17 3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Sedangkan Arikunto (2005: 12) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta hasil dari data yang disampaikan.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah SMP N 1 Getasan yang beralamat di Dusun Jampelan RT. 02 RW. 02 Desa Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Jawa Tengah yang masih merupakan kawasan yang sejuk dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi
3.3.2.Sampel
Menurut Sugiyono (2011:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga dalam penelitian ini tidakakan mengambil seluruh data yang ada, namun hanya menggunakan sampel atau beberapa data yang dapat mewakili populasi. Jumlah sampel diambil jumlah siswa kelas VIII angkatan tahun 2017/2018 yang berjumlah 208 siswa. Maka dapat dihitung berapa banyak sampel menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:71) sebagai berukut :
n = N N.d2 + 1
n = 208 208.(10%)2 + 1 n = 208
3.08
n = 67.53247 = 68 Keterangan :
N : Jumlah Populasi n : Jumlah Sampel
d2 : Presisi yang ditetapkan
Tabel 2. Daftar populasi penelitian Siswa Kelas VIII No Kelas Populasi Siswa Sampel
(Dibulatkan)
1 VIII A 35 12
2 VIII B 35 12
3 VIII C 35 11
4 VIII D 35 11
5 VIII E 35 11
6 VIII F 33 11
Jumlah 208 68
Hasil perhitungan dari rumus menunjukkan bahwa sampel yang akan digunakan dari siswa kelas VIII SMP N 1 Getasan tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebanyak 68 siswa dengan perincian 12 siswa VIIIA, 12 siswa VIIIB, 12 siswa VIIIC, 11 siswa VIIID, 11 siswa VIIIE, 11 siswa VIIIF.
Teknik Sampling menurut Sugiyono (2011 :118) merupakan teknik pengambilan sampel. Peneliti menggunakan metode penarikan Statisfied Random Sampling, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata profesional.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Adapun variabel penelitian ini adalah :
Variabel bebas (dependen) yaitu variabel yang menjadi sebab dari timbulnya variabel terikat (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah gaya belajar yang disimbolkan dengan X1 dan X2 adalah motivasi belajar.
Variabel terikat (independen) yaitu variabel yang menjadi akibat, dikarenakan adanya variabel bebas. Didalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat (independen) adalah hasil belajar yang disimbolkan dengan Y.
Variabel digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian Keterangan:
X1 : Gaya Belajar X2 : Motivasi Belajar Y : Hasil Belajar
: Hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.
3.5 Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Karena sangat pentingnya proses pengumpulan data ini maka diperlukan teknik yang benar untuk memperoleh data-data yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya kebenrannya. Menurut Moleong (2007) menyatakan bahwa dalam setiap pengumpulan data, peneliti merupakan instrumen penelitian yang utama yaitu bagaimana kondisi peneliti, pertanyaan yang diajukan peneliti dan seberapa dalam hal-hal yang akan diungkap dalam penelitian tersebut tergantung pada peneliti sendiri.
Y
X
2Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Angket atau Kuisioner
Angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008 :66).
Penelitian ini menggunakan angket atau kuisioner penelitian yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP N 1 Getasan tahun pelajaran 2017/2018 sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan untuk diisi sesuai dengan jawaban. 3.5.2 Observasi
Kegiatan observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah observasi secara terstruktur. Sugiyono (2011:205) observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, mengenai apa yang diamati, kapan, serta dimana tempat akan melakukan observasi tersebut. Kartono dalam Basuki (2006) mengatakan bahwa observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi ini dilakukan melalui observasi pendahuluan kemudian diamati dan diketahui gejala problematis yang ada pada siswa.
3.5.3 Dokumentasi
3.6 Instrumen Pengumpulan data
Dalam teknik angket, instrumen yang digunakan untuk mengukur gaya belajar dan motivasi belajar adalah butir-butir pernyataan. Kisi-kisi butir pernyataan gaya belajar disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Kisi-kisi Kuisioner
No Variabel Indikator Pernyataan Butir Skala pengukuran
Saya belajar dengan cara visual
(melihat). 1
Ordinal Saya lebih mudah mengingat apa
yang dilihat daripada apa yang didengar
1
Saya belajar dengan rapi dan
teratur 1
Saya menyukai banyak
simbol,gambar, dan warna 1 Saya lebih tertarik pada bidang
seni lukis, pahat, dan gambar daripada musik.
1
Saya pembaca yang cepat dan tekun.
