BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Hubungan Dukungan Suami dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Nifas dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit
Umum Sundari Medan Tahun 2015” yang meliputi karakteristik data demografi
responden, dukungan suami, tingkat kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi baru
lahir dan hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu nifas dalam
perawatan bayi baru lahir maka akan diuraikan pembahasannya sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 56 responden ditemukan
yang berumur 16-20 tahun sebanyak 6 orang (10,7%), 21-25 tahun sebanyak 41
orang (73,2%), 26-30 tahun sebanyak8 orang (14,3%) dan >30 tahun sebanyak 1
orang (1,8%). Pada penelitian ini terlihat lebih banyak ibu yang ada pada kategori
umur 21-25 tahun dan kategori 26-30 tahun dimana primipara sudah berada dalam
dengan pendapat Notoadmojo, (2003) bahwa umur seseorang berpengaruh terhadap
kehidupannya.
Karakteristik pekerjaan dari 56 responden, ditemukan sebagai IRT sebanyak
24 orang (42,9%), sebagai pedagang sebanyak 8 orang (14,3%), sebagai wiraswasta
sebanyak 13 orang (23,2%) dan sebagai PNS sebanyak 11 orang (19,6%). Menurut
Mubarak (2011), lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Karakteristik pendidikan dari 56 responden, ditemukan berpendidikan SD
sebanyak 1 orang (1,8%), berpendidikan SMP sebanyak 12 orang (21,4%),
berpendidikan SMA sebanyak 23 orang (41,1%) dan berpendidikan tinggi sebanyak
20 (35,7%). Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock, (2004) bahwa pendidikan
berperan penting dalam menentukan kualitas manusia, dan akan dianggap lebih
berpengetahuan apabila mengecap pendidikan.
Kecemasan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk beberapa
diantaranya usia, tingkat pendidikan, dukungan suami dan dukungan keluarga
(Nuryanti, 2009).
2. Dukungan Suami
Dukungan suami pada Ibu nifas dapat diukur dengan ketepatan responden
dalam menjawab pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Pernyataan terkait
dukunganyang diberikan suami kepada istri meliputi dukungan emosional, dukungan
penghargan, dukungan fasilitas dan dukungan informasi.
Berdasarkan penelitian ini pada pernyataan dukungan emosional mayoritas
menjawab tidak pada pernyataan suami perhatian dengan perawatan bayi baru lahir
dan menyuruh ibu istirahat ketika bayi sedang tidur sebanyak 11 orang (19,65%).
dukungan yaitu dukungan emosional yaitu suami sebagai tempat yang aman dan
damai untuk istirahat danpemulihan. Dukungan emosional juga sebagai bentuk kasih
sayang, cinta, dan perhatian kepada istri pada masa nifas untuk membangun
kenyaman dan rasa percaya diri ibu dalam menjalani masa nifas tersebut.
Pada pernyataan dukungan informasional mayoritas responden yang
menjawab tidak pada pernyataan suami memberikan bacaan tentang perawatan bayi
baru lahir misalnya buku, majalah, tabloid, dll sebanyak 38 orang (67,86%).
Dukungan informasi dalam bentuk suami sebagai mencari dan memberi informasi
kepada istri tentang perawatan bayi baru lahir karena bisa menambah wawasan istri.
Dengan bertambahnya wawasan atau pengetahuan istri maka akan dapat mencegah
ibu mengalami kecemasan yang lebih tinggi lagi.
Pernyataan dukungan instrumental mayoritas responden yang menjawab
tidak pada pernyataan suami mau melakukan perawatan tali pusat pada bayi
sebanyak 28 orang (50%). Dukungan instrumental yaitu suami sebagai sebuah
sumber pertolongan praktis dan konkrit, dengan ikut serta suami membantu
melakukan perawatan bayi baru lahir ibu akan merasa dia tidak sendiri untuk
merawat bayinya sehingga ibu akan lebih baik lagi.
