• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar Ulangan Harian Semester Genap Mapel IPS Siswa Kelas

4.3.2. Pembahasan Hasil Analisis Gaya Belajar

Gaya belajar bisa menjadi salah satu ujung tombak dalam rangka pengembangan kinerja siswa dalam segala proses pembelajaran baik dalam pelaksanaan tugas di sekolah, komunikasi dalam pembelajaran, pekerjaan rumah maupun di dalam interaksi antar individu. Gaya belajar juga menjadi salah satu faktor penting, karena berkaitan dengan bagaimana cara siswa dalam menyerap sebuah informasi dan mentransformasikannya dalam pembelajaran.

Ghufron dan Risnawita (2014:10) mengemukakan bahwa peningkatan hasil belajar dapat dicapai dengan memperhatikan faktor internal maupun eksternal, salah satunya adalah gaya belajar. Kosasih A Jihiri (1978:7) juga mengemukakan bahwa gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan.

Tahapan awal sampai menengah pengalaman belajar, salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan mengenali gaya belajar siswa. Gaya belajar

yang dimiliki siswa usia SMP diantaranya adalah gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Berdasar analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan 64, memiliki rerata skor gaya belajar sebesar 64,088. Siswa yang tergolong menggunakan gaya belajar visual sebanyak 30 siswa (44,11%), siswa yang menggunakan gaya belajar auditorial sebanyak 28 siswa (41,17%), dan siswa yang mengunakan gaya belajar kinestetik sebanyak 10 siswa (14,70%).

Sebagian besar siswa SMPN 1 Getasan dapat dikatakan cenderung memiliki gaya belajar visual. Siswa cenderung belajar dengan cara melihat langsung, misalnya saja dengan membaca materi sendiri. Siswa juga lebih antusias apabila guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Hal ini karena memang pada dasarnya gaya belajar visual mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya baru bisa mempercayainya.

Melalui perhitungan analisis deskriptif gaya belajar pada siswa yang telah diuraikan sebelumnya, variabel gaya belajar siswa untuk untuk kategori tinggi sebesar 12% dengan jumlah siswa sebanyak 8 orang, kategori sedang sebesar 88% dengan jumlah siswa 60 orang dan tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah. maka dapat dikatakan bahwa gaya belajar siswa SMPN 1 Getasan termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 88%. Artinya, siswa telah menggunakan cukup baik gaya belajarnya masing-masing untuk belajar sesuai kebutuhan pembelajaran yang dimilikinya.

Pembahasan untuk analisis dekskriptif tiap indikator dapat digambarkan bahwa siswa SMPN 1 Getasan berada dalam kategori yang tinggi. Hal ini terkait dengan hasil analisis deskriptif yang juga membuktikan bahwa sebagian besar siswa sudah menyesuaikan gaya belajarnya. Pada gaya belajar visual, dalam 8 pernyataan hasil yang diperoleh adalah pada sebagian besar pernyataan persentase terbesar berada pada kategori tinggi dan sedang. Pernyataan pertama belajar dengan cara visual (melihat) sebanyak 89,7% siswa dalam kategori tinggi, pada pernyataan kedua lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar juga sebanyak 86,8% berada pada kategori tinggi, pada pernyataan ketiga yaitu belajar dengan rapi dan teratur, sebanyak 97% berada pada kategori

tinggi, pada pernyataan keempat yaitu menyukai banyak simbol,gambar, dan warna sebanyak 76,5% siswa berada di kategori tinggi, pernyataan kelima 42,65 siswa berada pada kategori tinggi, pernyataan keenam yaitu pembaca yang cepat dan tekun sebanyak 63,2% siswa di kategori tinggi, pernyataan ke tujuh terdapat banyak siswa yang berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 50% dan pernyataan terakhir sebanyak 41,12% siswa berada pada kategori tinggi.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa siswa mampu menerapkan gaya belajar visualnya dengan baik, ditandai dengan siswa telah mencapai indikator dari gaya belajar visual dengan tinggi pula. Kelebihan dari siswa yang bergaya belajar visual ialah tetap dapat berkonsentrasi belajar jika suasana kelas ramai, siswa tersebut tidak akan terpengaruh dengan keadaan di sekitarnya.

