• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan a) Hasil Belajar

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 31-35)

Hasil analisis data diperoleh dari perbandingan data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang meliputi data tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan data pada tiap siklus yaitu dari kondisi pra siklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di SD Negeri Kutowinangun 07 diketahui bahwa dari hasil belajar siswa kelas 5 dari kondisi pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD. Berhasil atau tidaknya penerapan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD dapat dilihat dari hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa dari kondisi pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil tes evaluasi siswa kondisi pra siklus diperoleh dari data hasil ulangan Matematika akhir semester I tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan data pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes evaluasi akhir siklus. Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam menerapkan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD pada mata pelajaran matematika khususnya materi perbandingan dan skala di kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Rekap ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Tidak Tuntas 16 55,17 9 31,03 0 0

2 Tuntas 13 44,83 20 68,97 29 100

Rata-rata 69,2 72,82 81,72

Nilai Tertinggi 88 100 100

Nilai Terendah 48 40 70

Dari tabel 4.16 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Matematika terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada pra

siklus ada 13 siswa (44,83%) yang tuntas dan 16 siswa (55,17%) yang tidak tuntas, dengan skor tertinggi 88, skor terendah 48, skor rata-rata 69,2. Pada siklus I terdapat 20 siswa (68,97%) yang tuntas, dan 9 siswa (31,03%) yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 100, skor terendah 40, skor rata-rata 72,82. Pada siklus 2 seluruh siswa tuntas yaitu sebanyak 29 siswa (100%), tidak ada siswa yang tidak tuntas, dengan skor tertinggi 100, skor terendah 70, skor rata-rata 81,72. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan tabel 4.8 bila disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II b) Keaktifan

Berdasarkan uraian tentang hasil belajar yang meningkat dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dengan penerapan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD pada mata pelajaran matematika khususnya materi perbandingan dan skala di kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 Tahun 2013/2014, keaktifan siswa juga mengalami peningkatan. Rekap keaktifan siswa secara individu dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.17.

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 13 44,83 20 68,97 29 100

Tidak Tuntas 16 55,17 9 31,03 0 0

0 20 40 60 80 100 120

Axis Title

Tabel 4.17

Rekapitulasi Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % 1 % 2 % 1 % 2 %

1 Sangat Aktif 0 0 2 6,90 6 20,69 13 44,83 20 68,97 2 Aktif 2 6,90 23 79,31 21 72,41 16 55,17 9 31,03 3 Cukup Aktif 22 75,86 3 10,34 2 6,90 0 0,00 0 0,00 4 Kurang Aktif 5 17,24 1 3,45 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Jumlah 29 100 29 100 29 100 29 100 29 100

Dari tabel 4.17 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Matematika terbukti untuk klasifikasi aktif, pada pra siklus ada 2 siswa (6,90%) yang aktif, 22 siswa (75,86%) yang cukup aktif, dan 5 siswa (17,24%) yang kurang aktif, dengan skor tertinggi 26, skor terendah 15. Pada siklus I pertemuan 1 terdapat 2 siswa (6,90%) yang sangat aktif, 23 siswa (79,31%) yang aktif, 3 siswa (10,34%) yang cukup aktif, 1 siswa (3,45%) yang kurang aktif, dengan skor tertinggi 34, skor terendah 24. Pada siklus I pertemuan 2 terdapat 6 siswa (20,69%) yang sangat aktif, 21 siswa (72,41%) yang aktif, 2 siswa (6,90%) yang cukup aktif, tidak ada siswa yang kurang aktif, dengan skor tertinggi 34, skor terendah 24. Pada siklus 2 pertemuan 1 terdapat 13 siswa (44,83%) yang sangat aktif, 16 siswa (55,17%) yang aktif, tidak ada siswa yang cukup aktif dan tidak ada siswa yang kurang aktif, dengan skor tertinggi 35, skor terendah 25. Pada siklus 2 pertemuan 2 terdapat 20 siswa (68,97%) yang sangat aktif, 9 siswa (31,03%) yang aktif, tidak ada siswa yang cukup aktif dan tidak ada siswa yang kurang aktif, dengan skor tertinggi 35, skor terendah 26. Rekap keaktifan siswa secara individu dari pra siklus, siklus I dan siklus II bila disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13

Rekapitulasi Keaktifan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar.Peningkatan keaktifan dan hasil belajar disebabkan karena dalam penerapan pendekatan RME melalui model pembelajaran STAD memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan dari pendekatan RME yaitu siswa diajak langsung untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka dan pengalaman yang pernah dialami, membangun kepercayaan diri siswa, meningkatkan interaksi terhadap lingkungan sekitar siswa, dalam pendekatan realistik siswa diberi kesempatan untuk mengalami proses dan membangun sendiri gagasan matematika, menemukan sendiri hasilnya (Daitin, 2006).

Kelebihan model pembelajaran STAD yaitu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini guru dibantu dengan alat peraga sehingga siswa dapat berpikir secara kongkrit.

Siswa bekerja secara tim, adanya tim dalam pembelajaran ini memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik (Isjoni,2013). Hal ini juga membuat siswa merasa senang, tidak tegang dan takut selama pelajaran berlangsung. Selain itu adanya penghargaan yang berupa hadiah

Jumlah P1 P2 P1 P2

dan sertifikat yang diberikan pada tim yang menang, dapat menumbuhkan persaingan antar tim dan membuat siswa menjadi semangat untuk belajar. Dengan suasana yang demikian sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wahadi, slamet 2012 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan RME pada Siswa Kelas 4 SD Semampir 01 Semester II Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada siklus 1 diperoleh rata-rata skor 2,60 dengan kategori baik dan pada siklus 2 diperoleh rata-rata skor 3,40 dengan kategori sangat baik, (2) Persentase ketuntasan klasikal pada siklus 1 66,66% dan meningkat pada siklus 2 menjadi 80,95%. Kesimpulan dari penelitiannya adalah melalui Pendekatan Realistic Matematics Education (RME) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Wiwin, 2009 dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika kelas 5 SDN Noborejo 01 Semester II Akademik 2012/2013”. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil belajar siswa pada pembelajaran kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata hasil tes Matematika kelas 5 SDN Noborejo 01 adalah 58,76 dengan persentase ketuntasan 37%. Setelah diterapkan model pembelajaran STAD, hasil belajar Matematika siswa kelas 5 pada pembelajaran Siklus I nilai rata-ratanya meningkat menjadi 72,8 dengan persentase ketuntasan 76% sedangkan pembelajaran pada Siklus II nilai rata-rata tes Matematika adalah 83 dengan persentase ketuntasan mencapai 94%.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 31-35)

Dokumen terkait