ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN
METODE JOB ORDER COSTING
Studi Kasus pada CV. Dharma Putra Mandiri
Riska Putri Sekar Tunjung Sari
NIM : 112114083
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan penentuan
harga pokok produksi pada CV. Dharma Putra Mandiri. Penentuan harga pokok
produksi yang akurat dan tepat sangat penting dilakukan karena harga pokok
produksi tersebut dapat memberi informasi dalam menentukan harga jual suatu
produk.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi langsung
ke objek penelitian sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik
analisis data diskriptif dan komparatif. Analisis tersebut dilakukan dengan cara
menghitung harga pokok produksi pada perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya harga pokok produksi pada
pembuatan table dan bench sesuai dengan metode job order costing. Akan tetapi
terjadi sedikit perbedaan pada besarnya biaya overhead pabrik karena perbedaan
konsep penentuan biaya overhead pabrik pada perusahaan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan
sudah sesuai dengan kajian teori.
ABSTRACT
ANALIYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION WITH JOB
ORDER COSTING METHOD
A Case Study at CV. Dharma Putra Mandiri
Riska Putri Sekar Tunjung Sari
NIM : 112114083
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
The purpose of this reserch is to find out the accuracy in determining the
production cost at CV. Dharma Putra Mandiri. Determining the cost of goods
manufactured with accurate and correct is very important because the cost of
goods manufactured information is used to determine the selling price of a
product.
The techniques used in data collection are interview and documentation
directly to the project of reserch, where as the techniques used in data analysis
are descriptive analysis and comparative descriptive analysis. The analysis were
done by calculating the production cost in the company.
The results showed that the magnitude of the production costing
manufacturing the table and bench is accordance with the method of job order
costing. But the discrepancies occured because the determination of factory
overhead costs in calculation the production cost are diferrent because diferrent
consept of factory overhead costs in the company. This, it can be conclude that the
calculation of production cost are in accordance with the theory.
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING
Studi Kasus Pada CV. Dharma Putra Mandiri
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Riska Putri Sekar Tunjung Sari NIM: 112114083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTO
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yangada padakKU mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuhharapan.
Yeremia 29:11
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Yesus Kristus
Bapakku Andreas Sugeng Widodo
Ibuku Endang Praptiningsih
Eyangku Toeloes Djoyopranoto
Sahabat- sahabatku
Teman-teman Akuntansi FE USD Angkatan 2011
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Prityatma, M.Sc., Ph. D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti
proses belajar untuk berkembang secara akademik dan non akademik.
2. Dr. Herry Maridjo, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. C.A., selaku Kaprodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Lisia Apriani , S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Boyke Dharma selaku Direktur di CV. Dharma Putra Mandiri yang
telah memberika ijin untuk melakukan penelitian. Dan segenap staf CV.
Dharma Putra Mandiri yang telah banyak membantu memberikan data dan
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
KATA PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A.Harga Pokok Produksi ... 6
1. Pengertian Harga Pokok Produksi ... 6
2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ... 7
B.Metode Harga Pokok Pesanan ... 7
1. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan ... 7
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan ... 7
C.Metode Harga Pokok Proses ... 11
1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses... 11
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses ... 12
D.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ... 13
1. Metode Full Costing ... 14
2. Metode Variabel Costing ... 15
E. Pencatatan Unsur-unsur Biaya Produksi ... 16
1. Biaya Bahan Baku ... 16
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 16
3. Biaya Overhead Pabrik ... 17
BAB III METODE PENELITIAN... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23
D. Sumber Data ... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ... 25
xi
G. Teknik Analisa Data ... 25
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 28
A. Sejarah Umum Perusahaan ... 28
B. Organisasi Perusahaan ... 30
C. Proses Produksi ... 42
D. Personalia ... 48
BAB V PEMBAHASAN ... 49
A. Analisis Data Untuk Menjawab Rumusan Masalah ... 49
B. Pembahasan ... 64
BAB VI PENUTUP ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Keterbatasan Penelitian ... 68
C. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Table Menurut Perusahaan ... 51
Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Bench Menurut Perusahaan ... 51
Tabel 5.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk Pembuatan Table Menurut
Perusahaan ... 52
Tabel 5.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Bench Menurut
Perusahaan ... 52
Tabel 5.5 Biaya Overhead Pabrik Untuk Pembuatan Table Menurut
Perusahaan ... 53
Tabel 5.6 Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Bench Menurut
Perusahaan ... 54
Tabel 5.7 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Menurut Perusahaan ... 55
Tabel 5.8 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Table Berdasarkan Metode
Job Order Costing ... 55
Tabel 5.9 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Bench Berdasarkan Metode
Job Order Costing ... 56
Tabel 5.10 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Table
Berdasarkan Metode Job Order Costing ... 57
Tabel 5.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Bench
Berdasarkan Metode Job Order Costing ... 57
Tabel 5.12 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Bulan Agustus Perusahaan .. 58
Tabel 5.13 Jam Kerja Langsung pada bulan Agustus ... 59
Tabel 5.14 Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Table dan Bench
Berdasarkan Metode Job Order Costing ... 60
Tabel 5.15 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Berdasarkan Metode
Job Order Costing ... 61
Tabel 5.16 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk untuk Pembuatan
Table ... 62
Tabel 5.17 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk
xiii
Tabel 5.18 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Pesanan Menurut
Perusahaan dan Metode Job Order Costing ... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING
Studi Kasus pada CV. Dharma Putra Mandiri
Riska Putri Sekar Tunjung Sari NIM : 112114083 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan penentuan harga pokok produksi pada CV. Dharma Putra Mandiri. Penentuan harga pokok produksi yang akurat dan tepat sangat penting dilakukan karena harga pokok produksi tersebut dapat memberi informasi dalam menentukan harga jual suatu produk.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi langsung ke objek penelitian sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data diskriptif dan komparatif. Analisis tersebut dilakukan dengan cara menghitung harga pokok produksi pada perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya harga pokok produksi pada pembuatan table dan bench sesuai dengan metode job order costing. Akan tetapi terjadi sedikit perbedaan pada besarnya biaya overhead pabrik karena perbedaan konsep penentuan biaya overhead pabrik pada perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan sudah sesuai dengan kajian teori.