1 Saya tidak terganggu dengan
keributan ketika belajar 1 Saya sulit menerima instruksi
verbal 1
Gaya belajar
Saya belajar dengan cara
mendengarkan, saya lebih senang mendengarkan penjelasan guru
auditorial Saya merasa cukup baik dalam
aktivitas lisan 1
Saya menggerakkan bibir/bersuara
ketika membaca. 1
Saya memiliki kepekaan terhadap
musik. 1
Saya dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara
1
Saya berbicara dalam irama yang
terpola dengan baik 1
Saya mudah terganggu dengan
keributan. 1
Saya lemah dalam aktivitas visual 1 Gaya
belajar kinestetik
Saya belajar dengan aktivitas fisik. 1
Ordinal Saya peka terhadap ekspresi dan
bahasa tubuh 1
Saya suka menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian 1 Saya Senang menggunakan bahasa
non tubuh 1
Saya suka coba-coba dan kurang
rapi 1
Saya menyukai kerja kelompok
dan praktik. 1
Saya berbicara dengan perlahan 1 Saya menyukai kegiatan atau
permainan yang menyibukkan secara fisik
2. Motivasi
Saya senang dengan pelajaran IPS. 1
Ordinal Saya selalu mengerjakan tugas IPS
yang diberikan guru. 1
Saya harus belajar dengan giat supaya mencapai nilai IPS yang memuaskan.
1
Saya menerima tugas IPS dari
guru dengan senang hati. 1 Saya tidak pernah lupa belajar IPS
di malam hari. 1
Saya selalu mengerjakan ulangan dengan sungguh-sungguh demi
Saya diberi pujian ketika nilai-nilai ulangan IPS saya lebih baik dari sebelumnya.
1
Ordinal Saya mendapat kesenangan jika
berhasil mengerjakan ulangan IPS. 1 Saya selalu mendapatkan hadiah
atau pujian dari orang tua jika berhasil dalam mengerjakan ulangan IPS.
1
Saya tidak merasa malu apabila mendapatkan nilai yang kurang baik.
1
Saya tetap belajar IPS walaupun mendapat nilai jelek dalam
ulangan supaya tidak terulang lagi. 1
Tingkat Saya senang mengerjakan soal IPS
kesulitan tugas.
Saya merasa tertantang untuk mengerjakan soal IPS yang tidak bisa dikerjakan oleh teman.
1
Ordinal Saya lebih suka menjawab
pertanyaan dengan uraian pada ulangan IPS karena saya bisa langsung menjawab dan
menguraikan sesuai pikiran saya. 1
Saya senang mengerjakan tugas
IPS yang sulit. 1
Saya mau membantu teman yang bertanya tentang materi yang sulit. 1 Ketekunan
dan keuletan individu.
Saya sering mempelajari materi pelajaran IPS yang akan dipelajari di sekolah esok hari.
1
Ordinal Saya belajar lebih lama di rumah
ketika akan menghadapi ulangan IPS di sekolah.
1
Saya berusaha dengan maksimal
menyelesaikan tugas IPS. 1 Saya sering belajar bersama
dengan teman utuk menyelesaikan soal IPS.
1
Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan oleh guru. 1 Penuh
Saya lebih mengutamakan belajar IPS daripada bermain bersama teman setelah pulang sekolah.
1
Ordinal Saya tidak akan menyontek teman
jika tidak bisa mengerjakan ulangan IPS.
1
lasi dalam tugas).
tindakan yang saya lakukan itu benar atau salah.
Saya mengerjakan tugas IPS
dengan dengan teliti. 1
Ordinal Saya akan bertanya dengan guru
jika tidak bisa mengerjakan soal IPS yang sulit.
1
Dorongan untuk belajar
Saya tetap belajar IPS meskipun mendapat nilai jelek ketika tes sebelumnya.
1
Ordinal Saya tidak peduli dengan nilai yang
diperoleh dari setiap tugas dan ulangan IPS.
1
Saya tidak kecewa apabila belum berhasil mendapat nilai yang memuaskan.
1
Saya tetap senang belajar IPS
meskipun materinya sulit. 1 Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh tanpa memikirkan hasil yang akan diperoleh nanti.
1
Saya tetap belajar meskipun nilai
IPS saya selalu bagus. 1
3.7 Definisi Operasional Variabel
a) Gaya belajar (X1)
Gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan untuk kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri.
