• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

37 4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini menggunkan metode eksperimen yang membendingkan hasil belajar antara kelas control yang pembelajarannya tidak mendapat perlakuan dengan kelas eksperimen yang pembelajarannya mendapat perlakuan yaitu menggunaan model pembelajaran kooperativ tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan informasi dan menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan dan direncanakan, guru membentuk kelompok setiap kelompok terdiri 4 siswa, guru memberikan sebuah permasalahan pada setiap kelompok, Guru memberikan waktu kepada setiap anak untuk berpikir dan mengerjakan tugas tersebut secara individu atau sendiri-sendiri terlebih dahulu, dari 4 orang siswa disetiap kelompok, dibentuk 2 pasang siswa yang mendiskusikan hasil pekerjaan individunya, guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi dan membantu siswa, serta mengarahkan jika terdapat hal-hal yang belum dipahami, pasangan dari kelompok tadi bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan atau memaparkan hasil diskusinya, guru memimpin jalanya diskusi kelas dan akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan. Setelah tugas kelompok selesai siswa diberikan tugas mandiri dengan mengerjakan soal-soal.

(2)

ada tidaknya perubahan terhadap hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan apakah ada peningkatan.

4.2. Analisa Deskriptif

4.2.1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Perlakuan

Berikut ini data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas control sebelum perlakuan.

1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

Table 4.1

Rangkuman Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen

No Katagori Frekuensi Presentase %

1. Sangat Rendah 15 65,2

2. Rendah 3 13,0

3. Cukup 5 21,8

4. Baik 0 0

Total 23 100

(3)

Gambar 4.1

Histogram Skor Pretest Kelas Eksperimen

Setelah dilakukan uji deskriptif statistic seperti pada gambar 4.1 dapat dilihat rata-rata dari hasil pretest kelompok eksperimen adalah 50,17.

2. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Sebelum diberikan perlakuan pada kelas control didapatkan hasil pretest kelas control seperti pada table 4.2 dibawah. Distribusi frekuensi skor pretest kelas control adalah sebagai berikut:

Table 4.2

Rangkuman Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Control

No Katagori Frekuensi Presentase %

Sangat Rendah 16 76,1

Rendah 2 9,6

Cukup 3 14,3

Baik 0 0

(4)

Berdasarkan Statistik Deskriptif hasil pretest kelas Kontrol didapatkan pada katagori sangat rendah dengan presentase 76,1% sedangkan pada katagori baik presentase 0% masih

banyak siswa yang mendapatkan nilai jauh di bawah KKM. Gambar 4.2

Grafik batang skor pretest kelas control

Setelah dilakukan uji deskriptif statistic seperti pada gambar 4.2 dapat dilihat rata-rata dari hasil pretest kelompok eksperimen adalah 47,90.

Dari data gmabar 4.1 dan gambar 4.2 diketahui bahwa rata-rata nilai antara kelas eksperimen 50,17 dan kelompok kontrol 47,90. Jadi antara kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama.

4.2.2. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Perlakuan

(5)

1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) maka didapatkan hasil nilai potest kelas eksperimen adalah seperti pada table 4.3.

Table 4.3

Rangkuman distribusi frekuensi skor postest kelas eksperimen

No Katagori Frekuensi Presentase %

1. Sangat Rendah 0 0

2. Rendah 0 0

3. Cukup 4 17,4

4. Baik 19 82,6

Total 23 100

Berdasarkan statistic deskriptif hasil postest kelas eksperimen didapatkan pada katagori sangat rendah dengan presentase 0% sedangkan pada katagori baik presentase 82,6% banyak siswa yang mendapatkan nilai melampaui KKM.

Gambar 4.3

(6)

Setelah dilakukan uji deskriptif statistic seperti pada gambar 4.3 dapat dilihat rata-rata dari hasil postest kelompok eksperimen adalah 82,22.

Berdasarkan hasil data table 4.1 dan table 4.3 mengalami peningkatan hal ini terbukti dari presentase perolehan nilai yang jauh berbeda bahwa nilai hasil belajar dengan menggunakan treatment siswa banyak yang mendapat nilai yang baik dan melampaui KKM dibandingkan dengan pembelajaran yang belum diberikan treatment masih banyak siswa yang mendapatkan nilai jauh dari KKM.

2. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan pembelajaran konvensional didapatkan data hasil nilai postest kelas control adalah sebagi berikut:

Table 4.4

Rangkuman distribusi frekuensi postest kelas control No Katagori Frekuensi Presentase %

1. Sangat Rendah 0 0

2. Rendah 7 33,3

3. Cukup 12 57,2

4. Baik 2 9,5

Total 21 100

(7)

Gambar 4.4

Grafik batang skor postest kelas control

Setelah dilakukan uji deskriptif statistic seperti pada gambar 4.4 dapat dilihat rata-rata dari hasil postest kelompok control adalah 67,81.

Berdasarkan gambar 4.3 dan gambar 4.4 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen 82,22 dan kelompok control 67,81. Jadi hasil belajar yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas control berbeda, kelas eksperimen yang menggungakan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control yang tidak menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS).