xvi ABSTRACT
ANALIYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION WITH JOB ORDER COSTING METHOD
A Case Study at CV. Dharma Putra Mandiri
Riska Putri Sekar Tunjung Sari NIM : 112114083 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
The purpose of this reserch is to find out the accuracy in determining the production cost at CV. Dharma Putra Mandiri. Determining the cost of goods manufactured with accurate and correct is very important because the cost of goods manufactured information is used to determine the selling price of a product.
The techniques used in data collection are interview and documentation directly to the project of reserch, where as the techniques used in data analysis are descriptive analysis and comparative descriptive analysis. The analysis were done by calculating the production cost in the company.
The results showed that the magnitude of the production costing manufacturing the table and bench is accordance with the method of job order costing. But the discrepancies occured because the determination of factory overhead costs in calculation the production cost are diferrent because diferrent consept of factory overhead costs in the company. This, it can be conclude that the calculation of production cost are in accordance with the theory.
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perusahaaan yang berorientasi terhadap laba, pasti akan melakukan
usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Agar dapat
terus berkembang dan dapat bersaing dengan perusahaan lain maka,
perusahaan diharapkan selalu berkomitmen untuk melakukan usaha secara
konsisten, sehingga target yang direncanakan akan tercapai. Perusahaan perlu
memperhatikan setiap biaya yang dikeluarkan di dalam kegiatan produksinya.
Pada perusahaan manufaktur, informasi biaya dapat telihat pada perhitungan
harga pokok produksi yang mencerminkan total biaya yang digunakan untuk
memproduksi suatu produk yang dihasilkan. Biaya produksi dapat digolongkan
menjadi tiga elemen pokok biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut
sangat mempengaruhi harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok
produksi dapat digunakan untuk menentukan harga jualyang diberikan terhadap
pelanggan yang mana harga tersebut dapat disesuaikan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi. Perhitungan harga pokok produksi
ada dua macam metode yaitu harga pokok pesanan dan harga pokok proses.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Sedangkan harga
2
dijumlah dalam periode tertentudan dibagi dengan jumlah unit produksi yang
bersangkutan.
Perusahaan perlu menekan biaya produksi agar harga pokok produksi
menjadi lebih rendah. Biaya produksi yang tidak terkendali akan menyebabkan
harga pokok produksi terlalu tinggi, sehingga harga jual produk tersebut juga
tinggi. Hal tersebut dapat berpengaruh pada daya saing produk
dipasaran.Untuk itu biaya produksi harus dicatat dengan baik dan dihitung
dengan benar sehingga dapat menghasilkan harga pokok produk yang
tepat.Harga pokok produksi merupakan komponen penting untuk menilai
tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Perusahaan harus tepat dalam
menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan sehingga biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi akan menunjukkan besarnya harga pokok
produk itu sendiri. Dalam menentukan harga pokok produksi yang tepat maka
akan mempengaruhi keputusan bagimana kebijakan penetapan harga jual suatu
produk tersebut. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi harus
dihindari agar perusahaan tersebut dapat terus berjalan selaras tujuan
perusahaan. Apabila pimpinan perusahaan kurang tepat dalam menentukan
perhitungan harga pokok produksi, maka akan berakibat pada volume
penjualan yang berkurang sehingga tujuan perusahan tidak akan tercapai.
Perhitungan harga pokok produksi merupakan faktor yang sangat penting
untuk penentuan kebijakan harga jual produk.
Analisis terhadap harga pokok produksi sangat perlu dilakukan agar
3
pokok produksi, maka pembahasan tersebut mengambil objek penelitian pada
“Perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri”. Proses produksi pada perusahaan
tersebut berdasarkan pesanan dari konsumen. Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perhitungan
Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing. (Studi Kasus Pada
CV. Dharma Putra Mandiri).”
B.Rumusan Masalah
Apakah harga pokok produksi yang ditetapkan oleh CV. Dharma Putra
Mandiri sesuai dengan metode Job Order Costing?
C.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah harga pokok produksi yang ditetapkan oleh
CV. Dharma Putra Mandiri sesuai dengan metode Job Order Costing atau
belum.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana
pengklasifikasian unsur-unsur harga pokok produksi dengan benar.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat
4 3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang
sudah diperoleh selama kuliah ke praktek sesungguhnya di perusahaan.
4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi
pembaca karena dapat memberikan ide atau gagasan yang dapat digunakan
saat melakukan penelitian pada bidang yang sama dan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk mempelajari akuntasi biaya.
