• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Suami Tentang Dukungan Emosional Pada Persalinan Normal Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Perilaku Suami Tentang Dukungan Emosional Pada Persalinan Normal Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERILAKU SUAMI TENTANG DUKUNGAN EMOSIONAL PADA PERSALINAN NORMAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN

IBU PRIMIPARA DI KLINIK BERSALIN NINING KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2014

135102002 SRI WULAN

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

HUBUNGAN PERILAKU SUAMI TENTANG DUKUNGAN EMOSIONAL PADA PERSALINAN NORMAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIPARA DI KLINIK BERSALIN NINING KECAMATAN LUBUK

PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 ABSTRAK

SRI WULAN

Latar belakang : Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam hidup, tetapi demikian banyak ibu yang mengalami stress atau cemas menghadapi persalinan apalagi ibu yang pertama kali mengalaminya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Metodologi : Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan

cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh (total

sampling). Dengan menggunakan kuisioner dan besar Sampel sebanyak 42 0rang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang bersalin di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang mulai dari bulan Februari-Mei 2014.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) diperoleh nilai p value = 0,030 < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Kesimpulan : Ada hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Disarankan kepada petugas kesehatan (ibu klinik) untuk memberitahu peran dan tugas suami sebagai pendamping agar dapat memberikan dukungan emosional selama persalinan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah ini. Adapun judul KTI ini adalah “ Hubungan Perilaku Suami Tentang Dukungan Emosional Pada Persalinan Normal Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”. Penelitian ini dibuat untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, peneliti banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Kaprodi D-IV Bidan Pendidik FK. USU

3. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh Dosen pengajar di Program studi D-IV Bidan Pendidik FK.USU yang telah membekali peneliti dengan ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai selesainya KTI ini.

(5)

motivasi beserta do’a kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya karya tulis ilmiah ini. Peneliti berharap karya tulis ilmiah ini ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Lubuk Pakam, Juli 2014

Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ... 12

4. Pengukuran Perilaku ... 13

B. Suami ... 13

C. Dukungan Emosional ... 14

D. Ansietas (Kecemasan) ... 15

1. Pengertian Ansietas ... 15

2. Etiologi Kecemasan ... 16

2. Tujuan Asuhan Persalinan Normal ... 26

3. Tanda-tanda Persalinan ... 26

4. Sebab Terjadinya Proses Persalinan ... 27

5. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan... 27

6. Pembagian Fase Persalinan ... 28

7. Perubahan Psikologi Ibu Bersalin ... 29

8. Pengaruh Rasa Cemas Terhadap Proses Persalinan ... 30

9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Menghadapi Proses Persalinan ... 30

10.Penatalaksanaan Kecemasan Dalam Persalinan ... 31

11.Penerapan Dukungan Persalinan dan Asuhan Sayang Ibu Dalam Tahapan Persalinan ... 32

(7)

13.Hubungan Perilaku Suami Tentang Dukungan Persalinan

Dengan Tingkat Kecemasan ... 34

F. Primipara ... 36

BAB III KERANGKA KONSEP ... 37

A. Kerangka Konsep ... 37

B. Hipotesa ... 37

C. Defenisi Operasional... 38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Desain Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel ... 39

C. Tempat Penelitian ... 40

D. Waktu Penelitian ... 40

E. Etika Penelitian ... 40

F. Alat Pengumpulan Data ... 41

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

H. Metode Pengukuran ... 42

I. Metode Pengolahan Data ... 44

J. Analisa Data ... 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil ... 46

B. Pembahasan ... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARA ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 38

Tabel 4.1 Interval Perilaku ... 43

Tabel 4.2 Interval Kecemasan ... 43

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku ... 46

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran II : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran III : Lembar Kuisioner

Lampiran IV : Jadwal Kegiatan

Lampiran V : Surat izin data penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran VI : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran VII : Hasil Out put Data Penelitian Lampiran VIII : Master tabel

(10)

HUBUNGAN PERILAKU SUAMI TENTANG DUKUNGAN EMOSIONAL PADA PERSALINAN NORMAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIPARA DI KLINIK BERSALIN NINING KECAMATAN LUBUK

PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 ABSTRAK

SRI WULAN

Latar belakang : Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam hidup, tetapi demikian banyak ibu yang mengalami stress atau cemas menghadapi persalinan apalagi ibu yang pertama kali mengalaminya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Metodologi : Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan

cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh (total

sampling). Dengan menggunakan kuisioner dan besar Sampel sebanyak 42 0rang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang bersalin di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang mulai dari bulan Februari-Mei 2014.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) diperoleh nilai p value = 0,030 < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Kesimpulan : Ada hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Disarankan kepada petugas kesehatan (ibu klinik) untuk memberitahu peran dan tugas suami sebagai pendamping agar dapat memberikan dukungan emosional selama persalinan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam hidup, tetapi demikian banyak ibu yang mengalami stress atau cemas menghadapi persalinan apalagi ibu yang pertama kali mengalaminya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan dratis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis untuk itu perlu adanya dukungan dari seorang suami (Myles, 2011).

(12)

Selain itu banyak suami yang tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, beberapa suami terlalu takut, khawatir, rewel atau cepat mual jika menghadapi persalinan dan memang ada ibu yang ingin lebih baik suaminya tidak usah hadir, keberatan ibu harus dihormati. Ada juga seorang suami yang pemalu atau cepat marah jika berada dalam suasana rumah sakit, biasanya ibu akan malu oleh sikap suaminya, maka dapat menjadi lebih rileks jika suami berada di luar. Padahal kehadiran seorang suami diruang bersalin sangat besar pengaruhnya terhadap persalinan karena dapat mendukung proses persalinan dengan memberikan dukungan atau dorongan semangat kepada ibu sehingga dapat mengurangi rasa takut dan cemas ibu dalam menghadapi proses persalinan (Nabuasa, 2006).

