• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

B. Pembahasan Bivariat

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil analisa hubungan karakteristik orang tua (peran sebagai orang tua, usia, pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, status pekerjaan, dan pendapatan) dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah. Secara lebih jelas sebagai berikut:

1. Hubungan peran sebagai orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah

Hasil uji Chi Square (X2) memperlihatkan nilai p=0,01, membuktikan bahwa terdapat hubungan antara peran sebagai orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah di Kelurahan Grogol Selatan. Dari hasil analisa juga didapatkan nilai odds ratio 0,373. Angka ini menunjukkan bahwa ayah 0,373 kali lebih kecil kemungkinannya berpengetahuan baik dibandingkan ibu. Hal ini dapat dilihat dari jumlah ibu yang bepengetahuan baik tentang kekerasan seksual pada anak lebih tinggi dibandingkan ayah yaitu sebebar 55,1%. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Collins (2011) di Michigan bahwa ibu 2 kali memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai kekerasan seksual pada anak dibandingkan ayah.

Pengetahuan tentang seksualitas maupun kekerasan seksual tentu tidak cukup hanya dimiliki ibu. Ayah merupakan pelindung dan pemberi pendidikan dalam keluarga, sehingga ayah punya kesempatan dan kewajiban yang sama dalam hal mendidik anak, khusunya mengenai pencegahan tindak kekerasan seksual. Chomaria (2014) menyatakan bahwa sinergi antara ayah dan ibu dalam melakukan pencehagan kekerasan pada anak, akan menimbulkan efek keamanan dan merasa terlindungi bagi anak.

2. Hubungan usia orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden usia dewasa dini (18-40 tahun) memiliki pengetahuan baik sebesar 43,2% sedangkan responden dengan usia dewasa madya (40-60 tahun) memiliki pengetahuan baik sebesar 50%. Data tersebut menunjukkan bahwa orang tua kelompok usia dewasa madya memiliki pengetahuan baik lebih tinggi dibandingkan orang tua kelompok usia masa dewasa dini. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Collins (2009) bahwa orang tua berusia 18 - 40 tahun memiliki pengetahuan lebih baik tentang kekerasan seksual pada anak, hal ini dikaranekan tingginya minat orang tua pada usia itu untuk mencari informasi. Namun penelitian yang dilakukan oleh Hansson (2013) mengatakan bahwa pada usi antara 40 – 60 orang tua telah banyak menyerap informasi seiring dengna kematangan usianya.

Hasil uji Chi Square (X2) memperlihatkan nilai p = 0,507 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan anatara usia orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah di Kelurahan Grogol Selatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang diakukan oleh Putnam (2013) bahwa usia tidak mempengaruhi pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah.

3. Hubungan pendidikan orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi juga pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah. Hal ini tentu sangat sejalan dengan pernyataan Notoadmojo (2012) bahwa pengetahuan sangat di pengaruhi oleh pendidikan orang tua. Selain itu dia menambahkan bahwa tingkat pendidikan juga mempengaruhi seseorang dalam kecepatan dan ketepatan memproses informasi.

Hasil uji Chi Square (X2) menunjukkan bahwa nilai P = 0,00 yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah di Kelurahan Grogol Selatan. Namun tentu tidak berti bahwa orang tua dengan pendidikan rendah tidak perlu paham mengenai kekerasan seksual pada anak. Karena orang tua merupakan pelindung dan pendidik utama tentu hal ini perlu menjadi perhatian khusus. Indriati (2014) mengungkapkan bahwa lewat pembelajaran melaluli media cetak maulupun elektronik serta pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah.

4. Hubungan status pekerjaan orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang tidak bekerja memiliki presentase lebih tinggi untuk pengetahuan baik yaitu 48,4%. Sedangkan orang tua yang bekerja berpengetahuan baik tentag kekerasan

seksual pada anak prasekolah presentasenya sebesar 43,8%. Hal kurang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Finkelhor (2008) bahwa ada pengaruh peningkatan pengetahuan pada orang yang bekerja.

Hasil uji Chi Square (X2) menunjukkan bahwa nilai P value > 0,05 yakni 0,6 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan responden dengan pengetahuan responden tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah di Kelurahan Grogol Selatan.

5. Hubungan status pernikahan orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua dengan status menikah memiliki pengetahuan baik sebesar 49,1% atau 53 orang dari 108 orang. Sedangkan orang tua dengan status bercerai hanya sebesar 8,3% atau 1 orang dari 12 orang yang memiliki pengetahuan baik. Hal ini menujukkan bahwa sebuah keluarga yang utuh memiliki tingkat pengetahuan lebih baik tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wong (2012) bahwa perceraian dalam rumah tangga akan sangat berdampak bagi keluarga tersebut. Kondisi umum yang dapat dilihat pada keluarga yang membesarkan anak dalam status perceraian meliputi emosi orang tua dan anak yang mudah meledak, kemampuan kontrol orang tua terhadap anak berkurang, dan berkurangnya keteraturan rutinitas dalam rumah tangga.

Hasil uji fisher diperoleh bahwa nilai P=0,01 yang menunjukkan terdapat hubungan antara status pernikahan orang tua dengan pengetahuan

orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah di Kelurahan Grogol Selatan. Sehingga

6. Hubungan pendapatan orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden berpendapatan tinggi memiliki pengetahuan baik lebih tingga dari reponden berpendapatan rendah, yaitu sebesar 67,5% atau 27 orang dari 40 responden. Sebaliknya reponden berpendapatan rendah memiliki persentase pengetahuan kurang lebih tinggi yaitu 66,3% atau 53 orang dari 80 orang.

Hasi uji Chi Square (X2) diperoleh nilai P value≤ 0,05 yakni 0,00 yang berarti ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak prasekolah di Kelurahan Grogol Selatan. Analisa kekuatan hubungan antara pendapatan dan pengetahuan orang tua didapatkan nilai OR sebesar 4,07 . Maka dapat disimpulkan bahwa orang tua berpendapatan tinggi empat kali lebih besar kemungkinannya memiliki pengetahuan baik daripada orang tua berpendapatan rendah. Menurut Putnam (2005) bahwa sosio ekonomi, dapat menjadi resiko anak menjadi target kekrasan seksual. Karena mnurut hasil survey yang dilakukannya, laporan yang diterima Child Protective Services menunjukkan korban kekerasan seksual dari tahun – ketahun didominasi oleh anak dari keluarga ekonomi yang rendah.

Dokumen terkait