• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ANALISIS JUS PRESS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXTEC DI PABRIK KELAPA SAWIT BERAU MILL 1 PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI ANALISIS JUS PRESS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXTEC DI PABRIK KELAPA SAWIT BERAU MILL 1 PT"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI

ANALISIS JUS PRESS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXTEC

DI

PABRIK KELAPA SAWIT BERAU MILL 1 PT. HUTAN HIJAU MAS

KECAMATAN SEGAH, KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

SOHRA

NIM:100 500 145

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

STUDI

ANALISIS JUS PRESS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXTEC

DI

PABRIK KELAPA SAWIT BERAU MILL 1 PT. HUTAN HIJAU MAS

KECAMATAN SEGAH, KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

SOHRA

NIM:100 500 145

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Studi Analisis Jus Press Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Metode Ekstraksi Soxtek Di Pabrik Kelapa sawit Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Nama : Sohra

NIM : 100 500 145

Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Jurusan : Teknologi Pertanian

Lulus Ujian Pada Tanggal, July 2013

Penguji II,

Andi Lisnawati, SP., M.Si NIP. 19750210 200312 2 002 Penguji I,

Edy Wibowo Kurniawan, S.TP.,M.Sc NIP. 19741118 200012 1 001 Pembimbing,

Elisa Ginsel Popang, S.TP., M.Sc NIP. 19701229 200312 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Heriad Daud Salusu, S.Hut.,MP NIP. 19700830 199703 1 001 Menyetujui,

Ketua Program Studi

Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Mujibu Rahman, S.TP.,M.Si NIP. 19711027 2002121 002

(4)

ABSTRAK

SOHRA. Studi Analisis Jus Press Tandan Kosong Dengan Metode Ekstraksi Soxtec di Pabrik Kelapa Sawit Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dibawah Bimbingan Pak Elisa Ginsel Popang, S.TP.,MSc.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya limbah tandan kosong kelapa sawit yang dihasilkan pabrik kelapa sawit, dan tandan kosong kelapa sawit masih mengandung minyak ± 1% sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui persentas jus press pada tandan kosong kelapa sawit dan faktor-faktor yang mempengaruhi persentase jus press tandan kosong kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa tandan kosong kelapa sawit masih mengandung minyak dengan cara menguji berapa besar kandungan minyak yang terdapat pada tandan kosong kelapa sawit, yang meliputi Exstraksi Jus Press tandan kosong kelapa sawit sampai perhitungan data.

Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi Soxtec pada jus press tandan kosong kelapa sawit. Yang meliputi pengambilan sampel, persiapan ekstraksi, ekstraksi, dan menghitung persentase kandungan minyak jus press.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pada tandan kosong masih mengandung minyak rata-rata 9,45% kandungan minyak pada jus press tandan kosong dengan standar Pabrik 19,00%, dimana hasil tersebut sesuai dengan standar Pabrik.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Sohra lahir pada tanggal 17 Maret 1991 di desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan. Merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara Bapak Amiruddin Muha dan Hj. Tahe.

Tahun 1997 memulai pendidikan di Sekolah Dasar dan lanjut ke SMP tahun 2004 dan SMK memperoleh ijazah tahun 2010 di Sebatik Barat. Pada tahun 2010 melanjutkan Pendidikan Tinggi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.

Bulan Maret-Mei 2013 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Hutan Hijau Mas, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim,

Syukur alhamdulillahi-rabbilalamin penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan ridhonya serta kasih sayangnya, serta salawat beriring salam penulis ucapkan kehadirat nabi besar Muhammad S.A.W, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk meraih Gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, mendidik dan melimpahkan kasih sayang kepada penulis. Serta kakak, adik dan keluarga besar penulis yang telah memberikan do’a, dukungan, bantuan dan restunya.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Mujibu Rahman, S.TP.,MSi. selaku ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP)

4. Pak Elisa Ginsel Popang, S.TP., M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

5. Bapak Edy Wibowo Kurniawan, S.TP.,M.Sc. selaku dosen penguji I 6. Ibu Andi Lisnawati, SP., M.Si. selaku dosen penguji II

7. Bapak dan Ibu Dosen dan Teknisi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP).

(7)

8. Bapak Periasammy Nallan selaku Sr. Mill Manager BPOM 1, yang telah memberikan kesempatan melaksanakan PKL sekaligus melaksanakan penelitian di Laboratorium Pabrik Berau Mill 1.

9. Staff dan karyawan Laboratorium BPOM PT. HUTAN HUJAU MAS (BERAU MILL 1) yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan yang berharga kepada penulis selama melaksanakan kegiatan di Laboratorium.

10. Teman– teman POLITANI angkatan 2010, terima kasih atas bantuan dan dukungan serta motivasi kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan Karya Ilmiah.

Akhir kata saya selaku penyusun Karya Ilmiah mengucapkan terima kasih atas perhatian dan pengertiannya, semoga bermanfaat untuk dijadikan acuan pada penulisan Karya Ilmiah yang akan datang, Amin.

Samarinda, September 2013

(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN ………. i KATA PENGANTAR………..……… ii DAFTAR ISI………..……….. iv DAFTAR TABEL………..………..… vi

DAFTAR GAMBAR………..…. vii

DAFTAR LAMPIRAN .……… viii

DAFTAR ISTILAH………... ix

ABSTRAK ………... xii

RIWAYAT HIDUP ……….. xiii

I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang .………. ... 1

B. Permasalahan ………... 3

C. Tujuan ………...……….. 3

D. Hasil Yang Diharapkan………...………. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA……… 4

A. Kelapa Sawit……… 4

B. Minyak Kelapa Sawit ………... 5

C. Pemanenan Tandan Buah segar………... 10

D. Pengolahan Kelapa Sawit………... ... 12

E. Tujuan Perebusan ………...……...……….. ... 17

F. Thressing (Pemipilan)……..……….. 20

G. Limbah Pabrik Kelapa Sawit ……… 21

H. Tandan Kosong Kelapa Sawit……….………..……….. 23

I. Press Tandan Kosong Kelapa Sawit……….. 23

J. Ekstraksi ……….. 24

III. METODE PENELITIAN………... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 29

B. Alat dan Bahan Yang Digunakan………... 29

C. Prosedur Penelitian……… 29

D. Data Analisis……… 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 31

A. Hasil Penelitian…. ………. 31

(9)

V. KESIMPULAN DAN SARAN……… ……… 39

A. Kesimpulan ………... 39

B. Saran ……….. 39

DAFTAR PUSTAKA……….. 40

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Perbandingan Produktifitas Komoditas Perkebunan.………… 4 2 Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung

Dan Daging Buah……… 5

3 Standar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit 10 4 Data Hasil Penelitian………….……….…………. 31 5 Standar Loses CPO Dalam Pengolahan Kelapa Sawit……… 34

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Diagram Pengolahan Kelapa Sawit……… 22

2 Alat Soxtec………...……… 25

3 Alat Soxhlet……… ………. 27

4 Grafik Rata-Rata Persentase Kandungan Minyak Jus Press

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Data Penelitian……… 42 2 Perhitungan Yang Dingunakan……… 43 3 Gambar Pengolahan Kelapa Sawit Dari Penerimaan Buah

Sampai Pemisahan Buah Dari Tandan……… 45 4 Gambar Proses Pengepresan Tandan Kosong Kelapa Sawit,

Pengambilan Sampel Jus Press Tandan Kosong………. 47 5 Gambar Proses Analisis Kandungan Minyak Pada Jus Press

Tandan Kosong Kelapa Sawit……… 49 6 Data Analisis ALB, Air, Kotoran Dan Rendemen Minyak

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit di Indonesia memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan lapangan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit (Fauzi dkk, 2004).

Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar (Fauzi dkk, 2004).

Pada saat proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO terjadi kehilangan minyak, salah satu kehilangan minyak adalah pada tandan kosong. Buah kelapa sawit diolah bersama tandan, setelah melalui proses penebahan (pemisahan tandan dengan buah), buah dan tandan terpisah buah akan dipress, sedangkan tandan kosong setiap perusahaan berbeda perlakuannya ada yang langsung menjadikan tandan sebagai limbah padat, sedangkan di PT. Hutan Hijau Mas Pabrik Berau Mill 1 melakukan Dobel press yaitu tandan kosong dipress. Yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan minyak pada tandan kosong, alat press tandan berbeda dengan alat screw press. Alat press tandan kosong menggunakan besi-besi sebagai pemeras tandan, dengan 100 ampere. Hasil dari press masuk ke tank jus press untuk diolah lebih lanjut, dan ampas

(14)

press tandan kosong jatuh ke konveyor menuju pembuangan ampas press tandan kosong.

Dengan adanya mesin press tandan kosong kelapa sawit, maka perlu diketahui berapa besar persentase minyak yang terikut pada tandan kosong pada saat proses perebusan dan mengetahui persentase minyak yang dapat di selamatkan.

Stasiun perebusan merupakan stasiun kedua pada proses pengolahan kelapa sawit. Adapun tujuan utama dari perebusan yaitu untuk merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan asam lemak bebas (ALB) akibat hidrolisa minyak, mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, melunakkan daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan, untuk mengkoagulasi (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan minyak. Buah yang kurang masak menyebabkan brondolan buah sukar lepas dari tandannya, pengepresan yang sulit, dan inti kurang lekang dari bijinya. Sedangkan buah yang terlalu matang menyebabkan kehilangan minyak yang cukup besar pada air rebusan dan janjangan kosong.

Selain stasiun perebusan, stasiun thresing juga berperan penting dalam besar kecilnya kehilangan minyak pada tandan kosong. Karna pungsi dari stasiun thresing untuk memisahkan buah dari tandan. Drum berputar dengan 25-28 rpm untuk mememisahkan buah lepas dari tandan.

Besar maupun kecilnya angka kehilangan minyak pada pabrik pengolahan kelapa sawit merupakan ukuran bagi efisiensi ekstraksi pabrik, maka setiap sisa-sisa buangan dari proses pengolahan harus dianalisa dengan seksama dan teliti. Yang menjadi pokok permasalahan adalah berapa kandungan minyak pada jus press tandan kosong kelapa sawit setelah melalui

(15)

stasiun perebusan dan stasiun thresing sehingga dalam karya ilmiah ini berjudul judul “Studi Analisis Jus Press Pada Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Metode Ekstraksi Soxtec Di Pabrik Berau Kelapa Sawit Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimatan Timur”.

B. Permasalahan

Menjadi pokok permasalahan dalam hal ini adalah berapa persentase kandungan minyak sawit pada jus press tandan kosong kelapa sawit di PT. Hutan Hijau Mas Pabrik Berau Mill 1.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persentase kandungan minyak sawit pada jus press tandan kosong kelapa sawit

D. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini agar dapat mengetahui persentase kandungan minyak sawit pada jus press tandan kosong kelapa sawit. Penulisan Karya Ilmiah ini dapat memberi pengetahuan tentang kehilangan minyak pada tandan kosong kelapa sawit.

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelapa Sawit

Menurut Fauzi dkk (2008), dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam indentifikasi secara Ilmiah. Metode pemberian nama Ilmiah (Latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus. Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai :

Divisi : Embryophyta siphonagama Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledonae

Famili : Arecaceae (dulu disebut pelmae) Supfamily : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : 1. E. guineensis Jacq 2. E. oleifera (H.B.K) Cortes

3. E. odora

Tabel 1. Perbandingan Produktifitas Komoditas Perkebunan

Komoditas Produktifitas (kg/ha)

PR PBN PBS Karet Kelapa Sawit Kalapa Dalam Kelapa Hibrida Kopi Robusta Kopi Arabika Coklat 659 2.173 1.037 997 583 830 1.313 1.071 4.929 1.141 1.301 633 830 812 1,310 2.693 934 920 604 581 856 Sumber : Fauzi dkk, 2008

(17)

Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, Tenera. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24%, sedangkan pada varietas Dura 16-18% (Fauzi dkk, 2008).

Table 2. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan Daging Buah

Varietas Diskripsi Dura

- Tempurung tebal (2-8mm)

- Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung - Daging buah relative tipis, yaitu 35-50% terhadap buah - Karnel (daging buah) besar dengan kandungan minyak rendah - Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina Pisifera

- Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada - Danging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura - Daging biji sangat tipis

- Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan

Tenera

- Hasil dari persilangan dura dengan Pisifera - Tempurung tipis (0,5-4 mm)

- Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung - Danging buah sengat tebal (60-96% dari buah)

- Tandan buah lebih banyak, tetapi ukuran relatif lebih kecil

Sumber : Fauzi dkk, 2008

B. Minyak Kelapa Sawit

1. Minyak sawit

Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit (mesocrap) tanaman Elaeis guineensis Jacq. Minyak sawit kasar yang dikenal dengan istilah CPO

(18)

(Crude Palm Oil) adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi dari bagian mesocrap buah.

Minyak sawit adalah suatu triglisida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit berwarna merah jingga kerena kandungan karotenoida, berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB-nya), (Mangoensoekarjo dan Haryono, 2008).

2. Keunggulan Minyak Kelapa Sawit

Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Dalam CPO kadar sterol berkisar antara 360 – 620 ppm dengan kadar kolesterol hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar 0,001% dalam CPO. Bahkan dari hasil penelitian dinyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit. Minyak sawit dapat dinyatakan sebagai minyak goreng nonkolesterol (kadar kolesterolnya rendah) (Fauzi dkk, 2008).

3. Pembentukan Minyak Dalam Buah

Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit adalah minyak sawit yang terdapat pada daging buah (mesokrap) dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti

(19)

sawit mulai terbentuk sudah 100 hari setelah penyerbukan. Dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh.

Jika dalam buah tidak terjadi pembentukan minyak, maka yang terjadi adalah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah dapat buah memberondol normal.

Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong-kantong minyak dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat, (Naibaho, 1998).

4. Pematangan Buah

Dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan komponen buah dan setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen maka mulailah terjadi pematangan.

Pada fase pematangan buah terjadi beberapa hal :

a. Perubahan karbohidrat menjadi gula, yang ditandai dengan rasa manis pada inti sawit dan daging buah.

b. Perombakan hemiselulosa menjadi sakarida sederhana, ini dapat dilihat bahwa ikatan antar serat kurang dengan tekstur yang lunak.

c. Perubahan warna dari hitam kehijau-hijauan berubah menjadi hijau kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi orange atau merah jingga. d. Fisik buah berubah yaitu malam yang berkilat berubah menjadi suram.

(20)

Setelah terjadi proses perombakan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol, maka buah mulai lepas dari bulirnya. Proses ini akan lebih cepat jika terjadi terik panas matahari yang diikuti dengan hujan (Naibaho, 1998).

5. Kadar Air

Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan dipabrik serta penimbunan. Air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering. Kadar air yang tergantung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektifitas pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang terlalu matang akan mengandung air yang lebih banyak. Untuk itu perlu pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan produk lain yang mutunya tinggi.

Minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air yang sangat kecil (≤0,15%) akan memberikan kerugian mutu minyak, dimana pada tingkat kadar air yang demikian kecil akan sangat memudahkan proses terjadinya oksidasi dari minyak itu sendiri. Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen diudara baik pada suhu kamar dan selama proses pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau tidak enak (ketengikan). Akibatnya mutu minyak menjadi turun. Jika kadar air dalam minyak sawit (≥0,15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa minyak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang akan menghasilkan rasa bau tengik pada minyak tersebut.