Di Indonesia masih sangat jarang ditemukan peran serta suami dalam persalinan. Karena kurangnya kesadaran suami dalam hal tersebut. Yang menjadi ujung permasalah adalah faktor budaya yang justru memanjakan suami dalam artian, perempuan adalah pendamping setia yang sudah selayaknya bertanggung jawab soal kesehatan reproduksi sendiri (Gema Partisipasi Pria Nomor 3/III/2004 dalam Nabuasa, 2006).

(13)

pulau sumatra terdapat 679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan 355.873 Orang (52,3%) (Depkes RI, 2008).

Dari hasil penelitian Elisa, Wagiyo dan Primasnia pada Februari-Maret 2013, terhadap pendamping suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan kala I di RB Kota Ungaran. Diperoleh dari 46 responden yang mengalami kecemasan 26 responden (56,5%) dan yang tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 20 responden (43,5%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan mayoritas ibu mengalami kecemasan. Sedangkan dari hasil penelitian Hervianlia tentangHubungan tingkat pengetahuan suami tentang peran suami sebagai pendamping persalinan dengan tingkat kecemasan pada ibu primipara di klinik lena barus jl. danau tempe km.18 Binjai Sumatera Utara tahun 2010 diperoleh bahwa dari 23 responden yang mengalami kecemasan cukup 46,15%, yang mengalami kecemasan ringan 53,85% dan mengalami kecemasan berat tidak ada. Hal ini karena keterlibatan suami sejak awal persalinan sampai kelahiran.

(14)

sedangkan ibu yang akan bersalin mengatakan ibu merasa takut karena akan menghadapi proses persalinanya tetapi ibu sedikit merasa tenang karena suami dan keluarganya ikut mendampingi.

Para ibu yang didampingi seorang sahabat atau keluarga dekat (khususnya suami) selama proses persalinan berlangsung, memiliki resiko lebih kecil mengalami komplikasi yang memerlukan tindakan medis dari pada mereka yang tanpa pendamping. Ibu- ibu dengan pendamping dalam menjalani persalinan, berlangsung lebih cepat dan lebih mudah, dalam penelitian ditemukan pula bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa ketenangan dan menjauhkan ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit proses kelahiran dan persalinan, kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis dan berdampak positif pada kesiapan ibu secara fisik (Musbikin, 2005).

Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan kelahiran, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan ibu dan meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan tindakan medis. Dukungan emosional suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan (Rachmika, 2011).

(15)

B.Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalahnya adalah : Bagaimana hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Suami

(16)

2. Bagi Klinik Bersalin (Ibu Klinik)

Sebagai masukan bagi Klinik Bersalin dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bersalin khususnya dalam memberikan informasi tentang kehamilan dan persalinan serta memberitahu keluarga tentang pentingnya dukungan persalinan.

3. Bagi Ibu

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan ibu khususnya tentang kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan peniliti khususnya dalam melakukan penelitian serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di program studi D-IV Bidan pendidik Universitas Sumatera Utara.

5. Bagi Instansi Pendidikan

Untuk menambah referensi bagi perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan sebagai syarat kelulusan di program studi D-IV bidan pendidik.

(17)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon.

Pavlop (dalam Wordworth dan Marquis, 1971) mengatakan bahwa perilaku adalah keseluruhan atau totalitas kegiatan akibat belajar dari pengalaman sebelumnya dan dipelajari melalui proses penguatan dan pengkondisian.

Kartini Kartono (1985) mengatakan bahwa, perilaku merupakan proses mental dari reaksi seseorang yang sudah tampak dan yang belum tampak atau masih sebatas keinginan.

James P. Chaplin (2006) mengatakan bahwa, perilaku adalah kumpulan dari reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan, gerakan, tanggapan dan jawaban yang dilakukan seseorang.

Soekidjo Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa, perilaku adalah totalitas, penghayatan dan aktivitas yang mempengaruhi proses perhatian, pengamatan, pikiran, daya ingat dan fantasi seseorang.

(18)

2. Bentuk dan Jenis Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Widayatun, 2010).

Jenis Perilaku ada dua macam, Yaitu :

a. Perilaku alami (inner behavior), yaitu perilaku yang dibawa sejak lahir yang berupa reflex dan insting.

b. Perilaku operan (operan behavior), yaitu perilaku yang terbentuk dari proses belajar (Irianti & Herlina, 2011).

(19)

a. Pengetahuan (Knoledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). 1. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai menginggat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjalaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan meteri yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

(20)

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan ini dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2010).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang : a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman atau pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau teringinkan yang tinggi terhadap sesuatu. e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah di alami seseorang dam berinteraksi dengan lingkungannya.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

g. Informasi

(21)

b. Sikap (attitude)

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku (Irianti & Herlina, 2011).

Menurut Notoatmodjo sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: 1. Menerima (Receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespons (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Praktik atau tindakan (practice)

Merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

(22)

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil ini merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai contoh ini merupakan indikator tingkat ke dua.

3. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu merupakan kebiasaan. Maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan ini sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Widayatun, 2010).

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku a. Faktor genetik (endogen)

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup. Faktor genetik yang berasal dari dalam diri individu atau endogen antara lain jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat keperibadian, bakat bawaaan dan intelegensi.

b. Faktor Eksternal (Eksogen)

(23)

4. Pengukuran Perilaku

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara atau melalui daftar pertanyaan berupa koesioner terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh responden. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi (melihat langsung) kegiatan responden (Widayatun, 2010).

