• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL UJI COBA INSTRUMEN, PELAKSANAAN PENELITIAN,

H. Pembahasan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis pada sub bab di atas didapatkan kesimpulan- kesimpulan analisis yang dirangkum sebagai berikut.

Tabel 5.32

Kesimpulan-kesimpulan Analisis Penelitian No (1) Analisis (2) Kesimpulan (3) 1. Pengujian hipotesis kesamaan dua

rata-rata hasil tes kemampuan

Dari tabel 5.6 diketahui nilai Sig. (2-tailed)

dengan variansi sama (Equal variances

prasyarat. assumed) adalah 0,105 dengan nilai T

sama dengan 1,645. Oleh karena, nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,105 dan 0,105 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. H0 diterima berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes kemampuan prasyarat antara kelas XB (kelas kontrol) dan kelas XC (kelas Eksperimen). Dengan kata lain, rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat antara kelas XB dan XC sama.

2. Pengujian hipotesis rata-rata hasil tes Dari tabel 5.12 diketahui nilai Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

(2-tailed) dengan variansi sama (Equal variances assumed) adalah 0,014 dengan nilai T sama dengan -2,530. Oleh karena, nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,014 dan 0,014

lebih kecil dari 0,1 maka H0 ditolak dan H1 diterima. H1 diterima berarti rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen (kelas XC) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (kelas XB) secara signifikan.

3.

Pengujian hipotesis rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan.

Dari tabel 5.17 diketahui nilai Sig. (2- tailed) adalah 0,198 dengan nilai T sama dengan -1,315. Oleh karena, nilai Sig. (2- tailed) adalah 0,198 dan 0,198 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. H0 diterima berarti tidak ada perbedaan secara signifikan rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol (kelas XB). Dengan kata lain, rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar kelas Kontrol (kelas XB) sama.

4.

Pengujian hipotesis rata-rata kenaikan hasil tes kemampuan prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen.

Dari tabel 5.23 diketahui nilai Sig. (2- tailed) adalah 0,000 dengan nilai T sama dengan -6,448. Oleh karena, nilai Sig. (2- tailed) adalah 0,000 dan 0,000 lebih kecil dari 2 × 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. H1 diterima berarti terdapat peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen (kelas XC) secara signifikan. 5.

Analisis kualitas proses pembelajaran model penemuan terbimbing.

Inti pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan desain pembelajaran dengan model penemuan terbimbing.

6. Penggunaan lembar kerja siswa.

Kesimpulan pertama, dapat diketahui bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat menimbulkan keaktifan siswa. Kedua, penggunaan lembar kerja siswa dapat menuntun siswa untuk menemukan konsep. Terakhir, penggunaan lembar kerja siswa dapat memfasilitasi interaksi guru- siswa dan siswa-siswa.

129

Bedasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan keseluruhan mengenai penelitian ini. Berdasar pengujian hipotesis kesamaan dua rata- rata hasil tes kemampuan prasyarat, diketahui bahwa hasil tes kemampuan prasyarat kelas kontrol maupun eksperimen sama. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan awal (kemampuan prasyarat untuk mempelajari materi sudut berelasi) siswa-siswi di kelas kontrol maupun kelas eksperimen sama. Dengan asumsi bahwa kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, peneliti dapat melakukan manipulasi variabel bebas (model pembelajaran) untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikat (prestasi belajar). Pada awalnya, pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran konvensional. Kemudian, penliti memanipulasi model pembelajaran pada kedua kelas. Untuk kelas eksperimen dimanipulasi model pembelajarannya menjadi model pembelajaran penemuan terimbing menggunakan media lembar kerja siswa, sedangkan sebagai pembanding, kelas kontrol tidak diubah model pembelajarannya. Untuk kelas kontrol, pembelajaran menggunakan model konvensional. Setelah pembelajaran dimasing-masing kelas, dilakukan tes prestasi belajar untuk mengambil data nilai siswa dari tes prestasi belajar. Data nilai tes pretasi belajar ini akan digunakan untuk menguji hipotesis rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan serangkain uji tes prestasi belajar yang dilakukan diketahui bahwa rata-rata hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen (kelas XC) lebih tinggi dibandingkan kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kontrol (kelas XB) secara signifikan. Hasil tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini menujukan bahwa manipulasi variabel bebas pada kelas eksperimen menunjukan hasil pretasi belajar yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Dengan kata lain, model pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media lembar kerja siswa lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan tabel 5.32 kolom 2 butir butir 5 dan 6 pada paragaraf di atas diketahui bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media lembar kerja siswa lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 2012/2013. Untuk memastikan bahwa peningkatan terjadi secara signifikan terhadap prestasi belajar kelas kontrol dan kelas kelas eksperimen dilakukan analisis 3 dan 4. Berdasarkan uji hipotesis rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol, didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rata- rata hasil tes kemampuan prasyarat dan tes prestasi belajar untuk kelas kontrol (kelas XB). Hal ini berarti bahwa dengan tidak memanipulasi model pembelajaran, maka hasil belajar juga tidak meningkat. Dengan kata lain, pembelajaran model konvensional tidak mengubah hasil pretasi

131

belajar siswa pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan pengujian hipotesis rata-rata kenaikan hasil tes kemampuan prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen, didapat kesimpulan bahwa terdapat peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan prasyarat ke tes prestasi belajar untuk kelas eksperimen (kelas XC) secara signifikan. Hal ini berarti, dengan memanipulasi model pembelajaran maka prestasi belajar siswa meningkat. Dengan kata lain, bahwa pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 2012/2013 secra signifikan.

Berasarkan analisis 5 dan 6 diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat terlaksana dan LKS (lembar kerja siswa) sebagai media pembelajaran berfungsi sesuai dengan rancana awal. Pembelajaran model penemuan terbimbing dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing. Berdasarkan analisiskualitas proses pembelajaran model penemuan terbimbing, didapatkan kesimplan bahwa inti pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan desain pembelajaran dengan model penemuan terbimbing. LKS sebagai media pembelajaran penemuan terbimbing dapat berfungsi sesuai dengan rencana awal. Berdasarkan analisis penggunaan lembar kerja siswa, didapatkan beberapa kesimpulan yang mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

fungsi LKS pada pembelajaran penemuan terbimbing. Kesimpulan pertama, dapat diketahui bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat menimbulkan keaktifan siswa. Kedua, penggunaan lembar kerja siswa dapat menuntun siswa untuk menemukan konsep. Terakhir, penggunaan lembar kerja siswa dapat memfasilitasi interaksi guru-siswa dan siswa- siswa.

Berdasarkan temuan-temuan penelitian berikut ini dapat diambil kesimpulan akhir dari penelitian ini. Temuan pertama, model pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media lembar kerja siswa lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Temuan kedua, pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Temuan ketiga, model penemuan terbimbing dapat terlaksana dan LKS (lembar kerja siswa) sebagai media pembelajaran berfungsi sesuai dengan rancana awal. Berdasar temuan-temuan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh model pembelajaran yang dimanipulasi. Sehingga pada akhir penilian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model penemuan terbimbing mengunakan media lembar kerja siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sudut berelasi di kelas X SMA N 1 Tempel tahun ajaran 2012/2013.

133

Dokumen terkait