E.Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan
harga pokok produksi, yang meliputi pengertian harga pokok
produksi dan metode pengumpulan harga pokok produksi,
membahas mengenai metode harga pokok pesanan dan metode
harga pokok proses yang meliputi pengertian dan karakteristik
dari metode tersebut, membahas tentang metode penentuan harga
pokok produksi yang terdiri dari metode full costing dan variabel
costing, serta membahas tentang pencatatan unsur-unsur biaya
5
langsung dan biaya overhead pabrik.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini, menguraikan mengenai jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, data yang diperlukan dan teknik
analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah umum
perusahaan, tujuan perusahaan, visi dan misi perusahaan. Selain
itu tentang struktur organisasi perusahaan.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dengan cara
membandingkan perhitungan harga pokok produksi pada
perusahaan dengan kajian teori. Hal tersebut dilakukan untuk
melihat apakah perhitungan harga pokok produksi pada
perusahaan tersebut sudah tepat atau belum.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
pembahasan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Harga Pokok Produksi
Bagi perusahaan, informasi mengenai perhitungan harga pokok
produksi merupakan suatu hal yang sangat penting, maka harga pokok
produksi sebaiknya disusun secara tepat dan rasional. Harga pokok produk dari
sebuah produk jadi dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai harga pokok produksi, maka akan
dibahas mengenai pengertian harga pokok produksi, metode pengumpulan
harga pokok produksi, metode penetapan harga pokok produksi, serta
unsur-unsur dan pencatatan biaya produksi.
1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Hansen & Mowen (2009: 60), “Harga pokok produksi
(cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya manufaktur dari
bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead selama periode
berjalan”. Harga pokok produksi merupakan jumlah dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk
membuat suatu produk. Produk yang telah selesai diproduksi akan
7
2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Metode pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan
menjadi dua metode yaitu Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order
Costing Method) dan Metode Harga Pokok Proses (Proses Costing
Method).
B.Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan (job order costing method) merupakan
salah satu metode pengumpulan harga pokok produksi, yang mana proses
produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen. Untuk lebih jelas mengenai
harga pokok pesanan maka, akan diuraikan mengenai metode harga pokok
pesanan.
1. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi (2005: 35), “Harga pokok pesanan merupakan metode yang biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.”
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi (2005: 38) karakteristik metode harga pokok
pesanan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
8
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan
produk menjadi dua kelompok berikut ini: biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan
istilah biaya overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,
sedangkan biya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok
pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Menurut Riza (2013:62) karakteristik sistem perhitungan biaya
berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan pesanan
dalam bentuk produk atau jasa yang beraneka ragam dan berbeda antara
pesanan yang satu dengan yang lain, atau dengan kata lain produk yang
dihasilkan heterogen.
2. Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan (job). Pesanan
dapat berupa produk atau sekelompok produk (batch of goods).
3. Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total biaya
pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan
9
4. Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan sebagai
dokumen yang digunakan mengakumulasikan biaya ke dalam pesanan
tertentu.
Menurut Witjaksono (2013: 28) karakteristik produksi pada sistem
harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:
1. Produksi didasarkan pada pesanan dari pelanggan, oleh karena itu baik
spesifikasi produkdan jumlah yang diproduksi harus sesuai kehendak
pelanggan.
2. Produk yang dihasilkan adalah unik, dengan pengertian bahwa dapat
dibedakan antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lainnya.
3. Proses produksi menuntut adanya uji kualitas untuk meyakinkan bahwa
produk yang dihasilkan akan memenuhi tuntutan kualitas dan
spesifikasi yang diminta oleh pelanggan.
Menurut Supriyono (2010: 61) prosedur akuntansi biaya pada
metode harga pokok pesanan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies
2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja
3. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik
4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir
periode
10
Pada perusahaaan yang produksinya berdasarkan pesanan,
informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen
untuk: (Mulyadi, 2005:39-41)
a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp XXX
Taksiran biaya nonproduksi yang
dibebankan kepada pemesan Rp XXX+
Taksiran total biaya pesanan Rp XXX
Laba yang diinginkan Rp XXX+
Taksiran harga jual yang dibebankan
kepada pemesan Rp XXX
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
Biaya produksi pesanan:
Taksiran biaya bahan baku Rp XXX
Taksiran biaya tenaga kerja Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Taksiran total biaya produksi Rp XXX
Biaya nonproduksi :
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp XXX
Taksiran biaya pemasaran Rp XXX +
Taksiran biaya nonproduksi Rp XXX+
11 c. Memantau realisasi biaya produksi.
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
Baiya tenaga kerja sesungguhnya Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Total biaya produksi sesungguhnya RpXXX
d. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX
Biaya produksi pesanan tertentu :
Baiya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
Biaya tenaga kerja lansgung sesungguhnya Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Total biaya produksi pesanan Rp XXX-
Laba bruto Rp XXX
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.
C.Metode Harga Pokok Proses
Selain menggunakan metode harga pokok pesanan, pengumpulan harga
pokok produksi juga menggunakan metode harga pokok proses. Metode
tersebut akan dibahas sebagai berikut:
1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses
12
Metode harga pokok proses (process costing method ) merupakan
metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan yang mengolah
produknya secara massa. Produk yang akan dihasilkan merupakan produk
standar dan secara berkesinambungan.
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Menurut Mulyadi (2005: 64) karakteristik metode harga pokok
prosesadalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi
yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu
tertentu.
Menurut Widilestariningtyas (2012: 38) karakteristik metode harga
pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksiyang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka
waktu tertentu.
Menurut Surjadi (2013: 33) karakteristik metode harga pokok
prosesadalah sebagai berikut:
13
2. Cost of productionreport dipakai untuk mengumpulkan, meringkas,
dan menghitungtotal cost dan unit cost
3. Produksi yang masih dalam proses pada akhir periode dinyatakan
dengan unit ekuivalen
4. Harga pokok unit yang diselesaikan di departemen tertentu ditransfer
ke departemen berikutnya untuk tujuan mennetukan total cost dari
finished goods selama satu periode dan biaya-biaya yang dibebankan
ke unit yang masih dalam proses.
