HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEMAMPUAN IBU MERAWAT BAYI BARU LAHIR SELAMA POSTPARTUM DINI
DI KLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN
SKRIPSI
Oleh
Anna Ria Silaban 061101092
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Segala puji syukur, hormat, dan pujian penulis ucapkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat
Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan
pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara Medan.
Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara da Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen pembimbing skripsi penelitian
penulis yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen penasehat akademik
penulis. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I dan Ibu Anna Kasfi, S.Kep, Ns selaku dosen penguji II yang dengan teliti memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Pemimpin Klinik Bersalin Mariani Medan, yaitu Ibu Hj. Mariani AM.Keb yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di klinik tersebut.
6. Teristimewa kepada keluargaku tercinta (Bapak J. Silaban, Ibu R. Napitupulu, Altur Indra Silaban (Abang), Sri Hartati Silaban (Kakak), Renni Arlita Silaban (Adik) dan kepada seluruh keluarga yang telah memberikan cinta, doa, dorongan serta menghibur, memotivasi penulis. 7. Terkhusus buat seseorang yang kucintai (Jeffry O M S) yang selalu setia
mendukung, memotivasi, menghibur dan tetap bertahan disamping penulis dalam setiap hal yang tak dapat terungkapkan.
8. Rekan-rekan mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini, sahabatku (Merlyn C S Napitupu lu, Paula A Situmorang, Agnes E T Malau, Evy C M Simanjuntak, Efelyna Nababan, EriKa E Sembiring), teman KTBku (K’LeLy, tiuR dan Beta), sauDaraq daLam bimbingan skRipsi (esTer dan Husna), teman-teman di kos (erna, emme, melati, k’minar, k’astri, k’nila, dan siska), serta semua orang-orang yang kusayangi yang tak dapat kusebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat
dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2010
Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Lembar Pengesahan ... ii
Prakata ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Skema ... viii
Daftar Diagram ... ix
Daftar Tabel ... x
Abstrak ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1
2. Perumusan Masalah ... 4
3. Pertanyaan Penelitian ... 4
4. Hipotesa Penelitian ... 4
5. Tujuan Penelitian ... 4
6. Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nifas ... 6
2. Pengetahuan 2.1 Definisi Pengetahuan ... 6
2.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 7
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9
2.4 Sumber Pengetahuan, Cara Memperoleh Pengetahuan dan Cara Mengukur Pengetahuan ... 10
2.4.1 Sumber-Sumber Pengetahuan ... 10
2.4.2 Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan... 11
2.4.3 Cara Mengukur Pengetahuan ... 11
2.5 Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir ... 12
3. Kemampuan (Ability) 3.1 Defenisi Kemampuan (Ability) ... 19
3.2 Jenis Kemampuan dan Cara Mengukur Kemampuan ... 19
3.2.1 Jenis Kemampuan ... 19
3.2.2 Cara Mengukur Kemampuan ... 20
3.3 Kemampuan Fisik dan Aspek Psikomotor dalam Pembentukan Perilaku... 20
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir ... 21
1. Kerangka Konseptual ... 23
2. Defenisi Operasional ... 24
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 25
2. Populasi Penelitian, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 25
2.1 Populasi Penelitian... 25
2.2 Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 25
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
4. Pertimbangan Etik ... 26
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas – Reliabilitas ... 27
5.1 Kuesioner Data Demografi... 27
5.2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru lahir ... 28
5.3 Lembar Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir ... 28
5.4 Pengukuran Validitas – Reliabilitas ... 29
6. Pengumpulan Data ... 30
7. Analisa Data ... 31
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 34
1.1 Karakteristik Demografi Responden ... 34
1.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 36
1.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 39
1.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 42
2. Pembahasan ... 43
2.1 Karakteristik Demografi Responden ... 43
2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 44
2.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 46
2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 47
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 49
2. Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN:
2. Lembar Surat Pemberian Izin Pengambilan Data di Klinik Bersalin Mariani
3. Formulir Persetujuan Menjadi Responden 4. Kuesioner Data Demografi
5. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
6. Lembar Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir 7. Analisa Reliabilitas Instrumen
8. Analisa Data
9. Lembar Bukti Kegiatan Bimbingan Skripsi 10. Jadwal Tentatif Penelitian
11. Taksasi Dana
12. Daftar Riwayat Hidup
Skema Halaman
1. Kerangka konseptual penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan
kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini ... ….23
Diagram Halaman
1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Selama Postpartum Dini ... 39
2. Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir
Selama Postpartum Dini ... 41
Tabel Halaman
1. Panduan Interprestasi Hasil Uji Hipotesa Berdasarkan Kekuatan
Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 33
2. Data Demografi Responden ... 35
3. Distribusi dan Persentase Jawaban Kuesioner
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Selama Postpartum Dini ... 36
4. Distribusi dan Persentase Hasil Observasi Kemampuan Ibu
Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini... 39
5. Hasil Uji Koefisien Korelasi Spearmen’s/Correlations Spearman’s Rho
dengan Interprestasi Hasil Korelasi Didasarkan pada
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu
Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan
Nama : Anna Ria Silaban Fakultas : Keperawatan
Nim : 061101092
Tahun : 2009/2010
Abstrak
Periode postpartum dini atau early postpartum period merupakan periode penting untuk memberikan ibu dan pasangannya informasi dan pelatihan khusus selama masa transisi awal merawat bayinya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani yang dilakukan pada tanggal 12 Januari-25 Februari 2010 dan melibatkan 22 orang ibu postpartum. Desain yang digunakan deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel totally sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini dan lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Hasil penelitian diuji dengan descriptive analysis dan menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%), dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori kemampuan tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), dan kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%). Dari uji koefisien korelasi Spearmen’s didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini, kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori sedang dan arah korelasi (+) yang artinya semakin besar nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi perbedaan kemampuan ibu primigravida dengan multigravida dalam merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.
Kata kunci: tingkat pengetahuan, kemampuan, perawatan bayi baru lahir, postpartum dini
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu
Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan
Nama : Anna Ria Silaban Fakultas : Keperawatan
Nim : 061101092
Tahun : 2009/2010
Abstrak
Periode postpartum dini atau early postpartum period merupakan periode penting untuk memberikan ibu dan pasangannya informasi dan pelatihan khusus selama masa transisi awal merawat bayinya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani yang dilakukan pada tanggal 12 Januari-25 Februari 2010 dan melibatkan 22 orang ibu postpartum. Desain yang digunakan deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel totally sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini dan lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Hasil penelitian diuji dengan descriptive analysis dan menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%), dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori kemampuan tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), dan kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%). Dari uji koefisien korelasi Spearmen’s didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini, kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori sedang dan arah korelasi (+) yang artinya semakin besar nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi perbedaan kemampuan ibu primigravida dengan multigravida dalam merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.
Kata kunci: tingkat pengetahuan, kemampuan, perawatan bayi baru lahir, postpartum dini
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Periode postpartum merupakan periode kembali pada keadaan tidak hamil
dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru. Periode ini berlangsung
selama enam minggu, terdiri dari Immediately postpartum (24 jam pertama),
Early postpartum (minggu pertama), Late postpartum (minggu kedua sampai
dengan minggu keenam) (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
Early postpartum period atau periode postpartum dini merupakan periode
untuk membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal merawat anak.
Penting sekali merencanakan asuhan keperawatan secara seksama pada masa ini
untuk memberikan informasi-informasi mengenai pemulihan, kesejahteraan
psikologis, dan kemampuan ibu merawat diri dan merawat bayinya (Bobak,
Lowdermilk, Jensen, 2004). Menurut Saifuddin (2006) masa neonatus merupakan
masa kristis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir yaitu saat ibu berada pada masa postpartum dini atau early
postpartum period. Menurut Bappenas (2004) salah satu penyebab tingginya
kematian bayi adalah rendahnya perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat
menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat.
Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya
Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas dan perkembangan untuk
memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya.
Perubahan biologis besar yang terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari
lingkungan intrauterin ke ekstrauterin. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki
kompensasi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Aktivitas sehari-hari selama
periode ini merupakan waktu terbaik bagi bayi dan keluarga untuk melakukan
interaksi. Segera setelah ibu secara fisik merasa mampu, ia didorong untuk
berpartisipasi dalam merawat bayi (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
Rata-rata lama rawat inap di rumah sakit atau klinik bersalin setelah
melahirkan bagi ibu dan bayi baru lahir adalah 24 sampai 36 jam atau 48 jam
(Windler, 1998). Kebutuhan ibu akan pengetahuan dan faktor-faktor yang bisa
menghalangi proses belajar ibu dipastikan melalui pertanyaan dan observasi.
Ament (1990 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen (2004) berpendapat bahwa pada
masa postpartum dini merupakan masa yang praktis untuk memberikan informasi
kepada ibu tentang beberapa hal yang penting salah satunya mengenai perawatan
bayi baru lahir. Menurut Musbikin (2005) perawatan bayi baru lahir meliputi
perawatan tali pusat, mengganti dan mengenakan popok, mengenakan pakaian
bayi, memandikan bayi, menggendong dan mengatur posisi bayi, memberi makan
bayi dan imunisasi.
Berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu,
yang dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya
keterampilan baru (Suliha, dkk, 2001). Menurut Windler (1998) mengenai
juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru
lahir. Oleh sebab itu penting bagi ibu untuk mengetahui perawatan bayi baru lahir
dan yakin terhadap kemampuan sendiri, sehingga mampu merawat bayinya
dengan baik dan sehat.
Ibu berkewajiban untuk merawat bayinya.
Klinik Bersalin Mariani merupakan salah satu klinik bersalin terbaik yang
berada di medan. Data tahun terakhir (2008) menunjukkan jumlah ibu-ibu yang
bersalin di Klinik Bersalin Mariani berjumlah 267 orang. Pemilik klinik bersalin
pernah mendapat juara I bidan terbaik pada saat ulang tahun Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) di Sumatera Utara, klinik bersalin ini memiliki program “paket 3
hari” dimana program ini bertujuan membantu ibu agar mampu merawat diri dan
bayinya selama berada di klinik dan adanya program “home visit” yang bertujuan
untuk tetap mengontrol ibu dan bayinya setelah pulang.
Namun demikian banyak ibu
yang tidak tahu secara pasti cara yang benar merawat bayinya. Pengetahuan hanya
didapatkan dari nenek (Erikania, 2009). Selain itu informasi yang didapat dari
majalah, buku, teman, dan juga tetangga sering membingungkan sehingga
menghambat dalam merawat bayinya (Musbikin, 2006).
Dari latar belakang masalah yang sudah disebutkan di atas, maka peneliti
merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Klinik Bersalin Mariani untuk
mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi sejauh mana hubungan tingkat pengetahuan dengan
kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik
Bersalin Mariani Medan.
3. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir?
b. Bagaimana kemampuan ibu merawat bayi baru lahir?
c. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu
merawat bayi baru lahir selama postpartum dini?
4. Hipotesa Penelitian
Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan
dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik
Bersalin Mariani Medan.
5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi
baru lahir.
c. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu
merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.
6. Manfaat Penelitian
6.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pendidikan keperawatan maternitas berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.
6.2 Bagi Praktisi Keperawatan
Bila hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan
dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini
diharapkan sebagai perawat yang merupakan salah satu elemen pelayanan
kesehatan agar dapat memberikan pengetahuan kepada ibu tentang perawatan bayi
baru lahir agar ibu mampu merawat bayinya.
6.3 Bagi Penelitian Keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Nifas
Masa nifas atau puerperium, atau masa postpartum dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan tidak hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Saifuddin, 2006). Perubahan fisiologi dan psikologis yang terjadi pada ibu
setelah melahirkan merupakan hal khusus walaupun dianggap normal. Banyak
faktor yang mempengaruhi, yaitu: tingkat energi, derajat kenyamanan, kesehatan
bayi baru lahir, perawatan, dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan
respon ibu kepada bayinya selama masa nifas (Bobak, 1995).
Pada masa ini penting adanya asuhan masa nifas atau perawatan postpartum
bagi ibu untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri agar ibu berada dalam keadaan sehat (tanda-tanda vital: suhu tubuh tidak lebih
dari 380C, denyut nadi 70-100 kali/menit, pernafasan 16-20 kali/menit, tidak anemis, tidak lelah) dan cara perawatan bayinya agar ibu mampu merawat
bayinya (Farrer, 1999); (Melson, 1999)
2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan, kata dasarnya ‘tahu’, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan
an. Imbuhan ‘pe-an’ berarti menunjukkan adanya proses (Suhartono, 2005).
Menurut Setiawati (2008) pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran
dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap.
Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap
mengambil keputusan dan dalam berperilaku. Demikian juga menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang.
2.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang
dipelajari.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan
mengelompokkan.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Misalnya, menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Suhartono (2005) dan Notoatmodjo (2003) pengetahuan
dipengaruhi dua faktor, yaitu:
a. Faktor internal, yakni dari dalam diri manusia, meliputi:
i. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau
masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan
terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu
mempertinggi taraf intelegensi individu.
ii. Persepsi
Persepsi, mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan
yang akan di ambil.
iii. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, keinginan, dan tenaga penggerak yang
berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
mencapai tujuan dan munculnya motivasi dan memerlukan rangsangan
dari dalam individu maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi
yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan suatu
kebutuhan.
iv. Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga
merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera
manusia.
b. Faktor eksternal, yaitu dorongan dari luar berupa tuntutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan, meliputi lingkungan,
informasi, budaya, penghasilan, dan akses terhadap informasi dan
pendidikan.
2.4 Sumber Pengetahuan, Cara Memperoleh Pengetahuan dan Cara Mengukur Pengetahuan
2.4.1 Sumber-Sumber Pengetahuan
Sumber-sumber pengetahuan ada beberapa, yaitu (1). Kepercayaan
berdasarkan tradisi, adat-istiadat dan agama adalah berupa nilai-nilai warisan
nenek moyang. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat
tetap (permanen) tetapi subjektif. (2). Otoritas kesaksian orang lain, sumber
pengetahuan ini dari pihak-pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang
dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan.
pengalaman indriawi. Kemampuan pancaindera ini sering diragukan
kebenarannnya. (4). Sumber yang keempat yaitu akal pikiran. Akal pikiran
senantiasa bersifat meragukan, pengetahuan semu dan menyesatkan. (5). Intuisi
merupakan sumber pengetahuan berupa gerak hati atau bersifat spiritual.
Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang
bersifat langsung (Suhartono, 2005).
2.4.2Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), ada bermacam cara untuk memperoleh
pengetahuan, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Cara tradisional atau
non-Ilmiah dan cara modern. Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode
penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan dengan
cara tradisional antara lain meliputi: cara coba-salah (trial and error), cara
kekuasaan atau otoritas, berdasarkan pengalaman pribadi, dan melalui jalan
pikiran.
2.4.3 Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
2.5 Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Orang tua baru dapat merasa kebingungan dengan tugas yang akan datang
untuk merawat seorang bayi baru lahir. Salah satu konsep utama yang harus
ditekankan secara berulang ialah bahwa menjadi orang tua merupakan peran yang
dipelajari. Demonstrasi dan diskusi dasar-dasar keterampilan untuk merawat bayi,
seperti memberi makan, memandikan, mengganti popok, perawatan tali pusat dan
menggendong bayi termasuk dalam keterampilan yang harus diperagakan. Orang
tua harus diberi kesempatan untuk melatih keterampilan merawat bayi yang
didemonstrasikan (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
Pendidikan pada orang tua menjadi kewajiban dari tim perawatan
maternal-anak untuk mengajarkan ibu bagaimana cara merawat bayinya (Hamilton, 1995).
Alur perawatan memberi arah yang jelas untuk mengkoordinasi perawatan,
mengajarkan informasi penting, menyiapkan ibu postpartum untuk pulang, dan
mendukung orang tua untuk bisa mandiri (Gillerman, Beckham, 1991 dalam
Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Berikut akan dijelaskan hal-hal yang harus
diketahui oleh ibu tentang perawatan bayi baru lahir:
a. Memandikan Bayi
Mandi memiliki beberapa tujuan. Mandi merupakan kesempatan untuk (1)
membersihkan seluruh tubuh bayi, (2) mengobservasi keadaan, (3) memberi rasa
nyaman, dan (4) mensosialisasikan orangtua-bayi-keluarga (Bobak, Lowdermilk,
Sesuai dengan umur bayi, ada cara untuk memandikan bayi. (a). Mandi
Spons. Apabila tali pusatnya belum lepas, membersihkan bayi dengan
menggunakan spons. Jadi, tidak perlu memandikan bayi dalam bak mandi. Mandi
dengan cara ini bisa dilakukan sampai bayi berusia 4-6 minggu. Saat memandikan
bayi, pilihlah posisi yang paling nyaman. Misalnya, duduk sambil memangku
bayi, atau berdiri dan bayi diletakkan di atas meja.
Sabunlah seluruh tubuh bayi dengan spons. Khusus untuk membersihkan
bagian kepala, selain menggunakan sabun khusus bayi, dapat juga menggunakan
sampo khusus bayi. Membilas, dan mengeringkan dengan handuk lembut.
(b). Mandi dalam bak mandi. Apabila tali pusat bayi telah lepas,
memandikan bayi dapat dilakukan di bak mandi. Gunakanlah bak mandi sesuai
ukurannya dengan bayi. Mengisi bak mandi dengan air hangat (suhunya 36-370
Menggosok tubuh bayi dengan waslap atau spons. Tetapi, untuk
membersihkan hidung dan telinga, digunakan cotton buds. Sebelum mencuci
rambut bayi, terlebih dahulu membasuh wajah bayi dengan air lalu keringkan
dengan handuk. Setelah itu, menggosok rambut bayi dengan sampo. Pada waktu
membilas, kepala bayi diangkat lebih tinggi dari bak mandi (Musbikin, 2006). C)
setinggi 7,5-8,0 cm. Berhati-hatilah pada waktu mencelupkan bayi ke dalam air.
Bila bayi baru pertama kali dimandikan, memberikan waktu kepada bayi untuk
mengenal bagaimana rasanya berada di dalam air, setelah itu mulai memandikan
bayi.
Tali pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi
baru lahir. Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi (Alimul, 2008).
Menurut Musbikin (2006) tali pusat yang masih menempel akan lepas
dengan sendirinya setelah bayi berusia 1-3 minggu. Tindakan yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat adalah tindakan aseptis, yakni
menggunakan zat antiseptik dan menutup pusat dengan bahan steril. Perlengkapan
untuk merawat tali pusat, menyediakan kapas bertangkai (cotton buds), kapas,
kain kasa steril, larutan alkohol 70%, plester nonalergi bila perlu (Musbikin,
2005).
Berikut langkah-langkah perawatan yang dapat dilakukan: (1). Sesudah
memandikan bayi, kemudian membersihkan pusat dengan kapas bertangkai yang
sudah dibubuhi alkohol. Caranya, mengangkat sisa tali pusat agar bagian di
sekeliling tali pusat dapat dibersihkan. (2). Melilitkan kasa yang dibubuhi obat
khusus. Mengusahakan agar kasa menutupi seluruh tali pusat. (3). Setelah
membalut sisa tali pusat, menutup seluruhnya dengan kasa steril. Kemudian
memplesternya. (4). Bila tali pusat terlepas, membalut bekas luka dengan kasa
pembalut yang diberi plester (Musbikin, 2006).
Kulit disekitar tali pusat harus dijaga agar selalu bersih dan kering.
Membersihkan tali pusat sebaiknya sekali atau dua kali sehari dengan memakai
cotton buds yang diolesi sabun dan air.
Menurut Hamilton (1995) penggantian popok dilakukan ketika popok
basah, mencuci dan mengeringkan bokong bayi setiap kali mengganti popok.
Ada beberapa cara mengenakan popok. Ada yang bertali, ada juga yang
harus menggunakan peniti pada popok yaitu posisi peniti harus mendatar, jangan
vertikal. Cara mengenakannya adalah mempersiapkan lebih dahulu popoknya,
membaringkan bayi di atas popok. Jika letaknya belum tepat, angkat bayi dengan
cara memegang kedua tumit kakinya dan menyelipkan jari telunjuk ibu di antara
kedua kaki bayi agar tidak sakit tertekan oleh tangan ibu. Setelah bokong
terangkat, merapikan popok sesuai dengan bentuk dan panjang tubuh bayi.
Berikut bentuk-bentuk pemakaian popok pada bayi menurut Musbikin,
2005):
1. Bentuk segitiga
Melipat popok menjadi segitiga. Lipat sedikit bagian atas. Meletakkan sudut
segitiga di antara kaki bayi dan dihubungkan ke atas kemudian dijepit dengan
sebuah peniti.
2. Bentuk layang-layang
Melipat sisi kiri dan kanan popok ke arah tengah hingga menjadi bentuk
layang-layang. Melipat bagian atas ke arah tengah, bagian bawah ke atas.
meletakkan bayi di atasnya kemudian sudut-sudutnya dihubungkan dengan
peniti.
3. Bentuk paralel
Melipat sisi atas dan bawah sehingga saling menghimpit. Melipat bagian kiri
Angkat popok bagian bawah ke antara kedua paha bayi kemudian satukan
dengan bagian kanan memakai peniti, begitu juga bagian kiri.
4. Bentuk persegi empat
Melipat popok menjadi dua bagian. Untuk bayi perempuan, melipat sepertiga
bagian atanya, sedang untuk bayi laki-laki, melipat bagian bawah sepertiga
bagian. Meletakkan bayi di atasnya kemudian masing-masing sisinya
disatukan dengan peniti.
d. Mengenakan pakaian bayi, membungkus dan menenangkannya Aturan pokok yang sederhana dalam mengenakan pakaian pada bayi seperti
orangtua mengenakan pakaiannnya sendiri, menambah atau membuka baju dan
pembungkus bila perlu. Membungkus bayi dalam selimut, untuk menjaga
temperatur tubuh dan meningkatkan rasa aman. (Bobak, Lowdermilk, Jensen,
2004).
Menurut Musbikin (2006) ada beberapa cara mengenakan baju pada bayi:
(1). Baju kancing depan, meletakkan baju bayi di atas tempat tidur, kemudian
meletakkan bayi di atasnya. Mengangkat sebelah tangan bayi, lalu memasukkan
tangan bayi ke dalam bagian lengan baju. Mengancing seluruh baju bayi. (2). Baju
tanpa kancing depan, mengangkat kepala bayi, dan memasukkan ke dalam lubang
baju bagian leher sampai masuk seluruhnya. Mengangkat sebelah tangan bayi
dengan sebelah tangan Anda, sementara tangan satu lagi memegang bagian lengan
baju bayi. Memasukkan tangan bayi ke dalamnya dengan tangan sebelah Anda.
Membersihkan pakaian dan sprei bayi dilakukan untuk mengurangi infeksi
silang dan membuang sisa sabun, tinja, atau urin (kemih) yang dapat mengiritasi
kulit bayi. Di rumah, pakaian bayi harus dicuci dengan deterjen ringan dan air
hangat. Membilas pakaian dua kali biasanya bisa menghilangkan sisa-sisa air
kemih atau tinja.
Mengganti linen tempat tidur. Mencuci matras berlapis plastik yang biasa
diletakkan di lapisan paling atas harus sering dicuci, Membersihkan tempat tidur
dari debu (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
f. Menggendong dan Mengatur Posisi Bayi
Bayi baru lahir seringkali menangis tanpa sebab. Tangisan ini akan segera
berhenti ketika bayi diangkat dan digendong. Cara menggendong bayi
sesungguhnya harus disesuaikan dengan usia dan kemampuannya, Menurut
Robinson (2002) aturan pertama dan penting saat menggendong bayi harus selalu
diingat untuk menahan kepala bayi dahulu, kemudian bagian tubuhnya yang lain.
Berikut cara aman menggendong bayi: (1). Mengangkat bayi. Kedua tangan
mengangkat bayi. Meletakkan salah satu tangan dibawah (bokong). Kemudian
menyelipkan tangan yang lain dari arah yang berlawanan pada bagian bawah leher
dan kepala. Melakukan hal ini hingga kedua bagian tersangga baik, dan bayi siap
untuk angkat. Mengangkat secara perlahan dan hati-hati. Memindahkan kepala
bayi secara perlahan sehingga kepala bayi terletak di dekat bahu.
(2). Meletakkan bayi. Meletakkan salah satu tangan di bawah kepala (leher),
dan memegang bayi pada bagian bokong dengan tangan lainnya. Menurunkan
untuk mengangkat kepalanya sehingga tangan yang di kepala tadi dapat
dipindahkan, kemudian menurunkan kepala bayi secara perlahan (Musbikin,
2006)
g. Memberi ASI pada Bayi /Feeding
Makanan bayi yang terbaik, sehat, dan sempurna adalah ASI yang diberikan
minimal sampai anak berusia 2 tahun (Musbikin, 2006). Pemberian ASI untuk
yang pertama kali pada umumnya sebelum 5-6 jam setelah bayi dilahirkan,
dengan cara meletakkan bayi di atas payudara ibu. Pemberian ASI diberikan
selama 15-20 menit tiap kali menyusui (Pudjiadi, 2001).
Metoda dalam pemberian ASI: (a). Memilih posisi yang nyaman baik
duduk, berdiri maupun berbaring dengan punggung terdukung dengan baik,
gunakan bantal untuk menyangga bayi sehingga mencapai ketinggian payudara.
Memastikan seluruh tubuh bayi, tidak hanya kepalanya menghadap ke tubuh
Anda. (b). Memegang bayi mendekat ke arah Anda dan memastikan bahwa
kepalanya berada dalam satu garis dengan tubuhnya dan tidak berpaling ke satu
sisi. (c). Memposisikan bayi sehingga bibir atasnya setara dengan ketinggian
putting, Mengusap pipi bayi dengan jari atau dengan putting, dengan demikian
bayi secara naluriah akan berbalik, menempelkan mulutnya, dan mulai
menghisap. (d). Membantu bayi dalam mengangkap aerola dengan benar. (e).
Menyisipkan jari Anda ke sudut mulut bayi, menghentikan isapan bayi untuk
melihat apakah ada aliran dari payudara. (f). Bila perlu memutar musik yang
akan menggangu selama memberikan ASI (The American Academy of Pediatrics,
2004); (Nolan, 2003).
h. Imunisasi
Kewajiban orang tua untuk mendapatkan dan melengkapi imunisasi secara
penuh dan sempurna bagi bayinya. Menurut Markum (2002) imunisasi
(pemberian kekebalan) adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh
terhadap penyakit. Jadwal pemberian imunisasi pada bayi baru lahir yang lahir di
klinik bersalin dimulai pada umur 0 bulan. Imunisasi yang diberikan adalah
Hepatitis B 1, BCG (Bacillus Calmette-Guerin), Polio 1 (OPV/Oral Polio
Vaccine) (Markum, 2002).
3. Kemampuan
3.1 Defenisi Kemampuan (Ability)
Mampu adalah kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Kemampuan
adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (KBBI, 2005). Menurut Chaplin (1997
yang dikutip dari Todar, 2008) ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,
bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan
perbuatan sesuai kapasitasnya (Robbins, 2003 yang dikutip dari Senen, 2007).
Kemampuan dapat digolongkan pada dua jenis, yaitu kemampuan fisik dan
kemampuan intelektual (Robbins, 2003 yang dikutip dari Senen, 2007).
Kemampuan intelektual (Intellectual ability) merupakan kemampuan melakukan
aktivitas secara mental dan berkaitan dengan pengetahuan dan atau pendidikan
dan kemampuan fisik (Physical ability) merupakan kemampuan melakukan
aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.
3.2.2 Cara Mengukur Kemampuan
Pengukuran kemampuan dapat dilakukan dengan pengamatan atau observasi
(Cangelosi, 1995 dalam Fitri, 2009)
3.3 Kemampuan Fisik dan Aspek Psikomotor dalam Pembentukan
Perilaku
Menurut Suliha, dkk (2001) terbentuknya pola perilaku baru dan
berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang
dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan
baru. Bloom (1976 dalam Suliha, dkk, 2001) mengemukakan bahwa aspek
perilaku yang dikembangkan dalam proses pendidikan meliputi tiga domain,
yaitu: domain kognitif (pengetahuan), domain afektif dan domain psikomotor
(kemampuan).
Menurut Rogers (1974 dalam Setiawati, 2008) bahwa individu akan
melakukan perubahan perilaku dengan mengadopsi perilaku melalui 5 tahapan
1) Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
2) Interest, yakni orang tertarik kepada stimulus.
3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya).
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan prilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran
dan sikap.
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir
Kemampuan ibu merawat bayi bari lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
(Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Menurut Windler (1998) mengenai
kemampuan ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu
juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru
lahir. Selain pengetahuan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir juga
dipengaruhi oleh pengalaman bersalin (primigravida dan multigravida), pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan, tipe persalinan (normal atau sectio cesarea),
persalinan kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat
mempermudah proses persalinan dan melahirkan itu sendiri, mengurangi
kebutuhan tindakan medis, serta meningkatkan rasa percaya diri ibu akan
kemampuan menyusui dan merawat bayinya (Farrer, 1999); (Linkages, 2002).
Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan ibu adalah usia ibu saat
melahirkan (Santiyasa, 2004), depresi setelah kehamilan atau paska melahirkan
disebut dengan postpartum depression atau peripartum depression. Setelah
melahirkan perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh perempuan dapat
memicu terjadinya depresi. Selama kehamilan, terjadi lonjakan jumlah estrogen
dan progesteron. Dalam jangka waktu 24 jam setelah melahirkan, jumlah estrogen
dan progesteron kembali normal seperti sebelum saat kehamilan (Iskadarwati,
2006), kecemasan dan kelelahan ibu akan mempengaruhi refleks let down dan
menurunkan produksi ASI sehingga dapat menghambat kemampuan ibu dalam
pemberian feeding pada bayi. Karena salah satu perawatan bayi baru lahir adalah
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini mengidentifikasikan hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama
postpartum dini. Pengetahuan dipengaruhi dua faktor, yaitu: faktor internal (dari
dalam diri manusia) dan faktor eksternal (dorongan dari luar berupa tuntutan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan) (Suhartono, 2005).
Skema 1. Kerangka konseptual penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini
Keterangan:
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti Faktor internal:
Pendidikan
Persepsi
Pengalaman
Motivasi
Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, meliputi: - Pengetahuan Baik
- Pengetahuan Sedang - Pengetahuan Buruk
Faktor eksternal:
Lingkungan dan Budaya
Informasi
Penghasilan
Akses terhadap informasi dan pendidikan
Kemampuan ibu merawat bayi baru lahir, meliputi:
- Mampu Tanpa Bantuan - Mampu Dengan Bantuan - Tidak Mampu
2. Defenisi Operasional
N o
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Variabel indepen- dent: tingkat pengeta-huan ibu Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir yang meliputi:
- Memandikan bayi. - Merawat tali pusat.
- Mengganti dan
mengenakan popok. - Mengenakan pakaian
bayi, membungkus dan
menenangkannya.
- Perawatan linen
bayi.
- Menggendong dan
mengatur posisi bayi.
- Memberi ASI pada bayi /feeding. - Imunisasi. Kuesioner sebanyak 24 pernyataan Nilai 0-8: Menunjukkan pengetahuan buruk. Nilai 9-16: Menunjukkan pengetahuan sedang. Nilai 17-24: Menunjukkan pengetahuan baik. Ordinal
2. Variabel dependen: Kemampu - an ibu
Kecakapan/kesanggu-pan ibu merawat bayi baru lahir yang meliputi:
- Memandikan bayi. - Merawat tali pusat.
- Mengganti dan
mengenakan popok. - Mengenakan pakaian
bayi, membungkus dan
menenangkannya.
- Perawatan linen
bayi.
- Menggendong dan
mengatur posisi bayi.
- Memberi ASI pada bayi /feeding. Lembar observasi berisi 22 pernyataan prosedur perawatan bayi baru lahir mulai dari persiapan sampai selesai melakukan tindakan.
Nilai 0-14 = Menunjukkan Kemampuan minimal.
Nilai 15-29 = Menunjukkan Kemampuan sedang.
Nilai 30-44 = Menunjukkan Kemampuan tinggi
Ordinal
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama
postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Desain deskriptif korelasi bertujuan
mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel dengan melibatkan minimal
dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2005).
2. Populasi Penelitian, Sampel Penelitian, dan Teknik Sampling 2.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum yang telah bersalin di
Klinik Bersalin Mariani Medan selama bulan Januari – Februari 2010.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 Oktober
2009, jumlah ibu-ibu yang telah bersalin di Klinik Bersalin Mariani selama satu
tahun terakhir (2008) adalah 267 orang dan jumlah ibu yang telah bersalin selama
tiga bulan terakhir (Juli, Agustus, September) pada tahun 2009 adalah 83 orang.
