• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Prosedur Impor Barang Bahan Baku Glucose Syrup Pada PT. Jasco Logistics Semarang (Studi kasus PT. Tainesia Jaya)

PT. Jasco Logistics Menerima data Invoice, Packing List dan BL serta dokumen – dokumen pendukung dari PT. Tainesia Jaya, dokumen-dokumen antara lain : COA(Certificate Of Analize), B/L, Invoice, Packing List. Setelah itu mengecek ETA (tanggal kedatangan kapal di pelabuhan) kapal ke pelayaranya, lalu dimasukan nomer SI, (IF- Impor Freigt dan EI- EMKL Impor ). PT Jasco mengisi form dari B.POM guna mendapatkan Surat keterangan dari B.POM, dikarenakan bahan baku Glucose Syrup adalah bahan untuk membuat makanan yang mengandung unsur kimia dan berbentuk cair.

COA(Certificate Of Analize) adalah lembaran dokumen yang menjelaskan bahan-bahan dan proporsi bahan yang terdapat dalam barang-barang tertentu yang diharuskan pemeriksaannya. Penulisan ini dilakukan oleh badan analisa bahan-bahan kimia atau obat-obatan yang independen. Sebagaimana yang ditunjuk sesuai syarat L/C dan konsisten dengan dokumen-dokumen lainnya.

commit to user

27 (a) Tanggal penerbitan tidak lebih muda dari tanggal B/L;

(b) Nama barang dan uraian barang harus sama dengan L/C;serta (c) Nomor L/C dan nama issuing bank harus dicantumkan.

Setelah kewajiban diatas dilaksanakan oleh PT. Jasco Logistics Semarang, kemudian PT. Jasco Logistics mengisi draft PIB sesuai data yang telah diterima sebelumnya, Pengisian draft PIB yaitu dengan mengisi data-data tentang jenis barang, asal barang, jumlah barang, serta tanggal pengiriman maupun keberangkatan barang dari Negara asal secara on-line pada suatu aplikasi yang telah ditentukan dari Bea Cukai.

Setelah itu mengirim draft PIB yang telah diisi tersebut ke importirnya melalui Faximile untuk disetujui, sebelum PIB dikirim operasional meneliti serta menyiapkan dokumen-dokumen yang lain jika telah disetujui, kemudian langsung dibayarkan pajaknya ke Bank yang dituju importir. Setelah membayarkan pajaknya ( jika umum), maka langsung bisa sending PIB ke Bea cukai, Importir lalu mengirimkan dokumen originalnya.

Sending PIB yaitu proses dimana PIB yang telah diisi dan telah diteliti sebelumya kemudian dikirim melalui Electronic Data Interchange yaitu melalui aplikasi yang berhubungan langsung dengan Bea Cukai atau disebut sebagai aplikasi on-line. Apabila data yang dimasukkan itu terdapat kesalahan maka data yang sudah dikirim tidak dapat diperbaiki lagi. Maka dari itu, sebelum dikirim sebaiknya diteliti

commit to user

28 dahulu isi PIB, apakah sudah sesuai dengan data dan dokumen mengenai barang tersebut.

Setelah sending Bea cukai, lalu dilakukan pengajuan kasbon ke bagian finance, yaitu denagn mengecek biaya D.O ke masing-masing pelayaran, serta estimasi biaya operasionalnya masing-masing. Pengajuan kasbon yaitu tagihan-tagihan dari operasional dalam proses pengurusan dokumen-dokumen yang menyertai barang tersebut. Pengajuan kasbon berbentuk tagihan biaya administrasi serta biaya lain- lain dalam pelaksanaan operasional.

Pengambilan DO ke pelayaran dengan menggunakan B/L original. Apabila belum mendapat B/L Operasional Mengambil D.O ke pelayaran dengan dilampiri surat ambil D.O. Apabila B/L yang asli tidak diterima oleh pihak penerima, sedangkan kapal sudah sampai di pelabuhan, Maka harus memakai bantuan bank, yaitu dengan membuat surat jaminan (Bank Guarantee ), agar dapat segera mengambil barang dan tidak terlalu lama tertimbun di pelabuhan.

Setelah itu mengambil surat pinjam container di depo container dan surat kuasa dari importir dan BL original. Setelah dokumen- dokumen diatas sudah lengkap. Pihak oprasional menunggu respon dari Bea Cukai tentang Jalur impor melalui layar monitor yang terdapat pada kantor Bea Cukai. Monitor tersebut memberitahukan daftar Impor dan respon Bea Cukai apak SPPB, Jalur Merah, dan Jalur Hijau.

Setelah melakukan pemeriksaan, maka Pihak Bea Cukai akan menetapkan Jalur Impor untuk produk Glucose Syrup. Dalam hal ini

commit to user

29 proses impor melalui Jalur Merah, SPJM (Surat Pemberitahuan Jalur Merah) maka barang harus melalui pemeriksaan fisik di bagian pemeriksaan container. Jika barang masuk melalui jalur merah maka yang dilakukan operasional adalah melengkapi dokumen yang belum terlampir yaitu : asuransi, D.O, PIB dan SSPCP yang distempel dari Bank untuk diserahkan ke pihak Beacukai. Proses selanjutnya, dilaksanakan proses pemeriksaan fisik barang.

Pemeriksaan barang dilakukan di depo pemeriksaan barang, apabila surat SPJM sudah keluar, maka container masuk di depo pemeriksaan, dan menunggu antri untuk diperiksa pihak Bea Cukai. Pemeriksaan dilakukan oleh pejabat Bea Cukai di lapangan dengan mengeluarkan isi barang dari container untuk diperiksa lebih rinci, apakah sesuai dengan dokumen-dokumen (Invoice, Packing List, dan BL) yang menyertai. Biasanya pemeriksaan dilakukan oleh lebih dari satu orang pejabat Bea Cukai. Hal tersebut disebabkan karena Gudang pemeriksaan berbentuk sebuah tempat terbuka yang luas, barang yang diperiksa adalah barang yang berjumlah banyak, bahkan lebih dari satu jenis, dan cuaca dipelabuhan yang panas. Maka dari itu pemeriksaan tersebut memerlakukan bantuan KBKB (tukang angkut/kuli) untuk mengeluarkan serta menata kembali barang yang diperiksa tersebut. KBKB tersebut menjadi tanggung jawab dari EMKL dalam hal ini PT. Jasco Logistics, staf oprasional EMKL biasanya menyiapkan minuman botol(air mineral) sebungkus rokok, serta upah yang tidak dapat di perhitungkan, dikarenakan hanya tergantung jumlah dan sulitnya proses

commit to user

30 pembongkaran dalam pemeriksaan barang tersebut, Staf oprasional EMKL (PT. Jasco Logistics) biasanya sudah saling mengenal KBKB yang terdapat di pemeriksaan barang, jadi Staf oprasional sering melakukan negosiasi yang cukup mudah dan saling sepakat.

Jika ternyata isi barang masih tidak sesuai dengan dokumen Invoice, Packing List, dan BL maka akan dikenakan biaya tambahan yaitu SPTNP (Surat Penetapan Tarif Nilai Pabean) dari Beacukai. Dan jika pemeriksaan tidak terdapat masalah maka menunggu keputusan PFPD (Pejabat Formasi Pemeriksa Dokumen). Setelah itu menunggu surat SPPB. Lama tidaknya pengeluaran SPPB tergantuk dari jumlah antri barang yang melalui jalur merah. Jika sudah keluar SPPB, operasional membayar warkat ke bank, setelah itu membuat Job Order dan membuat surat jalan dengan dilampiri D.O dan SPPB dan diserahkan ke sopir kontainer untuk pengambilan container di TPKS. Job Order merah dan putih untuk pengeluaran kontainer. Setelah itu, kontainer berangkat untuk mengantar ke gudang tempat importir. Setelah selesai melakukan pengiriman ke importir, container kosong kembali ke depo. Operasional harus membayar Emty Container (kontainer kosong) dan mengambil EIR (Equipment Interchange Receipt) untuk mengambil jam kontainer ke pelayaran serta dilampirkan D.O, Job Order asli dan Invoiceshipping original.