Perbedaan metode harga pokok pesanan dengan metode harga
pokok proses terletak pada:
1. Pengumpulan biaya produksi
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
3. Penggolongan biaya produksi
4. Unsur biayayang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik
D.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu:
1. Metode Full Costing
Menurut Mulyadi (2005: 17), “ Full Costing merupakan metode
14
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.”
Harga pokok produk yang dihitung memalui pendekatan Full Costing
terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik
tetap) ditambah dengan biaya non produksi ( biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum).
Harga pokok produksi menurut metode Full Costing dengan rumus
sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsng Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
1. Metode Variabel Costing
Menurut Mulyadi (2005: 18), “Variabel Costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.”
Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan metode
Variabel Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran
15
Harga pokok produksi menurut metode variable costing dengan
rumus sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
Metode Full Costingmaupun Variabel Costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi. Perbedaan antara kedua metode tersbut
terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap.
Hal tersebut berakibat pada:
1. Perhitungan harga pokok produksi
2. Penyajian laporan rugi-laba
E.Pencatatan Unsur – unsur Biaya Produksi
Kegiatan pengolahan/mengubah bahan baku menjadi produk jadi
disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut ini penjelasan
mengenai macam -macam biaya tersebut:
1. Biaya Bahan Baku
Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “Biaya bahan baku
langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang
16
Sedangkan menurut Siregar B (2013: 29), “ Biaya bahan
bakuadalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses
produksi untuk diubah menjadi barang jadi”.
Menurut Riwayadi (2014: 48), “Bahan baku langsung adalah bahan
yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi”.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Hansen & Mowen (2009: 57). “ Biaya tenaga kerja
langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung
pada barang atau jasa yang sedang diproduksi”. Menurut Mulyadi (2005:
319),“Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk
penggunaan tenaga manusia tersebut”. Sedangkan menurut Firdaus Ahmad
dan Wasilah (2012: 226), “Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya
tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses
tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari
perusahaan”.
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 217) sifat – sifat tenaga
kerja langsung sebagai berikut:
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
17
c. Secara umum tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir
(terutama dalam penentuan harga pokok).
3. Biaya Overhead Pabrik
Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “ Biaya overhead pabrik
adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.”
Menurut Mulyadi (2005: 194-195) penggolongan biaya overhead
pabrik menurut sifatnya adalah sebagai berikut:
a. Biaya bahan penolong
Biaya bahan penolong yaitu bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi
tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok
produksi tersebut.
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang
(spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan
dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik,
mesin-mesin dan equipment, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan
18
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang
dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang, tetapi tidak
terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja
tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaianterhadap aktiva tetap
Biaya- biaya yang termasuk dalam kelompokini antara klain
adalah baiya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik,
mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva
tetap lain yang digunakan di pabrik.
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-baiya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya-biaya asuransi gedung, dan emplasemen, asuransi mesin
dan equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan
karyawan.
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah
biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya
19
Menurut Mulyadi (2005: 195) penggolongan biaya overhead
pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan
volume produksi dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a. Biaya Overhead tetap
Biaya Overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik
yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu.
b. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya
overheadpabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi dalam rentang relevan.
c. Biaya Overhead Semivariabel
Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead
pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
Menurut Muhadi (2001: 2) sifat-sift BOP dibebankan
secara langsung pada produksi adalah sebagai berikut:
1. Produksinya relative stabil
2. Biaya overhead pabrik khususnya yang bersifat tetap bukan
merupakan bagian yang berarti dibandingkan dengan biaya
20
Menurut Mulyadi (2005:200-202) beberapa dasar yang dapat
dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan BOP kepada produk
adalah sebagai berikut:
a. Satuan produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung
membebankan BOP kepada produk.
Tarif BOP per satuan =
b. Biaya Bahan Mentah
Jika BOP yang dominan dengan nilai bahan mentah , maka dasar yang
dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan
baku yang dipakai.
Tarif BOP per satuan =
c. Biaya Tenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah TKL, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan BOP adalah biaya TKL.
Tarif BOP per satuan =
21
d. Jam Tenaga Kerja Langsung
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan
jumlah jam kerja langsung, makan BOP dibebankan atas dasar jam
tenaga kerja langsung.
Tarif BOP per satuan =
e. Jam Mesin
Apabila BOP bervariaasi dengan waktu penggunaan mesin, maka
dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin.
Tarif BOP per satuan =
Menurut Charter dan Usry dalam Arnos (2004: 413-414) ada
beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya
overhead pabrik yaitu sebagai berikut:
1. Dasar yang digunakan
a. Output fisik
b. Biaya bahan baku langsung
c. Biaya tenaga kerja langsunbg
d. Jam tenaga kerja langsung
e. Jam mesin
f. Transaksi atau aktivitas
2. Pemilihan tingkat aktivitas
22 b. Kapasitias praktis
c. Kapasitas actual yang diperkirakan
d. Kapasitas normal
e. Dampak kapasitas terhadap tarif overhead
f. Kapasitas menganggur versus kelebihan kapsitas
3. Memasukkan atau tidak memasukkan overhead tetap
a. Perhitungan biaya penyerapan penuh
b. Perhitungan biaya langsung
4. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif
a. Tarif tingkat pabrik
b. Tarif departemen
c. Tarif subdepartemental dan aktivitas
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada perusahan yaitu
pada data perusahaan.Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian hanya
berlaku pada perusahaan yang diteliti.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada CV.Dharma Putra Mandiri Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu yang diperlukan untuk penelitian adalah antara bulan Juni sampai
dengan bulan Juli tahun 2015.