2.2 Sampel Penelitian dan Teknik Sampling
Setelah peneliti melakukan survey awal ke klinik bersalin Mariani seperti
yang telah tersebut di atas, diketahui rata-rata ibu-ibu yang telah bersalin di Klinik
sampel untuk penelitian ini adalah dengan Totally Sampling karena menurut
Arikunto (2005) yaitu untuk populasi yang kurang dari 100 maka ketentuan
jumlah sampel diambil seluruhnya. Dengan kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Ibu yang postpartum dini dengan riwayat persalinan tanpa bantuan
vacum/forcep ekstraksi
b. Ibu postpartum dalam kondisi sehat (tanda-tanda vital normal: suhu tubuh
tidak lebih 380
c. Ibu yang merawat sendiri bayinya
C, denyut nadi 70-100 kali/menit, pernafasan
16-20kali/menit, tidak anemis, tidak lelah)
d. Ibu yang mampu membaca dan menulis
e. Ibu yang bersedia menjadi responden
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini memilih Klinik Bersalin Mariani Jln. Gatot Subroto, Gg. Johar
No. 5 Medan sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan
mulai dari bulan Januari – Februari 2010.
4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan pertimbangan etik
dimana peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, memberi penjelasan kepada
calon responden penelitian tentang tujuan, manfaat penelitian dan prosedur
responden maka diminta untuk menandatangani informed consent. Calon
responden yang tidak bersedia, berhak untuk menolak. Penelitian ini tidak
menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik
maupun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan
tidak menuliskan nama responden pada instrumen tetapi hanya menuliskan nomor
kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan
oleh responden. Data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kuesioner data
demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu merawat bayi baru lahir, dan
lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.
5.1 Kuesioner Data Demografi
Data demografi responden memberikan informasi, yaitu: meliputi usia,
agama, suku, tingkat pendidikan formal yang terakhir, riwayat persalinan, keadaan
bayi, riwayat ibu mendapatkan informasi tentang perawatan bayi baru lahir dan
sumber mendapatkan informasi tentang perawatan bayi baru lahir. Data demografi
ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang responden yang
5.2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Kuesioner tingkat pengetahuan terdiri dari 24 pernyataan yang berisi tentang
perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini. Kuesioner pengetahuan yang
terdiri 24 pernyataan tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini
maka dibuat ketentuan bahwa setiap pernyataan bernilai 1 (satu) untuk jawaban
yang benar dan 0 (nol) untuk jawaban yang salah (Riduwan, 2002). Jadi nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 24 dan nilai terendah adalah 0 (nol). Berdasarkan
rumus statistika menurut Hidayat (2007):
rentang
p =
Banyak kelas
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 24 (selisih nilai
tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 3 (pengetahuan baik, sedang, buruk)
maka didapat panjang kelas sebesar 24/3 = 8 dan nilai 0 sebagai batas bawah kelas
interval pertama, sehingga pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir
dikategorikan sebagai berikut:
Nilai 0-8 = menunjukkan pengetahuan buruk.
Nilai 9-16 = menunjukkan pengetahuan sedang.
5.3 Lembar Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir
Lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama
postpartum dini terdiri dari 22 pernyataan, dengan ketentuan jika ibu ‘mampu
tanpa bantuan’ nilainya 2, ‘mampu dengan bantuan’ nilainya 1 dan ‘tidak mampu’
nilainya 0. Berdasarkan rumus Hidayat (2007), dimana p merupakan panjang
kelas, r merupakan rentang kelas sebesar 44 (selisih nilai tertinggi dan nilai
terendah) dan banyak kelas 3 (mampu dengan tanpa bantuan, mampu dengan
bantuan, tidak mampu) maka didapat panjang kelas sebesar 44/3 = 14 dan nilai 0
sebagai batas bawah kelas interval pertama, sehingga kemampuan ibu merawat
bayi baru lahir dikategorikan sebagai berikut:
Nilai 0-14 = menunjukkan kemampuan minimal.
Nilai 15-29 = menunjukkan kemampuan sedang.
Nilai 30-44 = menunjukkan kemampuan tinggi.
5.4 Pengukuran Validitas – Reliabilitas
Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen
untuk mengukur apa yang harus di ukur, untuk mendapatkan data yang relevan
dengan apa yang diukur (Dempsey & Dempsey, 2002). Validitas instrumen diuji
oleh orang yang ahli dalam penelitian ini, yaitu oleh dosen keperawatan yang ahli
dibidang maternitas dengan tingkat pendidikan Strata Dua (S2).
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen sehingga
dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama
terhadap 10 responden yang memenuhi kriteria (Azwar, 2003). Dalam penelitian
ini menggunakan reliability konsistensi internal. Reliabilitas instrumen kuesioner
tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir diuji dengan uji K-R
21 (Kuder dan Ricardson 21) dengan nilai analisa reliability 0,65. Sedangkan
reliabilitas instrumen lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir
diukur dengan dua pengamatan. Kemudian hasil pengamatan tersebut dianalisa
dengan Indeks Kesesuaian Kasar (Crudel Index Agreement), dan hasil yang
didapat dari analisa reliability adalah 0,86. Menurut Polit & Hungler (1995)
instrumen dikatakan reliable jika nilai reliability lebih dari 0,60. Jadi kedua
instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sudah reliable.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada hari ketiga setelah ibu bersalin. Dengan
menghubungi terlebih dahulu ibu yang akan menjadi responden. Langkah-langkah
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
6.1 Mengajukan permohonan izin pelaksanaan pada institusi pendidikan yaitu
Fakultas Keperawatan USU.