(21)

Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan yang intensif pada proses pengolahan dan penimbunan. Hal ini bertujuan untuk menghambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak (Gunawan E,2004).

6. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit

Menurut Fauzi dkk 2008. Minyak sawit memegang peranan yang sangat penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti :

1. Benar-benar murni dan tidak dicampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur nilai titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan yodium.

2. Pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas (ALB), air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan.

Kebutuhan minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan nonpangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran maupun aspek higenisnya harus lebih diperhatikan.

Tabel 3. Standar mutu minyak sawit, inti sawit dan minyak inti sawit

karakteritik Minyak sawit Inti sawit Minyak inti sawit Keterangan Asam lemak bebas 5 % 3,5 % 3,5 % Maksimal Kadar kotoran 0,5 % 0,02 % 0,02 % Maksimal Kadar zat penguap 0,5 % 7,5 % 0,2 % Maksimal Bilangan peroksida 6 meq - 2,2 meq Maksimal Bilangan iodine 44-58 mg/g - 10,5-18,5 mg/g -

(22)

Kadar logam (Fe,Cu) 10 ppm - - - livibond 3-4 R - - - Kadar minyak - 47 % - Minimal kontaminasi - 6 % - Maksimal Kadar pecah - 15 5 - Maksimal

(Fauzi dkk, 2008)

C. Pemanenan Tandan Buah Segar

Tanaman kelapa sawit dianggap sudah menghasilkan pada tahun ketiga setelah ditanam. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar 6 bulan setelah penyerbukan.

Proses pemasakan tandan kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna buahnya. Buah kelapa sawit yang masih mentah berwarna hijau karena pengaruh zat klorofil. Selanjutnnya akan berubah menjadi merah atau oranye akibat pengaruh zat warna beta karotin. Setelah warna merah atau oranye tercapai berarti minyak sawit yang terkandung dalam dinging buah telah mencapai maksimal dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandannya.

Sudah lazim bahwa kriteria kematangan panen dinyatakan dalam jumlah buah sawit yang sudah jatuh. Sebagai patokan, jumlah minimum buah sawit (brondolan) yang jatuh sebanyak 10 buah (brondolan) untuk tanaman muda menghasilkan dan 15 buah untuk tanaman tua menghasilkan.

Secara teori, tandan yang ideal dipanen saat kandungan minyak dalam daging buahnya maksimal dan kandungan asam lemak bebasnya serendah mungkin. Namun, hal ini tidak mungkin dilakukan karena di dalam tandan, buah sawit tidak dapat masak secara serentak (Sunarko, 2007).

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dan panen berikutnya di tempat yang sama. Rotasi panen tergantung pada cepatnya

(23)

buah matang. Pada panen permulaan, biasanya rotasi 15 hari, selanjunya 10 hari, dan terakhir 7 hari. Rotasi menggunakan symbol 5/7, yakni 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari. Sistem panen ada tiga cara sesuai tinggi pohon yaitu : 1. Sistem panen jongkok untuk pohon setinggi 2-5 meter, menggunakan dodos. 2. Sistem panen berdiri untuk pohon setinggi 5-10 meter, menggunakan

kampak siam.

3. Sistem panen agrek untuk pohon lebih tinggi >10 meter, mengunakan agrek. Dengan standar panen yaitu :

1. Tidak ada buah mentah yang dipanen. 2. Tidak meninggalkan buah yang matang.

3. Semua buah sawit dikumpulkan dan dalam keadaan bersih dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

4. Merontokkan tandan yang terlalu matang. 5. Memotong gagang tandan.

6. Memotong cabang harus baik. (Sunarko, 2007).

D. Pengolahan Kelapa Sawit

Tahap-tahap pengolahan buah kelapa sawit Berau Mill 1 sebagai berikut: (Anonim, 2010).

1. Penimbangan

Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan tandan buah segar yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS)

(24)

serta pada saat keluar (berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik.

2. Pembongkaran buah (Loading ramp)

Tandan buah segar yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutanya dibongkar di loading ramp dengan menuang (dump) langsung dari truk. Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara, untuk mengetahui baik buruknya buah yang masuk ke pabrik dengan melakukan sortasi. Karateristik buah yang masuk ke pabrik adalah :

Ripe Bunch( buah masak) 98%

Under Ripe Bunch ( buah kurang masak) 2%

Black( buah mentah) 2%

• Brondolan 10-15%

Empty Bunch 0%

Long Stalk <2 cm

Pest Damage <5%

Under Pollinaled 0%

Untuk mengurangi tingginya ALB maka buah harus dihantar ke pabrik selambat-lambanya 36 jam setelah pemanenan. Sehari 3 kali sortasi tiap PT/kebun, truk yang pertama datang yang akan digrading sedangkan truk selanjutnya (satu PT) tidak disortasi sampai waktu sortasi selanjutnya. Sedangkan buah dari luar tidak disortasi tinggal dilihat buahnya dan diberikan potongan 5% tiap mobil.

(25)

3. Perebusan (Steriliser)

Ketel rebusan (sterilizer) adalah bejana uap tekanan yang digunakan untuk merebus buah.

- Tujuan perebusan adalah

• Mematikan enzim-enzim untuk mencegah berlanjutnya proses kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas)

• Mengurangi kadar air dalam buah

• Memudahkan berondolan lepas dari tandan

• Melunakkan daging buah agar mudah dilumat dalam digester

• Memudahkan proses selanjutnya

Sterilizer yang dipakai di Berau Mill I adalah model sterilizer vertikal dengan kapasitas 27-30 ton TBS

- Keuntungan Sterilizer Vertikal adalah :

• Waktu perebusan buah relatif singkat.

• Tidak membutuhkan banyak peralatan tambahan dan menggunakan tenaga kerja yang sedikit.

• Biaya perawatan relatif kecil karena kurangnya peralatan tambahan

• Buah masak lebih sempurna karena uap akan langsung mengenai buah.

• Membutuhkan ruang kerja yang lebih kecil. - Kekurangan Vertikal Sterilizer

• Karena semua sistem operasi berjalan secara automatis maka bila ada salah satu yang tidak berfungsi akan mempengaruhi semua sistem.

(26)

Loses lebih tinggi sampai 5-7% karena hasil dari penempatan buah dalam sterilizer.

4. Stasiun Pemipilan (Thressing)

Stasiun thressing adalah stasiun pemisahan berondolan dengan jajang kosong. Ketidak sempurnaan stasiun pada proses thressing, mempengaruhi efisiensi pabrik yaitu tingginya losses atau buah yang terikut di tandan.

Proses terjadinya pelepasan buah dari tandannya di dalam thressing drum adalah : Dari incleaned fruite conveyor tandan buah yang telah direbus jatuh di hopper kemudian dengan diatur oleh automatic feeder tandan buah jatuh ke dalam stripper drum, akibat putaran drum 25-28 Rpm mengakibatkan tandan buah akan bergulir di dalam stripper drum kemudian akibat adanya plate beater menyebabkan tandan tertahan pada titik atas drum dan jatuh terbanting-banting di stripper drum, akibatnya brondolan akan terlepas dari tandan dan melalui celah-celah rusuk drum berondolan jatuh ke under thresster conveyor. Selanjutnya melalui fruit distribution conveyor (feed degester) dibagi-bagikan ke digester.

