• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

36 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Siswa dan Sekolah

Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Getasan yang beralamat di Dusun Jampelan RT. 02 RW. 02 Desa Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Jawa Tengah yang masih merupakan kawasan yang sejuk dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Jarak tempuh dari Kecamatan kurang lebih 1 km, jarak tempuh dari pusat kota sejauh 42 km. SMPN 1 Getasan terakreditasi B dan berdiri sejak tahun 1983. SMPN 1 Getasan terletak di tengah perkampungan yang cukup strategis di desa Getasan. SMPN 1 Getasan mempunyai halaman yang digunakan untuk kegiatan siswa saat istirahat dan sebagai sarana untuk berolahraga. Tenaga pendidik dan staff SMPN 1 Getasan meliputi Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab dibantu dengan tenaga pengajar yang terdiri dari 33 guru dan 9 orang staff.

Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/ 2018 dengan jumlah siswa 208 orang yang diambil sampel secara random 68 orang. Karakteristik siswa kelas VIII berumur antara 13 sampai 15 tahun. Tingkat ekonomi orang tua siswa termasuk dalam kategori ekonomi menengah. Sebagian besar wali murid mempercayakan sekolah sebagai tempat satu-satunya menuntut ilmu. Jarang sekali kunjungan wali murid untuk berkonsultasi masalah pendidikan anaknya dengan pihak sekolah.

(2)

4.1.2. Deskripsi Data Gaya Belajar Siswa

Instrumen gaya belajar pada penelitian ini menggunakan skala likert yang mempunyai pilihan jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju dengan interval skor 1-4 dengan 24 item pernyataan positif. Penskoran untuk item pernyataan positif yaitu sangat setuju dengan skor 4, setuju dengan skor 3, kurang setuju dengan skor 2, dan tidak setuju dengan skor 1.

Berdasarkan jawaban siswa pada saat mengisi angket, maka penggolongan gaya belajar siswa ditentukan dari skor tertinggi masing-masing siswa pada setiap sub variabel. Nilai tertinggi untuk setiap sub variabel (visual/ auditorial/ kinestetik) adalah skor maksimal kali butir pernyataan masing-masing sub variabel yaitu 4x8=32. Contoh penggolongan siswa A misalnya memperoleh hasil 26 pada visual, 20 pada auditorial dan 22 pada kinestetik; maka dapat digolongkan siswa A memiliki gaya belajar visual.

Siswa yang tergolong menggunakan gaya belajar visual sebanyak 30 siswa, siswa yang menggunakan gaya belajar auditorial sebanyak 28 siswa, dan siswa yang mengunakan gaya belajar kinestetik sebanyak 10 siswa yang datanya disajikan dalam tabel 8 berikut.

Tabel 8

Daftar pembagian siswa sesuai gaya belajar

Gaya Belajar Banyak Siswa

Visual 30

Auditorial 28

Kinestetik 10

Jumlah 68

(3)

Selanjutnya berdasarkan tabel 8 maka dibuat perhitungan persentase masing-masing gaya belajar. Berikut disajikan cara menghitung persentase gaya belajar siswa kelas VIII SMPN 1 GETASAN

a) Persentase gaya belajar visual =

x 100% = 44,11% dibulatkan 44%

b) Persentase gaya belajar auditorial =

x 100% = 41,17% dibulatkan 41%

c) Persentase gaya belajar kinestetik =

x 100% = 14,70% dibulatkan 15%

Data persentase gaya belajar siswa akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran seperti berikut:

Gambar 3. Diagram Pengelompokkan Gaya Belajar Siswa

Diagram lingkaran menunjukkan bahwa 44% siswa cenderung memiliki gaya belajar visual, 41% siswa cenderung memiliki gaya belajar auditorial, dan 15% siswa cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Setelah mengelompokkan gaya belajar siswa, maka digolongkan skor gaya belajar universal. Berikut disajikan hasil analisis data statistik deskriptif gaya belajar sebagai berikut.

44%

41%

15%

Pengelompokan Gaya Belajar Siswa

Visual

Auditorial

(4)

Tabel 9

Analisis Deskriptif Data Gaya Belajar Siswa

Mean 64.08824

Median 64

Mode 66

Standard Error 0.71964

Standard Deviation 5.93431

Sample Variance 35.216

Kurtosis 0.264692

Skewness 0.459535

Range 26

Minimum 52

Maximum 78

Sum 4358

Count 68

Sumber : Data diolah menggunakan microsoft excel dan SPSS, 2018

Tabel 9 yang menunjukkan bahwa analisis deskriptif gaya belajar memiliki rerata skor gaya belajar siswa yang diperoleh sebesar 64.08824 dan skor yang paling banyak muncul adalah 66 dengan standar deviasi sebesar 5.93431. Kemudian perolehan skor terendah sebesar 52 dan skor tertinggi sebesar 78 sehingga diperoleh rentang data sebesar 26, dan dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi gaya belajar.

(5)

Tabel 10

Distribusi Hasil Angket Variabel Gaya Belajar

Skor Jumlah Siswa Persentase (%)

52-57 9 13

58-64 30 44

65-71 21 31

72-78 8 12

Total 68 100

Sumber: data penelitian, 2018

Data skor variabel gaya belajar siswa akan diinterpretasikan ke dalam diagram seperti berikut:

Gambar 4. Diagram Persentase Gaya Belajar Siswa

Diagram persentase gaya belajar siswa menunjukkan bahwa variabel gaya belajar siswa untuk kategori 70-78 sebesar 25%, kategori 61-69 sebesar 59%, dan kategori 52-60 sebesar 16%.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar sebagian siswa kelas VIII SMPN 1 GETASAN termasuk dalam kategori sedang karena berada di rentang 61-69. Untuk lebih jelas mengenai gaya belajar siswa,

25%

59% 16%

Gaya Belajar Siswa Jumlah siswa

52-60

61-69

(6)

berikut ini akan diuraikan deskripsi setiap indikator dari masing-masing gaya belajar.