B.Suami

Suami adalah orang terdekat dan dapat memberikan rasa aman, serta ketenangan yang diharapkan istri selama proses persalinan. Suami merupakan seorang pendamping yang sangat penting dalam proses persalinan. Selama masa kehamilan, suami juga harus diajak menyiapkan diri menyambut kedatangan bayinya karena tidak semua suami siap mental untuk menunggu istrinya dalam proses persalinan. Seorang suami yang berperan sebagai pendamping persalinan dapat membantu jalannya persalinan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Memberikan dorongan semangat ibu terutama saat kelelahan atau kesakitan. 2. Memijat (masase) bagian tubuh terutama bagian tubuh belakang, yang

bertujuan merelakskan ibu dan mengalihkan perhatian ibu dari rasa nyeri 3. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air minum, dan

makanan saat ibu membutuhkan.

4. Membantu untuk menompang ibu saat mengejan agar memiliki pegangan saat mengejan. Selain itu, suami dapat mengangkat kedua tungkai sehingga dapat memegangnya dengan mudah sehingga posisi bersalin dapat dipertahankan. Beberapa manfaat suami sebagai pendamping ibu adalah :

1. Memberi rasa tenang dan penguat psikis istri

(24)

3. Menumbuhkan naluri kebapakan

4. Suami akan lebih menghargai dan menyayangi istrinya dengan melihat pengorbanan istri saat persalinan (Sondakh, 2013).

Faktor –faktor penghambat suami sebagi pendamping yaitu : 1. Suami tidak siap mental

Umumnya, suami tidak tega dan lekas panik saat melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan lagi bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. 2. Tidak diizinkan pihak RS atau tenaga kesehatan

Beberapa rumah sakit tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas bagi ibu menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Dengan alasan kehadiran suami dapat menganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang operasi menjadi berkurang dengan hadirnya suami.

3. Suami sedang dinas

Apabila suami sedang dinas ketempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk pulang menemani istri bersalin (Mightymax, 2012).

C.Dukungan Emosional pada Persalinan

Dukungan Emosional merupakan dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa di cintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilanya (Mightymax, 2012).

(25)

D.Ansietas (Kecemasan) 1. Pengertian Ansietas

Ansietas atau kecemasan adalah suatu perasaan was-was seakan sesuatu yang buruk akan terjadi dan merasa tidak nyaman seakan ada ancaman yang disertai gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan tangan gemetaran (Keliat, Wiyono & susanti, 2012).

Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu (Corey, 2010)

Ansietas atau kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami, Suliswati, Rochimah & Banon, 2009).

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup (Fausiah & Widury, 2008).

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan juga merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik (Suliswati, Payopo, Maruhawa, Sianturi & Sumijatun, 2005).

(26)

2. Etiologi Kecemasan

sumber kecemasan berasal dari internal (dari dalam diri individu) dan eksternal (dari lingkungan). Perubahan yang terjadi pada lingkungan begitu cepat dan dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan dalam diri individu. Hal inilah yang dapat menimbulkan kecemasan ( Dalami. et al, 2009).

Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan antara lain :

a.Threat (ancaman), yaitu : baik ancaman terhadap tubuh, jiwa ataupun

terhadap psikisnya.

b.Conflik (pertentangan), yaitu : karena ada 2 keinginan yang bertolak

belakang dan masing-masing konflik memiliki 2 alternatif atau penyelesain. c.Fear (ketakutan), yaitu : kecemasan yang sering timbul karena ketakutan

akan sesuatu, ketakukan akan kegagalan yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan.

d.Unfulled Need (kebutuhan yang tidak terpenuhi), yaitu merupakan

kebutuhan manusia atau individu begitu kompleks dan apabila ia gagal dalam memenuhunya maka terjadilah kecemasan.

Efek – efek kecemasan antara lain :

a. Kontruktif yaitu individu yang termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan terutama perubahan pada perasaan tidak nyaman dan terfokus pada kelangsungan hidup.

(27)

3. Gejala Klinis cemas

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah tersinggung

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran, berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagianya.

Selain keluhan-keluhan cemas secara umur di atas, ada lagi kelompok cemas yang lebih berat yaitu gangguan cemas menyeluruh, gangguan panic, gangguan phobic dan gangguan obsesif-kompilsif ( Hawari, 2004).

4. Tingkat Kecemasan a.Kecemasan Ringan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dan waspada. Manisfestasi yang muncul pada ansietas ringan, antara lain:

1. Respon fisiologis

Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar.

2. Respon kognitif

(28)

yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah. 3. Respon perilaku dan emosi

4. Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi (Suliswati. et al, 2005).

b. Kecemasan Sedang

Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dengan mengesampingkan yang lain perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang muncul pada kecemasan sedang antara lain:

1.Respon fisiologis

Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.

2.Respon kognitif

Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan bingung.

3.Respon perilaku dan emosi

Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman ( Dalami. et al, 2009). c. Kecemasan Berat

Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tantang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat antara lain:

1.Respon fisiologis

(29)

2.Respon kognitif

Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah. 3.Respon perilaku dan emosi

Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan interpersonal (Hawari, 2004).

d. Panik

Tingkat panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari :

1. Respon fisiologis

Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik rendah

2. Lapang kognitif

Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis. 3. Respon perilaku dan emosi

Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau (Dalami, et al. 2009).

5. Alat Ukur Kecemasan

(30)

(HRS-A). Alat ukur ini terdiri 14 kelompok gejala yang masing- masing kelompok dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih spesifik.

Adapun gejala- gejala kecemasan menurut HRS-A ini adalah sebagai berikut : 01 Perasaan cemas (ansietas)

- Cemas - firasat buruk

- takut akan pikiran sendiri - mudah tersinggung 02 Ketegangan

- merasa tegang - lesu

- tidak bisa istirahat tenang - mudah terkejut

- mudah menangis - gemetar

- gelisah 03. Ketakutan

(31)

04. Gangguan tidur - sukar masuk tidur - terbangun malam hari - tidur tidak nyenyak - bangun dengan lesu - banyak mimpi - mimpi

- mimpi buruk - mimpi menakutkan 05. Gangguan kecerdasan

- sukar konsentrasi - daya ingat menurun - daya ingat buruk

06. Perasaan depresi (murung) - hilangnya minat

- berkurangnya kesenangan pada hobi - sedih

- bangun dini hari - perasaan berubah - ubah sepanjang hari 07. Gejala somatik/fisik (otot)

- sakit dan nyeri di otot - otot

- kaku

(32)

- gigi gemerutuk - suara tidak stabil

08. Gejala somatic/fisik (sensorik) - tinitus (telinga berdenging) - penglihatan kabur

- muka merah atau pucat - merasa lemas

- perasaan ditusuk - tusuk

09. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)

- takikardia (denyut jantung cepat) - berdebar

- debar

- nyeri di dada

- denyut nadi mengeras

- rasa lesu/lemas seperti mau pingsan

- detak jantung menghilang (berhenti sekejap) 10. Gejala respiratori (pernafasan)

- rasa tertekan atau sempit di dada - rasa tercekik

- sering menrik nafas - nafas pendek/sesak

(33)

- perut melilit

- gangguan pencernaan

- nyeri sebelum dan sesudah makan - perasaan terbakar diperut

- rasa penuh atau kembung - mual

- buang air besar lembek

- sukar buang air besar (konstipasi) - kehilangan berat badan

12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)

- sering buang air kecil - tidak dapat menahan air seni - tidak dating bulan (tidak ada haid) - darah haid berlebihan

- darah haid amat sedikit - masa haid berkepanjangan - masa haid amat pendek

- haid beberapa kali dalam sebulan - menjadi dingin (frigid)

(34)

13. Gejala autonom - mulut kering - muka merah - mudah berkeringat - kepala pusing - kepala terasa berat - kepala terasa sakit - bulu-bulu berdiri

14. Tingkah laku sikap pada wawancara - gelisah

- tidak tenang - jari gemetar - kerut kening - muka tegang

- otot tegang/mengeras - nafas pendek dan cepat - muka merah

Gejala-gejala kecemasan yang dikelompokan menurut HRS-A digunakan untuk mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas (Hawari, 2004).

E.Persalinan Normal 1.Pengertian

(35)

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Chapman, 2006).

Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu dan terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit (Depkes RI, 2008).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan normal adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa bantuan alat apapun dan mampu hidup di luar kandungan.

2. Tujuan Asuhan

Tujuan asuhan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal) (Depkes RI, 2008).

Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintregrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal (Marisah, Saswita & Rohani, 2011).

3. Tanda-tanda Persalinan

(36)

dengan sendirinya. Akan tetapi, itu semua tidak terlihat dengan jelas. Ada tiga hal yang menunjukkan tanda-tanda akan dimulainya persalinan yaitu keluar lendir bercampur darah yang banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks dan mengalami dilatasi dan pendataran serviks, ketuban pecah dengan sendirinya, dan adanya kontraksi secara terus-menerus (Myles, 2011).

4.Sebab Terjadinya Proses Persalinan a. Penurunan kadar progesteron

Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya estrogen meningkat kontraksio otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.

b. Teori oxcytosin

Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim

c. Peregangan otot-otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbulah kontraksi untuk mengeluarkan janin,

d. Pengaruh janin

Hipofisis dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh karena itu pada ancepalus sering lebih lama.

e. Teori prostaglandin

(37)

5.Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan a. Tenaga (Power)

b. His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.

c. Jalan Lahir (Passage) Keadaan jalan lahir

d. Janin dan plasenta (Passanger )

Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada atau tidak kelainan anatomik mayor)

e. Psikis ibu bersalin

Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran anjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi.

f. Penolong persalinan

Penolong persalinan atau tenaga kesehatan yang mempunyai legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan, menangani kegawatdaruratan serta melakukan rujukan bila diperlukan (Sulistyawati & Nugraheny, 2010).

6.Pembagian Fase / Kala Persalinan a.Kala I

(38)

I persalinan terdiri dari 2 fase yaitu fase laten yang dimulai awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm, kontraksi ini mulai teratur tapi lamanya masih diantara 20-30 detik. Sedangkan fase aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik atau lebih mules.

b. Kala II

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagian, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rectum atau vagian, perenium terlihat menonjol, vulva dan spingter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Atau sering disebut kala II yaitu mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampe bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsing 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

c.Kala III

Masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran plasenta. Yang diawali dengan adanya tanda-tanda lepasnya plasenta. Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjujur keluar melalui vulva atau vagina, adanya semburan darah secara tiba-tiba dan berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

d. Kala IV

(39)

involusio dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi perdarahan yang disebabkan karena atonia uteri, laserasi jalan lahir, atau karena sisa plasenta (Chapman, 2006).

7. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin

Lancar atau tidaknya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi biologis khususnya kondisi wanita yang bersangkutan. Namun, perlu juga diketahui bahwa hampir tidak ada tingkah laku manusia (yang disadari) dan proses biologisnya yang tidak dipengaruhi oleh faktor psikis. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa membesarnya janin dalam kandungan mengakibatkan ibu bersangkutan mudah lelah, badan tidak nyaman, tidak nyenyak tidur, sering kesulitan dalam bernapas, dan beban jasmani lainnya saat menjalani proses kehamilan.

Pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikologis di antaranya : a. Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir

b. Kesakitan saat kontraksi dan nyeri c. Ketakutan saat melihat darah.

Rasa takut dan cemas yang dialami ibu akan berpengaruh pada lamanya persalinan, his kurang baik dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut pitchard, dkk. Perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi servik sehingga persalinan lama. Apabila perasaan takut dan cemas yang dialami ibu berlebihan, maka dapat berujung pada stress.

(40)

c. Kebiasaan adat

d. Hubungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu (Sondakh, 2013).

8. Pengaruh Rasa Cemas Terhadap Proses Persalinan

Kecemasan pada ibu hamil akan memberikan dampak pada janin yang dikandungnya, karena janin yang berada dalam rahim ibu dapat merespon apa yang sedang dialami oleh ibu. Ibu hamil yang mengalami rasa cemas akan meningkatkan resiko lahirnya bayi premature dan berat badan lahir rendah (BBLR). Bahkan bahaya rasa cemas yang berkelanjutan pada ibu hamil dapat mengakibatkan abortus (keguguran pada janin) (Mochdari & Mahdiya, 2012).

9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam Menghadapi Proses Persalinan

a. Psikologis

Secara psikologis kehamilan mempengaruhi emosi seorang ibu. Biasanya, ibu menjadi kurang stabil karena adanya perubahan hormone dan cemas terhadap rasa dan tanggung jawab baru. Di samping itu, perubahan hormone selama kehamilan juga mempengaruhi kondisi ibu. Dan sejumlah infartu mengalami depresi ringan sampai berat, perasaan ini bisa terjadi pada wanita yang pertama kali bersalin.

(41)

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi (Syaifudin, (2006) dalam Sari, 2011).

b. Sosial Budaya

Hal-hal negatif ada kalanya secara tidak langsung berpengaruh pada proses persalinan maupun janin. Kecemasan ibu dapat muncul karena adanya kepercayaan pada mitos-mitos yang ada dilingkungan tempat diaman ibu tinggal. Misalnya, dilarang membunuh binatang, berfikir negatif dengan orang lain, dilarang keluar pada saat maghrib, diharuskan membawa paku atau gunting dan sebagainya. Hal inilah yang dapat menambah kecemasan pada ibu, sehingga ruang lingkup ibu untuk bergerak menjadi terbatas dengan adanya mitos-mitos tersebut.

c. Parietas

Parietas atau banyaknya kehamilan seseorang ibu yang mengahsilkan bayi hidup juga mempengaruhi kecemasan ibu. Apalagi kehamilan tersebut merupakan kehamilan pertama bagi calon ibu. Karena kecemasan ibu berbeda-beda, maka kecemasan menanti persalinan lebih sering atau lebih berat dirasakan pada wanita yang baru peratama kali akan menjalani persalinan. Sedangkan ibu yang bersalin untuk kedua kalinya kecemasan tidak begitu dirasakan, karena sebelumnya sudah pernah dirasakan (Bilington & Stevenson, 2010 ).

(42)

Dukungan persalinan merupakan asuhan sayang yang sifatnya mendukung yaitu ikut berperan aktif dan ikut serta dalam kegiatan selam proses persalinan berlangsung, diamana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya.

b. Asuhan Sayang Ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan anggota keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Perhatian dan dukungan selama proses persalinan akan memberikan rasa aman dan nyaman. Juga mengurangi rasa cemas dan jumlah persalinan dengan tindakan (ekstrasi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung cepat (Depkes, (2005) dalan Sari, 2011).

11.Penerapan Dukungan Persalinan dan Asuhan Sayang Ibu dalam Tahapan Persalinan.

a. Kala I

Asuhan yang dilakukan :

1. Memberikan dukungan emosional

2. Menghadirkan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.

3. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan. 4. Melakukan sentuhan (massase) pada tubuh ibu dengan lembut

(43)

1. Mendampingi ibu selama proses persalinan dan mempertahankan pendamping persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.

2. Melibatkan diri dan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, menjadi teman bicara atau pendengar yang baik, memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.

3. Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan

4. Membuat hati ibu merasa tentram selama kala II persalinan dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu

5. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his

c. Kala III

1. Memberikan kesempatan ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera

2. Memberitahukan setiap tindakan yang akan dilakukan 3. Pencegahan infeksi pada kala III

4. Memantau keadaan ibu

5. Melakukan kolaborasi bila terjadi kegawatdaruratan 6. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III d. Kala IV

1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan dalam keadaan normal

(44)

3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya post partum seperti : perdarahan, demam, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui terjadi kontraksi hebat

4. Menyelesaikan asuhan awal bayi baru lahir 5. Pendampingan ibu selama kala IV (Sari, 2011). 12.Bimbingan dan Persiapan Mental Ibu Dalam Persalinan

Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam bimbingan dan persiapan mental dalam menghadapai persalinan adalah :

a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan b. Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan

c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya persalinan d. Ibu harus sering ditemani

e. Mengerti perasaan ibu f. Menarik perhatian ibu

g. Membantu ibu memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama proses persalinan

h. Membantu mengambil tindakan yang efektif

i. Menunjukkan sikap dewasa dan bertanggung jawab

j. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dalam proses persalinan agar dapat berjalan semistinya (Sondakh, 2013).

13.Hubungan perilaku Suami tentang dukungan persalinan dengan tingkat kecemasan.

