Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IIIA yang berjumlah 18 siswa dan IIIB berjumlah 19 siswa. Adapun data sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11.
Data Sampel Penelitian
Kelas Jumlah Siswa Total Persentase Laki-laki Perempuan
3A 11 7 18 48.64%
3B 7 12 19 51,36%
Jumlah 18 19 37 100%
Hasil observasi yang dilakukan berdasarkan data pada tabel 4.1 di kelas eksperimen yaitu siswa kelas IIIa SDN 1 Wulung ada 18 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, sedangkan di kelas kontrol yaitu siswa kelas IIIb SDN 1 Wulung terdapat 19 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Sebelum dilakukan penelitian pada kedua kelas tersebut, sebelumnya dilakukan uji coba tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan di SD Negeri Menden Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora sebagai SD uji coba dengan responden 33 siswa kelas yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabelitas soal. Kemudian dialukan Tes homogenitas yang dilakukan di SDN 1 Wulung di kelas IIIa dan IIIb untuk mengetahui kesamaan varian 2 kelas tersebut .
materi selanjutnya. Kemudian kegiatan guru juga diamati dengan menggunakan lembar observasi guru dan kegiatan siswa diamati dengan lembar observasi siswa. Pelaksanaan penelitian kelas kontrol dilakukan pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 09.00–10.15 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IIIb dengan menggunakan Model konvesional pada materi sumber energi dan kegunaanya. Pembelajaran terfokus pada guru, di mana guru menjelaskan dan siswa memperhatikan. Selanjutnya dilakukan dengan evaluasi hasil belajar siswa. 4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data hasil belajar IPA dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji homogenitas, uji normalitas, dan selanjutnya dilakukan uji t-test.
4.3. Deskripsi Data
4.3.1. Deskripsi observasi Think Pair Share.
1. Penerapan Metode Pembelajaran Think Paire Share
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan treatment/perlakuan yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Think Pair Share. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat/observer adalah peneliti yang dilakukan secara intensif, hasil dari kegiatan observasi guru dapat dilihat pada halaman lampiran 10.
Kemudian untuk mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran dapat dlihat pada lembar observasi siswa. Dari hasil observasi siswa bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik dimana sebanyak 84,21% siswa sangat terlibat dalam pembelajaran. Deskripsi kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa diantaranya, kesiapan buku,alat tulis dan kerapian, siswa memperhatikan tujuan pembelajaran, setiap masing-masing pasangan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, dan deskripsi lainnya dapat dilihat pada lembar observasi siswa pada halaman lampiran 11.
4.3.2. Deskripsi Data Hasil Belajar
Skor hasil belajar yang diperoleh dari hasil pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masih berupa data mentah. Data mentah yang diperoleh tersebut masih belum dapat ditarik kesimpulan yang berarti. Maka, untuk mendapatkan kesimpulan tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan model konvensional maka data tersebut haruslah diolah terlebih dahulu.
Data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelas ekperimen yaitu 18 siswa kelas IIIa SDN 1 Wulung dan kelas kontrol yaitu 19 siswa kelas IIIb SDN 1 Wulung disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram.
4.3.2.1 Data Hasil Belajar
Data hasil belajar diperoleh dari post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan treatment/perlakuan. Skor yang diperoleh dari hasil post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah data mentah.
banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus berikut ini:
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 18
= 1 + 3,3 . 1,25 = 1 + 4,14
= 5,14 (dibulatkan menjadi 5)
Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal)+1 = (100 - 76) + 1
= 25
Interval (I) =
= = 5
Dari rumus tersebut dapat diketahui banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I). Kemudian tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar kelas eksperimen pada Tabel 12 berikut ini:
Tabel 12
Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 76 – 80 4 22,2%
2. 81 – 85 6 33,3%
3. 86 – 90 5 27,8%
4. 91 – 95 1 5,6%
5. 96 – 100 2 11,1%
Jumlah 18 100 %
mendapat skor antara 86 sampai dengan 90 sebanyak 5 siswa dengan persentase 27,8%, siswa yang mendapat skor antara 91 sampai dengan 9,5 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5,6%. Sedangkan banyak siswa yang mendapat skor 96 sampai dengan 100 sebanyak 2 siswa atau 11,1%.
Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas eksperimen, berikut ini disajikan gambar 1 diagram destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari hasil post test.
Gambar 1
Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
Untuk selanjutnya akan disajikan tabel destribusi frekuensi skor post test
hasil belajar IPA kelas kontrol. Tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA, dibuat dengan menentukan banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelas (I) dengan rumus berikut ini:
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 19
= 1 + 3,3 . 1,27 = 1 + 4,21
= 5,21 (dibulatkan menjadi 5) 0
1 2 3 4 5 6 7
76 – 80 81 – 85 86 – 90 91 – 95 96 – 100
Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) +1 = (100 - 68) + 1
= 33
Interval (I) =
=
= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)
Dari rumus tersebut dapat diketahui banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I). Kemudian tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:
Tabel 13
Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 68 – 74 6 31,57%
2. 75 – 81 8 42,1%
3. 82 – 88 3 15,79%
4. 89 – 95 1 5,27%
5. 96 – 100 1 5,27%
Jumlah 19 100%
Berdasarkan Tabel 13 diketahui destribusi skor hasil IPA pada kelas kontrol dengan banyak siswa yang mendapat skor 68 sampai dengan 74 terdiri dari 6 siswa dengan persentase 31,57%. Siswa yang mendapat skor antara 75 sampai dengan 81 sebanyak 8 siswa dengan persentase 42,1%, siswa yang mendapat skor antara 82 sampai dengan 88 sebanyak 3 siswa dengan persentase 15,79%, siswa yang mendapat skor antara 89 sampai dengan 95 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5,27%. Sedangkan siswa yang mendapat skor antara 96 sampai 100 hanya 1 siswa dengan presentase 5,27%.