5. Stasiun pencacahan (Digester)

Digester adalah bagian dari mesin screw press (continouse double srew press) yang disatukan dengan sebuah reduktor ( vertical reduction gear box) yang dapat bekerja berat dengan efisien yang tinggi dan pengoperasiannya hanya memerlukan biaya pemeliharaan yang relatif sedikit untuk jangka waktu yang panjang, dimana mesin pengaduk ini dilengkapi dengan 6 set pisau pengaduk (digester long arm) dan satu set pisau pengeluaran buah (expeller arm).

(27)

Tujuan dari pengadukan adalah mempersiapkan daging buah, untuk proses pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari ampas biji dengan kerugian (kehilangan minyak) yang sekecil mungkin.

6. Screw Press

Hasil cacahan dari digester langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis di bagian bawah digester. Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk mengencerkan (dilution) sehingga Masa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Pemakaian air <20%, tekanan hydrolik pada accumulator 50–60 kg/cm², Temperatur pengadukan 95ºC, dengan tekanan 1.000 psi. Pada proses pengempaan, minyak akan diekstraksi sebanyak mungkin. Tujuan dari pengempaan adalah untuk mengambil minyak dari adukan atau mendapatkan efisiensi dari ekstraksi minyak dengan kualitas yang baik.

7. Klarifikasi (Oil Room)

Minyak kasar (Cruide Oil) adalah hasil pengempaan daging buah yang biasanya langsung diproses tanpa pencucian. Dimana crude oil hasil pengempaan tersebut terdiri dari beberapa unsur yang harus dipisah sehingga minyak kasar (Crude Oil) berubah menjadi minyak murni yang disebut dengan crude palm oil (CPO) yang siap untuk dipasarkan. Pemurnian dimulai dari :

a) Continous setting tank yang merupakan tempat sludge dari crude oil tank yang terdiri dari tabung silinder yang berbentuk kerucut berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge dengan aliran under flow. Dengan steam pengendapan dan meginjeksikan uap dengan

(28)

temperature 90-950C. Minyak memiliki berat jenis yang lebih rendah akan terpung dan dialirkan langsung ke pure oil tang melalui tabung minyak (skimmer).

b) Di pure oil tang minyak dipanaskan lagi dengan steam coil untuk mendapatkan suhu 80-850C. panas yang dihasilkan akan menyebabkan air dan kotoran yang terikut dari continous setting tang akan turun ke lapisan bawah. Kotoran dan air ditampung di sludge drai tank untuk diproses kembali. Minyak dari pure oil tank dialirkan ke oil purifier.

c) Oil purifier bertujuan untuk memisahkan air dan kotoran yang masih tertinggal pada minyak. Air dan kotoran memiliki berat jenis yang lebih berat dari minyak akan tercampak keluar. Selanjutnya dibuang ke kolam sluge pit. Sedangkan minyak dialirkan ke float tank sebagai tempat penampungan minyak. Setelah itu minyak dialirkan ke vaccum dryer. d) Vaccum dryer bertujuan untuk mengurangi kadar air minyak. Pada

vaccum dryer minyak diupkan dengan sistem mengebutkan minyak. Suhu minyak 90-950C agar kadar air cepat menguap (mengabut) dan uap air akan terhisap keluar oleh vaccum pump. Minyak yang murni langsung ditransfer storage tank.

e) Sludge yang ada pada continous setting tank akan ditekan keluar ke sludge tank dengan suhu 90-950C dan dialirkan ke vibrating screen. f) Vibrating screen yaitu sebuah saringan halus yang bergetar dimana

saringan terdiri 2 tingkat yaitu bagian atas memakai saringan 30 mesh dan pada bagian bawah 40 mesh. Vibrating screen terdiri 4 alat yang berfungsi untuk memisahkan fine fibre (ampas halus dari minyak

(29)

bebas). Setelah itu masuk ke Pressleaner Tank berfungsi untuk memisahkan pasir dan kotoran.

g) Sludge yang ada pada preleaner dipompa ke desender untuk memisahkan pasir. Alat desender terdiri dari 2 jenis, terdiri dari desender petama yang berfungsi memisahkan pasir kasar yang terdiri dari 2 alat, sedangkan desender kedua untuk memisahkan pasir halus.

h) Sludge dari desender dialirkan ke distributor tank, kemudian dialirkan ke sludge sentrifuge yang terdiri dari 10 alat. Alat ini berfungsi sebagai pemisah minyak dan sludge dengan kecepatan 8000 rpm. sludge yang keluar akan ditampung ke kolam sludge pit, kemudian ke final effluent. Sedangkan minyak akan ditampung di reclained tank dan di recycle ke continous setting tank untuk diperoses seperti pada continous setting tank poin a.

E. Tujuan Perebusan

Menurut Naibaho (1998), setiap PKS tentunya menginginkan hasil minyak dengan kualitas yang baik, tingkat keasaman yang rendah, dan minyak yang mudah dipucatkan (bleaching). Proses perebusan sangat menetukan kualitas hasil pengolahan pabrik kelapa sawit. Tujuan dari perebusan tandan buah segar yaitu untuk menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB), melepaskan buah dari spiklet, menurunkan kadar air, pemecahan emulsi, melepaskan serat dari biji dan membantu proses pelepasan inti dari cangkang.

1. Menghentikan Aktifitas Enzim

Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan

(30)

tertentu. Enzim dapat dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bekerja sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan kembali menjadi asam lemak bebas (ALB).

Enzim oksidase berperan dalam proses pembentukan perioksida yang kemudian dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugusan aldehid dan kation. Senyawa yang terakhir akan dioksidasi lagi menjadi asam, jadi ALB yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan oksidase. Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanaman (plant enzim) dan yang terkontaminasi selama proses penanganan.

Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami kememaran atau luka. Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran dalam persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 500C. Oleh sebab itu perebusan pada suhu 120oC akan mnghentikan kegiatan enzim.

2. Melepaskan Buah Dari Spiklet

Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan dari spikletnya.

Buah dapat terlepas dari spiklet melalui cara hidrolisa dan hemisellulosa dan pektin yang terdapat di pangkal buah. Hirdrolisis dapat terjadi dengan proses kimia dan fisika dan reaksi biokimia. Hidrolisi dengan reaksi biokimia telah terjadi sebagian di lapangan yaitu pada proses pemasakan buah yang ditandai buah dengan memberondol. Reaksi hidrolisis hemisellulosa dan pektin terjadi dalam ketel rebusan yang

(31)

dipercepat oleh pemanasan. Panas uap tersebut dapat meresap dalam buah karena adanya tekanan.

Hidrolisis pektin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu masih perlu dilanjutkan dengan proses pemipilan pada “threshing”.

3. Menurunkan Kadar Air

Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada perikarp yang mempermudah proses pengempaan.

Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antar sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan berlangsung.

Perikarp yang mendapat perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat serat mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan meningkatkan efisiensi digester dan dipericarper/polishing drum. Air yang terkandung dalam inti akan menguap melalui mata biji sehingga kernel susut dan proses pelepasan biji akan lebih mudah.

4. Pemecahan Emulsi

Minyak dalam perikarp berbentuk emulsi dapat lebih mudah keluar dari sel bantuan pemanasan, yang mengakibatkan penggabungan fraksi yang memiliki polaritas yang sama dan berdekatan sehingga minyak dan air masing-masing terpisah. Peristiwa ini akan mempernudah minyak keluar dari

(32)

perikarp. Penetrasi uap yang sempurna pada perikarp, terutama pada buah yang paling dalam akan mempertinggi efisiensi ekstraksi minyak. Pemecahan emulsi yang telah dimulai dari perebusan akan membantu proses pemisahan minyak dari air dan padatan lainnya.