(45)

dan kekhawatiran yang timbul karena akan dirasakan sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sebahagian besar sumbernya tidak diketahui dan berasal dari dalam diri ibu sendiri. Karena hal ini merupakan pengalaman baru baginya. Rasa khawatir itu dapat mempengaruhi keadaan psikologis ibu dan apabila keadaan ini tidak ditangani dengan baik maka dapat merusak konsentrasi ibu sehingga persalinan yang diperkirakan lancar akan menjadi lama (Ulfah (2009) dalam Sari 2011).

Sebagian besar masyarakat masih menganggap persalinan merupakan pertaruhan hidup dan mati, sehingga wanita yang akan melahirkan mengalami ketakutan, khususnya takut mati baik bagi dirinya maupun bayi yang akan dilahirkannya. Faktor psikis ibu sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran. Dukungan yang penuh dari orang terdekat seperti suami sangat penting bagi seorang ibu bersalin sehingga dapat memberikan semangat tersendiri bagi ibu (Kartini, (2008) dalam Sari, 2011).

(46)

kecemasan berat (100%) dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu hanya mengalami kecemasan ringan karena perilaku suami yang sangat mendukung proses persalinan dan ada hubungan antara perilaku pendamping suami dengan tingkat kecemasan proses persalinan pada ibu primipara.

F. Primipara

Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya (Mochtar, 1998 dalam Hervianlia (2010).

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar matur atau prematur (bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjajaran).

Pengertian Primipara adalah wanita yang pernah mengandung, yang melahirkan fetus mencapai berat 500 gram atau umur gestasional 20 minggu, tanpa tergantung apakah anak tersebut hidup pada saat dilahirkan, dan apakah kelahiran tunggal atau kembar (Kamus Kedokteran Dorland, 2002).

(47)

BAB III

KERANGKA KONSEP A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut :

Variable Independen Variabel Dependen

Perilaku suami tentang dukungan emosional

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Berpengaruh

Berdasarkan kerangka konsep di atas, variable independen yaitu Perilaku suami tentang dukungan emosional, sedangkam variable dependen yaitu tingkat kecemasan ibu primipara.

B.Hipotesa

Hipotesa adalah teori atau dugaan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya (Arikunto, 2006). Hipotesa penelitian ini adalah :

Ha : ada hubungan antara perilaku Suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara.

(48)

C.Defenisi Operasional

Defenisi operasional menjelaskan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga mempermudah dalam mengartikan makna (Nursalam, 2008).

(49)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian ini adalah bersifat deskriftif analitik yaitu suatu metode penelitian yang mengkaji hubungan antara dua variable. Penelitian dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2008).

Penelitian ini menggambarkan tentang hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara dengan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengumpulan data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat kemudian melakukan pengujian hipotesa.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang bersalin di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Dengan besar populasi sebanyak 42 orang.

2. Sampel

(50)

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang bersalin di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang mulai dari bulan Februari – Mei 2014 sebanyak 42 orang.

C.Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Dengan alasan peneliti :

1. Di lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara.

2. Di klinik Nining banyak pasien yang melahirkan, dari data yang peneliti peroleh pada saat melakukan kunjungan mulai dari bulan Agustus – November tahun 2013 sebanyak 89 orang dengan jumlah ibu primipara sebanyak 42 orang. Dan ada 2 orang ibu primipara yang ditemui, 1 orang ibu menyatakan perasaanya sangat cemas pada saat menghadapi persalinan dengan tidak didampingi suami.

3. Lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.

D.Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini dimulai dari bulan November 2013 sampai bulan Juni 2014. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada

lampiran 4

E.Etika Penelitian

(51)

Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan permohonan izin penelitian ke Klinik Bersalin Nining. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu : peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden akan dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument penelitian, tetapi mengunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan cara memberikan kuisioner kepada ibu primipara. Kuisioner akan diberikan pada saat ibu setelah bersalin. Terlebih dahulu responden diberi penjelasan mengenai tujuan penelitian dan penjelasan singkat tentang cara pengisian kuisioner.

G.Uji Validitas dan Reliabilitas

(52)

Uji validitas telah dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada 42 responden. Uji validitas ini menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment dengan melihat nilai Corrected item total correlation yang diolah melalui

komputerisasi. Hasil yang didapat bahwa setiap item dari kuisioner dinyatakan valid karena rhitung > rtabel (hasil terlampir), dimana rtabel 0,304 pada signifikan

0,05 dengan uji 2 sisi dan df = (n-2) = (40-2) = 40.

Sedangkan uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur bisa diandalkan. Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Croanbach, diolah dengan sistem komputerisasi. Hasil yang didapat bahwa kuisioner dinyatakan reliable karena αhitung untuk

perilaku 0,874 dan kecemasan 0,893 lebih besar dari rtabel yaitu 0,70.

Menurut Burn dan Grove, (2001) dalam Desi, (2009) suatu instrumen yang menggunakan pengukuran yang sudah berkembang dikatakan reliable bila koefisiensienya lebih dari 0,80 sedangkan untuk instrumen baru dikatakan reliable jika koefisiensinya lebih dari 0,70. Hasil uji reliabilitas untuk kuisioner perilaku didapat hasil 0,874 sedangkan untuk kuisioner kecemasan 0,893. Maka dapat disimpulkan bahwa kuisioner perilaku dan kecemasan koefisiensinya lebih dari 0,80 jadi telah reliable.