Gambar 2
Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
4.5. Analisis Data 4.5.1. Analisis Deskriptif
Setelah dilakukan destribusi frekuensi berupa tabel, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelas eksperimen dan kelas kontrol akan disajikan dalam tabel yang memuat nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi skor hasil belajar IPA. Analisis Deskripsi skor hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Analisis Deskriptif Skor Hasil belajar IPA Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelas_Eksperimen 18 76.00 100.00 86.0000 5.86114
Kelas_Kontrol 19 68.00 100.00 77.4737 7.68381
Valid N (listwise) 18
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
68 – 74 75 – 81 82 – 88 89 – 95 96 – 100
Dari Tabel 14. dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 18 mempunyai nilai minimum 76,00 dan nilai maximum 100,00. Rata-rata/mean pada kelas eksperimen yaitu 86,0000 dan dengan standart deviation sebesar 5,86114. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 19 mempunyai nilai minimum 68,00 dan nilai maximum 100,00. Rata-rata/mean pada kelas kontrol yaitu 77,4737 dan standart deviation yaitu 7,68381.
4.5.2. Hasil Uji Normalitas Data
Priyatno (2010 : 71), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 15.
Tabel 15
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas_eksperimen kelas_kontrol
N 18 19
Normal Parametersa Mean 68.9444 68.7895
Std. Deviation 6.41205 6.52839
Most Extreme Differences Absolute .177 .192
Positive .177 .192
Negative -.142 -.128
Kolmogorov-Smirnov Z .751 .836
Asymp. Sig. (2-tailed) .626 .487
a. Test distribution is Normal.
eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil nilai pretest kelas kontrol dengan one sample Kolmogorov Test. Dari tabel 15 nampak tingkat signifikan asyionmotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (asyimp.sig.2-tailed) adalah 0,487. Hal ini menunjukan bahwa S-P- 0,487>0,05 jadi H1 di terima. Artinya nilai pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
Hasil uji Normalitas posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16
Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas_eksperimen Kelas_kontrol
N 18 19
Normal Parametersa Mean 86.0000 77.4737
Std. Deviation 5.86114 7.68381
Most Extreme Differences Absolute .200 .313
Positive .200 .313
Negative -.144 -.185
Kolmogorov-Smirnov Z .848 1.364
Asymp. Sig. (2-tailed) .469 .058
a. Test distribution is Normal.
S-P- 0,058 >0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
4.5.3. Hasil Uji Hipotesis Data
Priyatno (2010 : 32), Independent Samples t Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t tes sebelumnya dilakukan uji homogenitas dengan f tes artinya jika varians sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal variances not Assumed (diasumsikan varian berbeda).
Independent Samples t Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Duwi Priyatno 2010:32), uji t dilakukan untuk membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t table pada tingkat Alpha 5%. Ho diterima jika Sig > 0,05, dan Ho ditolak jika Sig < 0,05. Berikut adalah hasil uji posttest perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 17.
Tabel 17
Hasil Uji Posttest Perbedaan Dua Rata-Rata Antara Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Group Statistics
Data N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Variabel 1 18 86.0000 5.86114 1.38148
2 19 77.4737 7.68381 1.76279
Tabel 18
Hasil Uji Independent Samples t Test Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Berdasarkan tabel 18 uji independent sample t tes, pada kolom Levene’s Tes For Equality of Variances (tes kesamaan dua varian) terlihat hasil uji f adalah 0,549 dengan nilai signifikansi (0,464>0,05) memberikan arti bahwa kedua kelompok populasi yang diteliti memiliki variansi yang sama, sehingga untuk analisis lebih lanjut digunakan baris Equal Variances Assumed (kedua kelompok diasumsikan memiliki variansi yang sama). Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada kolom t hitung nilai t sebesar 3,779 dengan probabilitas signifikansi 0,001 (< 0,05) dan perbedaan berkisar antara 13,10652 - 3.94661 (lower -upper). Sehingga Ho ditolakdan Ha diterima, artinya ada pengaruh penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
belajar IPA siswa kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Ajaran 2014/2015.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan disajikan sebelumnya, menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora semester II tahun Ajaran 2014/2015.
Hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan jumlah siswa 18 anak mempunyai nilai terrendah 76,00 dan nilai tertinggi 100,00. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 19 anak, mempunyai nilai terendah 68,00 dan nilai tertinggi 100,00.
Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 86,00 dan untuk kelas kontrol adalah 77,4737, artinya bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata skor hasil belajar IPA kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (meandeference) sebesar 8,53.
Oleh karena dapat diketahui t hitung sebesar 3.779 dan signifikansi sebesar ,001 hal ini menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Itu artinya ada pengaruh penerapan pembelajaran yang
signifikan pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD. Pengaruh ini dilihat dari hasil uji t dan perbedaan rata-rata 2 kelas.
Hal ini menunjukan bahwa model Think Pair Share (TPS) sesuai dengan dengan Frank Lyman dalam Nurhadi (2005: 120), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. (Nurhadi,2005:120)
memikirkan materi yang diajarkan. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini relevan dengan yang dilakukan oleh Novita Apriani (UKSW) 2012 yang meneliti tentang “Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 77,55 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 70,85 dengan besarnya nilai t adalah -3,776 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena besarnya t hitung -3,776> dari t tabel 1,993 maka hipotesis yang diajukan diterima berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen yang artinya terdapat perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPA Siswa sekolah dasar SDN Salatiga 05.