Nilai Produk Hasil Olahan 2.670.000.000,00 1.350.000.000,00-4.200.000.000,00 Nilai Bahan Baku 1.697.250.000,00 1.116.000.000,00-2.604.000.000,00 Nilai Bahan Penunjang 36.250.000,00 31.000.000,00-41.000.000,00 Nilai Tambah 936.500.000,00 203.000.000,00-1.555.000.000,00

Nilai Tambah / Kg 4.867,71 2.255,56-6.172,84

Sumber : Data Diolah dari Lapiran 13

Dari tabel 23 dapat dilihat bahwa nilai tambah rata-rata dalam satu bulan adalah Rp.936.500.000. Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa ini memiliki nilai tambah positif (NT > 1), artinya nilai tambah tersebut dapat membangun dan meningkatakan kinerja usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa, sehingga dapat disimpulkan ada nilai tambah dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada nilai tambah dalam pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat diterima.

Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dapat dilihat dengan menggunakan analisis R/C Ratio. R/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total produksi. Dibawah ini dapat dilihat R/C Ratio usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa dalam satu bulan pada tabel 24:

Tabel 24. Rata-rata R/C Ratio Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa dalam Satu Bulan.

Uraian Rata-rata Range

Penerimaan (Rp) 2.899.350.000,00 1.512.000.000,00 – 4.536.000.000,00 Biaya Produksi (Rp) 1.807.585.361,26 1.201.241.367,64 – 2.750.214.314,24

R/C Ratio 1,57 1,26 - 1,74

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14

Pada tabel 24 terlihat bahwa R/C Ratio dalam satu bulan adalah 1,57. Ini berarti penerimaan lebih besar dari pada biaya produksi. Semua sampel didaerah penelitian memiliki nilai R/C Ratio diatas 1,0. Dengan demikian usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa layak untuk diusahakan. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pada usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa didaerah penelitian mempinyai R/C > 1. Maka hipotesis 3 dan masalah 4 yang menyatakan bahwa usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa layak diusahakan dapat diterima. Selanjutnya analisis Break Even Point (BEP) yaitu harga ditentukan berdasarkan titik impas (pulang pokok). BEP produksi dan BEP harga dapa dilihat pada tabel 25:

Tabel 25. Rata-rata BEP Produksi dan BEP Harga

Uraian Rata-rata Range

Total Biaya Produksi (Rp) 1.807.585.361,26 1.201.241.367,64 - 2.750.214.314,24

Harga Jual (Rp/Kg) 15.000,00 -

Total Produksi (Kg) 178.000,00 90.000,00 - 280.000,00

BEP Produksi 120.505,69 80.082,75 - 183.347,62

BEP Harga 10.578,29 9.278,03 - 13.347,13

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 15

Dari tabel 25 terlihat bahwa produksi minyak goreng berada diatas BEP produksi dan harga jual minyak minyak goreng juga berada diatas BEP harga. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa produksi dan harga jual di lapangan sudah berada diatas BEP produksi dan BEP harga maka usaha ini layak untuk dikembangkan. Berdasarkan nilai R/C Ratio yang diperoleh >1 (R/C=1,57) dan nilai BEP produksi dan BEP harga yang diperoleh dapat di simpulkan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan usaha pengolahan minyak goreng bahan mentah kelapa layak diusahakan dapat di terima.

Masalah yang Dihadapi dalam Usaha Pengolahan Minyak Bahan Mentah Kelapa.

Setiap kegiatan pengembangan usaha pengolahan, selalu menghadapi masalah. Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut:

- Masalah Bahan Baku

Berkurangnya pasokan bahan baku menjadi masalah utama dalam pengolahan minyak bahan mentah kelapa, hal ini dikarenakan banyaknya petani yang

mengalihkan penjualannya dengan menjual daging buah kelapa ke perusahaan lain yang bergerak dibidang pembuatan tepung kelapa (untuk bahan campuran pembuatan susu dan santan tepung) yang diekspor keluar negeri. Karena harga yang ditawarkan sedikit lebih tinggi walau ada proses tambahan yang harus dikerjakan, yaitu dengan membuang lapisan coklat yang melekat pada daging kelapa akibat tempurung.

Selain itu kurangnya penyuluhan terhadap petani kelapa, sehingga para petani banyak yang memanen kelapanya pada waktu yang belum tepat. Dan kelapa yang dihasilkan belum cukup tua, sehingga rendemen minyak yang dihasilkan sedikit. Para petani juga banyak yang mengalih pungsikan ladang kelapa menjadi ladang sawit, dan kelapa banyak yang di tebang untuk mengambil

Dokumen terkait