• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil persentase jus press tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat dari data Tabel 4 dengan rata-rata 9,45%. Ketentuan standar kandungan minyak pada jus press tandan 19,00%. Semakin tinggi minyak yang dapat diselamatkan semakin tinggi rendemen pabrik. Hasil persentase unstripplbe bunch dengan standar perusahaan 2% mempengaruhi kadungan minyak pada jus press tandan kosong kelapa sawit kerna tandan yang masih memiliki berondolan tidak dapat dipress. Jika hasil persentase melebihi 2% maka semakin banyak tandan kosong yang tidak dipress sehingga kehilangan minyak pada tandan kosong meningkat (kandungan jus press rendah).

Tandan kosong dari threshing menuju pintu-pintu masuk ke alat press tandan kosong kelapa sawit yang berdiameter lebar 6 cm, panjang 15,5 cm. sehingga tandan yang masih memiliki berondolan dan tektur masih keras tidak dapat masuk kedalam alat press tandan kosong sehingga tandan tidak terpress, langsung terbuang ke penumpukan limbah tandan kosong.

Mesin press tandan kosong berkerja dengan cara berputar satu arah sehingga tandan yang masuk melalui pintu bagian atas ikut berputar yang mengakibatkan terpisahnya antara air bercampur minyak dengan serat tandan kosong. Serat tandan kosong keluar melalui bagian depan mesin press dan jatuh ke conveyor bagian bawah mesin press tandan kosong menuju pembuangan limbah tandan kosong, sedangkan jus press (air bercampur minyak) masuk ke

tangki jus press melalui pipa bagian dalam mesin press tandan kosong kelapa sawit.

Dengan adanya press tandan kosong menjadikan rendemen minyak pabrik tinggi, tahun 2011-2012 memiliki rendemen 26%. Ada 3 alat press tandan kosong yang digunakan sehingga hanya 70% tandan kosong yang terpress, 30% tandan yang tidak terpress bisa disebabkan karna mesin press penuh dan tandan masih memiliki brondolan.

Kehilangan minyak dilihat pada besar kecilnya persentase USB bukan dari persentase jus press tandan, hasil press tandan dimurnikan bersamaan dengan minyak hasil screw press. Berikut adalah Tabel standar loses CPO dalam pengolahan.

Tabel 5. Standar Loses CPO Dalam Pengolahan Kelapa Sawit

Loses Standar loses

USB <2%

Press Fibre <7,8%

Under Flow <8%

Centrifuge <1%

Final Effluent <1%

Sumber : Pabrik Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas

Dari hasil pengamatan selama di pabrik Berau Mill 1, yang mempengaruhi besar kecilnya kandungan jus press tandan kosong kelapa sawit yaitu loses

empty bunch (tandan kosong yang masih memiliki berondolan). Yang mempengaruhi loses empty bunch adalah:

1. Keadaan Buah Masuk (Buah Mentah)

Kematangan buah mempengaruhi hasil perebusan, buah mentah yang direbus tidak akan terpipil semua bahkan sama sekali tidak terpipil di

thressing sehingga tandan tidak dapat dipress, tandan mentah memiliki tektur keras dan menyebabkan alat press sangkut (sendat). Jika terjadi sangkut atau sendat pada mesin press tandan kosong akan menghambat proses press dan semakin banyak tandan kosong yang tidak terpress sehingga menyebabkan meningkatnya loses pada tandan kosong. Untuk mengurangi loses pada tandan kosong yang harus diperhatikan yaitu waktu perebusan, tekanan uap pada saat perebusan, tekanan putaran pada

thresing dan pengisian thresing. 2. Sterilizer

Kapasitas sterilizer memuat 27-30 ton, jika pengisian terlalu banyak akan mengakibatkan pembagian uap tidak merata sehingga sebagian buah tidak masak. Selain kapasitas yang berlebihan, waktu perebusan sangat

mempengaruhi kematangan buah, lama perebusan 59 menit disesuaikan dengan keadaan buah. Jika buah mentah waktu perebusan ditambah, sebaliknya jika buah kelewat matang waktu perebusan disesuaikan dengan keadan buah. Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olahan suatu pabrik kelapa sawit terutama ditentukan oleh keberhasilan sterilizer oleh sebab itu perebus buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan merupakan hal yang harus dilakukan. Tandan buah segar yang ada dalam sterilizer direbus dengan memasukkan Steam dengan tekanan 2,5–2,8 kg/Cm2 dengan suhu 120-1350C. Dengan kata lain suhu sebelah bawah (kondensat) 1200C dan suhu sebelah atas 1350C. Proses perebusan merupakan kunci utama dalam rangka memperoleh minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (karnel) untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Maka untuk keberhasilan proses perebusan terutama ditentukan oleh 3 faktor yaitu: suhu, tekanan dan waktu.