4.1.1.1. Gaya belajar visual

Terdapat delapan butir (indikator utama) dalam gaya belajar visual yang dapat diuraikan yaitu:

1. Belajar dengan cara visual (melihat). 2. Mengingat apa yang dilihat

3. Belajar dengan rapi dan teratur 4. Menyukai simbol,gambar, dan warna

5. Tertarik pada bidang seni lukis, pahat, dan gambar daripada musik. 6. Pembaca yang cepat dan tekun.

7. Tidak terganggu dengan keributan ketika belajar 8. Sulit menerima instruksi verbal

Pada poin pertama belajar dengan cara visual, hasil yang diperoleh diberi skor 1-4 dengan hasil sebgai berikut:

Tabel 11

Hasil Pernyataan (1) Belajar Dengan Melihat

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 1 1,5

2 6 8,8

3 49 72

4 12 17,7

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian, 2018

(7)

Pada pernyataan butir kedua yaitu mengingat apa yang dilihat, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 14 sebagai berikut.

Tabel 12

Hasil Pernyataan (2) mengingat apa yang dilihat

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

2 9 13,2

3 19 28

4 40 58,8

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 12 menunjukkan bahwa pada indikator mengingat apa yang dilihat, sejumlah 58.8% siswa berada dalam kategori sangat tinggi.

Pada pernyataan butir ketiga yaitu belajar dengan rapi dan teratur, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang dijabarkan dalam tabel 13 sebagai berikut.

Tabel 13

Hasil Pernyataan (3) Belajar Dengan Rapi Dan Teratur Skor Jumlah siswa Persentase(%)

2 2 3

3 61 89,7

4 5 7,3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(8)

Pada pernyataan butir ke empat yaitu menyukai simbol, gambar, dan warna, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang dijabarkan dalam tabel 14 sebagai berikut.

Tabel 14

Hasil Pernyataan (4) Menyukai Simbol, Gambar, Dan Warna Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 1 1,5

2 15 22

3 12 17,7

4 40 58,8

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada indikator menyukai simbol,gambar, dan warna, sejumlah 58,8% siswa berada dalam kategori yang sangat tinggi.

Pada pernyataan butir ke lima yaitu tertarik pada bidang seni lukis, pahat, dan gambar daripada musik, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang dijabarkan dalam tabel 15 sebagai berikut.

Tabel 15. Hasil Pernyataan 5 (tertarik pada bidang seni lukis, pahat, dan gambar daripada musik)

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 11 16,2

2 28 41,2

3 17 25

4 12 17,6

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(9)

Pada pernyataan butir ke enam yaitu pembaca yang cepat dan tekun, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang dijabarkan dalam tabel 16 sebagai berikut.

Tabel 16

Hasil Pernyataan (6)Pembaca Yang Cepat Dan Tekun Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 1 1,5

2 24 35,3

3 12 17,7

4 31 46,5

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 16 menunjukkan bahwa pada indikator pembaca yang cepat dan tekun, sejumlah 46,5% siswa berada dalam kategori sangat tinggi.

Pada pernyataan butir ke tujuh yaitu tidak terganggu dengan keributan ketika belajar, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang dijabarkan dalam tabel 17 sebagai berikut.

Tabel 17

Hasil Pernyataan (7)Tidak Terganggu Dengan Keributan Ketika Belajar

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 34 50

2 23 33,8

3 4 5,9

4 7 10,3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(10)

Pada pernyataan butir ke delapan yaitu sulit menerima instruksi verbal, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang dijabarkan dalam tabel 18 sebagai berikut.

Tabel 18

Hasil Pernyataan (8) Sulit Menerima Instruksi Verbal

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 12 17,6

2 28 41,2

3 18 26,5

4 10 14,7

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 18 dapat menunjukkan bahwa pada indikator sulit menerima instruksi verbal, sejumlah 41,2% siswa berada dalam kategori sedang, sejumlah 41,2% siswa lainnya berada dalam kategori tinggi.

4.1.1.2. Gaya belajar auditorial

Terdapat delapan butir (indikator utama) dalam gaya belajar auditorial yang dapat diuraikan yaitu:

9. belajar dengan cara mendengarkan 10.baik dalam aktivitas lisan

11.menggerakkan bibir/ bersuara ketika membaca. 12.memiliki kepekaan terhadap musik.

13.dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara 14.berbicara dalam irama yang terpola dengan baik

15.mudah terganggu dengan keributan. 16.lemah dalam aktivitas visual

(11)

belajar dengan cara mendengarkan, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 19 sebagai berikut.

Tabel 19

Hasil Pernyataan (9) Belajar Dengan Cara Mendengarkan Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 1 1,5

2 7 10,3

3 9 13,2

4 51 75

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 19 dapat menunjukkan bahwa pada indikator belajar dengan cara mendengarkan, sejumlah 75% siswa berada dalam kategori sangat tinggi.

Pada pernyataan butir ke sepuluh yaitu baik dalam aktivitas lisan, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 20 sebagai berikut.

Tabel 20

Hasil Pernyataan (10) Baik Dalam Aktivitas Lisan Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 1 1,5

2 15 22

3 17 25

4 35 51,5

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(12)

Pada pernyataan butir ke sebelas yaitu menggerakkan bibir/ bersuara ketika membaca, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 21 sebagai berikut.

Tabel 21

Hasil Pernyataan (11) Menggerakkan Bibir/ Bersuara Ketika Membaca Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 2 3

2 10 14,7

3 11 16,1

4 45 66,2

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 21 menunjukkan bahwa pada indikator menggerakkan bibir/ bersuara ketika membaca, sejumlah 66,2% dalam kategori sangat tinggi.

Pada pernyataan butir ke dua belas yaitu memiliki kepekaan terhadap musik, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 22 sebagai berikut.

Tabel 22

Hasil Pernyataan (12) Memiliki Kepekaan Terhadap Musik Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 9 13,2

2 32 47,1

3 16 23,5

4 11 16,2

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(13)

Pada pernyataan butir ke tiga belas yaitu dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 23 sebagai berikut.

Tabel 23

Hasil Pernyataan (13) Dapat Mengulangi Atau Menirukan Nada, Irama, Dan Warna Suara

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 3 4,4

Tabel 23 menunjukkan bahwa pada indikator mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara, sejumlah 50% atau separuh dari siswa berada dalam kategori sedang.

Pada pernyataan butir ke empat belas yaitu berbicara dalam irama yang terpola dengan baik , hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 24 sebagai berikut.

Tabel 24

Hasil Pernyataan (14) Berbicara Dalam Irama Yang Terpola Dengan Baik Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 5 7,3

(14)

Pada pernyataan butir ke lima belas yaitu mudah terganggu dengan keributan, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 25 sebagai berikut.