F. Thressing (Pemipilan)

Threshing adalah sebuah silinder drum, dimana dinding silinder drum adalah susunan dari plat-plat strip dimana ketebalan plat strip+10 mm dan jarak antara sutu plat dengan plat yang lain di sebut dengan kisi-kisi drum yang berjarak 30-40 mm. Dan pada kisi-kisi drum dipasang plate beater (pelat tekanan) dengan tujuan pada saat tandan pada titik atas dapat tertahan dan jatuh/terbanting ke kisi-kisi bawah drum sehingga fruite cage (brondolan) dapat terlepas dari tandannya. Pada bagian depan dan bagian belakang silinder terdapat landasan penahan drum yang terbuat dari cast iron steel yang mempunyai ketahanan gesekan yang tinggi, dimana landasan ini memutarkan roller (Roda Penahan Landasan) dan antara landasan dengan roller harus terjadi friction (gesekan) dan dari konstruksinya maka kehausan yang ditimbulkan akibat gesekan yang terjadi pada roda penahan (roller) dengan tujuan, apabila roda penahan (roller) yang haus lebih mudah dalam penggantian atau perbaikan sehingga material ini dibuat dari ally carbon steel. Untuk memutarkan selinder drum dipasang sebuah sprocked dimana sprocked ini berdiameter sama dengan jumlah giginya dan sprocked ini dihubungkan dengan sprocked gearbox elektromotor dengan menggunakan chain dengan rpm =25-28 rpm (Anonim, 2010).

(33)

G. Limbah Pabrik Kelapa Sawit

Limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit antara lain tandan kosong, limbah cair, limbah solid (padatan), dan cangkang (Pardamean, 2008).

Limbah industry pertanian mempunyai cirri khas berupa kandungan bahan organic yang tinggi. Kandungan bahan organic tersebut merupakan bahan baku potensial bagi produksi bahan-bahan yang menguntungkan atau mempunyai nilai ekonomi tinggi. Diagram bahan pengolahan kelapa sawit pada pabrik kelapa sawit dapat dilihat pada gambar berikut, (Said, 1996).

(34)

H. Tandan Kosong Kelapa Sawit

Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, dihasilkan juga tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang cukup besar. Dengan perkiraan bahwa 24-35% dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit adalah TKKS maka pada tahun 1991 jumlah limbah TKKS yang dihasilkan sebesar 953.000 ton (Said, 1996).

Limbah tersebut belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Komponen terbesar dari TKKS adalah selulosa (40-60 %), disamping komponen lain yang jumlahnya lebih kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30 %). Salah satu alternatif pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk organik dengan melakukan pengomposan.

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan Kosong Kelapa Sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi (Fauzi dkk, 2008).

I. Press Tandan Kosong Kelapa Sawit

Buah dilepas dari tandannya menggunakan mesin pelepas buah atau thessing, buah akan masuk ke konveyor menuju digester sedangkan tandan kosong jatuh ke konveyor menuju pembuangan limbah tandan kosong. Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, janjang kosong merupakan salah satu kehilangan minyak yang telah lama diabaikan Perusahaan, dan tandan kosong hanya dijadikan pupuk dilahan. Dengan adanya alat press tandan kosong perusahaan dapat menanggulangi kehilangan minyak pada tandan kosong. Tandan kosong diproses dengan menggunakan mesin pemeras tandan kosong

(35)

(Empty Fress Bunch). Tandan kosong yang keluar dari pemipilan masih mengandung minyak ± 1%, perlu dilakukan pengambilan minyak dengan cara pengepresan tandan kosong.

Fungsi mesin press tandan kosong adalah untuk memisahkan air dan minyak dari tandan kosong yang terikut pada tandan saat proses perebusan berlangsung. Pemisahan air, minyak dari tandan dengan cara besih berputar dengan satu arah dengan arus listrik 100 ampere sehingga tandan yang masuk dari bagian atas mesin ikut berputar sehingga air, minyak terpisah dari tandan. Minyak dan air masuk ke tangki jus press tandan kosong melalui pipa di bagian bawah belakang mesin press tandan, sedangkan ampas press tandan terus berputar keluar sampai dibagian depan mesin press dan jatuh ke konveyor bagian bawah mesin press tandan menuju pembuangan limbah. Mesin press yang dingunakan di Pabrik Kelapa Sawit Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas yaitu : Buatan Khun Heng-YKL (Malaysia), Model : KH-777 dengan Kapasitas : 20 ton/jam (Anonim, 2010).

J. Ekstraksi

Bila suatu zat-tertentu membagi diri antara dua cairan yang tak-dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada kesetimbangan. Nerst pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hokum distribusi ketika pada tahun 1891 ai menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak-dapat campur sedemikian rupa sehingga angka perbandingan konsentrasi pada keseimbangan adalah konstanta pada suatu temperature tertentu (Day dan Underwood, 2002).

(36)

Alat ekstraksi yang dingunakan yaitu alat Soxtec dengan tipe SoxtecTM 2055. The Soxtec ™ 2055 Sistem mewakili baru generasi sistem ekstraksi Soxhlet manual. Dirancang untuk kenyamanan pengguna maksimum melalui bets penanganan enam sampel pada suatu waktu, memberikan minimal penanganan sistem. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan dipatenkan baru versi teknik ekstraksi Soxhlet dikombinasikan dengan penanganan pelarut terpisahkan. Sistem terdiri dari Unit Ekstraksi dan Kontrol.

Gambar 2. Alat Soxtec

Keuntungan dan kerugian alat Ekstraksi Soxtec - Keuntungan

• fungsi waktu terpisah untuk setiap langkah ekstraksi

• program dan prosedur yang mudah berulang

• Satu menangani bergerak semua sampel secara bersamaan

• Selain pelarut tertutup membatasi eksposur operator pelarut - Kerugian

• Jika terjadi satu kesalahan sempel, harus mengulang semua sempel untuk di ekstraksi.

• Resiko ledakkan lebih besar dari pada alat ekstraksi soxhlet jika tidak dijalankan sesuai prosedur.

(37)

Alat ekstraksi soxhlet

Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).

Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa

(38)

cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil) senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.

Gambar 3. Alat Soxhlet

- Keuntungan :

• Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.

• Pemanasannya dapat diatur - Kerugian :

• Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.

• Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam

(39)

wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.

• Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi.

(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di pabrik dan Laboratorium Pabrik Kelapa Sawit Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 4 bulan dari bulan Maret-Juni 2013 yang meliputi persiapan, penelitian, analisis data dan pembuatan laporan.

B. Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian yaitu : Timbangan analitik, cawan petri, desikator, microwave, satu set alat soxtec, talam, alat tulis.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian yaitu : Tandan kosong kelapa sawit, hasil press tandan kosong (jus), N-Heksan, kapas bebas minyak.

C. Prosedur Penelitian

1. Pengambilan sampel dilakukan tiap 2 jam sekali setelah proses normal-berhenti proses lalu sampel dikomposit (Homogen).

2. Siapkan cawan petri berisi kapas bebas minyak dan sampel yang telah dikomposit.

3. Timbang sampel seberat ± 15 gram ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya.

4. Masukkan sampel ke dalam Microwave selama 4 menit dengan suhu medium hit, dan didinginkan 3 menit dengan 4 kali pengulangan.

(41)

5. Setelah dari Microwave masukkan sampel ke dalam Desikator selama 15-20 menit lalu timbang.

6. Siapkan extraction cup glas (labu alas), timbang glas lalu isi dengan N-Heksan 16 ml.

7. Masukkan sampel ke dalam extraction thimbles lalu pasangkan thimble adapter dan masukkan kedalam soxtec.

8. Hidupkan soxtec dengan mengatur Thimble Handler (Boiling tim 35 menit, risixig tame 45 menit, recovery 15 menit, dre hem 5 menit.