Sangat tinggi : apabila setiap siswa memiliki faktor yang mempermudah dan mendorong untuk belajar yang sangat tinggi dalam situasi yang telah ditentukan, maka gaya belajar diberi skor 4
Tinggi : apabila setiap siswa memiliki faktor yang mempermudah dan mendorong untuk belajar yang tinggi dalam situasi yang telah ditentukan, maka gaya belajar diberi skor 3 Rendah : apabila setiap siswa memiliki faktor yang mempermudah
dan mendorong untuk belajar yang rendah dalam situasi yang telah ditentukan, maka gaya belajar diberi skor 2 Sangat rendah : apabila setiap siswa memiliki faktor yang mempermudah
dan mendorong untuk belajar yang sangat rendah dalam situasi yang telah ditentukan, maka gaya belajar diberi skor 1
b) Motivasi belajar (X2)
Motivasi belajar merupakan dorongan yang ada dalam diri siswa
Sangat tinggi : apabila setiap siswa memiliki dorongan dalam dirinya untuk melakukan aktivitas belajar dengan usaha yang sangat maksimal (sangat tinggi) maka motivasi belajar diberi skor 4
Tinggi : apabila setiap siswa memiliki dorongan dalam dirinya untuk melakukan aktivitas belajar dengan usaha yang maksimal (tinggi) maka motivasi belajar diberi skor 3 Rendah : apabila setiap siswa memiliki dorongan dalam dirinya
untuk melakukan aktivitas belajar dengan usaha yang kurang maksimal (rendah) maka motivasi belajar diberi skor 2
3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012 : 121) “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti”. Pengujian instrumen dalam penelitian ini dilakukan
dengan korelasi product moment Spearman dan Brown, sebagai berikut :
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang dikorelasikan
∑x : jumlah skor item
∑y : jumlah skor total (seluruh item) N : banyaknya data
Setiap butir pernyataan dalam angket wajib diuji validitasnya untuk mengetahui apakah butir pernyataan tersebut valid atau tidak. Uji validitas dilakukan terhadap variabel gaya belajar dan motivasi belajar. Pengujian validitas dan reabilitas butir pernyataan dilakukan dengan teknik Corrected Item Total Correlation ≥ 0,2. Katagori inilah yang menentukan valid dan tidaknya instrumen tersebut. Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan Corrected item total corelation dengan teknik korelasi produk momen memakai program SPSS pada item angket.
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Instrumen Gaya Belajar
Hasil uji validitas menunjukkan angka corrected item setiap penyataan memiliki nilai diatas r tabel, dengan r tabel = 0.238 (sig 5%). Item dinyatakan valid jika r hitung > r tabel; maka dapat dinyatakan semua butir penyataan valid karena memiliki nilai diatas 0,238. Sementara itu uji validitas pada pernyataan motivasi belajar juga dilakukan dengan hasil sebagai berikut dalam tabel 5.
Tabel 5
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
PERNYATAAN25 86.6471 141.814 .666 . .893
PERNYATAAN26 88.3088 147.948 .454 . .897
PERNYATAAN27 86.6324 149.311 .359 . .899
PERNYATAAN28 86.7794 141.966 .533 . .896
PERNYATAAN29 86.6029 149.586 .264 . .900
PERNYATAAN30 88.2941 148.181 .398 . .898
PERNYATAAN31 88.3088 148.067 .465 . .897
PERNYATAAN32 86.6471 142.321 .639 . .894
Tabel 7 menunjukkan dapat dilihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan angka corrected item (r hitung) setiap penyataan memiliki nilai diatas r tabel, dengan r tabel = 0.238 (sig 5%). Item dinyatakan valid jika r hitung > r tabel; maka dapat dinyatakan semua butir penyataan valid karena memiliki nilai diatas 0,238.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012:121) “Instrumen yang reliabel adalah
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitaas Instrumen Gaya Belajar dan Motivasi Belajar
Instrumen Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
Gaya Belajar .872 .872 24
Motivasi Belajar
.900 .900 32
Nilai r hitung dihitung dengan menggunakan program SPSS. Kriteria uji reliabilitas tersebut yaitu jika probabilitas atau tingkat kesalahan r hitung > r tabel maka instrumen dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa setelah didapat 24 dan 32 butir pernyataan yang valid, langkah selanjutnya yaitu menghitung reliabilitasnya. Untuk jumlah responden sebanyak 68 responden, dengan taraf signifikansi 5 % maka diperoleh r tabel yaitu 0,238, dan dari hasil perhitungan reliabilitas gaya belajar diperoleh r hitung sebesar 0,872 sehingga r hitung > r tabel, jadi dapat dikatakan bahwa instrumen angket gaya belajar siswa tersebut reliabel. Sedangkan dari hasil perhitungan reliabilitas motivasi belajar diperoleh r hitung sebesar 0,900 sehingga r hitung > r tabel, jadi dapat dikatakan bahwa instrumen angket motivasi belajar siswa tersebut reliabel.
3.9 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2015:334) “Melakukan analisis adalah pekerjaan yang
sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada acara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasa cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa
diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.”
3.3.1.Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan digunakan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu sampel yang diteliti melalui data sampel atau populasi.
Menurut Sugiyono (2015:207) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Perhitungan dalam statistic deskriptif meliputi table distribusi frekuensi, diagram statistik (Histogram). Analisis ini menggunakan SPSS
3.3.2.Analisis Lanjutan
3.9.2.1 Analisis korelasi berganda
Selanjutnya adalah menghitung dengan menggunakan analisis korelasi dengan tujuan menemukan ada atau tidaknya hubungan dan seberapa erat hubungan dan memiliki arti atau tidaknya hubungan tersebut. Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka analisis berpusat pada analisis hubungan yang kuat dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar serta apakah ada hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran IPS.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas yaitu gaya belajar (X1) dan motivasi belajar (X2), sedangkan variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil belajar (Y) sehingga analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda.
atau rendah maka dapat berpedoman pada ketentuan yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2011:184) adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval koefisien