Pernyataan dukungan penilaian mayoritas responden yang menjawab tidak
pada suami mengatakan ibu melakukan perawatan bayi baru lahir dengan baik
sebanyak 11 orang (19,65%).Pada pernyataan dukungan penilaian dimana suami
bertindak membimbing dan menengahi permasalahan.
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, mayoritas
suami mendukung yaitu sebanyak 37 orang (66,1%) . Salah satu perubahan
emosional ibu nifas 1-2 hari setelah melahirkan adalah rasa cemas merawat bayi baru
terutama dalam memberi pengaruh dalam hal merawat bayi karena suami merupakan
orang terdekat dengan istri. Dukungan suami sangat mempengaruhi tingkat
kecemasan seorang ibu dalam perawatan bayi baru lahir khususnya ibu yang baru
melahirkan anak pertamanya agar dapat menerima peran barunya sebagai seorang
ibu.
3. Tingkat Kecemasan Ibu Nifas
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 56 responden mayoritas
responden tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 34 orang (60,7%), yang
mengalami kecemasan ringan sebanyak 18 orang (32,1%) dan yang mengalami
kecemasan sedang sebanyak 4 orang (7,1%).
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa kecemasan dengan intensitas yang
wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila
intensitasnya sangat kuat dan bersifat negative justru akan lebih menimbulkan
kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaann fisik dan psikis ibu nifas selama
merawat bayinya (Sudarajat, 2009 dalam Megawati, 2014). Secara umum sebagian
besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. Menurut Clydde
Regina dkk. (2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah
marah, mudah frustasi serta emosional (Saleha, 2009).
Pada penelitian ini ibu nifas rata-rata tidak merasakan kecemasan, hal ini
sedikit banyak dipengaruhi oleh umur dan kematangan seseorang untuk menjalani
peran barunya sebagai ibu. Pengaruh lingkungan dan dukungan orang sekitar juga
4. Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat kecemasan Ibu Nifas dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2015
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai p
(0,001) < nilai α (0,05) dan nilai korelasi = -0,617maka terdapat hubungan yang kuat antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu nifas dalam perawatan bayi
baru lahir yaitu 56 responden didapatkan yang mendukung tidak mengalami
kecemasan yaitu sebanyak 32 orang (57,2%), mayoritas tidak mendukung
mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 13 orang (23,2%) dan mayoritas
tidak mendukung mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 4 orang (7,1%).
Suami adalah orang terdekat ibu yang banyak berperan selama kehamilan,
persalinan dan setelah bayi lahir,termasuk pemberian ASI. Dukungan suami
yangdiberikan dalam bentuk apapun, dapat mempengaruhikondisi emosional ibu
yang berdampak terhadap produksi ASI (Ramadani dan Ella, 2010).
Penelitian lain juga dilakukan oleh Fransiska (2012) yang berjudul
“Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Primigravida Menghadapi
Trimester III di RSUD Kota Surakarta”. Diuji menggunakan uji Chi-Square. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Didapatkan hasil uji statistik p = 0,001 dapat disimpulkan dengan hasil penelitian terdapat hubungan
antar dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam
menghadapi trimester III. Namun terdapat faktor lain yang mempengaruhi tingkat
kecemasan ibu hamil itu sendiri yaitu usia ibu, pengalaman ibu hamil sebelummnya,
pendidikan dan fasilitas kesehatan. Untuk itu diperlukan dukungan dari orang
terdekat terutama suami untuk mengurangi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
Dalam penelitian Aini, Nurul, dkk yang berjudul hubungan dukungan suami
dengan produksi ASI pada ibu post partum di wilayah kerja puskesmas Senori
kabupaten Tuban pada tahun 2014. Menggunakan pendekatan cross sectional dan jumlah sampel 22 orang. Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho diperoleh nilai p = 0,043 < 0,05 dan nilai korelasi r = 0,435 berarti ada hubungan cukup antara
dukungan suami dengan produksi ASI .