9. Setelah itu timbang glas/labu berisi minyak dan hitung kandungan minyak pada jus press tandan kosong.

D. Analisis Data

Perhitungan kandungan minyak pada jus press tandan (%): % Kandungan Minyak pada Jus press tandan =

Keterangan : W = Berat sampel basah W0 = Berat labu alas kosong W1 = Berat labu alas dan minyak

(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut data hasil Penelitian selama 10 hari di Pabrik Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas :

Tabel 4. Data Hasil Penelitian Tanggal pengamatan Berat sempel basah Berat labu alas kosong Berat labu alas + minyak % minyak jus press 22/03/2013 15,3086 103,859 105,0532 7,80 23/03/2013 15,4760 104,8698 106,5417 10,80 25/03/2013 15,4460 104,2585 105,9868 11,19 26/03/2013 15,6231 104,8599 106,1161 8,04 27/03/2013 16,3373 104,8613 106,5725 10,47 28/03/2013 15,3157 104,8613 106,2599 9,13 30/03/2013 15,3473 104,8621 106,2342 8,94 31/03/2013 15,307 103,8594 105,6075 11,42 01/04/2013 15,2248 104,868 106,1924 8,80 02/04/2013 15,5407 104,8126 106,0412 7,90 Rata-rata 9,45

% minyak jus Press =

Keterangan : W = Berat sampel basah W0 = Berat labu alas kosong W1 = Berat labu alas dan minyak

Tanggal 22 Maret 2013 Sampel 1

% minyak jus press =

= 7,80 %

Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data Tabel 4.

(43)

Berikut grafik rata-rata hasil analisis kandungan minyak pada jus press tandan kosong kelapa sawit di Paprik Kelapa Sawit Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas Berau :

Gambar 4. Grafik Rata-rata Persentase Kandungan Minyak Jus Press Tandan Kosong

B. Pembahasan

Hasil persentase jus press tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat dari data Tabel 4 dengan rata-rata 9,45%. Ketentuan standar kandungan minyak pada jus press tandan 19,00%. Semakin tinggi minyak yang dapat diselamatkan semakin tinggi rendemen pabrik. Hasil persentase unstripplbe bunch dengan standar perusahaan 2% mempengaruhi kadungan minyak pada jus press tandan kosong kelapa sawit kerna tandan yang masih memiliki berondolan tidak dapat dipress. Jika hasil persentase melebihi 2% maka semakin banyak tandan kosong yang tidak dipress sehingga kehilangan minyak pada tandan kosong meningkat (kandungan jus press rendah).

(44)

Tandan kosong dari threshing menuju pintu-pintu masuk ke alat press tandan kosong kelapa sawit yang berdiameter lebar 6 cm, panjang 15,5 cm. sehingga tandan yang masih memiliki berondolan dan tektur masih keras tidak dapat masuk kedalam alat press tandan kosong sehingga tandan tidak terpress, langsung terbuang ke penumpukan limbah tandan kosong.

Mesin press tandan kosong berkerja dengan cara berputar satu arah sehingga tandan yang masuk melalui pintu bagian atas ikut berputar yang mengakibatkan terpisahnya antara air bercampur minyak dengan serat tandan kosong. Serat tandan kosong keluar melalui bagian depan mesin press dan jatuh ke conveyor bagian bawah mesin press tandan kosong menuju pembuangan limbah tandan kosong, sedangkan jus press (air bercampur minyak) masuk ke tangki jus press melalui pipa bagian dalam mesin press tandan kosong kelapa sawit.

Dengan adanya press tandan kosong menjadikan rendemen minyak pabrik tinggi, tahun 2011-2012 memiliki rendemen 26%. Ada 3 alat press tandan kosong yang digunakan sehingga hanya 70% tandan kosong yang terpress, 30% tandan yang tidak terpress bisa disebabkan karna mesin press penuh dan tandan masih memiliki brondolan.

Kehilangan minyak dilihat pada besar kecilnya persentase USB bukan dari persentase jus press tandan, hasil press tandan dimurnikan bersamaan dengan minyak hasil screw press. Berikut adalah Tabel standar loses CPO dalam pengolahan.

(45)

Tabel 5. Standar Loses CPO Dalam Pengolahan Kelapa Sawit

Loses Standar loses

USB <2%

Press Fibre <7,8%

Under Flow <8%

Centrifuge <1%

Final Effluent <1%

Sumber : Pabrik Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas

Dari hasil pengamatan selama di pabrik Berau Mill 1, yang mempengaruhi besar kecilnya kandungan jus press tandan kosong kelapa sawit yaitu loses empty bunch (tandan kosong yang masih memiliki berondolan). Yang mempengaruhi loses empty bunch adalah:

1. Keadaan Buah Masuk (Buah Mentah)

Kematangan buah mempengaruhi hasil perebusan, buah mentah yang direbus tidak akan terpipil semua bahkan sama sekali tidak terpipil di thressing sehingga tandan tidak dapat dipress, tandan mentah memiliki tektur keras dan menyebabkan alat press sangkut (sendat). Jika terjadi sangkut atau sendat pada mesin press tandan kosong akan menghambat proses press dan semakin banyak tandan kosong yang tidak terpress sehingga menyebabkan meningkatnya loses pada tandan kosong. Untuk mengurangi loses pada tandan kosong yang harus diperhatikan yaitu waktu perebusan, tekanan uap pada saat perebusan, tekanan putaran pada thresing dan pengisian thresing.

2. Sterilizer

Kapasitas sterilizer memuat 27-30 ton, jika pengisian terlalu banyak akan mengakibatkan pembagian uap tidak merata sehingga sebagian buah tidak masak. Selain kapasitas yang berlebihan, waktu perebusan sangat

(46)

mempengaruhi kematangan buah, lama perebusan 59 menit disesuaikan dengan keadaan buah. Jika buah mentah waktu perebusan ditambah, sebaliknya jika buah kelewat matang waktu perebusan disesuaikan dengan keadan buah. Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olahan suatu pabrik kelapa sawit terutama ditentukan oleh keberhasilan sterilizer oleh sebab itu perebus buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan merupakan hal yang harus dilakukan. Tandan buah segar yang ada dalam sterilizer direbus dengan memasukkan Steam dengan tekanan 2,5–2,8 kg/Cm2 dengan suhu 120-1350C. Dengan kata lain suhu sebelah bawah (kondensat) 1200C dan suhu sebelah atas 1350C. Proses perebusan merupakan kunci utama dalam rangka memperoleh minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (karnel) untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Maka untuk keberhasilan proses perebusan terutama ditentukan oleh 3 faktor yaitu: suhu, tekanan dan waktu.

Suhu yang cukup sangat diperlukan pada proses perebusan. Pada hakikatnya suhu ditentukan sampai batas tertentu oleh tekanan. Semakin tinggi tekanan semakin tinggi suhu, dimana tekanan juga berpengaruh dengan waktu. Jadi semakin tinggi tekanan semakin tinggi suhu yang dihasilkan dan semakin pendek waktu yang diperlukan untuk perebusan.

Berdasarkan percobaan dan pengalaman suhu 1200C dan waktu 60 menit dan tekanan 2,5 kg/Cm2 dalam proses perebusan adalah syarat minimal maka untuk perebusan yang baik diisyaratkan bahwa batasan-batasan tersebut harus dipenuhi. Jika tidak terpenuhi maka hal ini dapat terlihat dengan banyaknya buah/brondolan yang ikut pada janjang kosong (Unstripped Bunch).