(8)

4.3Analisa Regresi

Analisa regresi digunakan untuk keputusan apakah naik dan menurunnya variable dapat dilakukan melalui peningkatan variable independen atau tidak. Dalam analisis regresi maka memerlukan uji normalitas dan uji regresi linear sederhana. Uji normalitas yang sudah dilakukan pada awal sebelum penelitian guna mengetahui variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi yang normal. Karena model regresi yang baik yaitu memilki distribusi normal atau mendekati normal.

4.3.1 Uji Regresi Linear Sederhana Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Analisis pengujian data menggunakan uji linieritas dengan uji ANOVA.

Tabel 4.5 Uji Linier ANOVA

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 53.533 dengan signifikansi 0.000. oleh karena probabilitas

(9)

(0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Think-Pair-Share terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Kec. Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Table 4.6

Hasil Analisis Regresi Sederhana Nilai dan Kelas Model Summaryb artinya presentase sumbangan pengaruh variable Independen (Kelas) terhadap variable Dependen (Nilai). Dari perhitungan menggunakan SPSS yang dilakukan R square sebesar 0,560, artinya presentase sumbangan variable Model Pembelajaran terhadap hasil belajar IPA sebesar 56,0 %, sedangkan 44,0% dipengaruhi variable lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis

(10)

signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan df=n-2 atau 44 - 2=42. Sehingga dapat diperoleh t table sebesar 3.230. karena f hitung (53.533) > f table (3.230) dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak. Artinya ada pengaruh secara

signifikan antara nilai dan kelas penelitian. 4.4. Pembahasan

Dari uji homogenitas dan uji normalitas yang dilakukan dikelas eksperimen dan kelas control didapatkan hasil yang mengindikasikan bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal, varian yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan, dan rata-rata nilai Pretest yang sama. Hal ini dapat dijadikan tolok ukur untuk kedua kelas memiliki keadaan yang sama. Penelitian dapat dilanjutkan dengan memilih kelas control dan kelas eksperimennya. Pada kelas eksperimen dapat diberikan perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan model Think Pair And Share (TPS) dan kelas control menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Setelah dilakukan perlakuan, kelas eksperimen dan kelas control diberikan tes akhir

Dalam Penerapan model Think Pair And Share (TPS) pada mata pelajaran IPA model yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran, memberikan kesempatan untuk bekerja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Melalui kesempatan yang diberikan untuk siswa bekerja sendiri serta bekerja sama orang lain dengan pengaturan kelompok dan pengaturan kelas secara keseluruhan. Siswa sangat antusias dengan sajian materi menggunakan model pembelajaran ini, karena merangsang keaktifan siswa dan lebih menarik. Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi dan masalah yang akan dibahas dengan diskusi berpasangan.

(11)

menyampaikan kepada siswa. Sebaliknya, siswa berperan pasif selama pembelajaran tanpa melakukan banyak kegiatan karena semuanya dilakukan guru dan siswa tinggal menyerap materi yang diberikan. Saat Tanya jawab berlangsung ada beberapa siswa yang aktif.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diperoleh hasil nilai rata-rata (mean) pada kelas eksperimen, dan nilai rata-rata (mean) pada kelas control. Hasil rata-rata kelas eksperimen yang diberi perlakuan (Treatment) dengan menggunakan model Think Pair And Share (TPS) sebesar 82,22 dan kelas control yang tidak diberi perlakuan (Treatment) menggunakan model Think Pair And Share melainkan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab sebesar 67,81. Setelah didapatkan rata-rata nilai dari kedua kelas, selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh variable model Think Pair And Share (TPS) terhadap hasil belajar karena masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah apakah ada tidaknya pengaruh signifikan dari model Think Pair And Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015.

Hasil pengujian hipotesis memperoleh nilai f hitung sebesar 53,553 dengan signifikansi 0,000 diterima pada taraf signifikansi 5% (<0,05). Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Tahun 2014/2015.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dengan menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil presentase sumbangan variable model Think Pair And Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA sebesar 56,0 %, sedangkan 44,0% dipengaruhi variable lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(12)

Gambar

Table 4.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Table 4.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Citra Dewi (2016) dalam Penelitian Tindak Kelas dengan judul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Picture and

yaitu pada prasiklus skor rata-rata sebesar 52,66 meningkat menjadi 72 dan pada. siklus II meningkat menjadi

”Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5.. SD Negeri Tolokan Kecamatan

rata-rata hasil belajar matematika peserta didik untuk kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi dari pada hasil

pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang digabungkan dengan metode Eksperimen, yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan model Think Pair Share (TPS)

Hasil belajar IPA pada siklus I meningkat menjadi 77 dengan ketuntasan belajar pada kategori tinggi (70%) dan siklus II sebesar 86 dengan ketuntasan belajar pada kategori

Rata-rata N-Gain yang diperoleh dari skor pretest dan posttest sebesar 0.56 yang memenuhi kriteria 0,30 ≤ g &lt; 0,70, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar

belum mencapai target yang diinginkan yaitu capaian rata-rata indikator sebesar 75%. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya