• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal.

Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Diperoleh bahwa dari 42 responden mayoritas suami responden berperilaku baik sebanyak 23 orang (54,8%) dan minoritas suami responden berperilaku tidak baik sebanyak 19 orang (45,2%).

Masa persalinan merupakan masa yang dinantikan sekaligus merupakan masa yang mencemaskan karena berkaitan dengan keselamatan ibu dan janin. Pada saat melahirkan ada perilaku suami yang memberikan dukungan penuh pada istri karena mengganggap keselamatan istri dan janin sangat penting dan ada juga perilaku suami yang hanya menunggu di luar bahkan tidak hadir pada saat persalinan dengan berbagai alasan, peran dan dukungan suami sangat penting untuk keselamatn ibu dan bayi. Hal ini sesuai dengan teori varney yang menyatakan bahwa pendampingan dan dukungan suami selama persalinan mempunyai dampak yang sangat positif bagi psikologi ibu (Varney, et al (2002) dalam Nabuasa, 2006).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Aprianawati dan Sulistyorini tentang dukungan suami dan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan tiga yang menunjukkan bahwa 52,5% ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama berada pada kategori kecemasan rendah karena adanya dukungan dari suami dan keluarga termasuk dukungan emosional

Menurut asumsi peneliti mayoritas suami berperilaku baik sebanyak 54,8% karena suami menganggap keselamatan ibu dan janin selama proses persalinan merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu suami mau memberikan dukungan selama persalinan demi keselamatan ibu dan janin dan ada juga suami yang berperilaku tidak baik sebanyak 45,2 % hal ini dikarenakan suami tidak tega

melihat istrinya kesakitan, takut melihat darah, tidak hadir pada saat istri bersalin karena pekerjaan dan satu responden tidak didampingi suami karena suami meninggal dunia pada saat ibu sedang mengandung.

b. Tingkat kecemasan ibu primipara

Hasil penelitian mengenai hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Diperoleh bahwa dari 42 responden mayoritas tingkat kecemasan ibu pada kategori ringan sebanyak 19 orang (45,2%) dan minoritas tingkat kecemasan sedang sebanyak 11 orang (26,2%) .

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga dapat mempengaruhi proses kelahiran. Seorang ibu yang tertekan secara emosional dapat mengalami kontraksi yang tidak teratur sehingga menyebabkan proses kelahiran yang sulit ( Juniarti, 2012 dalam Elisa et al, 2013).

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Setyaningrum tahun 2011 mengenai hubungan tingkat kecemasan ibu primigravida dengan kontraksi uterus kala I di RS Pantai Wilasa Citarum Semarang pada 30 responden, ibu yang mengalami kecemasan dan memiliki kontraksi yang baik sebanyak 3,3% sedangkan yang memiliki kontraksi yang tidak baik sebanyak 60%. Hal ini membuktikan bahwa psikis ibu akan mempengaruhi proses persalinan.

Menurut asumsi peneliti mayoritas tingkat kecemasan ibu pada kategori ringan sebanyak 19 orang (45,2%) karena ibu mendapat dukungan secara emosional selama proses persalinan oleh suami sehingga secara psikologis keadaan emosional ibu lebih merasa tenang dan nyaman menghadapi persalinan.

2. Analisis Bivariat

Hasil penelitian mengenai hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Dari 23 suami responden yang berperilaku baik mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan ringan sebanyak 14 orang (60,9%) dan minoritas ibu primipara mengalami kecemasan berat sebanyak 3 orang (13,0%), sedangkan dari 19 suami responden yang berperilaku tidak baik mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan berat sebanyak 9 orang (47,4%) dan minoritas ibu primipara mengalami kecemasan ringan dan sedang sebanyak 5 orang (26,3%).

Hasil uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) diperoleh nilai p value = 0,030 < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Suami sebagai orang yang paling mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap keberhasilan yang aman, mengurangi komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan, serta akan memudahkan persalinan (Indrayani, 20011 dalam elisa, et al 2013).

Ibu bersalin primipara yang tidak didampingi suami selama proses peralinan mengalami kecemasan sedang bahkan sampai berat, ibu gelisah dan menangis karena menghadapi proses persalinan tanpa kehadiran dan dukungan suami. Pendampingan yang dilakukan bidan untuk membesarkan hati ibu tidak banyak membantu bahkan ibu sulit memahami apa yang dikatakan bidan dan dianjurkan oleh bidan. Hal ini sesuai dengan teori Varney (Rukiyah et al, 2011) yang

mengatakan bahwa dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang wanita dilingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya sangat mempengaruhi aspek psikologisnya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali timbul kontraksi. Respon stress atau rasa cemas yang disebabkan oleh rasa takut dapat memperlambat persalinan, karena itu memahami kekhawatiran ibu dan memenuhi kebutuhanya akan rasa nyaman dapat menyebabkan persalinan lebih efektif (Heryanti, 2009 dalam Mochdari & Mahdiya 2012).

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Mochdari & mahdiyah mengenai hubungan antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan proses persalinan pada ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Banjarmasin tahun 2012, yaitu dari 19 ibu primipara yang didampingi suami sebagian besar mengalami tingkat kecemasan ringan 73,7%, sedangkan pada ibu primipara yang tidak didampingi suami selama proses persalinan dengan tingkat kecemasan berat 100%.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian sulistyorini dan tursilowati tahun 2007 tentang pengaruh peran serta suami terhadap tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu kabupaten Pati bahwa peran serta suami berada pada kategori baik sebanyak 46,15 %. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan ibu bersalin akan meningkat seiring dimulainya persalinan, sehingga pengaruh motivasi atau dukungan dari suami sangat penting untuk menurunkan kecemasan tersebut. Penilaian yang baik yang diberikan oleh suami mampu menumbuhkan terjalinya hubungan yang baik antara suami dan ibu sehingga dapat mencegah kecemasan yang timbul akibat perubahan fisik yang mempengaruhi kondisi psikologis ibu pada saat bersalin.

Menurut asumsi peneliti bahwa dari 42 responden mayoritas suami responden berperilaku baik sebanyak 54,8% dengan tingkat kecemasan ringan pada ibu primipara sebanyak 45,2% dan minoritas suami responden berperilaku tidak baik sebanyak 19 45,2% dengan tingkat kecemasan berat pada ibu primipara sebanyak 28,6%. Ibu dengan tingkat kecemasan ringan hal ini dikarenakan suami memberikan dukungan secara emosional pada saat persalinan sehingga ibu lebih mudah dalam menghadapi persalinan, sedangkan pada ibu yang mengalami kecemasan berat hal ini dikarenakan suami tidak memberikan dukungan secara penuh terhadap istri bahkan ada suami yang tidak hadir pada saat ibu bersalin. Seharusnya pada saat ibu mulai merasa sakit suami dapat memberikan penghiburan pada ibu dan memberikan motivasi atau dukungan agar ibu lebih kuat dalam menjalani persalinan. Karena dengan adanya peran serta aktif dari suami, ibu akan dapat lebih percaya diri pada saat persalinan sehingga rasa cemas, takut dan khawatir yang dirasakan oleh ibu dapat ditangani.

Dokumen terkait