Tabel 25

Hasil Pernyataan (15) Mudah terganggu dengan keributan Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 4 5,9

2 4 5,9

3 4 5,9

4 56 82,3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 25 menunjukkan bahwa pada indikator mudah terganggu dengan keributan, sejumlah 82,3% siswa berada dalam kategori sangat tinggi.

Pada pernyataan butir ke enam belas yaitu lemah dalam aktivitas visual, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 26 sebagai berikut.

Tabel 26

Hasil Pernyataan (16) Lemah Dalam Aktivitas Visual Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 17 25

2 37 54,4

3 7 10,3

4 7 10,3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(15)

4.1.1.3. Gaya belajar kinestetik

Terdapat delapan butir (indikator utama) dalam gaya belajar kinestetik yang dapat diuraikan yaitu:

17.belajar dengan aktivitas fisik.

18.peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh

19.suka menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian 20.Senang menggunakan bahasa non tubuh

21.suka coba-coba dan kurang rapi 22.menyukai kerja kelompok dan praktik. 23.berbicara dengan perlahan

24.Menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik

Pada pernyataan butir ke tujuh belas yaitu belajar dengan aktivitas fisik, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 27 sebagai berikut.

Tabel 27

Hasil Pernyataan (17) Belajar Dengan Aktivitas Fisik Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 17 25

2 31 45,6

3 11 16,3

4 9 13,2

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(16)

Pada pernyataan butir ke delapan belas yaitu peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 28 sebagai berikut.

Tabel 28

Hasil Pernyataan (18) Peka Terhadap Ekspresi Dan Bahasa Tubuh Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 5 7,3

2 28 41,2

3 29 42,7

4 6 8,8

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 28 menunjukkan bahwa pada indikator peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, sejumlah 42,7% siswa berada dalam kategori tinggi.

Pada pernyataan butir ke sembilan belas yaitu suka menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 29 sebagai berikut.

Tabel 29

Hasil Pernyataan (19) Suka Menyentuh Orang Untuk Mendapat Perhatian Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 3 4,4

2 14 20,6

3 48 70,6

4 3 4,4

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(17)

Pada pernyataan butir ke dua puluh yaitu senang menggunakan bahasa non tubuh, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 30 sebagai berikut.

Tabel 30

Hasil Pernyataan (20) Senang Menggunakan Bahasa Non Tubuh Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 7 10,3

2 34 50

3 19 28

4 8 11,7

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 30 dapat menunjukkan bahwa pada indikator senang menggunakan bahasa non tubuh, sejumlah 50% atau separuh siswa berada dalam kategori sedang.

Pada pernyataan butir ke dua puluh satu yaitu suka coba-coba dan kurang rapi, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 31 sebagai berikut.

Tabel 31

Hasil Pernyataan (21) Suka Coba-Coba Dan Kurang Rapi Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 11 16,2

2 41 60,3

3 11 16,2

4 5 7,3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

(18)

Pada pernyataan butir ke dua puluh dua yaitu menyukai kerja kelompok dan praktik, hasil penelitian menunjukkan perolehan yang digambarkan dalam tabel 32 sebagai berikut.

Tabel 32

Hasil Pernyataan (22) Menyukai Kerja Kelompok Dan Praktik Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 4 5,9

Tabel 32 menunjukkan bahwa pada indikator menyukai kerja kelompok dan praktik, sejumlah 44,1% siswa berada dalam kategori tinggi.

Pada pernyataan butir ke dua puluh tiga yaitu berbicara dengan perlahan, hasil penelitian menunjukkan perolehan digambarkan dalam tabel 33 berikut.

Tabel 33

Hasil Pernyataan (23) Berbicara Dengan Perlahan Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 16 23,5

Tabel 33 menunjukkan bahwa pada indikator berbicara dengan perlahan, sejumlah 42,7% siswa berada dalam kategori sedang.

(19)

Tabel 34

Hasil Pernyataan (24) Menyukai Kegiatan Atau Permainan Yang Menyibukkan Secara Fisik

Skor Jumlah siswa Persentase(%)

1 12 17,6

2 19 27,9

3 28 41,3

4 9 13,2

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian,2018

Tabel 34 menunjukkan bahwa pada indikator menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik, sejumlah 41,3% dalam kategori tinggi.

Deskripsi data gaya belajar yang telah diuraikan menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan yang diambil sampelnya sejumlah 68 siswa memiliki gaya belajar yang berbeda jenisnya dan berbeda pula tingkatannya. Ada siswa yang memiliki gaya belajar sama namun tingkatnya berbeda, missal sama-sama visual namun siswa A memiliki tingkat yang sangat tinggi sedangkan siswa B memiliki tingkat yang sedang. Lebih jauh akan dibahas dalam pembahasan. 4.1.3. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa

(20)

Hasil analisis data statistik deskriptif motivasi belajar disajikan sebagai berikut.

Tabel 35

Analisis Deskriptif Data Motivasi Belajar Siswa

Mean 94.36765

Sumber : Data diolah menggunakan microsoft excel dan SPSS, 2018

Tabel 35 menjelaskan data analisis deskriptif motivasi belajar bahwa rerata skor motivasi belajar siswa yang diperoleh sebesar 94.36765 dan skor yang paling banyak muncul adalah 96. Kemudian perolehan skor terendah sebesar 65 dan skor tertinggi sebesar 118 sehingga diperoleh rentang data sebesar 53, dan dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi motivasi belajar.

(21)

Tabel 36

Distribusi Hasil Angket Variabel Motivasi Belajar

Skor Jumlah Siswa Persentase (%)

65-77 3 4.5

78-90 18 26.5

91-104 34 50

105-118 13 19

Total 68 100

Sumber: data penelitian, 2018

Data skor variabel motivasi belajar siswa kemudian diinterpretasikan ke dalam diagram seperti berikut:

Gambar 5. Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa

Diagram persentase motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa hasil data variabel motivasi belajar siswa pada kategori skor 65-82 sebanyak 10%, pada kategori skor 83-100 sebanyak 58%, pada kategori skor 101-118 sebanyak 32%.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sebagian siswa kelas VIII SMPN 1 GETASAN termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelas mengenai motivasi belajar siswa, berikut ini akan diuraikan deskripsi setiap indikator motivasi belajar.

10%

58% 32%

Data Motivasi Belajar Siswa

65-82

83-100

(22)

Terdapat enam indikator utama dalam motivasi belajar yaitu: 1. Tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran.

2. Umpan balik atas tugas yang dilakukannya. 3. Tingkat kesulitan tugas.

4. Ketekunan dan keuletan individu.

5. Penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi). 6. Dorongan untuk belajar.

Pada indikator pertama yaitu tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran, terdapat enam butir pernyataan yaitu : saya senang dengan pelajaran IPS; saya selalu mengerjakan tugas IPS yang diberikan guru; saya harus belajar dengan giat supaya mencapai nilai IPS yang memuaskan; saya menerima tugas ips dari guru dengan senang hati; saya tidak pernah lupa belajar IPS di malam hari; saya selalu mengerjakan ulangan dengan sungguh-sungguh demi mendapatkan nilai yang memuaskan.

Pemahaman untuk mengetahui sejauh mana tanggung jawab dan respon siswa terhadap pelajaran, maka dapat dilihat dari hasil jawaban 6 pernyataan yang masing-masing pernyataan memiliki nilai 1 untuk tidak setuju, 2 untuk kurang setuju, 3 untuk setuju dan 4 untuk sangat setuju. Hasil skor tertinggi adalah 6x4=24 sedangkan terendah adalah 6x1=6. Range 24-6=18, jika dibuat 4 kelas maka dapat di klasifikasikan 6-9 (rendah); 10-14 (sedang); 15-19 (tinggi) dan 20-24 (sangat tinggi). Perhitungan untuk mengetahui hasil penelitian tentang tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran disajikan dari data yang disajikan dalam tabel 37 berikut.

Tabel 37

Hasil Indikator 1. Tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran (6 butir) Skor Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

(23)

Tabel 37 menunjukkan bahwa tanggung jawab dan respon siswa kelas VIII terhadap pelajaran berada di rentang yang sangat tinggi yaitu dengan persentase sebesar 17,6%, kategori tinggi yaitu dengan persentase sebesar 50% sedangkan sisanya sebesar 28% berada di rentang sedang, dan 4,4% yang tanggung jawab dan respon terhadap pelajarannya rendah. Hal ini cukup baik mengingat dari total sampel 68 siswa hanya 3 siswa yang berada di rentang rendah.

Pada indikator kedua yaitu umpan balik atas tugas yang dilakukan terdapat 5 pernyataan yaitu (1)Diberi pujian ketika nilai-nilai ulangan IPS saya lebih baik dari sebelumnya. (2)Mendapat kesenangan jika berhasil mengerjakan ulangan IPS. (3)Selalu mendapatkan hadiah atau pujian dari orang tua jika berhasil dalam mengerjakan ulangan IPS. (4)Tidak merasa malu apabila mendapatkan nilai yang kurang baik. (5)Tetap belajar IPS walaupun mendapat nilai jelek dalam ulangan supaya tidak terulang lagi. Perhitungan untuk mengetahui hasil penelitian tentang umpan balik atas tugas yang dilakukan disajikan dalam tabel 38 berikut.

Tabel 38

Hasil Indikator 2. Umpan Balik Atas Tugas Yang Dilakukan (5 butir) Skor Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

6 - 9 Rendah 7 10,3 ada yang berada di kategori yang rendah dan sedang. Terbanyak sejumlah 73,5% kategori tinggi, di kategori rendah hanya 13,2%, sisanya sebanyak 16,2% berada di rentang yang sedang tanggung jawab dan respon terhadap pelajarannya.

(24)

karena saya bisa langsung menjawab dan menguraikan sesuai pikiran saya. (4)Saya senang mengerjakan tugas IPS yang sulit. (5)Saya mau membantu teman yang bertanya tentang materi yang sulit. Pemahaman untuk mengetahui hasil penelitian tentang tingkat kesulitan tugas disajikan dalam tabel 39 berikut.

Tabel 39

Hasil Indikator 3. Tingkat Kesulitan Tugas (5 butir)

Skor Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

6 - 9 Rendah 1 1.5

Tabel 39 menunjukkan bahwa tingkat kesulitan tugas menurut siswa siswa kelas VIII berada di rentang yang sangat tinggi, yaitu sebesar 70,5% persentasenya. Dari tabel dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut.

Pada indikator ke empat yaitu ketekunan dan keuletan individu terdapat lima butir pernyataan: (1)Saya sering mempelajari materi pelajaran IPS yang akan dipelajari di sekolah esok hari. (2)Saya belajar lebih lama di rumah ketika akan menghadapi ulangan IPS di sekolah. (3)Saya berusaha dengan maksimal menyelesaikan tugas IPS. (4)Saya sering belajar bersama dengan teman utuk menyelesaikan soal IPS. (5)Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan oleh guru.

(25)

tinggi). Perhitungan untuk mengetahui hasil penelitian tentang tingkat ketekunan dan keuletan individu disajikan dalam tabel 40 berikut.

Tabel 40

Hasil Indikator 4. Tingkat Ketekunan Dan Keuletan Individu (5 butir) Skor Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

6 - 9 Rendah 7 10,3

10 - 14 Sedang 23 33,8

15 - 19 Tinggi 31 45,6

20 - 24 Sangat tinggi 7 10,3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian, 2018

Tabel 40 menjelaskan bahwa terdapat 45,6% dari siswa memiliki tingkat ketekunan dan keuletan individu yang tinggi.

Pada indikator ke lima yaitu penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi dalam tugas) terdapat lima butir pernyataan: (1)Saya lebih mengutamakan belajar IPS daripada bermain bersama teman setelah pulang sekolah. (2)Saya tidak akan menyontek teman jika tidak bisa mengerjakan ulangan IPS. (3)Saya akan mempertimbangkan tindakan yang saya lakukan itu benar atau salah. (4)Saya mengerjakan tugas IPS dengan dengan teliti. (5)Saya akan bertanya dengan guru jika tidak bisa mengerjakan soal IPS yang sulit.

(26)

Perhitungan untuk mengetahui hasil penelitian tentang tingkat kesulitan tugas dapat dilihat dari data yang disajikan dalam tabel 41 berikut.

Tabel 41

Hasil Indikator 5. Penuh Pertimbangan Dan Perhitungan (5 butir) Skor Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

6 - 9 Rendah 1 1,5

Tabel 41 menunjukkan hasil penelitian tentang tingkat pertimbangan dan perhitungan siswa dalam tugas terlihat dalam rentang yang tinggi yaitu sebesar 58,9% siswa dari sampel memiliki tingkat pertimbangan dan perhitungan terhadap tugas yang sangat tinggi.

Pada indikator ke enam (terakhir) yaitu dorongan untuk belajar terdapat enam butir pernyataan: (1)Saya tetap belajar IPS meskipun mendapat nilai jelek ketika tes sebelumnya. (2)Saya tidak peduli dengan nilai yang diperoleh dari setiap tugas dan ulangan IPS. (3)Saya tidak kecewa apabila belum berhasil mendapat nilai yang memuaskan. (4)Saya tetap senang belajar IPS meskipun materinya sulit. (5)Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh tanpa memikirkan hasil yang akan diperoleh nanti. (6)Saya tetap belajar meskipun nilai IPS saya selalu bagus.

(27)

Tabel 42

Hasil Indikator 6. Dorongan untuk belajar (6 butir)

Skor Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

6 - 9 Rendah 14 20.6

10 - 14 Sedang 12 17.6

15 - 19 Tinggi 35 51.5

20 - 24 Sangat tinggi 7 10.3

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian, 2018

Tabel 42 menunjukkan hasil penelitian tentang tingkat pertimbangan dan perhitungan siswa dalam tugas terlihat dalam rentang yang tinggi yaitu sebanyak 51,5% memiliki dorongan untuk belajar yang tinggi.

4.1.4. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS

(28)

Berikut disajikan hasil analisis data statistik deskriptifnya: Tabel 43

Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS

Mean 80.4559

Median 79

Mode 78

Standard Error 0.57396

Standard Deviation 4.73297

Sample Variance 22.401

Kurtosis 0.574

Skewness 0.291

Range 25

Minimum 72

Maximum 97

Sum 5471

Count 68

Sumber : Data diolah dengan microsoft excel dan SPSS, 2018

(29)

Tabel 44

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS

Nilai Jumlah siswa

Persentase (%)

72-77 14 20,5

78-83 38 56

84-90 15 22

91-97 1 1,5

Total 68 100

Sumber: Data Penelitian Tahun 2018

(30)

Berikut ini distribusi nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dibuat dalam bentuk diagram lingkaran:

Gambar 6. Diagram Batang Hasil Belajar IPS siswa

Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dalam penelitian yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kategori cukup tinggi.

4.2. Hasil Analisis Data

4.2.1. Hasil Analisis Data Awal

4.2.1.1. Uji Normalitas Data

Dalam analisis data awal, dilakukan uji normalitas variabel gaya belajar motivasi belajar dan hasil belajar IPS dengan bantuan SPSS. Langkah-langkahnya adalah dengan memindahkan data hasil penelitian gaya belajar, motivasi belajar dan hasil belajar dari microsoft excel ke halaman input SPSS, kemudian klik analyze  non parametric test  sampel K-S, lalu masukkan ketiga variabel dari kotak kiri ke kotak kanan, dan klik Ok maka akan keluar hasilnya pada halaman

output SPSS sebagai berikut.

20,5%

56%

22% 1,5%

Hasil Belajar Ulangan Harian Semester

Genap Mapel IPS Siswa Kelas VIII

72-77

78-83

84-90

(31)

Gambar 7. Hasil Output SPSS Uji Normalitas

Data yang dilihat adalah data pada bagian Assymp. Sig. (2tailed) yang menunjukkan hasil untuk hasil belajar 0,093 untuk gaya belajar 0,275 dan untuk motivasi belajar 0,631. Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai dari Assymp. Sig. (2tailed) pada output Kolgomorov-Smirinov

test lebih besar dari alpha yang telah ditentukan yaitu 5% (0,05). Tabel 45

Ringkasan Hasil Uji Normalitas

No Variabel Assymp. Sig.

(p value) Kondisi

Keterangan Distribusi 1. Hasil belajar 0,093 p>0.05 Normal 2. Gaya belajar 0.275 p>0.05 Normal 3. Motivasi belajar 0.631 p>0.05 Normal

Sumber: Data diolah dengan SPS,2018

(32)

4.2.1.2. Uji LinearitasData

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak, apabila tidak linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan ( Sugiyono, 2013:265 ). Uji linearitas dilakukan dengan bantuan program SPSS dengan langkah sebagai berikut: Klik Analyze Compare Means  Means, kemudian masukkan variabel hasil belajar ke dalam kotak Dependent List, sedangkan variabel gaya belajar (X1)dan motivasi belajar (X2) dimasukkan pada kotak Independent List. Pilih kotak dialog Options dan mengaktifkan bagian Testfor Linearity. Pilih continue lalu OK.

Tabel 46

Uji Linearitas Data Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar

(33)

variabel motivasi belajar terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar. Hasil dari uji linearitas motivasi belajar sebagai berikut.

Tabel 47

Uji Linearitas Data Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

ANOVA Table siswa dan hasil belajar memiliki nilai signifikansi 0,037. Nilai 0,015 < 0,05 (lebih kecil dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa data motivasi belajar terhadap hasil belajar tersebut linear.

.

4.2.2. Hasil Analisis Lanjut

4.2.2.1 Analisis Korelasi

(34)

1. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS di kalangan siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan

2. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS di kalangan siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan

Uji hipotesis menggunakan korelasi product moment dengan berbantuan

program SPSS for Windows Seri 21 dengan dua kriteria pengujian yaitu berdasarkan nilai signifikasi dan berdasarkan r hitung. Data hasil belajar siswa semester 2 tahun 2017/2018 diubah menjadi data ordinal dengan skala 1-4. Data hasil belajar diklasifikasikan menjadi 4 kelas seperti dalam data distribusi frekuensi supaya nilai data berada di rentang 1-4 saja, sementara data gaya belajar dibagi sejumlah pernyataan yaitu 24, data motivasi belajar dibagi sejumlah pernyataan yaitu 32. Setelah semua data berada pada kategori 1-4 kemudian baru dilakukan uji korelasi data. Kriteria uji hipotesis melalui uji korelasi apabila harga dari signifikasi <0,05 dan r hitung> dari r tabel maka hipotesis diterima. Berikut ini merupakan hasil uji korelasi sederhana antara variabel gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS.

Tabel 48

Uji Korelasi Data Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar

Correlations

HASILBELAJAR GAYABELAJAR

HASILBELAJAR Pearson Correlation 1 .427*

Sig. (2-tailed) .006

N 68 68

GAYABELAJAR Pearson Correlation .427* 1

Sig. (2-tailed) .006

N 68 68

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(35)

Tabel 48 menunjukkan data penghitungan bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel gaya belajar dengan hasil belajar IPS sebesar 0,427 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,006. Dikarenakan harga signifikansinya 0,006 < 0,05 dan r hitungnya 0,427 > dari r tabel 0,238 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sedang antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan. Nilai koefisien korelasi 0,427 termasuk dalam kategori sedang menurut pedoman interpretasi dari Sugiyono yaitu kategori sedang pada angka 0,40-0,599.

Hasil hasil uji korelasi antara variabel motivasi belajar siswa dengan variabel terikat hasil belajar IPS disajikan dalam tabel 49 sebagai berikut.

Tabel 49

Uji Korelasi Data Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Correlations

HASILBELAJAR

MOTIVASI BELAJAR

HASILBELAJAR Pearson Correlation 1 .746

Sig. (2-tailed) . 000

N 68 68

MOTIVASIBELAJAR Pearson Correlation .746 1

Sig. (2-tailed) . 000

N 68 68

Sumber: Data diolah dengan SPS,2018

(36)

4.2.2.2 Uji Determinasi

Analisis selanjutnya setelah mengetahui hasil analisis korelasi adalah uji determinasi. Uji determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara gaya belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar IPS. Koefisien determinasi gaya belajar terhadap hasil belajar dapat diperoleh dengan rumus r x r x 100% = 0,427 x 0,427 x 100% = 18,23%. Koefisien determinasi motivasi belajar terhadap hasil belajar dapat diperoleh dengan rumus r x r x 100% = 0,746 x 0,746 x 100% = 55,65%. Hal ini dapat diartikan bahwa gaya belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS sebesar 18,23%. dan motivasi belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPS sebesar 55,65%, sementara itu sisanya 26,12% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, dll.

4.3.

Pembahasan

4.3.1. Pemaknaan Hasil Temuan

Beberapa faktor tertentu penting berperan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah gaya belajar dan motivasi belajar. Gaya belajar dan motivasi belajar masing-masing siswa berperan cukup banyak dalam memberi kontribusi terhadap hasil belajar siswa. Gaya belajar yang bervariasi antar siswa satu dengan lainnya juga cukup mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.

(37)

dimiliki dengan baik. Siswa mampu menyesuaikan gaya belajarnya dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal tersebut dibuktikan dengan perolehan hasil belajar IPS siswa yang baik pula. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa gaya belajar memiliki kontribusi yang besar dalam perolehan hasil belajar IPS.

Motivasi belajar juga merupakan faktor yang penting, faktor motivasi bukan hanya dipengaruhi faktor internal setiap siswa namun juga dipengaruhi oleh faktor eksternal juga seperti tingkat kesulitan pelajaran, lingkungan keluarga yang mendukung, sarana dan prasarana sekolah dan sebagainya. Dalam proses belajar mengajar, motivasi juga memiliki peranan yang cukup penting. Suasana dalam proses pembelajaran misalnya, akan menjadi lebih baik apabila setiap siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Begitu pula dengan hasil belajar masing-masing siswa juga akan baik apabila motivasi belajarnya tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa motivasi belajar memiliki hubungan yang cukup penting untuk menentukan hasil belajar siswa, didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa sebagian besar tinggi.

4.3.2. Pembahasan Hasil Analisis Gaya Belajar

Gaya belajar bisa menjadi salah satu ujung tombak dalam rangka pengembangan kinerja siswa dalam segala proses pembelajaran baik dalam pelaksanaan tugas di sekolah, komunikasi dalam pembelajaran, pekerjaan rumah maupun di dalam interaksi antar individu. Gaya belajar juga menjadi salah satu faktor penting, karena berkaitan dengan bagaimana cara siswa dalam menyerap sebuah informasi dan mentransformasikannya dalam pembelajaran.

Ghufron dan Risnawita (2014:10) mengemukakan bahwa peningkatan hasil belajar dapat dicapai dengan memperhatikan faktor internal maupun eksternal, salah satunya adalah gaya belajar. Kosasih A Jihiri (1978:7) juga mengemukakan bahwa gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan.

(38)

yang dimiliki siswa usia SMP diantaranya adalah gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Berdasar analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan 64, memiliki rerata skor gaya belajar sebesar 64,088. Siswa yang tergolong menggunakan gaya belajar visual sebanyak 30 siswa (44,11%), siswa yang menggunakan gaya belajar auditorial sebanyak 28 siswa (41,17%), dan siswa yang mengunakan gaya belajar kinestetik sebanyak 10 siswa (14,70%).

Sebagian besar siswa SMPN 1 Getasan dapat dikatakan cenderung memiliki gaya belajar visual. Siswa cenderung belajar dengan cara melihat langsung, misalnya saja dengan membaca materi sendiri. Siswa juga lebih antusias apabila guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Hal ini karena memang pada dasarnya gaya belajar visual mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya baru bisa mempercayainya.

Melalui perhitungan analisis deskriptif gaya belajar pada siswa yang telah diuraikan sebelumnya, variabel gaya belajar siswa untuk untuk kategori tinggi sebesar 12% dengan jumlah siswa sebanyak 8 orang, kategori sedang sebesar 88% dengan jumlah siswa 60 orang dan tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah. maka dapat dikatakan bahwa gaya belajar siswa SMPN 1 Getasan termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 88%. Artinya, siswa telah menggunakan cukup baik gaya belajarnya masing-masing untuk belajar sesuai kebutuhan pembelajaran yang dimilikinya.

(39)

tinggi, pada pernyataan keempat yaitu menyukai banyak simbol,gambar, dan warna sebanyak 76,5% siswa berada di kategori tinggi, pernyataan kelima 42,65 siswa berada pada kategori tinggi, pernyataan keenam yaitu pembaca yang cepat dan tekun sebanyak 63,2% siswa di kategori tinggi, pernyataan ke tujuh terdapat banyak siswa yang berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 50% dan pernyataan terakhir sebanyak 41,12% siswa berada pada kategori tinggi.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa siswa mampu menerapkan gaya belajar visualnya dengan baik, ditandai dengan siswa telah mencapai indikator dari gaya belajar visual dengan tinggi pula. Kelebihan dari siswa yang bergaya belajar visual ialah tetap dapat berkonsentrasi belajar jika suasana kelas ramai, siswa tersebut tidak akan terpengaruh dengan keadaan di sekitarnya.

Gaya belajar auditorial juga cukup banyak dimiliki oleh siswa SMPN 1 Getasan meskipun tidak dominan. Dari hasil analisis deskriptif data, pada pernyataan pertama yaitu belajar dengan cara mendengar, 88,2% siswa berada dalam kategori tinggi. Pada pernyataan kedua yaitu baik dalam aktivitas lisan, sebanyak 76,5% siswa berada dalam kategori tinggi. Kemudian pada pernyataan ketiga yaitu menggerakkan bibir atau bersuara ketika membaca 82,3% siswa berada dalam kategori tinggi.. Pada pernyataan keempat yaitu memiliki kepekaan terhadap musik, sebanyak 47,1% siswa berada pada kategori sedang. Pernyataan ke lima yaitu dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara sebanyak 50% berada pada kategori sedang. Pada pernyataan ke enam berbicara dalam irama yang terpola dengan baik sebanyak 59,3% siswa berada di kategori sedang. Pada pernyataan ke tujuh yaitu mudah terganggu dengan keributan, sejumlah 88,2% dalam kategori tinggi. Pada pernyataan ke delapan lemah dalam aktivitas visual, sejumlah 20,6% siswa berada pada kategori tinggi.

(40)

yang memiliki gaya belajar kinestetik pun dapat memaksimalkan hasil belajarnya dengan cara mereka belajar sendiri.

Dilihat dari persentase gaya belajar kinestetik pada pernyataan pertama yaitu belajar dengan aktivitas fisik, sebanyak 75% berada dalam kategori tinggi. Kemudian pada pernyataan kedua yaitu peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, sebanyak 51,5% siswa berada pada kategori tinggi. Pada pernyataan ketiga yaitu suka menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian, sejumlah 75% berada dalam kategori tinggi. Penyataan ke empat yaitu senang menggunakan bahasa non tubuh, sejumlah 39,7% siswa berada dalam kategori tinggi. Pada pernyataan ke lima yaitu suka coba-coba dan kurang rapi, sejumlah 60,3% siswa berada dalam kategori sedang. Pada pernyataan ke enam yaitu menyukai kerja kelompok dan praktik, sejumlah 61,7% siswa berada dalam kategori sangat tinggi. Pada pernyataan ke tujuh yaitu berbicara dengan perlahan, sejumlah 42,7% siswa berada dalam kategori sedang. Dan pada pernyataan terakhir yaitu menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik, sejumlah 54,5% siswa berada dalam kategori tinggi.

Hasil ini juga telah menunjukkan bahwa siswa mampu menerapkan gaya belajar kinestetik dengan baik. Siswa merasa senang jika melakukan praktik di kelas maupun di luar kelas. Beberapa tanda-tanda pada anak yang memiliki gaya belajar kinestetik diantaranya sering menggunakan jarinya sebagai penunjuk ketika membaca, juga suka menghafalkan materi sambil berjalan. Namun kelemahan siswa yang bergaya belajar kinestetik ini ialah kurang memperhatikan kerapian tulisannya, sehingga tulisannya terkesan tidak rapi.

4.3.3. Pembahasan Hasil Analisis Motivasi Belajar

(41)

dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi, mengatur lingkungan sosial atau fisik, menguasai rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing untuk melebihi yang lampau dan mengungguli orang lain.

Motivasi juga perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Oemar Hamalik (2004: 175) menjelaskan fungsi motivasi antara lain mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, sebagai pengarah yang dapat menjadi jalan agar mampu menuju arah yang ingin dicapai, sebagai penggerak berfungsi seperti mesin bagi mobil.

Berdasarkan hasil analisis motivasi belajar, perolehan hasil keseluruhan motivasi belajar siswa tergolong baik. Dari hasil analisis deskriptif skor motivasi belajar diperoleh rerata skor sebesar 94.36765 dengan klasifikasi sebanyak 54% siswa memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 46% siswa memiliki motivasi yang sedang dan tidak ada seorang siswa pun yang memiliki atau tergolong dalam klasifikasi motivasi belajar rendah, itu artinya bahwa sebagian besar siswa SMPN 1 Getasan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Variabel motivasi belajar memiliki enam indikator utama yaitu (1) tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran, (2)umpan balik atas tugas yang dilakukannya, (3)tingkat kesulitan tugas, (4)ketekunan dan keuletan individu, (5)Penuh pertimbangan dan perhitungan/ tidak berspekulasi, (6)Dorongan untuk belajar.

(42)

rendah. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tanggung jawab dan respon yang tinggi yaitu sebanyak 66,2% siswa.

Pada indikator kedua yaitu umpan balik atas tugas yang dilakukan terdapat lima pernyataan yaitu (1)Diberi pujian ketika nilai-nilai ulangan IPS saya lebih baik dari sebelumnya. (2)Mendapat kesenangan jika berhasil mengerjakan ulangan IPS. (3)Selalu mendapatkan hadiah atau pujian dari orang tua jika berhasil dalam mengerjakan ulangan IPS. (4)Tidak merasa malu apabila mendapatkan nilai yang kurang baik. (5)Tetap belajar IPS walaupun mendapat nilai jelek dalam ulangan supaya tidak terulang lagi. Hasil analisis dari indikator kedua menunjukkan bahwa sebanyak 73,5% siswa memiliki umpan balik terhadap tugas yang tinggi, sebanyak 16,2% memiliki umpan balik yang sedang, dan sebanyak 10,3 memiliki umpan balik yang rendah terhadap tugas. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMPN 1 Getasan memiliki umpan balik yang tinggi atas tugas yang dilakukan.

Pada indikator ketiga yaitu tingkat kesulitan tugas terdapat 5 butir pernyataan yaitu (1)Saya senang mengerjakan soal IPS yang mudah. (2)Saya merasa tertantang untuk mengerjakan soal IPS yang tidak bisa dikerjakan oleh teman. (3)Saya lebih suka menjawab pertanyaan dengan uraian pada ulangan IPS karena saya bisa langsung menjawab dan menguraikan sesuai pikiran saya. (4)Saya senang mengerjakan tugas IPS yang sulit. (5)Saya mau membantu teman yang bertanya tentang materi yang sulit. Hasil analisis pada indikator ketiga menunjukkan bahwa sebanyak 86,7% siswa mengaku tingkat kesulitan tugas tinggi, sebanyak 11,8% siswa mengaku tingkat kesulitan tugas sedang, dan sebanyak 1,5% siswa mengaku tingkat kesulitan tugas rendah. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesulitan tugas pada mata pelajaran IPS tinggi dan makin tinggi tingkat kesulitan tugasnya, makin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dari perolehan hasil total skor motivasi belajar siswa sebagian besar yang berada di rentang kategori tinggi.

(43)

akan menghadapi ulangan IPS di sekolah. (3)Saya berusaha dengan maksimal menyelesaikan tugas IPS. (4)Saya sering belajar bersama dengan teman utuk menyelesaikan soal IPS. (5)Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan oleh guru. Hasil analisis indikator tingkat keuletan dan ketekunan individu memperlihatkan bahwa sebanyak 10,3% siswa memiliki tingkat ketekunan dan keuletan rendah, 33,8% memiliki tingkat ketekunan dan keuletan sedang, 55,9% memiliki tingkat ketekunan dan keuletan tinggi. Dengan ketekunan dan keuletan setiap individu, motivasi belajar dapat dibangun dengan baik, tentunya semakin tekun dan ulet cara belajar siswa, maka semakin tinggi pula motivasi belajarnya.

Indikator ke lima adalah penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi dalam tugas) memiliki lima butir pernyataan, yaitu: (1)Saya lebih mengutamakan belajar IPS daripada bermain bersama teman setelah pulang sekolah. (2)Saya tidak akan menyontek teman jika tidak bisa mengerjakan ulangan IPS. (3)Saya akan mempertimbangkan tindakan yang saya lakukan itu benar atau salah. (4)Saya mengerjakan tugas IPS dengan dengan teliti. (5)Saya akan bertanya dengan guru jika tidak bisa mengerjakan soal IPS yang sulit. Berdasarkan hasil analisis pada indikator kelima didapatkan data bahwa sebanyak 80,9% siswa memiliki tingkat pertimbangan dan perhitungan yang tinggi, sebanyak 19,1% siswa tingkat pertimbangan dan perhitungannya sedang dan tidak ada yang rendah. Hal ini juga senada dengan indikator lainnya bahwa makin tinggi pertimbangan dan perhitungan siswa (tidak berspekulasi terhadap tugas) maka akan semakin baik pula motivasi belajarnya.

(44)

dorongan untuk belajar yang tinggi, dan 17,6% memiliki dorongan untuk belajar yang sedang serta 20,6% yang memiliki dorongan belajar yang rendah.

Semua hasil analisis tiap indikator, sejalan dengan hasil analisis global dimana motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan dapat diklasifikasikan dalam kategori tinggi. hal ini juga dapat dilihat dari semangat belajar siswa ketika berada di dalam kelas selama mengisi kuisioner pun siswa sangat bersemangat dan antusias, semangat dan antusias siswa itulah salah satu ciri yang dapat mencerminkan tingginya motivasi belajar siswa.

4.3.4. Pembahasan Analisis Hasil Belajar

Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu (Suratinah Tirtonegoro, 2001: 43). Hasil belajar dapat dinilai dengan berbagai metode penilaian, namun hasil akhirnya sama yaitu berupa angka penilaian.

Dalam pencapaian hasil belajar siswa, terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Pada umumnya faktor-faktor ini adalah faktor internal dan eksternal. Faktor dari internal misalnya kondisi jasmani, kondisi panca indra, kecerdasan, bakat, minat, emosi dan sebagainya. Sementara faktor eksternal meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

(45)

yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa telah menerapkan gaya belajar yang sesuai dan motivasi belajar yang baik.

4.3.5. Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar IPS

Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan dapat diketahui melalui uji hipotesis dengan uji korelasi product moment. Hasil perhitungan koefisien korelasi di dapat r hitung sebesar 0,427 lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%, yaitu 0,238 dan harga signifikansinya 0,006 < 0,05. Dari penelitian ini diketahui ada hubungan sedang dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS, karena r hitung > r tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan yang sedang artinya semakin tinggi gaya belajar siswa maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa, dan sebaliknya.

Kontribusi antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS diperoleh sebesar 18,23%. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa gaya belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPS sebesar 18,23% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan perhitungan korelasi maupun koefisien determinasi yang telah dibahas, diketahui bahwa gaya belajar siswa memiliki hubungan sedang dengan perolehan hasil belajar IPS siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Marton (dalam Ghufron, 2014:12) bahwa kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar orang lain dalam lingkungannnya akan meningkatkan efektivitasnya dalam belajar.

(46)

4.3.6. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS

Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan juga dinilai dari uji hipotesis dengan uji korelasi product moment. Hasil perhitungan koefisien korelasi variabel motivasi belajar dengan hasil belajar IPS di dapat r hitung sebesar 0,746 yang lebih besar dari r tabel 0,238 dengan taraf signifikansi 5%, dan harga signifikansinya 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan.

Kontribusi antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS diperoleh sebesar 55,65%, artinya bahwa motivasi belajar memiliki hubungan untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS sebesar 55,65% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan perhitungan korelasi maupun koefisien determinasi yang telah dibahas, diketahui bahwa motivasi belajar siswa memiliki hubungan yang kuat dan signifikan dengan perolehan hasil belajar IPS siswa, karena melalui motivasi belajar dapat mempengaruhi hasil belajar sehingga tercapai hasil yang baik.

Sejalan dengan teori Ngalim purwanto (1998:71) yang mengemukakan bahwa motivasi belajar menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan suatu program pendidikan karena motivasi merupakan pendorong usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil tertentu. Motivasi belajar juga memiliki hubungan penting dengan hasil belajar sesuai teori Ngalim Purwanto yaitu motivasi belajar menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan dari pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.

(47)

Gambar

Tabel 8 Daftar pembagian siswa sesuai gaya belajar
Gambar 3. Diagram Pengelompokkan Gaya Belajar Siswa
Gambar 4. Diagram Persentase Gaya Belajar Siswa
Tabel 11 Hasil Pernyataan (1) Belajar Dengan Melihat
+7

Referensi

Dokumen terkait

diperoleh motivasi belajar matematika siswa laki-laki 91,65 kategori.. tinggi sedangkan motivasi belajar matematika siswa

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 77,55 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar siswa pada

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 77,55 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar siswapada

Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis. 1) Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Mata pelajaran IPS Kelas VIII di SMP

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh dari skor angket motivasi belajar siswa, sedangkan data sekunder

Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh nilai statistik deskriptif aktivitas belajar kelas kontrol yaitu range sebesar 8, kelas interval sebanyak 6, panjang kelas interval

ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS. Pada siswa dengan motivasi tinggi, skor rata-rata hasil belajar