Suhu yang cukup sangat diperlukan pada proses perebusan. Pada hakikatnya suhu ditentukan sampai batas tertentu oleh tekanan. Semakin tinggi tekanan semakin tinggi suhu, dimana tekanan juga berpengaruh dengan waktu. Jadi semakin tinggi tekanan semakin tinggi suhu yang dihasilkan dan semakin pendek waktu yang diperlukan untuk perebusan.

Berdasarkan percobaan dan pengalaman suhu 1200C dan waktu 60 menit dan tekanan 2,5 kg/Cm2 dalam proses perebusan adalah syarat minimal maka untuk perebusan yang baik diisyaratkan bahwa batasan-batasan tersebut harus dipenuhi. Jika tidak terpenuhi maka hal ini dapat terlihat dengan banyaknya buah/brondolan yang ikut pada janjang kosong (Unstripped Bunch).

Apabila proses perebusan kurang masak atau tidak berlangsung sesuai norma yang ditetapkan maka akan menyulitkan proses pelepasan buah dari tandannya maupun menyebabkan buah sulit membrondol. Akibatnya persentase unstrippable bunch akan tinggi. Hal ini karna pada proses perebusan terjadi proses hidrolisa pektin yang terdapat pada pangkal buah, agar buah mudah lepas dari tangkainya proses hidrolisa pectin ini memerlukan suhu 1200 C maka suhu perebusan harus dijaga supaya tidak kurang dari 1200 C.

3. Thresing

Batasan USB yang diijinkan yaitu <2% maka banyak hal yang harus perhatikan kerena tidak terlepasnya berondolan dari tandanya setelah melalui proses penebahan dapat disebabkan oleh:

a) Tandan yang terlalu padat/terlalu rapat antara lapisan berondolan sehingga steam tidak mampu menembus lapisan berondolan tersebut. b) Proses perebusan kurang masak

c) Proses penebahan yang tidak sempurna

a dan b dapat diperbaiki dipabrik, sedangkan penebahan yang tidak baik pada thressing bisa disebabkan oleh :

a) Drum terlalu pendek

b) Kecepatan putaran drum yang tidak sesuai c) Drum threser tidak sesuai

d) Janjang yang terlalu banyak dimasukkan sekaligus ke dalam drum, sehingga tandan buah segar tersebut hanya bergulir sesamanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemasukkan TBS keatas

maka TBS tersebut akan saling menekan dan akhirnya minyak akan keluar dan terbuang kerena fungsi thresher adalah untuk menebah atau melepaskan berondolan dari janjangnya, sedangkan pengeluaran minyak akan dilaksanakan pada screw press.

4. Press Tandan Kosong

Tandan kosong yang setelah keluar dari penebah masih mengandung minyak ± 1 %, maka perlu dilakukan pengambilan minyak dengan cara pengepresan pada tandan kosong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Pengisian pada press harus merata.

Jika pengisisan tidak merata sehingga menyebabkan banyak tandan kosong yang tidak terpress.

b) Perhatikan jangan ada benda-benda lain selain tandan kosong yang masuk ke press tandan.

Press tandan kosong merupakan alat yang berputar satu arah dengan memutar tandan kosong sehingga terperas, sehingga tandan yang masih memiliki brondolan akan mengakibatkan alat press tidak dapat berputar (sendat) kerena brondolan masih terdapat cangkang, begitu juga dengan benda-benda asing lainnya. Sendatnya alat press akan terjadi peningkatan tandan tidak terpress karna konveyor berjalan secara continuous sehingga tandan akan terbuang ke tempat penumpukan limbah tandan kosong.

c) Usahakan tidak ada tandan yang lewat untuk dipress.

Press tandan dilakukan untuk mengambil minyak yang hilang terbawa tandan kosong selama perebusan sehingga jika ada tandan yang tidak terpress merupakan kerugian perusahaan.

d) Bersihkan tangki minyak penampung jus press tandan kosong.

Pembersihan tanggi minyak merupakan salah satu parawatan alat sekaligus menjaga kebersihan jus press yang dihasilkan.

Pada analisis laboratorium untuk mengetahui persentase minyak pada jus

press tandan dilakukan proses pemisahan secara ekstraksi soxtec. Pelarut yang digunakan adalah N-Heksan, dimana N-Heksan merupakan bahan non polar sehingga bisa melarutkan minyak yang juga berupa bahan non polar.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait