• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian deteksi antibodi Avian Influenza subtipe H5 pada serum burung merpati yang dipotong di Pasar Banjaran Kota Kediri dilakukan dengan uji HI untuk mengetahui ada tidaknya antibodi AI subtipe H5. Kriteria pemeriksaan yang digunakan adalah positif terdapat antibodi AI subtipe H5 apabila hasil uji HI menunjukan titer antibodi ≥ 24 (OIE, 2005). Jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah 110 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau

random sampling.

Dalam penelitian ini perlakuan khusus atau red blood cel ltreatment, pada serum merpati tidak dilakukan, karena sebelum dilakukan penelitian telah dilaksanakan uji coba pra penelitan pada serum merpati dan menunjukan serum ini tidak memerlukan perlakuan khusus seperti halnya serum pada bebek maupun itik. Namun pada penelitian dengan Uji HI sudah dilakukan kontrol serum yaitu pada sumuran ke 6 dan 12 di microplate untuk mengetahui kualitas setiap sampel serum yang diperiksa.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari pedagang burung merpati yang dijual di Pasar Banjaran Kota Kediri, merpati yang dipotong berasal dari peternakan di daerah Plosoklaten, Gurah, dan Pare Kabupaten Kediri. Menurut data dari Dinas Kehewanan dan Perikanan Kabupaten Kediri, terjadi kematian ratusan itik akibat virus AI pada akhir tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan uji HI terhadap 110 sampel serum darah burung merpati yang dipotong di Pasar Banjaran Kota Kediri didapatkan 0% sampel yang positif atau seluruh sampel yang diperiksa negatef mengandung antibodi AI subtipe H5. Hal ini menunjukan burung merpati dari daerah tersebut tidak pernah terpapar virus AI subtipe H5. Selain itu, tidak ditemukannya antibodi pada sampel bisa disebabkan oleh penurunan titer antibodi dari paparan sebelumnya. Antibodi mulai terbentuk dan dapat dideteksi 3-7 hari pasca infeksi dan mulai mengalami penurunan titer antibodi 60 hari pasca infeksi (Murphy et al., 2003).

Sistem pemeliharaan unggas di Pasar Banjaran Kota Kediri adalah intensif karena hanya melepas bebek, ayam, atau burung merpati pada saat akan dilakukan penyembelihan. Burung merpati, bebek, dan ayam berada dalam satu tempat pemeliharaan yang sama sebelum dipotong. Hasil pengamatan lapangan dari para pedagang di Pasar Banjaran Kota Kediri ,disebutkan bahwa sering ditemukan bebek dan ayam yang menunjukan gejala AI serta pernah ditemukan kasus AI pada bebek di pasar tersebut. Dari informasi tersebut ada kemungkinan burung merpati terpapar virus AI, akan tetapi antibodinya belum terdeteksi. Tidak terdeteksinya antibodi virus AI subtipe H5, kemungkinan disebabkan belum terbentuknya antibodi. Antibodi AI pada semua spesies dapat dideteksi melalui uji HI atau uji netralisasi virus dalam waktu 3 – 7 hari setelah infeksi dan mencapai puncak selama minggu kedua (Fenner et al., 1995).

peningkatan kasus AI selama musim pancaroba hingga musim hujan. Perubahan suhu ekstrim menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga berbagai penyakit unggas termasuk AI dapat menyerang unggas (Direktorat Kesehatan Hewan, 2012). Dari hal tersebut kemungkinan tidak ditemukan burung merpati dari pasar Banjaran yang positif mempunyai antibodi AI subtipe H5 karena pada bulan Maret sampai April tahun 2013 di lokasi tersebut tidak turun hujan dan suhu disekitarnya tinggi (panas) sehingga penularan virus AI melalui udara kecil kemungkinannya. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan selama 4 tahun di Mainland-China, menunjukan adanya peningkatan infeksi unggas domestik terhadap virus Avian Influenza saat terjadi penurunan suhu (suhu dingin), sehingga dapat disimpulkan bahwa virus ini memiliki tingkat infeksi yang tinggi pada musim penghujan (Li et al., 2004).

Virus AI subtipe H5N1 yang selama ini endemis di Indonesia sejak 2003 diklasifikasikan dalam Clade 2.1 sub Clade 2.1.1, 2.1.2, dan 2.1.3. Namun, pada akhir tahun 2012 virus AI yang menyerang sebagian besar unggas berbeda dengan jenis sebelumnya karena virus yang menimbulkan banyak kematian terutama pada itik termasuk dalam clade 2.3.2. Dari masalah baru ini dapat disimpulkan kemungkinan adanya ketidakcocokan antigen karena bisa saja merpati pernah terpapar virus AI dengan Clade 2.3.2 tetapi antigen yang digunakan adalah antigen clade 2.1 sehingga antibodi tidak terdeteksi.

Menurut Perkin dan Swayne (2002); Panigrahy et al. (1996) ,bebek dan burung merpati atau burung liar lainnya lebih tahan terhadap H5N1 HPAI dibandingkan hewan emu dan angsa. Kebanyakan bebek liar dan burung liar

merupakan reservoir alami dari virus AI, akan tetapi burung jenis ini paling tahan terhadap infeksi. Burung liar dapat membawa virus sampai jarak yang jauh dan mengeluarkan virus melalui kotoran mereka. Tingginya tingkat infeksi memungkinkan untuk munculnya strain baru dan sangat berbahaya melalui proses mutasi virus.

Dari beberapa penelitian tentang AI, burung dari suku Columbidae, yaitu merpati telah diketahui dapat terinfeksi oleh virus AI subtipe H5N1 seperti yang pernah dilaporkan Dharmayanti dkk. (2004). Infeksi virus ini terjadi secara asimptomatis, karena virus AI dari jenis yang mempunyai patogenitas rendah dapat hidup bersama secara seimbang dengan reservoir (Webster et al., 1992).

Banyak kasus AI di Indonesia menunjukkan AI dapat menyebabkan kematian pada unggas di daerah Jatim, Jateng, Jabar dan Bali (Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2012). Resiko penularan di Indonesia masih sangat tinggi karena virus dapat menular apabila unggas dipelihara bebas dengan unggas lain, menggunakan air yang juga digunakan oleh unggas lain, atau makan dan minum dari sumber yang tercemar kotoran unggas pembawa virus. Unggas juga dapat terinfeksi jika bersentuhan langsung dengan hewan pembawa virus, atau kotoran hewan lain yang membawa virus, atau bersentuhan dengan benda- benda yang tercemar bahan mengandung virus (Capua et al., 2003 dan Henzler et al, 2003). Gambaran ini dapat memberikan saran untuk memperlakukan biosekuriti diperketat, agar pengendalian penyebaran virus AI melalui kontak burung liar dengan peternakan komersil dapat terhindar.

Dokumen terkait