C.Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
a. Pimpinan perusahaan
b. Bagian Akuntansi
c. Bagian Produksi
24 2. Objek penelitian
a. Biaya-biaya untuk menghitung harga pokok produksi
b. Metode penentuan harga pokok produksi
D.Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli.Data primer dapat berupa opini subjek seseorang atau
kelompok.Metode yang dapat digunakan yaitu metode survei atau
observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.Data sekunder
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip.
E.Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan tanya jawab langsung secara lisan
25
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen yang ada
dalam perusahaan yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok
produksi.
F. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahan
2. Biaya produksi
3. Biaya nonproduksi
4. Penentuan Harga Pokok Produksi
5. Jumlah produk selesai yang dihasilkan
6. Data penjualan
7. Laba yang diharapkan
8. Data tentang jumlah produk yang dipesan
G. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah tersebut adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan
dengan mengumpulkan seluruh biaya produksi yang meliputi biaya bahan
26
2. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan teori
dengan menggunakan metode job order costing dengan cara sebagai
berikut:
a. Membandingkan perhitungan harga pokok produksi dan perhitungan
biaya overhead pabrik menurut perusahaan dengan metode job order
costing.
b. Menghitung biaya produksi langsung sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu yang didasarkan pada biaya yang dibebankan.
Menghitung total harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job
order costing method) dengan metode full costing dengan rumus
sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsng Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
3. Membandingkan hasil perhitungan harga pokok produki menurut
perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job
order costing.
4. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan perhitungan harga pokok
27 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Sejarah Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
CV. Dharma Putra Mandiri merupakan perusahaaan yang bergerak di
bidang desain interior dan furniture. Perusahaan CV Dharma Putra
Mandiri berdiri sejak tahun 1994 yang didirikan oleh Bapak Yoseph
Boyke Dharmawan.Beliau memulai pekerjaannya dengan menempati
garasi Rumah Sakit Panti Rapih, karena beliau merupakan dokter di rumah
sakit tersebut sehingga bapak Boyke dapat memperoleh izin dengan
mudah. Pada tahun 1996 beliau mulai mengontrak di daerah Sambilegi
dengan hanya memiliki 3 tukang, 1 tenaga gudang, dan belum memiliki
staf administrasi, peralatan masih manual seperti bor listrik, dan gergaji
rakitan. Pada tahun 1996 memperluas kontrakan dan menambah tenaga
kerja produksi, supir dan 1 orang staf administrasi.
Usaha yang dirintis dengan kerja ini membuahkan hasil yang
memuaskan, pada tahun 1997, perusahanan resmi menjadi CV yang
bernama CV. Dharma Putra Mandiri, dan menambah divisi kontraktor dan
divisi kaca. Pada tahun 2007 bapak Boyke membeli sebuah lahan baru di
daerah Maguwarjo mendirikan pabrik secara bertahap, tempat yang
dibangun tersebut bisa ditempati pada tahun 2009, dan sekarang memiliki
11 orang staf administrasi, 29 tenaga kerja produksi, 2 satpam serta
28
mengalami kemajuan dan memiliki peluang dimana semua orang
memerluksn furniture untuk rumah tangga, rumah sakit, hotel, restoran,
dan yang lainnya. Bapak Boyke akan terus mengembangkan usaha yang
dirintisnya hingga kawasan luar negeri.
2. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan dalam mendirikan usahannya.
Tujuan perusahaan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Penentuan
tujuan perusahaan penting sebagai pedoman kemana aktifitas perusahaan
dapat diarahkan. Tujuan umum dari perusahaan CV. Dharma Putra
Mandiri adalah sama seperti tujuan perusahaan pada umumnya yaitu
meningkatkan keuntungan dari suatu usaha selain itu meningkatkan
kesejahteraan kartawan dan menjaga kelancaran serta perkembangan
perusahaan. Sedangkan tujuan khususnya adalah menciptakan perusahaan
yang ramah lingkungan dengan konsep go green.
3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai visi dalam mendirikan usahannya, visi
dari CV Dharma Putra Mandiri adalah:
a. Mampu mewujudkan Green Factory
b. Mengkhususkan diri untuk melayani rumah sakit dan hotel
29 Misi Perusahaan
Misi dari perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri adalah sebagai
berikut:
a. Mempunyai pabrik yang profesional baik dari segi sumber daya
manusia, peralatandan system sehingga tercapai efisiensi dan
efektifitas yang tinggi.
b. Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan
terhadap pelanggan.
c. Mempunyai ciri khas bentuk dan kualitas standar internasionalyang
selalu mengacu kepada desain classic modern yang menyesuaikan
dengan desain yang sedang trend.
d. Mempunyai system managemen kekeluargaan tetapi tetap tegas yang
mampu mengatur seluruh arus uang, bahan, dan produksi.
e. Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada para karyawan sehingga
mampu menghasikan sebuah perusahaan yang professional.
f. Mengacu pada prinsip semua senang ( konsumen, karyawan, pemilik).
B. Organisasi Perusahaan
Organisasi pada perusahaan harus mampu mengolah manajemennya
untuk memenagkan persaingan dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai
tujuan perusahaan. Koordinasi yang tepat diharapkan mampu mencapai
kesatuan tindak dalam mencapai tujuan tersebut. Struktur organisasi
sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas kerja.
30
terstruktur dengan tugas dan tanggungjawab tersendiri. Struktur
organisasi perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri dapat dilihat pada
31
Gambar4.1 : Struktur Organisasi
Sumber : CV. Dharma Putra Mandiri
32
Tugas dan tanggungjawab dari masing-masing devisi adalah sebagai
berikut:
1. Pimpinan Cabang
Fungsi jabatan pimpinan cabang yaitu mempimpin dan
mengkoordinasikan seluruh aktivitas kantor cabang baik secara
operasional maupun bisnis.