(47)

Apabila proses perebusan kurang masak atau tidak berlangsung sesuai norma yang ditetapkan maka akan menyulitkan proses pelepasan buah dari tandannya maupun menyebabkan buah sulit membrondol. Akibatnya persentase unstrippable bunch akan tinggi. Hal ini karna pada proses perebusan terjadi proses hidrolisa pektin yang terdapat pada pangkal buah, agar buah mudah lepas dari tangkainya proses hidrolisa pectin ini memerlukan suhu 1200 C maka suhu perebusan harus dijaga supaya tidak kurang dari 1200 C.

3. Thresing

Batasan USB yang diijinkan yaitu <2% maka banyak hal yang harus perhatikan kerena tidak terlepasnya berondolan dari tandanya setelah melalui proses penebahan dapat disebabkan oleh:

a) Tandan yang terlalu padat/terlalu rapat antara lapisan berondolan sehingga steam tidak mampu menembus lapisan berondolan tersebut. b) Proses perebusan kurang masak

c) Proses penebahan yang tidak sempurna

a dan b dapat diperbaiki dipabrik, sedangkan penebahan yang tidak baik pada thressing bisa disebabkan oleh :

a) Drum terlalu pendek

b) Kecepatan putaran drum yang tidak sesuai c) Drum threser tidak sesuai

d) Janjang yang terlalu banyak dimasukkan sekaligus ke dalam drum, sehingga tandan buah segar tersebut hanya bergulir sesamanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemasukkan TBS keatas hopper threser drum tidak boleh terlalu banyak, karena jika hal ini terjadi

(48)

maka TBS tersebut akan saling menekan dan akhirnya minyak akan keluar dan terbuang kerena fungsi thresher adalah untuk menebah atau melepaskan berondolan dari janjangnya, sedangkan pengeluaran minyak akan dilaksanakan pada screw press.

4. Press Tandan Kosong

Tandan kosong yang setelah keluar dari penebah masih mengandung minyak ± 1 %, maka perlu dilakukan pengambilan minyak dengan cara pengepresan pada tandan kosong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Pengisian pada press harus merata.

Jika pengisisan tidak merata sehingga menyebabkan banyak tandan kosong yang tidak terpress.

b) Perhatikan jangan ada benda-benda lain selain tandan kosong yang masuk ke press tandan.

Press tandan kosong merupakan alat yang berputar satu arah dengan memutar tandan kosong sehingga terperas, sehingga tandan yang masih memiliki brondolan akan mengakibatkan alat press tidak dapat berputar (sendat) kerena brondolan masih terdapat cangkang, begitu juga dengan benda-benda asing lainnya. Sendatnya alat press akan terjadi peningkatan tandan tidak terpress karna konveyor berjalan secara continuous sehingga tandan akan terbuang ke tempat penumpukan limbah tandan kosong.

(49)

c) Usahakan tidak ada tandan yang lewat untuk dipress.

Press tandan dilakukan untuk mengambil minyak yang hilang terbawa tandan kosong selama perebusan sehingga jika ada tandan yang tidak terpress merupakan kerugian perusahaan.

d) Bersihkan tangki minyak penampung jus press tandan kosong.

Pembersihan tanggi minyak merupakan salah satu parawatan alat sekaligus menjaga kebersihan juspress yang dihasilkan.

Pada analisis laboratorium untuk mengetahui persentase minyak pada jus press tandan dilakukan proses pemisahan secara ekstraksi soxtec. Pelarut yang digunakan adalah N-Heksan, dimana N-Heksan merupakan bahan non polar sehingga bisa melarutkan minyak yang juga berupa bahan non polar.

(50)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data persentase kandungan minyak jus press tandan kosong di PT. Hutan Hijau Mas Pabrik Berau Mill 1 adalah 9,45% dimana hasil tersebut sesuai standar pabrik yaitu 19,00% jus press tandan. Dengan adanya pengolahan (Press) tandan kosong dapat menanggulangi kehilangan minyak lebih tinggi dan meningkatkan rendemen CPO Pabrik Kelapa Sawit Berau Mill 1 PT. Hutan Hijau Mas.

B. Saran

Untuk penelitian lebih lanjut tentang kelapa sawit, penulis menyarankan untuk melakukan analisis kehilangan minyak pada ampas press tandan kosong dan melakukan perbandingan dengan tandan yang tidak melalui mesin press.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Laporan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Dan Pabrik Minyak Sawit. PT. Hutan Hijau Mas Berau Mill 1.

Azam, K. 2012. Prinsip kerja ekstraktor soxhlet.

http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/01/prinsip-kerja-ekstraktor-soxhlet.html?m=1. 04 September 2013.

Anonim . 2007. Foss Scanco Soxtec.

Foss2055.Http://www.scancotec.com/publicfiles/brochures/Foss_Scanco_ Soxte_2055_EN.pdf. 21 Juni 2013.

Day, R. A Dan Underwood, A. L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Fauzi, Y., Widyastuti, Yustina E.W, Iman S, Rudi H. 2008. Kelapa Sawit “Budidaya, Pemanfaatan Hasil Dan Limbah, Analisis Usaha Dan Pemasaran”. Penebar Swadaya. Jakarta.

Fauzi, Y., Widyastuti,Y.E., Satyawibawa, I., dan Hartono, R. 2004. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gunawan, E. 2004. Pengantar Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Lembaga Pendidikan Perkebunan.

Mangoensoekarjo, S., Dan Haryono S., 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Naibaho, P M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun Dan Pabrik Kelapa Sawit. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Said, E. G. 1996. Penanganan Dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. PT. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya Dan Pengolahan kelapa Sawit. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

(52)
(53)

Lampiran 1. Data penelitian

Data Persetase Minyak Pada Jus Press Tandan Kosong Tanggal pengamatan Berat sempel basah Berat labu alas kosong Berat labu alas + minyak % minyak jus press 22/03/2013 15,3086 103,859 105,0532 7,80 23/03/2013 15,4760 104,8698 106,5417 10,80 25/03/2013 15,4460 104,2585 105,9868 11,19 26/03/2013 15,6231 104,8599 106,1161 8,04 27/03/2013 16,3373 104,8613 106,5725 10,47 28/03/2013 15,3157 104,8613 106,2599 9,13 30/03/2013 15,3473 104,8621 106,2342 8,94 31/03/2013 15,307 103,8594 105,6075 11,42 01/04/2013 15,2248 104,868 106,1924 8,80 02/04/2013 15,5407 104,8126 106,0412 7,90 Rata-rata 9,45

(54)

Lampiran 2. Perhitungan Hasil Penelitian

a. Perhitungan Kandungan Jus Press Tandan Kosong Kelapa Sawit % minyak jus Press =

Keterangan : W = Berat sampel basah W0 = Berat labu alas kosong W1 = Berat labu alas dan minyak Tanggal 22 Maret 2013

Sampel 1

% minyak jus press =

= 7,80 %

b. Perhitungan Kehilangan Minyak Pada Unstrippable Bunch (USB)

% USB =

Tanggal 22 Maret 2013 jam 12.00 Sampel 1

% USB =

= 1.00%

c. Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

Kadar ALB = 25,6 x volume NaOH x 0,1 Berat sampel

= 25,6 x 5,3 x 0,1 3,0497 = 4,44%

(55)

d. Perhitungan Kadar Air CPO

% Kadar air =

=

= 0,0155 Keterangan :

W : Berat cawan kosong S : Berat sampel

W1 : Berat cawan + sampel

e. Perhitungan Kadar Kotoran CPO

% Kadar kotoran = =

= 0,025% Keterangan :

Wa : Berat cawan kosong Wb : Berat cawan + sisa kotoran W : Berat sampel

f. Perhitungan Rendemen CPO Rendeman =

=

(56)

