• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Setelah melakukan analisis dengan membandingkan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan dan perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV. Dharma Putra Mandiri sesuai dengan metode job order costing. Akan tetapi terjadi sedikit perbedaan yang terletak pada perhitungan harga pokok produksi pada pembuatan table dan harga pokok produksi pada pembuatan

bench. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa penyebab perbedaan

tersebut:

1. Perbedaan pertama yaitu pada perhitungan biaya overhead pabrik menurut perusahaan yaitu diperoleh dari presentase dari total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya non produksi. Perusahaan menghitung biaya overhead pabrik dengan memasukan macam-macam biaya perabotan, biaya bahan packing dan biaya tukang packing ke dalam perhitungan tersebut, sehingga terdapat perbedaan perhitungan biaya overhead pabrik menurut perusahaan dan metode job order costing yang disebabkan oleh perbedaan dalam penentuan estimasi biaya

overhead pabrik yang digunakan untuk menghitung tarif tersebut.

Sedangkan menurut metode job order costing menggunakan dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

65

2. Terdapat selisih antara hasil perhitungan harga pokok produksi pada pembuatan table dan pembuatan bench. Pada pembutan table, menurut perusahaan sebesar Rp. 26.471.840,00 sedangkan menurut metode job

order costing sebesar Rp. 27.585.611,00 sehingga terdapat selisih sebesar

Rp. 1.113.771,00 dengan presentase sebesar 4%. Pada pembuatan bench menurut perusahaan sebesar Rp. 36.632.000,00 sedangkan menurut metode job order costing sebesar Rp. 38.271.429,50 sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 1.639.429,50 dengan presentase sebesar 4%. Perbedaan selisih tersebut dikarenakan perbedaan konsep perhitungan biaya overhead pabrik pada perusahaan dan menurut metode job order

66

4. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan harga pokok produksi

Table V.19 Perbandingan Penentuan Harga Pokok Produksi

No Perusahaan Kajian teori Keterangan

1. PengelompokanBiaya

Produksi:

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik

PengelompokanBiaya Produksi:

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik

Sesuai 2. Menghitung HPP BBB XXX BTKL XXX BOP XXX + HPP XXX BOP = 20%x(BBB + BTKL + B.NON PRODUKSI) Menghitung HPP BBB XXX BTKL XXX BOP XXX + HPP XXX Sesuai

Setelah menganalisis data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada pengelompokan biaya produksi antara perusahaan dan kajian teori sudah sesuai yaitu biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Tetapi terdapat perbedaan antara perhitungan harga pokok produksi antara perusahaan dan metode job order costing. Hal ini disebabkan karena perbedaan konsep perhitungan harga pokok produksi. Sehingga dalam hasil perhitungan untuk harga pokok produksi menurut perusahaan dan metode job order costing berbeda. Pada perusahaan untuk menghitung biaya overhead pabrik dengan menggunakan taksiran 20% dari total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

67

Taksiran tersebut sudah ditentukan oleh perusahaan yaitu diperoleh dari rata- rata BOP periode sebelumnya di bagi dengan omset per bulan dikali 100 %. Selain itu perusahaan memasukkan macam-macam biaya perabotan, biaya bahan

68 BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Besarnya harga pokok produksi pada pembuatan table dan bench yang ditetapkan oleh CV. Dharma Putra Mandiri sesuai dengan metode job order

costing. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan yang terletak pada prosedur

atau penentuan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga pokok produksi untuk produk table sebesar sebesar Rp26.471.840, sedangkan menurut metode

job order costing sebesar Rp27.585.611, sehingga terdapat selisih sebesar

Rp1.113.77 dengan presentase sebesar 4%. Pada pembuatan bench menurut perusahaan sebesar Rp 36.632.000, sedangkan menurut metode job order

costing sebesar Rp38.271.429, sehingga terdapat selisih sebesar Rp1.639.429

dengan presentase sebesar 4%. Penyebab perbedaan selisih tersebut karena perbedaan konsep perhitungan pada penentuan estimasi biaya overhead pabrik pada perusahaan yaitu menggunakan estimasi yang telah ditentukan perusahaan sendiri yaitu dengan taksiran 20% di kali dengan total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya non produksi. Perhitungan biaya overhead pabrik pada perusahaan dan menurut metode job order costing berbeda sehingga menghasilkan perhitungan berbeda.Terjadi perbedaan selisih antara perhitungan harga pokok perusahaan menurut perusahaan dan menurut metode

job order costing. Dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi

sesuai dengan metode job order costing dengan sedikit perbedaan pada biaya

69 B. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini adalah penulis kesulitan untuk mendapatkan data semua produk pada CV. Dharma Putra Mandiri untuk 1 tahun.

C. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk perusahaan yaitu:

1. Perusahaan CV. Dharma Putra sebaiknya melakukan perhitungan biaya yang lebih rinci dan akurat agar menghasilkan penentuan harga pokok produksi yang lebih baik.

2. Sebaiknya perusahaan menggunakan biaya overhead pabrik dalam

perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan metode job order costing yaitu dengan perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka sehingga dapat menghasilkan penentuan harga pokok produksi yang akurat dan tepat.

70

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro,Gunawan dan Yunita. 2011. Anggaran Bisnis. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Ahmad, Firdaus dan Wasilah 2012. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta.

Ahmad, Firdaus dan Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Carter,William K dan Usry Milton dalam Krista.2004. Akuntansi Biaya.Edisi Ketiga Belas. Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don dan Mowen dalam Deny Arnos. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.

Muhadi dan Joko Siswanto. 2001. Akuntansi Biaya. Kanisius. Yogyakarta.

Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN- Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaar dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta.

Riza, Kautsar. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Akademia Permata. Jakarta.

Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono. 1993. Akuntansi Biaya pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok. Edisi Kedua. Cetakan Keempat Belas. BPFE. Yogyakarta.

Surjadi, Lukman. 2013. Akuntansi Biaya. Indeks. Jakarta.

Widilestariningtyas, Ony, Sonny W.F, dan Sri Dewi A. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

71

Dokumen terkait