H.Metode Pengukuran

(53)

berupa jawaban Ya dan Tidak, dengan interprestasi penilaian apabila jawaban benar nilainya 1 dan jawaban salah nilainya 0. Unruk memperoleh melakukan interval kelas dari jawaban yang ada melalui kuisioner, maka digunakan rumus :

Range (R) i =

jumlah alternative jawaban

Keterangan :

Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah

i = Lebar Interval Kelas

maka skor maksimal masing-masing kuisioner adalah 15 x 1 = 15 dan skor minimal 15 x 0 = 0, jadi intervalnya adalah :

Untuk perilaku :

Untuk Tingkat Kecemasan :

5

Berdasarkan rumus jawaban diatas ditetapkan interval digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 jawaban untuk variable Independen (perilaku) :

Indikator Interval

Baik 8-15

Tidak Baik 0-7

Tabel 4.3 jawaban untuk variable Tingkat Kecemasan :

Indikator Interval

Kecemasan Ringan 0-5

Kecemasan Sedang 6-10

(54)

I. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan mengunakan pengolahan data SPSS (Statistical Package for Social

Sciences) data yang didapat lalu di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Dilakukan dengan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul dan tidak terjadi pengulangan karena data yang terkumpul sudah lengkap.

2. Coding

Data yang telah terkumpul diberi kode dalam bentuk angka. 3. Processing

Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentry data dari kuisoner kepaket program computer.

4. Cleanning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak (Hastono, 2011).

J. Analisis Data

Pada penelitian ini analisis data dilakukan secara bertahap yaitu : 1.Analisis Univariat

(55)

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal) dengan variable dependen (tingkat kecemasan ibu primipara). Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (P < 0,05). Untuk perhitungan bivariat pada penelitian ini data dianalisis dengan bantuan komputer terhadap seluruh variabel yang diteliti dengan mengunakan uji statistik uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Jika nilai p ≤α=0.05 maka hipotesa dalam penelitian ini dapat

(56)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil

Hasil penelitian tentang hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1. Analisa Univariat

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal di Klinik Bersalin

Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Perilaku F %

Baik 23 54,8

Tidak Baik 19 45,2

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 42 responden mayoritas suami responden berperilaku baik sebanyak 23 orang (54,8%).

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Tingkat Kecemasan F %

Ringan 19 45,2

Sedang 11 26,2 Berat 12 28,6

Total 42 100

(57)

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan

ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Perilaku Tingkat Kecemasan Nilai P

Berdasarkan tabel 5.3. menunjukkan bahwa dari 23 suami responden yang berperilaku baik mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan ringan sebanyak 14 orang (60,9%) dan minoritas ibu primipara mengalami kecemasan berat sebanyak 3 orang (13,0%), sedangkan dari 19 suami responden yang berperilaku tidak baik mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan berat sebanyak 9 orang (47,4%) dan minoritas ibu primipara mengalami kecemasan ringan dan sedang sebanyak 5 orang (26,3%).

Hasil analisis diperoleh nilai pvalue = 0,030 < α = 0,05. Hal ini membukt ikan adanya respon positif (+) yaitu adanya hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

B.Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal.

(58)

Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Diperoleh bahwa dari 42 responden mayoritas suami responden berperilaku baik sebanyak 23 orang (54,8%) dan minoritas suami responden berperilaku tidak baik sebanyak 19 orang (45,2%).

Masa persalinan merupakan masa yang dinantikan sekaligus merupakan masa yang mencemaskan karena berkaitan dengan keselamatan ibu dan janin. Pada saat melahirkan ada perilaku suami yang memberikan dukungan penuh pada istri karena mengganggap keselamatan istri dan janin sangat penting dan ada juga perilaku suami yang hanya menunggu di luar bahkan tidak hadir pada saat persalinan dengan berbagai alasan, peran dan dukungan suami sangat penting untuk keselamatn ibu dan bayi. Hal ini sesuai dengan teori varney yang menyatakan bahwa pendampingan dan dukungan suami selama persalinan mempunyai dampak yang sangat positif bagi psikologi ibu (Varney, et al (2002) dalam Nabuasa, 2006).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Aprianawati dan Sulistyorini tentang dukungan suami dan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan tiga yang menunjukkan bahwa 52,5% ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama berada pada kategori kecemasan rendah karena adanya dukungan dari suami dan keluarga termasuk dukungan emosional

(59)

melihat istrinya kesakitan, takut melihat darah, tidak hadir pada saat istri bersalin karena pekerjaan dan satu responden tidak didampingi suami karena suami meninggal dunia pada saat ibu sedang mengandung.

b. Tingkat kecemasan ibu primipara

Hasil penelitian mengenai hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Diperoleh bahwa dari 42 responden mayoritas tingkat kecemasan ibu pada kategori ringan sebanyak 19 orang (45,2%) dan minoritas tingkat kecemasan sedang sebanyak 11 orang (26,2%) .

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga dapat mempengaruhi proses kelahiran. Seorang ibu yang tertekan secara emosional dapat mengalami kontraksi yang tidak teratur sehingga menyebabkan proses kelahiran yang sulit ( Juniarti, 2012 dalam Elisa et al, 2013).

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Setyaningrum tahun 2011 mengenai hubungan tingkat kecemasan ibu primigravida dengan kontraksi uterus kala I di RS Pantai Wilasa Citarum Semarang pada 30 responden, ibu yang mengalami kecemasan dan memiliki kontraksi yang baik sebanyak 3,3% sedangkan yang memiliki kontraksi yang tidak baik sebanyak 60%. Hal ini membuktikan bahwa psikis ibu akan mempengaruhi proses persalinan.

(60)

2. Analisis Bivariat

Hasil penelitian mengenai hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. Dari 23 suami responden yang berperilaku baik mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan ringan sebanyak 14 orang (60,9%) dan minoritas ibu primipara mengalami kecemasan berat sebanyak 3 orang (13,0%), sedangkan dari 19 suami responden yang berperilaku tidak baik mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan berat sebanyak 9 orang (47,4%) dan minoritas ibu primipara mengalami kecemasan ringan dan sedang sebanyak 5 orang (26,3%).