Lampiran 3. Gambar Pengolahan Kelapa Sawit Dari Penerimaan Buah Sampai Pemisahan Buah Dari Tandan

a. Gambar Penimbunan Buah Di Loading Ramp

b. Gambar Buah Dimasukkan Ke Dalam Sterilizer

(57)

d. Gambar Stasiun Hopper

e. Gambar Pemisahan Buah Dari Tandan

(58)

Lampiran 4.Gambar Proses Pengepresan Tandan Kosong Kelapa Sawit, Pengambilan Sampel Jus Press Tandan Kosong

a. Gambar tandan kosong dari threshing

b. Gambar tandan kosong sebelum masuk ke mesin press

(59)

d. Gambar press tandan kosong

e. Gambar mesin press sendat (sangkut)

f. Gambar jus press tandan kosong

(60)

Lampiran 5.Gambar Proses Analisis Kandungan Minyak Pada Jus Press Tandan Kosong Kelapa Sawit

a. Gambar pengisian kapas pada cawan petri

b. Gambar cawan petri + kapas

c. Gambar penimbangan cawan + kapas

d. Gambar penimbangan sampel

(61)

f. Gambar memasukkan sampel ke Microweve

g. Gambar pendinginan di Disikator

h. Gambar penimbangan sampel dari Microweve

i. Gambar mengisi sempel ke Thimbles

(62)

k. Gambar pengisian N-Heksan

l. Gambar pasang glass (extraction cup) ke cup Holder

m. Gambar pasang Thimble ke Soxtec

(63)

o. Gambar menurunkan Thimble Handler

p. Gambar sampel didalam alat ekstraksi soxtec

q. Gambar sampel setelah diekstrasi dan dioven

(64)

Lampiran 6. Data Analisis ALB, Air, Kotoran dan Rendemen Minyak Produksi

Tgl,bulan,2013 ALB <5% Air

<0,200% Kotoran <0,050% Rendemen 20,maret 4,10 0,208 0,020 23,79 21, maret 4,35 0,199 0,022 23,60 22, maret 4,29 0,209 0,026 23,61 23, maret 4,19 0.209 0,026 23,56 25, maret 4,19 0,220 0,022 23,58 26, maret 4,10 0,173 0,041 23,44 27, maret 4,07 0,230 0,040 23,29 28, maret 4,63 0,250 0,045 23,35 30, maret 3,91 0,221 0,047 23,28 31, maret 3,48 0,204 0,037 23,77 1, april 4,61 0,211 0,029 23,06 2, april 4,60 0,234 0,017 23,06 3, april 4,84 0,188 0,026 23,12 4, april 4,79 0,250 0,026 23,58 5, april 4,01 0,199 0,032 23,72 6, april 4,73 0,218 0,027 23,89 8, april 4,01 0,222 0,031 23,24 9, april 4,30 0,230 0,033 23,28 10, april 4,55 0,237 0,029 23,27 11, april 4,60 0,203 0,032 23,36 12, april 4,29 0,237 0,029 23,48 13, april 4,66 0,240 0,028 23,31 15, april 4,50 0,191 0,027 23,47 16, april 4,59 0,221 0,038 23,33 17, april 4,33 0,196 0,026 23,33 18, april 4,27 0,212 0,019 23,05 19, april 4,59 0,221 0,022 22,99 20, april 4,65 0,208 0,027 22,77 22, april 4,63 0,228 0,028 22,67 23, april 4,57 0,234 0,030 22,62 24, april 4,49 0,238 0,028 22,51 25, april 4,42 0,212 0,029 22,49

(65)

26, april 4,33 0,227 0,022 22,41 27, april 4,36 0,218 0,029 22,33 28, april 4,14 0,202 0,024 22,27 29, april 4,50 0,203 0,017 22,55 30, april 4,15 0,213 0,020 22,59 1, mei 3,60 0,210 0,022 21,16 2, mei 4,52 0,231 0,031 20,52 3, mei 4,52 0,240 0,038 20,58 Rata-rata 4,36 0,212 0,028 22,97

Dari data analisis diatas dapat dilihat bahwa rendemen minyak Pabrik Berau Mill 1 dengan rata-rata 22,97% dengan data dari tanggal 20 maret-03 mei 2013. Pabrik Kelapa Sawit Berau Mill 1 melakukan penanganan kehilangan minyak pada tandan kosong kosong kelapa sawit (press tandan kosong), dan limbah cair (pengambilan minyak di kolam limbah) sehingga Rendemen perusahaan PT. Hutan Hujau Mas tinggi.

(66)

DAFTAR ISTILAH

ALB : Asam lemak bebas. Disebut juga FFA (Free fatty acid). Kandungan maksimal ALB pada CPO 5%.

Black . : Karateristik sortir untuk buah mentah Brondolan : Buah yang terlepas dari tandan.

Continous setting tank : Alat pemisah minyak dengan sladge dengan cara pengendapan.

Cruide oil : Minyak kasar hasil screw press.

Cruide oil tank : Tabung berbentuk kerucut yang berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge. Cruide palm oil (CPO) : Minyak produksi.

Digester : Bagian dari mesin screw press, berfungsi

untuk membuburkan buah.

Digester long arm : Alat pengadung yaitu 6 set pisau pengaduk. Distributor tank : Penampung sementara minyak dari Vibrating

screen sebelum dialirkan ke sludge sentrifuge. Dura, Pisifera, Tenera : Varietas tanaman kelapa sawit.

Empty bunch : Karateristik sortir untuk tandan kosong.

Empty Fress Bunch : Alat press untuk memisahkan air dan minyak yang masih terdapat pada tandan kosong kelapa sawit.

Expeller arm : Alat untuk mengeluarkan bubur dar digester ke screw press yaitu satu set pisau.

Final effluent : Tempat sludge sebelum ke kolam limbah.

Float tank : Tempat penampungan minyak sementara

sebelum ke vaccum dryer.

Hopper : Pengatur automatic feeder tandan buah yang

akan masuk kedalam stripper drum.

Incieaned fruite conveyor : Alat yang digunakan untuk membawa buah hasil perebusan ke hopper.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Produktifitas Komoditas  Perkebunan
Table 2. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan    Daging Buah
Tabel 3. Standar mutu minyak sawit, inti sawit dan minyak inti sawit    karakteritik   Minyak sawit  Inti sawit  Minyak inti sawit   Keterangan  Asam lemak bebas   5 %   3,5 %   3,5 %   Maksimal   Kadar kotoran   0,5 %   0,02 %   0,02 %   Maksimal   Kadar
Gambar 2. Alat Soxtec Keuntungan dan kerugian alat Ekstraksi Soxtec  - Keuntungan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Gambar rancangan yang kita buat, tentu membutuhkan sebuah ukuran yang tepat. AutoCAD telah menyediakan berbagai fasilitas dalam memasang ukuran berdasarkan posisi

[r]

Seseorang pada suatu titik dapat menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri) dan apabila seseorang sedang merasa anonim maka seseorang tersebut akan melakukan

PIDATO GURU BESAR PERIZINAN SEBAGAI INSTRUMEN YURIDIS DALAM PELAYANAN PUBLIK TATIEK SRI DJATMIATI.. 37/1999 tentang kewajiban adanya Persetujuan Prinsip yang berlaku sebagai

Apakah ada pengaruh positif dan signifikan Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price to Book Value terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan

Adapun berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN Bersama 2019 Desa Purba Horison, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera

Jika penelitian menggunakan disain data sekunder, jelaskan sumber data atau nama lembaga yang mengeluarkan data tersebut, dan jelaskan variabel-variabel yang ada dalam data

amplikon fragmen DNA genom EBV dengan teknik PCR konvensional adalah konsentrasi DNA virus yang rendah pada sampel penelitian yang digunakan, karena konsentrasi