D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3. Pembahasan
Pembahasan dari hasil uji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Pengalaman (Experience) terhadap Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Penelitian ini menghasilkan bahwa Pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Persepsi Kegunaan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh (Muchran & Ahmar, 2019) yang menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi kegunaan. Dan hasil ini berlawanan dengan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap persespi kegunaan yang di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Igbaria et al., 1995). Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa pengalaman seseorang dalam bekerja, tidak bisa meyakinkan seseorang dapat menggunakan sebuah teknologi bisa meningkatkan kinerjanya.
Ketidakmampuan pekerja sosial untuk menjamin keakuratan dan kepastian pengambilan keputusan membuat pencapaiannya menjadi rumit (Fish &
Hardy, 2015). Perilaku sistem yang kompleks adalah proses berjalannya sistem tidak dapat di prediksi secara signifikan dan kita tidak dapat mengantisipasi kemungkinan di masa depan dari sistem yang diberikan (Sanger & Giddings, 2012). Hal ini bisa saja terjadi di karenakan meskipun pengalaman seseorang itu tinggi tetapi usia seseorang tersebut sudah memasuki usia non produktif bisa menyebabkan pengguna akan kesulitan dalam menoperasikan teknologi tersebut.
b. Pengaruh Pengalaman (Experience) terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use)
Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan. Penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh (Arndt & Peterson, 2018; Danurdoro & Wulandari, 2016; Igbaria et al., 1995). Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa semakin banyak seseorang mempunyai pengalaman dalam bekerja akan memudahkan dalam penggunaan teknologi yang sejenis. Menurut S. Taylor and P. A. Todd (1995) dalam penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan penyebab penggunaan sistem informasi oleh pengguna yang berpengalaman dan yang tidak berpengalaman. Dengan pengalaman, pengguna tidak perlu khawatir tentang kemudahan penggunaan dan fokus pada manfaat yang dirasakan pada sistem tersebut. Pekerja yang sudah berpengalaman dalam bekerja akan membentuk keahlian dibidangnya, sehingga dalam mengerjakan suatu pekerjaan akan cepat terselesaikan dan membantu untuk memahami pengalaman dari berbagai sudut pandang pekerjaan (Lengelle, Meijers, Poell, Geijsel, & Post, 2016).
c. Pengaruh Kerumitan (Complexity) terhadap Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kerumitan berpengaruh secara signifikan terhadap Persepsi Kegunaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh (A. M. Al-Rahmi et al.) yang menyatakan bahwa kerumitan berpengaruh terhadap persepsi kegunaan. Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang terdapat pada pekerjaan terutama mengenai kesulitan dalam penerimaan sebuah sistem yang baru mempengaruhi penggunaan seseorang dalam mengoperasikan sebuah sistem tersebut. Seseorang ketika dihadapkan pada pekerjaan dengan kompleksitas tinggi akan menghasilkan motivasi intrinsik paling tinggi bagi para pengguna untuk mengerjakan pekerjaan itu secara optimal.
Kemampuan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan tak terhindarkan dari tingkat kompleksitas sistem dan emosional pribadi dari pekerjaan mereka (Kinman, McMurray, & Williams, 2014). Kinerja paling tinggi tercermin pada pekerjaan yang paling kompleks yaitu pekerjaan yang memiliki kesempatan untuk bekerja kreatif dan proses pengambilan keputusan secara
independent, terutama masalah penerimaan teknologi baru S. Taylor and P.
A. Todd (1995).
d. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use) terhadap Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan antara Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Persepsi Kegunaan. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (W. M. Al-Rahmi et al., 2019; Muchran & Ahmar, 2019) yang menghasilkan bahwa Persepsi Kemudahan Penggunaan memiliki pengaruh positif terhadap Persepsi Kegunaan. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan semakin mudah seseorang dalam menggunakan teknologi tersebut dapat meningkatkan intensitas dan interaksi pengguna dalam menggunakan teknologi. Persepsi kemudahan penggunaan merepresentasikan tingkat kerumitan dan penggunaan teknologi informasi. Dengan demikian jika seseorang merasa bahwa sistem informasi tersebut mudah digunakan maka ia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya (C.-C. Chen & Tsai, 2019).
e. Pengaruh Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) terhadap Niat Untuk Menggunakan (Behavioral Intention to Use)
Penelitian ini dapat menjelaskan bahwa Persepsi Kegunaan.