Tugas Pokok:
a. Mempimpin seluruh karyawan yang ada di cabang dan
menciptakan berbagai macam kegiatan demi tercapainya target
penjualan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan perusahaan
secara keseluruhan.
c. Memastikan seluruh aspek finansial dan aset di cabang berjalan
dengan baik dan terkontrol dengan baik.
d. Bertanggung jawab atas kegiatan pelaporan secara berkala ke
kantor pusat memberikan pelatihan dan melakukan pengarahan
atas pelaksanaan rencana strategis perusahaan.
e. Memastikan seluruh karyawan di kantor cabang mematuhi seluruh
aturan dan ketentuan perusahaan.
f. Memberikan pelatihan secara komprehensif.
g. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan
33
h. Memastikan seluruh karyawan di cabang bekerja secara
profesional sesuai peraturan yang berlaku.
i. Memberikan informasi kepada manajemen mengenai keadaan
pasar sekitar cabang mengenai perubahan dan perkembangan yang
terjadi secara signifikan.
Tanggung Jawab:
1. Membuat Planning & Budgeting
a. Membuat perencanaan dan strategi penjualan berdasarkan
market information dan market analisis
b. Menyusun rencana kegiatan dan budget tahunan untuk
mencapai target cabang
c. Membagi target cabang ke masing-masing fungsi yang ada di
cabang dan memberikan petunjuk mengenai upaya
pencapainnya
2. Pencapaian Target Finansial Cabang
a. Melaksanakan program-program yang dibuat oleh kantor pusat
b. Melaksanakan program-program yang relevan dengan market
demand di cabang, untuk meningkatkan performance cabang
c. Membina hubungan baik dengan pelanggan
d. Memonitor pelaksanaan program-program peningkatan
customer service di cabang
34
f. Membina hubungan eksternal (pemerintah dan masyarakat
setempat)
g. Mengoptimalkan produktivitas personal dan cabang melalui
mekanisme pemberian tugas-tugas yang menantang
h. Melakukan kaderisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi
i. Membangun dan menjaga “budaya kerja perusahaan” agar
tercipta tim kerja yang solid dan suasana kerja yang harmonis
dan kondusif
j. Melakukan performance appraisal (antara lain mengadakan
evaluasi per semester)
k. Bertanggung jawab atas pencapaian sales target dan seluruh
fungsi operasional di cabang.
l. Menguasai pangsa pasar dan karakteristik area, serta menjalin
hubungan yang baik dengan semua pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan.
m. Memastikan kapasitas sumber daya yang memadai dan
menjaga suasana kerja yang kondusif bagi seluruh karyawan di
cabang.
n. Melakukan pengawasan terhadap implementasi semua
peraturan dan prosedur yang berlaku (SOP).
2. Sekretaris
Tujuan jabatan sekretaris yaitu membantu dan melaksanakan
35 Tanggung Jawab Utama :
a. Membuat Laporan Keuangan (Piutang, Buku Besar, Buku
Piutang Setting & Buku Kas)
b. Memeriksa dan membuat Laporan Absensi untuk data Payroll
(Penggajian) Staf.
c. Membuat Dokumen Payroll Bank untuk Staf.
d. Membuat Proposal / Surat Penawaran atas perintah Direks via
fax atau email atau post.
e. Mengarsipkan SPK (Surat Perintah Kerja).
f. Membuat dan mengontrol seluruh tagihan/piutang perusahaan/
membuat,mencetak tagihan dan surat tagihan untuk
memastikan tagihan terkirim pada konsumen dengan benar dan
tepat waktu.
g. Membuat surat menyurat / koresponden administrasi apapun
atas perintah Direksi, diantaranya Surat Tagihan & Dokumen
Tagihan.
h. Melakukan penagihan via televon atau email.
i. Mengambil uang di bank atas perintah direksi
j. Mempersiapkanapa saja yang diperlukan jika direksi akan
melakukan perjalanan dinas ke luar kota.
k. Menyusun schedule / jadwal jika Direksi akan ada meeting
dengan clain / relasi di luar kantor.
36
3. Keuangan
Tujuan Jabatan kauangan yaitu merencanakan, mengembangkan,
dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam
memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu
untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan
yang mendukung pencapaian target financial perusahaan.
Tanggung Jawab Utama:
1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan
informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan
yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan
dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien,
akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku.
3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas
perusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan
hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk
operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.
4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran
perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut
untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien
37
5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem
dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol
pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi
keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi
risiko keuangan.
6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa
keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan
bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis,
baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun
kondisi keuangan lainnya
7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh
perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan
4. Desaigner
Tanggung jawab umum dari desaigner yaitu:
a. Melakukan gambar desain 3D untuk presentasi dan untuk di
acc konsumen
b. Melengkapi dengan semua elemen interior yang ingin
ditampilkan diruangan tersebut
c. Dalam desain harus memperhatikan pelaksanaan di produksi
d. Warna dan material yang dipakai harus sudah ditentukan pada
38
e. Desain 3D harus menyesuaikan dengan lapangan yang
sebenarnya
5. HRD (Human Resources Department)
HRD bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya
manusia Perusahaan, dimana yang ideal memiliki 8 aspek/pilar, yaitu
dimulai dari:
1. Seleksi dan Rekrutmen
Bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai
melalui penerimaan pegawai hingga penempatan para pegawai
baru tersebut diposisi-posisi yang tepat.
2. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
Menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi
melalui berbagai aktivitas pelatihan, Pendidikan dan
pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan
ketrampilan kerja.