Setelah semua prosedur selesai operasional PT. Jasco Logistics menyerahkan penyelesaian biaya yang dikeluarkan kepada masing- masing marketing untuk membuat invoice tagihan.

commit to user

31 Dokumen-dokumen yang harus dikirim ke importir yaitu : a) Packing List dan Invoice asli dan dua lembar kopian.

b) BL yang telah diendorse oleh pelayaran dan satu lembar kopian..

c) Surat keteranagn Badan POM RI.

d) PIB dan lembar lanjut yang telah distempel basah oleh EMKL dan stempel bank masing-masing rangkap tiga lembar asli. e) SSPCP asli.

f) Bukti Penerimaan Negara asli. g) D.O copy asli (Second Original).

h) Surat Kuasa dari importir san surat kuasa Asuransi masing- masing satu lembar copy asli.

commit to user

32

Bea Cukai Gambar III.2 Alur Impor Barang PT. Jasco Logistics Semarang PT. Tainesia Jaya 8 1 2 3 9 4 PT. Jasco Logistics 6 7 5 12 10 11

Sumber : Pengamatan Langsung dilapangan oleh Rizal Bima AP, 2011 Pengeluaran Barang di CY PIB Mandatory Check Penetapan Jalur Jalur Merah (Pemeriksaan Fisik) SPPB Content Check TPKS

commit to user

33 Keterangan Gambar :

1. PT. Tainesia Jaya (Importir) menyerahkan dokumen-dokumen, surat kuasa ke PT. Jasco Logistics Semarang.

2. Setelah mendapat semua dokumen dari PT. Tainesia Jaya (B/L, Packing List, Invoice, COO Form-E), PT. Jasco membuat PIB dan dikirim ke Bea Cukai, kemudian Bea Cukai akan memeriksa isi PIB tersebut apakah sudah sesuai dengan isi barang dan spesifikasinya.

3. PIB diperiksa pihak Bea Cukai melalui pemeriksaan dokumen (mandatory check) setelah itu memeriksa isi barang (content check), setelah itu pihak Bea Cukai akan menetapkan jalur impor. Dalam hal ini melalui Jalur Merah, yaitu barang harus melalui pemeriksaan fisik.

4. Jika sudah diperiksa, maka Bea Cukai mengeluarkan SPPB (Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang).

5. PT. Jasco Logistics Semarang mendapat respon SPPB dari Bea Cukai.

6. Setelah mendapat SPPB, PT. Jasco Logistics Semarang membayarkan pajak impor ke bank.

7. Bila sudah membayarkan pajak, pihak bank akan memberikan bukti pembayaran kepada pihak oprasional PT. Jasco Logistics Semarang untuk diserahkan kepada pejabat penerima dokumen di pelayanan impor pelabuhan.

commit to user

34 8. PT. Jasco Logistics menyerahkan semua dokumen (Invoice, Packing List, B/L, COO-Form-E, SPPB) dan kewajiban pembayaran (pembayaran warkat dana) kepada pejabat penerima dokumen di loket pelayanan impor pelabuhan.

9. Pejabat penerimaan dokumen akan memeriksa dokumen tersebut. Setelah sesuai dengan dokumen, maka barang boleh keluar.

10.PT. Jasco Logistics menyewa trailer dan mengambil CEIR (Container & Equipment Interchange Receipt) yang didapat dari petugas pelayanan impor. Setelah itu CEIR diserahkan ke sopir trailer untuk pengambilan Job Slip guna mengambil barang di tempat yang telah ditentukan.

11.Sopir trailer mengambil barang ke Countainer Yard (CY).

12.Setelah itu, barang tersebut dikeluarkan dari CY menuju ke gudang tempat Iportir (PT. Tainesia Jaya).

2. Dokumen-dokumen Yang Digunakan Dalam Impor Barang Bahan Baku Glucose Syrup Oleh PT. Jasco Logistics Semarang

Dokumen Impor yang digunakan oleh PT. Jasco Logistics Semarang antara lain :

a) Surat Kuasa Impor

Suarat kuasa impor yaitu dokumen yang dibuat importir mengenai pemberian kuasa penuh kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), atau disebut EMKL. Kuasa yang dimaksud ialah untuk mengurus segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pengeluaran barang impor. Dalam kasus ini, PT. Tainesia Jaya

commit to user

35 adalah salah satu customer dari PT. Jasco Logistics dan saling percaya, jadi PT. Tainesia memberikan surat kuasa kepada PT. Jasco Logistics hanya berbentuk KOP Surat bernama PT. Tainesia Jaya, dan PT. Jasco Logistics tinggal membuat sendiri surat kuasa tersebut.

b)Invoice

Dokumen yang berfungsi sebagai dasar pembuatan dokumen PEB karena didalam invoice menerangkan tentang jenis dan jumlah barang, harga perunit barang dan harga barang secara keseluruhan yang akan di ekspor. Dalam hal ini, invoice dari perusahaan China yaitu ZHUCHENG DONGXIAO BIOTECHNOLOGY Co., LTD ditujukan kepada pembeli di Indonesia yaitu PT. Tainesia Jaya yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangi oleh pihak yang berhak mendatangani.

c) Packing List

Sama seperti halnya invoice, packing list juga berfungsi sebagai dasar pembuatan dokumen PIB, didalam Packing list menerangkan jumlah barang, berat bersih dan berat kotor.

commit to user

36 d)Pemberitahuan Impor Barang (PIB)

PIB adalah dokumen yang dibuat EMKL dengan persyaratan tertentu yang akan diteruskan kepada Bea Cukai melalui System Electronic Data Interchange (EDI), proses PIB harus diketahui barangnya karena mempengaruhi pajak, bea masuk, dan mengetahui HS. Selain itu PIB juga digunakan sebagai dasar penjaluran pengeluaran barang. Pengisian data PIB harus sangat teliti karena melalui system EDI, oleh karena itu sebelum dikirim maka harus diteliti ulang dikarenakan apabila terjadi kesalahan maka PT. Jasco Logistics harus mengirim kembali PIB tersebut ke Bea Cukai, dan hal tersebut membuang-buang waktu.

e) Delivery Order ( Booking Confirmation )

DO yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran kepada Importir yang berisi bahwa barang sudah sampai di pelabuhan. PT. Jasco Logistics harus membuat surat pengantar pengambilan DO ke pihak pelayaran, dalam kasus ini pihak Andal Lautan Niaga, dengan menuliskan data barang yang akan diambilditambah nama kapal (vessel), Consignee (importir), no B/L, dan daftar barang (description of goods).

f) Job Order

Berfungsi untuk menurunkan container dari alat angkutnya berupa truk menuju lapangan penumpukan continer di plabuhan yang selanjutnya tinggal menunggu proses pengangkutan ke kapal.

commit to user

37 g) Surat Setoran pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor

(SSPCP)

Yaitu surat tanda pelunasan bahwa bea masuk terhadap barang yang diimpor sudah dibayar, nilainya tercantum dalam SSPCP sama dengan nilai yang tercantum dalam PIB. Dokumen SSPCP diberikan kepada pihak bank untuk bukti tagihan beberapa pajak dan bea masuk yang harus dibayarkan oleh pihak PT. Tainesia Jaya. Setelah itu pihak bank mengecap SSPCP sebagai bukti bahwa PT. Tainesia Jaya telah membayar kewajibannya. Setelah itu SSPCP di Copy 12 lembar untuk pihak bank (BRI), Importir (PT.Tainesia Jaya), EMKL (PT. Jasco Logistics), serta untuk yang meminta bukti dan arsip. h)Bill of Loading ( B / L )

B/L adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan kepada importir. B/L dibuat rangkap tiga (full set B/L) yang penggunanya satu lembar untuk pengirim barang (shipper) dalam kasus ini dari China ZHUCHENG DONGXIAO BIOTECHNOLOGY Co., LTD dan dua lembar untuk penerima barang (consignee) PT. Tinesia Jaya dari Indonesia. Dalam kasus ini menggunakan B/L yang dikeluarkan oleh Andal Lautan Niaga.

commit to user

38 i) Surat dari Badan POM RI

Dokumen tentang pengujian laboratorium oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI yang berisi tentang kadar serta komposisi bahan yang telah didaftarkan untuk diteliti. Surat tersebut menerangkan aman tidaknya bahan tersebut untuk masyarakat dalam kaitannya Glucose Syrup sebagai bahan baku pangan. Pengisian form B.POM melalui system on line yang sudah terdapat aplikasinya dalam kasus ini PT. Jasco Logistics langsung mengisi formulir dari B.POM melalui on line, setelah mendapat respon PT. Jasco Logistics menunggu hasil dari B.POM, apabila sudah PT. Jasco Logistics mengambil surat B.POM tersebut.

j) Surat Keteranagan jalan

Adalah surat pengantar yang menyatakan bahwa barang-barang yang diimpor adalah barang-barang yang resmi dari pihak importir. Surat Keterangan Jalan dikeluarkan oleh PT. Jasco Logistics untuk mengambil barang ke CY (Countainer Yard) oleh sopir trailer, sebelum masuk CY, pihak PT. Jasco Logistics akan memberikan surat keterangan jalan kepada sopir trailer walaupun masih ada dokumen lagi yang harus dibawa oleh sopir selain surat keterangan jalan, yaitu CEIR (Countainer & Equipment Interchange Recheipt). Surat keteranagan jalan juga berfungsi apabila sopir trailer diperiksa dijalan oleh polisi. Maka PT. Jasco Logistics tidak perlu mendatangi dimana sopir trailer tersebut tertangkap, selain itu juga mempercepat proses apabila terjadi kecelakaan, Jadi pihak PT. Jasco Logistics

commit to user

39 dapat memberitahu PT. Tainesia Jaya dan mencari jalan tengah agar proses pengiriman barang juga dapat segera dilanjutkan.

3. Hambatan-hambatan atau kendala yang dihadapi PT. JASCO LOGISTICS dalam Proses Impor bahan baku Glucose Syrup Faktor Yang Menghambat Kegiatan Impor

1. Kendala teknis yang telah diterapkannya prosedur baru dengan Sistem EDI (Electronic Data Interchange) dalam proses PIB

Dengan adanya ketentuan prosedur baru yaitu dengan system EDI akan lebih menguntungkan dari pada menggunakan prosedur lama yang dilakukan secara manual. Namun tidak menutup kemungkinan system EDI juga mempunyai kendala yang disebabkan karena perhitungan bea masuk dan pajak impor yang dilakukan oleh importir sendiri (self Assesment) perhitunganya berdasarkan atas nilai transaksi dan perhitungan tersebut harus benar, kendala yang timbul adalah importir belum membayar Bea masuk dan pajak impor, importir salah didalam pengisian maka bisa terjadi PIB tersebut ditolak oleh bea cukai, sehingga PIB tidak bisa diterbitkan dan ini akan mengakibatkan keterlambatan pengurusan dokumen dan pengeluaran barang impor, Proses selanjutnya dibuat nota pembetulan disamping itu apabila windows komputer mengalami masalah dan mengakibatkan software ini rusak PT. EDI tidak akan bertanggung jawab dan harus dibawa lagi ke Bea Cukai untuk di instal lagi ke PT. EDI, selain itu juga kurangnya informasi dari PT.

commit to user

40 EDI terutama pada saat proses perbaikan system EDI ini, karena dapat menghambat jaringan on-line.

2. Kendala non teknis yaitu:

a. Ketidaksesuaian barang impor dengan dokumen impor

Ketidaksesuaian barng impor dengan dokumenya sering terjadi apabila barang impor sampai di pelabuhan importir sehingga mengakibatkan keterlambatan didalam penerimaan barang impor, hal ini disebabkan oleh beberapa factor. Factor tersebut antara lain karena kesalahan eksportir itu sendiri kurang teliti didalam pengepakan, penulisan rincian barang dalam dokumen, factor lain mungkin disebabkan barang hilang atau rusak dalam perjalanan karena pencurian, force majeur dll. Apalbila terjadi Ketidaksesuaian Barang Impor dengan Dokumen- dokumen impor, maka akan menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya yang cukup banyak. Bahkan untuk mengurusnya kembali harus mendatangkan dari pihak eksportir.

b. Penagihan Biaya Repair Container

Kasusnya adalah kerusakan container saat diserahkan kepada depo container, setelah container di-stripping di gudang importir. Masalah Repair Container tersebut, dalam prakteknya sulit ditangani dan diselesaikan secara tuntas, Karena dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak, sehingga persoalan Repair Container terlihat rumit. Pihak yang terlibat dalam tanggung jawab ini adalah EMKL, PT. Terminal Peti Kemas,

commit to user

41 Perusahaan angkutan (yang ditunjuk EMKL), Importir, Depot Container, Perusahaan Pelayaran selaku pemilik Container. EIR merupakan dokumen yang menerangkan secara detail kondisi fisik kontener supaya bisa diketahui oleh pemilik barang. Dokumen EIR hanya diterbitkan oleh pengelola depo penumpukan kontainer di luar pelabuhan. Hampir semua kontainer yang selesai dipakai untuk impor dikenakan biaya perbaikan oleh depo, padahal kerusakan kontainer tersebut belum tentu terjadi saat berada di tangan importir. Ongkos perbaikan kontainer yang ditagihkan bervariasi mulai sekitar Rp. l juta untuk kerusakan kecil hingga lebih dari Rp. 2 juta untuk kerusakan besar. Maka dari itu, perhitungan Repair Container tidak dapat diperkirakan jumlahnya, dikarenakan tidak adanya peraturan yang mematok jumlah biayan kerugian tersebut. Selain itu juga, tidak dapat dipastikan penyebab serta perkiraan yang menyebabkan kerusakan kontener tersebut, dikarenakan banyak kendala mulai dari awal pengiriman di laut sampai di tangan importir.

commit to user

42 BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Prosedur Impor Barang Bahan Baku Glucose Syrup Pada PT. Jasco Logistics Semarang (Studi Kasus PT. Tainesia Jaya)

Prosedur Impor Glukosa termasuk dalam kategori bahan pangan yang beresiko tinggi untuk diselewengkan oleh karena itu dokumen-dokumennya harus sesuai dengan keterangan dan jenis barang, sehingga Impor glukosa tersebut harus melalui pemeriksaan fisik oleh Bea Cukai di jalur merah. 4. Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Impor Barang Bahan

Baku Glucose Syrup Oleh PT. Jasco Logistics Semarang

Impor glukosa yang melewati Jalur Merah wajib dilengkapi dokumen diantaranya, Surat Kuasa Impor, Invoice (dibedakan menjadi 3 macam : Proforma Invoice, Commercial Invoice, Consular Invoice), Packing List, Pemberitahuan Impor Barang (PIB), Deliveri Order, Job Order, Surat Setoran Pabean Cukai dan Pajak (SSPCP), Bill of Lading (B/L), Surat Badan POM RI, Surat Keterangan Jalan. Sementara dokumen yang digunakan sebagai pelengkap adalah SPJM dan SPPB, agar barang bisa dapat dikeluarkan, dan dikirim ketangan Importir.

commit to user

43 5. Hambatan-hambatan atau kendala yang dihadapi PT. JASCO LOGISTICS dalam Proses Impor bahan baku Glucose Syrup Faktor Yang Menghambat Kegiatan Impor

Hambatan Proses impor glukosa terletak pada sulitnya mencari jasa transportasi sampai gudang importir yaitu, glukosa adalah bahan yang berbentuk cair, banyak sopir container banyak yang mengeluh bahkan enggan mengantar container sampai di gudang Importir dalam hal ini PT.Tainesia Jaya, yang berada di Kabupaten Wonogiri Surakarta yang keadaan jalan menuju Wonogiri tersebut menanjak, sehingga banyak Truk Kontainer yang sulit untuk melewati jalan tersebut. Oleh karena itu operasional juga harus mencari truk container yang bisa mengantar sampai ke tangan importir (PT. Tainesia Jaya).

B.Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari pembahasan dan penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa saran bagi perusahaan yang mungkin dapat bermanfaat, sebagai berikut:

1. PT. Jasco Logistics setiap harinya sering mendapat order impor yang mendadak bahkan jumlahnya cukup banyak. Dalam situasi ini kecepatan respon negosiasi serta pembacaan dokumen juga harus cepat dan benar tentunya, maka pelatihan prosedur impor atau kursus Bahasa Asing untuk karyawan sangatlah perlu, dikarenakan untuk membuat dokumen serta negoisasi dengan customer di luar negri.

commit to user

44 2. Dalam hal pengurusan dokumen, PT. Jasco Logistics Semarang telah lama dan berpengalaman dalam proses impor dan telah mengenal seluk beluk serta kendala dalam proses impor, akan tetapi banyak kendala juga yang masih menghambat proses tersebut, maka dari itu PT. Jasco Logistics Semarang hendaknya mengantisipasi kendala-kendala tersebut dengan lebih teliti dalam pengisian dokumen (PIB dengan system EDI) sebelum diberitahukan kepada pihak Bea Cukai, agar dapat memperlancar pengurusan dokumen lainya sehingga pengeluaran barang impor dapat segera dilaksanakan.

commit to user

45 DAFTAR PUSTAKA

Agung , Setyo wahyu dan Hari Murti 2008. Penulisan Tugas Akhir dan Magang Kerja. Surakarta. Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi UNS.

Amir, MS .2003, Strategi Memasuki Pasar Ekspor, Jakarta : PPM.

________ . 2004, Seluk-beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Jakarta : PPM.

Hutabarat, Roselyne. 1992. Transaksi Ekspor Impor. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

_________________ . 1996. Transaksi Ekspor Impor. Jakarta : Erlangga.

Hamdani. 2003, Seluk-beluk Perdagangan Ekspor-Impor, Jakarta : Yayasan Bina Usaha Niaga Indonesia.

Santoso, Banu, B.A. 1998, Part Terminal Operation AMNI. Semarang .

Dokumen terkait