• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menjawab pertanyaan bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir?, bagaimana kemampuan ibu merawat bayi baru lahir?, apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini?

2.1 Karakteristik Demografi Responden

Berdasarkan karakteristik demografi responden yang diperoleh dari hasil penelitian didapat bahwa hampir semua responden berusia dalam kategori usia reproduksi sehat (20-35 tahun) sebanyak 21 orang (95,5%) yang seharusnya ibu-ibu postpartum mampu dengan baik merawat bayinya, akan tetapi terlihat bahwa dari hasil penelitian riwayat persalinan responden mayoritas dengan paritas pertama sebanyak 12 orang (54,5%) yang tidak memiliki pengalaman bagaimana cara merawat bayi baru lahir, disamping itu mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak 10 orang (45,5%) yang memegang teguh prinsip upacara-upacara adat yang perlu dijalankan setelah bayi lahir yang dapat menghambat proses belajar ibu dalam merawat bayi baru lahir, dan semua responden beragama Islam (n=22, 100%), jika dilihat dari latar belakang pendidikannya terdapat 10 orang (45,4%) responden dengan latar belakang pendidikan diperguruan tinggi (Diploma dan

sarjana), SMU/sederajat sebanyak 9 orang (40,9%) dan SMP/Sederajat sebanyak 3 orang, sehingga tidak ada responden yang tidak memiliki latar belakang pendidikan. Responden yang pernah mendapat informasi tentang perawatan bayi baru lahir sebanyak 14 orang (63,6%), dengan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir mayoritas didapat dari tenaga kesehatan (bidan dan perawat) sebanyak 8 orang (57,14%), dari tetangga sebanyak 2 orang, 1 orang mendapatkan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir dari pendidikan formal dan yang terakhir dari buku/majalah/internet sebanyak 3 orang. Menurut Suhartono (2005) dan Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan, pengalaman, kebudayaan, kepercayaan, informasi merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini

Kebutuhan ibu akan pengetahuan dan faktor-faktor yang bisa menghalangi proses belajar ibu dipastikan melalui pertanyaan dan observasi (Windler, 1998). Alur perawatan memberi arah yang jelas untuk mengkoordinasi perawatan, mengajarkan informasi penting, menyiapkan ibu postpartum untuk pulang, dan mendukung orang tua untuk bisa mandiri (Gillerman, Beckham, 1991 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang

perawatan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Mariani mayoritas dalam kategori

dan dalam kategori buruk tidak ada. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Suhartono (2005) dan Notoatmodjo (2003) bahwa tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Dimana salah faktor internal itu adalah pendidikan yang merupakan suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu. Terlihat dari karakteristik demografi seluruh responden mendapatkan pendidikan formal dengan latar belakang responden diperguruan tinggi (Diploma dan sarjana) sebanyak 10 orang (45,4%), SMU/sederajat sebanyak 9 orang (40,9%) dan SMP/Sederajat sebanyak 3 orang.

Kemudian faktor eksternal yang merupakan faktor dominan dalam

mempengaruhi pengetahuan, salah satunya yaitu: akses terhadap informasi

(Suhartono, 2005 dan Notoatmodjo, 2003), hal ini terlihat dari karakteristik demografi responden yang pernah mendapat informasi tentang perawatan bayi baru lahir sebanyak 14 orang (63,6%), mayoritas sumber informasi mengenai perawatan bayi baru lahir didapat dari tenaga kesehatan (bidan dan perawat (n=8

dengan persentase 57,14%), selain itu didapat dari tetangga, pendidikan formal, buku/majakah/internet. Pendidikan pada orang tua menjadi kewajiban dari tim perawatan maternal-anak untuk mengajarkan ibu bagaimana cara merawat bayinya (Hamilton, 1995). Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para petugas kesehatan di Klinik Bersalin Mariani sudah menjalankan perannya

sebagai pendidik dengan memberikan pendidikan kesehatan pada penerima

layanan kesehatan di klinik tersebut.

2.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini Meskipun tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir mayoritas dalam kategori baik (n=13 dengan persentase 59,1%), akan tetapi Farrer (1999); Linkgakes (2002) berpendapat selain pengetahuan, faktor yang mempengaruhi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengalaman bersalin (primigravida dan multigravida) yang terlihat dari karakteristik demografi responden, mayoritas responden dengan paritas yang pertama (primigravida) sebanyak 12 orang (54,5%). Sehingga hasil penelitian kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dalam kategori kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%), kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), kemampuan tinggi sebanyak 8 orang (36,4%).

Menurut Windler (1998) mengenai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti saat mengobservasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir, ibu-ibu postpartum tidak pernah mendapatkan pelatihan khusus dalam memahami prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir.

Salah satu konsep utama yang harus ditekankan secara berulang ialah bahwa menjadi orang tua merupakan peran yang dipelajari. Demonstrasi dan diskusi dasar-dasar keterampilan untuk merawat bayi, seperti memberi makan,

memandikan, mengganti popok, perawatan tali pusat dan menggendong bayi termasuk dalam keterampilan yang harus diperagakan. Orang tua harus diberi kesempatan untuk melatih keterampilan merawat bayi yang didemonstrasikan (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini (p<0,05 dimana nilai p sebesar 0,023). Dengan Kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori sedang. Hal ini kemungkinan karena latar belakang responden penelitian ini mayoritas adalah primigravida sebanyak 12 orang (54,5%). Menurut Farrer (1999 dan Linkages, 2002) kemampuan ibu merawat bayi baru lahir tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu saja (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004), tetapi juga dipengaruhi oleh pengalaman bersalin (primigravida atau multigravida), usia ibu saat melahirkan (Santiyasa, 2004), kecemasan dan kelelahan ibu saat dan setelah melahirkan (Siregar, 2004), yang pada saat penelitian faktor-faktor lain selain pengetahuan diabaikan.

Dan arah dari hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini adalah (+), hal ini menunjukkan

bahwa semakin besar nilai varibel pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir maka semakin besar pula kemampuan ibu merawat bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan pendapat Suliha, dkk (2001) bahwa berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang dimulai dari pembentukan

pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru. Oleh sebab itu

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003), dan menurut Setiawati (2008) pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku.

Dokumen terkait