3. Compensation and Benefit
Menyusun strategi hingga implementasi atas seluruh
kompensasi yang diterimakan kepada pegawai yang mengacu pada
kondisi pasar.
4. Manajemen Kinerja (Performance Management)
Sebagai upaya monitoring kesenjangan antara standard
39
5. Perencanaan Karir (Career Planning)
Bertanggung jawab atas pengelolaan, perencanaan dan
jenjang karir bagi seluruh anggota organisasi, artinya setiap
pegawai memiliki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan
kompetensi yang ia miliki.
6. Hubungan Karyawan (Employee Relations)
Sebagai Internal PR bagi setiap kebutuhan pegawai
terhadap informasi, kebijakan dan peraturan perusahaaan.
7. Separation Management
Mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja
dalam organisasi, dimana banyak yang disebabkan karena normal
separation (pensiun, habisnya masa kontrak, atau meninggal), atau
early retirement (pensiun sebelum masanya).
8. Personnel Administration andHRIS
Biasa dikenal dengan personalia atau kepegawaian adalah
fungsi yang mendukung terlaksananya fungsi HR yang lain.Secara
umum bertanggung jawab terhadap employee database, payroll dan
pembayaran benefit lainnya, pinjaman karyawan, absensi,
pencatatan cuti tahunan.Masing-masing pilar inilah yang akan
menopang kinerja fungsi HR dalam organisasi untuk dapat
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk menjawab
40
6. Kepala Produksi
Tugas Utama kepala produksi yaitu:
a. Memberikan tugas kepada seluruh tukang &kepala tukang
b. Cek/control seluruh tugas yang dikerjakan oleh tukang-tukang.
c. Cek/control ketertiban seluruh tukang.
d. Cek posisi/jumlah barang produksi dari awal sampai akhir.
e. Cek seluruh barang yang akan dikirim.
f. Siap menjalani Koordinator Setting, bila diperlukan
7. Marketing
Tujuan jabatan marketing yaitu merencanakan, mengontrol dan
mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target
penjualan dan pengembangan pasar secara efektif dan efisien.
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pengelolaaan
pemasaran sesuai dengan prosedur.
8. Kepala Devisi Non Produksi
Tugas Jabatan :
a. Melaksanakan fungsi control dalam divisi dan antar divisi.
b. Melaksanakan analisis, pemeriksaan,cross check dan control
keuangan perusahaan, untuk menjamin kelancaran, keakuratan
41
c. Melaksanakan analisis, pemeriksaan, cross check dan control
pembelian serta penggunaan bahan.
C. Proses Produksi
Proses produksi pada CV. Dharma Putra Mandiri terdiri dari
beberapa proses produksi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing
proses produksi:
1. Sawmill
Sawmill disebut juga proses penggergajian kayu. Log kayu
dapat dibelah menjadi ukuran papan yang dibutuhkan, proses sawmill
menggunakan bandsaw yang berukuran besar untuk memudahkan
proses penggergajian. Proses sawmill yang benar dilakukan dengan
cara:
a. Melihat arah serat kayu
b. Melihat banyaknya kayu teras dan kayu gubal
c. Menghilangkan kulit kayu
d. Menghilangkan hati kayu
Setelah menjadi papan yang dibutuhkan kemudian diproses ke
tahap selanjutnya.
2. Kilendray
Kilendray disebut juga dengan sistem pengovenan kayu. Kayu
42
tersebut berfungsi untuk mencegah agar kayu tidak melengkung saat
diproses menjadi mebel.
Pengovenan yang benar dilakukan dengan cara:
a. Kayu dipanaskan sesuai dengan suhu yang dibutuhkan, suhu untuk
kayu jati berkisar antara 50ºC - 60ºC.
b. Kadar air yang dibutuhkan yaitu12 mc (moiceture contant).
c. Penggunaan obat kimia untuk mencegah rayap dan jamur
(bluestain).
d. Setelah mc mencapai titik yang ditentukan baru oven dimatikan
dan masuk pada proses penganginan selama 1 minggu, setelah itu
kayu siap dimasukkan ke proses selanjutnya.
3. Rough mill
Rough mill adalah proses pembahanan papan yang sudah keluar
dari oven untuk dijadikan bahan semi komponen. Mesin yang
digunakan dalam proses ini yaitu:
a. Bensol
b. Planner untuk meratakan
c. Thicknesser
d. Table soul dan radiarm sau untuk proses pemotongan
Bahan yang sudah menjadi semi komponen akan di tally
43 4. Prosesing
Prosesing adalah bagian untuk memproses bahan semi
komponen menjadi komponen siap rakit.Bagian prosesing disebut juga
proses pembuatan konstruksi untuk mebel, konstruksi yang dibuat
disesuaikan dengan gambar kerja yang diperlukan oleh designer. Jenis-
jenis konstruksi adalah sebagai berikut:
a. pan dan lubang
b. konstruksi dowel
c. konstruksi dofetail (ekor burung)
Mesin yang digunakan dalam prosesing meliputi:
a. tenoner dan mortise
b. spindle dan double spindle
c. mesin radial bur
Barang semi komponen yang sudah melalui proses konstruksi
akan dilanjutkan ke langkah selanjutnya.
5. Assembling
Assembling adalah proses perakitan komponen, disini
komponen yang sudah diproses konstruksi akandiassembling dengan
menggunakan claimp. Proses assembling dibedakan menjadi:
a. Knough down, disebut juga semi assembling atau barang yang bisa
44
downbiasanya menggunakan sistem konstruksi yang mudah di
bongkar pasang.Contohnya dengan menggunakan hanger bolt,
menggunakan mini fix three dan menggunakan baut nanas.
b. Sistem rakit jadi atau perakitan yang tidak bisa dibongkar lagi.