Hasil uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) diperoleh nilai p value = 0,030 < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

Suami sebagai orang yang paling mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap keberhasilan yang aman, mengurangi komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan, serta akan memudahkan persalinan (Indrayani, 20011 dalam elisa, et al 2013).

(61)

mengatakan bahwa dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang wanita dilingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya sangat mempengaruhi aspek psikologisnya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali timbul kontraksi. Respon stress atau rasa cemas yang disebabkan oleh rasa takut dapat memperlambat persalinan, karena itu memahami kekhawatiran ibu dan memenuhi kebutuhanya akan rasa nyaman dapat menyebabkan persalinan lebih efektif (Heryanti, 2009 dalam Mochdari & Mahdiya 2012).

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Mochdari & mahdiyah mengenai hubungan antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan proses persalinan pada ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Banjarmasin tahun 2012, yaitu dari 19 ibu primipara yang didampingi suami sebagian besar mengalami tingkat kecemasan ringan 73,7%, sedangkan pada ibu primipara yang tidak didampingi suami selama proses persalinan dengan tingkat kecemasan berat 100%.

(62)
(63)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

1. Dari 42 responden mayoritas suami responden berperilaku baik sebanyak 23 orang (54,8%) dan minoritas berperilaku tidak baik sebanyak 19 orang (45,2%)

2. Dari 42 responden mayoritas responden tingkat kecemasan ringan sebanyak 19 orang (45,2%) dan minoritas tingkat kecemasan sedang sebanyak 11 orang (26,2%).

3. Hasil uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) diperoleh nilai p value = 0,030 < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara perilaku suami tentang dukungan emosional pada persalinan normal dengan tingkat kecemasan ibu primipara di Klinik Bersalin Nining Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

B.Saran

1. Klinik Bersalin Nining (Ibu Klinik)

(64)

2. Institusi Pendidikan

Disarankan kepada isntitusi pendidikan Universitas Sumatera Utara khususnya fakultas keperawatan agar dapat menambah buku-buku atau referensi di perpustakan khususnya buku-buku tentang dukungan suami terhadap persalinan agar mempermudah mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan atau belajar tentang persalinan.

3. Peneliti Selanjutnya

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Billington, M & Stevenson, M. (2010). Kegawatdaruratan Dalam

Kehamilan-Persalinan. Jakarta : EGC.

Chapman, V. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta : EGC. Corey, G. (2010). Teori dan Praktek Konseling & psikoterapi. Bandung : PT Refika

Aditama.

Dalami, E.,Suliswati.,Farida, P.,Rochimah & Banon,E. (2009). Asuhan Keperawatan

Jiwa. Jakarta : CV Trans Info Media.

Depkes, RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : PT. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik.

Desi .H.L (2009). Hubungan karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009 Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa D4 USU Elisa.,Wagiyo & Primasnia, P. (2013). Hubungan Pendampingan Suami Dengan

Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan Kala I di Rumah Bersalin Kota Ungaran. Prosiding Konferensi Nasional

PPNI Jawa Tengah 2013.

Fausiah, F & Widury, J. (2005). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Hastono, P. S. (2011). Analisis Data. Jakarta : Fakultas Kesmas UI.

Hawari, D. (2004). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta : Penerbit FKUI. Hervianlia. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang peran suami

sebagai pendamping persalinan dengan tingkat kecemasan pada ibu primipara di klinik lena barus jl. danau tempe km.18 Binjai Sumatera Utara.

Jurnal Akbid Bakti Inang Persada.

Hidayat, A. A. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Irianti, I & Herlina, N. (2010). Buku Ajar Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.

Keliat, B.A., Wiyono, P.A & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta : EGC.

Kristini, F. (2012). Peran Pendamping Selama Proses Persalinan.

Gambar

Tabel 4.3 jawaban untuk variable Tingkat Kecemasan :  Interval
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku suami tentang
Tabel 5.3  Distribusi frekuensi hubungan perilaku suami tentang dukungan

Referensi

Dokumen terkait

Yang berkembang hanya berputar di sekitar wilayah ‘sastra perempuan’ (karya-karya yang dituliskan oleh perempuan dekade terakhir ini yang dianggap sebagai kebangkitan baru

Dalam bidang jasa, layanan merupakan hal yang utama, jika layanan baik maka akan memberikan gambaran yang baik terhadap perusahaan.. Layanan yang diberikan KFC harus baik

Sedangkan penelitian saya berfokus pada bagaimana usaha guru PAI dalam membentuk perilaku Islami siswa terhadap Allah SWT melalui komunikasi interpersonal,

penulisan ini adalah mengendalikan paparan radiasi gamma yang terpancar akibat akumulasi radiasi dari dalam ruang penyimpanan batu topaz teriradiasi serta

Kegiatan pelatihan tentang pelatihan penyusunan model pembelajaran renang berbasis nilai-nilai moral religius ini secara nyata mendapatkan apresiasi yang tinggi

Barkley,E dkk (2012 :5) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kolaboratif semua anggota kelompok harus ikut berperan untuk meraih tujuan yang telah ditentukan. Seandainya

Pengumuman ini mendahului persetujuan APBN DIPA Tahun Anggaran 2016 6 6 6 sehingga sehingga sehingga sehingga apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah

Disamping itu pelayanan lain yang sangat dibutuhkan olah masyarakat Kepulauan Kangean adalah pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Satuan Administrasi Manunggal