Gaya belajar auditorial juga cukup banyak dimiliki oleh siswa SMPN 1 Getasan meskipun tidak dominan. Dari hasil analisis deskriptif data, pada pernyataan pertama yaitu belajar dengan cara mendengar, 88,2% siswa berada dalam kategori tinggi. Pada pernyataan kedua yaitu baik dalam aktivitas lisan, sebanyak 76,5% siswa berada dalam kategori tinggi. Kemudian pada pernyataan ketiga yaitu menggerakkan bibir atau bersuara ketika membaca 82,3% siswa berada dalam kategori tinggi.. Pada pernyataan keempat yaitu memiliki kepekaan terhadap musik, sebanyak 47,1% siswa berada pada kategori sedang. Pernyataan ke lima yaitu dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara sebanyak 50% berada pada kategori sedang. Pada pernyataan ke enam berbicara dalam irama yang terpola dengan baik sebanyak 59,3% siswa berada di kategori sedang. Pada pernyataan ke tujuh yaitu mudah terganggu dengan keributan, sejumlah 88,2% dalam kategori tinggi. Pada pernyataan ke delapan lemah dalam aktivitas visual, sejumlah 20,6% siswa berada pada kategori tinggi.

Selain gaya belajar visual dan auditorial yang mendominasi siswa SMPN 1 Getasan, masih ada gaya belajar kinestetik yang dimiliki oleh sebanyak 15% dari siswa. Meskipun tidak sebanyak gaya belajar lainnya, gaya belajar kinestetik juga memiliki peranan yang baik dalam pembelajaran. Tidak banyak siswa yang menyukai gaya belajar ini memang, namun sebagian kecil siswa SMPN 1 getasan

yang memiliki gaya belajar kinestetik pun dapat memaksimalkan hasil belajarnya dengan cara mereka belajar sendiri.

Dilihat dari persentase gaya belajar kinestetik pada pernyataan pertama yaitu belajar dengan aktivitas fisik, sebanyak 75% berada dalam kategori tinggi. Kemudian pada pernyataan kedua yaitu peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, sebanyak 51,5% siswa berada pada kategori tinggi. Pada pernyataan ketiga yaitu suka menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian, sejumlah 75% berada dalam kategori tinggi. Penyataan ke empat yaitu senang menggunakan bahasa non tubuh, sejumlah 39,7% siswa berada dalam kategori tinggi. Pada pernyataan ke lima yaitu suka coba-coba dan kurang rapi, sejumlah 60,3% siswa berada dalam kategori sedang. Pada pernyataan ke enam yaitu menyukai kerja kelompok dan praktik, sejumlah 61,7% siswa berada dalam kategori sangat tinggi. Pada pernyataan ke tujuh yaitu berbicara dengan perlahan, sejumlah 42,7% siswa berada dalam kategori sedang. Dan pada pernyataan terakhir yaitu menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik, sejumlah 54,5% siswa berada dalam kategori tinggi.

Hasil ini juga telah menunjukkan bahwa siswa mampu menerapkan gaya belajar kinestetik dengan baik. Siswa merasa senang jika melakukan praktik di kelas maupun di luar kelas. Beberapa tanda-tanda pada anak yang memiliki gaya belajar kinestetik diantaranya sering menggunakan jarinya sebagai penunjuk ketika membaca, juga suka menghafalkan materi sambil berjalan. Namun kelemahan siswa yang bergaya belajar kinestetik ini ialah kurang memperhatikan kerapian tulisannya, sehingga tulisannya terkesan tidak rapi.

Dokumen terkait