Dalam sistem ini semua barang komponen akan dirakit dengan
menggunakan lem sehingga barang tersebut tidak bisa dibongkar
pasang, adapun jenis - jenis lem yang digunakan yaitu lem pvac /
lem 1 komponen, lem epoxy/lem 2 komponen, lem pu (poly
urethany), lem kuning yang hanya digunakan untuk menempelkan
bahan yang bukan terbuat dari kayu, contohnya multiplek. Lem 1
komponen adalah lem yang tidak menggunakan herdirner atau
obat cepat kering sehingga membutuhkan waktu pengeringan yang
cukup lama 6 - 12 jam. Sedangkan lem 2 komponen adalah lem
yang menggunakan herdirnersehingga dapat mempercepat proses
pengeringan, jadi waktu pengeringannya hanya menggunakan
waktu 2 jam.
6. Finishing
Proses pewarnaan barang jadi, finishing dibedakan menjadi
beberapa tipe yaitu dengan:
a. melamine
b. natural celulos atau nc
c. poliuritn
45 e. duco
f. un finished
Langkah yang digunakan untuk proses melamine, nc dan
poliuritnyaitu dengan cara barang di amplas atau disender dengan
tingkat kehalusan 240 kemudian barang jadi di sending sealor dengan
menggunakan cat sending ditambah dengan tinner setelah proses
tersebut barang jadi diamplas kembali sampai tingkat kehalusan 320
baru kemudian diberi warna sesuai dengan permintaan. Setelah
pewarnaan selesai lalu dilanjutkan ke proses topcoat.Bahan yang
digunakan untuk topcoat menggunakan clear ditambah dengar tinner
dan hardineer atau pengering. Proses pengeringan untuk topcoat
memakan waktu 12 jam sampai 1 hari tergantung banyak hardineer
yang digunakan.
Water based, perbedaannya dengan lainnya adalah cat yang
digunakan dengan bahan air sehingga lebih ramah lingkungan. Proses
finishing dengan menggunkan water based, barang diamplas dengan
tingkat kehalusan 240 setelah itu desending siller dengan
menggunakan cat sending ditambah dengan air setelah proses tersebut
ditambahkan warna sesuai permintaan. Kemudian ditambahkan ke
dalam top coat.Perbedaan finishing water based dengan yang lainyaitu
bahan tambahan yang digunakan tidak menggunakan tiner tetapi
menggunakan air sehingga dapat menekan ongkos produksi. Finishing
46
Finishing cat duco adalah sitem pengecetan dengan
menggunakan lapisan coating yang sama dengan sistem pengecetan
pada mobil, daya tahan cat duco tergantung pada ketebalan lapisan
coating dan tipe ketebalan cat. Finishing duco lebih fleksibel karena
bisa diterapkan ke semua jenis material kayu dan memberikan hasil
yang lebih fancy namun membutuhkan waktu pengerjaan yang lama
karena dan banyak proses yang harus dilalui.
Proses finishing duco adalah sebagai berikut:
Barang jadi diamplas dengan tingkat kehalusan 360, barang jadi
diberi cat epogxy untuk menghilangkan serat kayu.Setelah kering
barang jadi diamplas dengan menggunakan amplas 400 dan air, setelah
itu barang jadi diberi warna sesuai permintaan. Untuk top coat akhir
dapat disesuaikan menggunakan clear glosy dan clear doff atau redup.
Proses unfinish disebut juga good sended atau barang jadi yang
hanya diamplas dengan tingkat kehalusan 400 dan tidak melalui proses
finishing.
7. Packaging
Proses packaging merupakan proses mengepak dengan karton
box atau single face .Barang di pack per unit barang jadi. Pengiriman
ke dalam kota menggunakan pickup pabrik sedangkan pengiriman ke
47 D. Personalia
CV.Dharma Putra Mandiri saat ini memiliki 11 orang staf
administrasi, 29 tenaga kerja produksi, 2 satpam serta memiliki 10 alat dan
10 mesin.Para karyawan melaksanakan tugas dan tanggungjawab
masing-masing yang dibebankan dari perusahaan.Diharapkan dapat mencapai
tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba.Karyawan di dalam produksi
harus mampu memiliki kompetensi di bidang kayu atau pengalaman di
biadang kayu. CV.Dharma Putra memberikan gaji tau upah pada karyawan
tetap yaitu satu bulan sekaliyang diserahkan setiap tanggal 1 bulan
berikutnya, sedangkan gaji yang diberikan pada karyawan tidak tetap
48 BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. ANALISA DATA
Perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri adalah perusahaan yang bergerak
dalam desain interior dan industri manufaktur. Perusahaan menerima pesanan dari
luar sesuai spesifikasi yang diinginkan konsumen. Perusahaan membuat desain
dan penawaran kepada konsumen sesuai kebutuhan yang diinginkan konsumen.
Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada salah satu konsumen
yang mencakup pembuatan produk table dan bench sebagai objek yang diteliti.
Perhitungan harga pokok produksi pada saat pemesanan diselesaikan yaitu dengan
menjumlahkan keseluruhan biaya produksi yang terkait pada proses produksi.
1. 1. Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada maka, menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan
Prosedur yang dilakukan oleh CV. Dharma Putra Mandiri dalam
penentuan harga pokok produksi yaitu mengumpulkan seluruh biaya
produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk lebih jelas melihat prosedur
penentuan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan, maka
penulis akan mendiskripsikan biaya-biaya pembentuk harga pokok
produksi berdasarkan data yang sudah didapat dari perusahaan.