berpengaruh terhadap Niat Untuk Menggunakan. Hasil ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh (Elkaseh, Wong, & Fung, 2016; Wu & Chen, 2017) yang menemukan bahwa Persepsi Kegunaan berpengaruh secara positif terhadap Niat Untuk Menggunakan. Di mana Elkaseh et al. (2016) menganggap bahwa Persepsi Kegunaan dianggap sebagai faktor kunci dalam menilai niat seseorang dalam menerima sebuah system. Persepsi kegunaan digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang individu percaya bahwa niat untuk mengguanakan suatu teknologi akan membantunya dalam menyelesaikan pekerjaannya agar lebih efektif dan efisien (Tarhini, El-Masri, Ali, & Serrano, 2016). Tingkat penggunaan teknologi dapat dilihat dari sikap pengguna dengan teknologi tersebut misalnya keinginan untuk
menambah alat pendukung dalam mengoperasikan teknologi, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain agar menggunakan teknologi tersebut. Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sebuah teknologi bisa meningkatkan kinerjanya mampu meningkatkan niat seseorang untuk menggunakan teknologi tersebut.
f. Pengaruh Niat Untuk Menggunakan (Behavioral Intention to Use) terhadap penggunaan secara nyata (Actual Use).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di jelaskan bahwa Niat Untuk Menggunakan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan secara nyata. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hermanto &
Patmawati, 2017; Muntianah et al., 2012) yang menemukan bahwa Niat Untuk Menggunakan berpengaruh secara positif terhadap penggunaan secara nyata. Penggunaan aktual sistem ditentukan oleh niat perilaku untuk menggunakan Shrestha and Vassileva (2019). Peningkatan niat pada akhirnya akan meningkatkan penggunaan suatu sistem (N. ALI, SAMSURI, SOOMRO, BROHI, & SHAH, 2019) Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa niat seseorang dalam menggunakan sebuah teknologi akan berdampak dalam penggunaan secara nyata sehingga para pengguna dapat percaya bahwa dengan menggunakan teknologi tersebut akan dapat meningkatkan produktifitas kinerjanya yang dapat dilihat dari kondisi nyata dalam penggunaan.
Implikasi Manajerial
Dalam menerima sistem teknologi baru, tidak semua orang secara langsung bisa memahami dengan baik (Fauzy et al., 2018; Lazim et al., 2018). Karena itu, penting untuk menilai atau mengukur tingkat penerimaan dan pemahaman penerima dan pengguna teknologi informasi dengan perilaku pengguna suatu sistem. Adopsi dan pemanfaatan teknologi baru dalam suatu institusi dapat menghadapi tantangan yang terkait dengan persepsi kegunaan (Abrami, Wade, Lysenko, Marsh, & Gioko, 2016).
Pengguna tanpa pengalaman tentang penggunaan teknologi atau sistem baru dan sudah memasuki usia non produktif akan memiliki dampak negatif
terhadap keberhasilan adopsi dan pemanfaatan teknologi yang dapat mengakibatkan kurang optimalnya fungsi dan penggunaan suatu sistem. Namun pengguna dengan kesadaran yang efektif akan melihat sistem atau teknologi secara positif, yang dapat memfasilitasi implementasi dengan mudah, nyaman, dan lancar (Raso, Tungkunanan, & Anukulwech, 2017).
H.-R. Chen and Tseng (2012) Mengklasifikasikan tantangan yang mempengaruhi penggunaan sebuah sistem dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu tantangan teknologi, manajemen, implementasi dan budaya. Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin, Fofanah, and Liang (2011) tentang menilai adopsi warga negara atas inisiatif e-Government. Validasi model penerimaan teknologi dalam keberhasilan sistem informasi bahwa TAM miliki pengaruh kuat pada niat warga negara menggunakan e-Government sistem, namun hasilnya tidak didukung oleh niat perilaku, sikap dan kualitas sistem informasi. Hal ini bisa terjadi disebabkan ketidaksiapannya sebuah sistem untuk di operasikan dan masih terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan sistem tersebut yang mengakibatkan pengguna sulit untuk mengoperasikannya meskipun pengguna tersebut memiliki banyak pengalaman dalam mengoperasikan teknologi sejenis.
E. PENUTUP