6.2 Setelah memperoleh izin dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti
selanjutnya mengajukan permohonan izin pada Klinik Bersalin yang dituju.
Setelah mendapat persetujuan dari pihak klinik bersalin, maka peneliti
melaksanakan pengumpulan data penelitian kemudian mencari responden.
6.3 Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data pada
penelitian, maka peneliti memberikan surat persetujuan untuk menjadi
responden agar ditandatangani oleh responden.
6.4 Kemudian peneliti meminta ibu untuk melakukan prosedur perawatan bayi
baru lahir dan peneliti melakukan observasi dan mengisi lembar observasi
kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.
6.5 Setelah lembar observasi terisi, peneliti menjelaskan cara pengisian
kuesioner kepada responden.
6.6 Waktu yang diperlukan untuk menjawab kuesioner sebanyak 24 pernyataan
adalah 25-30 menit.
6.7 Mengingatkan kepada responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan
kenyataan, dengan kata lain responden harus jujur dalam mengisi kuesioner
dan harus dijawab sendiri.
6.8 Responden diingatkan untuk mengisi kuesioner secara cermat dan teliti dan
tidak ada satupun pertanyaan yang terlewatkan atau dikosongkan.
6.9 Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa.
Apabila ada kuesioner yang belum diisi, maka diselesaikan pada waktu itu
juga.
7. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data berupa kusioner dan lembar
observasi dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan
pernyataan dalam kuesioner dan lembar observasi diberi kode untuk
Kuesioner data demografi dianalisis dengan statistik deskriptif untuk
mengetahui karakteristik responden. Kuesioner tingkat pengetahuan ibu dan
lembar observasi kemampuan ibu dianalisis dengan statistik inferensial,
selanjutnya dilakukan pengolahan data. Untuk mengidenfikasi pengetahuan ibu
tentang perawatan bayi baru lahir dengan skala ordinal dianalisa dan ditampilkan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Dan untuk
mengidentifikasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dengan skala ordinal
dianalisa dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.
Untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan
ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dianalisa secara statistik
dengan menggunakan koefisien korelasi Spearmen’s, interprestasi hasil korelasi
didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya. Tabel. 1
merupakan tabel panduan interprestasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan
korelasi, nilai p, dan arah korelasi.
Peluang untuk diterima dan ditolaknya suatu hipotesis tergantung besar
kecilnya perbedaan antara nilai sampel dengan nilai hipotesis. Bila perbedaan
tersebut kecil, maka peluang untuk menolak hipotesis menjadi kecil, dan makin
besar peluang untuk menerima hipotesis. Menurut Hatsono (2001) dari uji
tersebut akan diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang
hasil penelitian. Peluang hasil penelitian selanjutnya akan dianalisa dengan membandingkannya dengan nilai alpha (α=0.05). Maka kesimpulan hasilnya
diinterpretasikan dengan membandingkan nilai p dan nilai alpha (α = 0.05), maka
- bila nilai p ≤ α , maka keputusannya adalah Ho ditolak
[image:45.595.113.517.194.489.2]- bila nilai p > α , maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak
Tabel 1. Panduan Interprestasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi
No Parameter Nilai Interprestasi
1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat
2 Nilai p p < 0,05
p > 0,05
Terdapat korelasi yang bermakna antara dua varibel yang diuji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
3 Arah korelasi + (positif)
- (negatif)
Searah.
Semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel lainnya.
Berlawanan.
Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil variabel lainnya. (Dahlan, 2008)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan
mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi
baru lahir selama postpartum dini.
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan mulai dari tanggal 12 Januari sampai 25
Februari 2010 di Klinik Bersalin Mariani Medan dengan melibatkan 22 orang ibu
postpartum/nifas. Berikut akan diuraikan hasil penelitian berupa karakteristik
demografi responden, tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir
selama postpartum dini dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama
postpartum dini di klinik bersalin Mariani Medan.
1.1 Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi responden yang diperoleh dari hasil penelitian
adalah sebagai berikut: hampir semua responden berusia dalam kategori usia
reproduksi sehat (20-35 tahun) sebanyak 21 orang (95,5%), dengan paritas
pertama sebanyak 12 orang (54,5%), mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak
10 orang (45,5%), dan semuanya beragama Islam (n=22, 100%), jika dilihat dari
latar belakang pendidikannya terdapat 10 orang (45,4%) responden dengan latar
belakang pendidikan diperguruan tinggi (Diploma dan sarjana), SMU/sederajat
sebanyak 9 orang (40,9%) dan SMP/Sederajat sebanyak 3 orang, sehingga tidak
ada responden yang tidak memiliki latar belakang pendidikan. Responden yang
(63,6%), dengan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir mayoritas
didapat dari tenaga kesehatan (bidan dan perawat) sebanyak 8 orang (57,14%),
dari tetangga sebanyak 2 orang, 1 orang mendapatkan sumber informasi tentang
perawatan bayi baru lahir dari pendidikan formal dan yang terakhir dari
buku/majalah/internet sebanyak 3 orang.
[image:47.595.111.533.303.755.2]Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Data Demografi Responden (n=22) Karakteristik
n %
1. Usia
Usia reproduksi sehat Usia reproduksi resiko
21 1
95,5 4,5 2. Riwayat Persalinan
Primipara Multipara Grandmultipara 12 6 4 54,5 27,3 18,2 4. Suku Bangsa
Batak Minang Jawa Melayu Aceh Tolake 7 2 10 1 1 1 31,8 9,1 45,5 4,5 4,5 4,5 5. Agama
Islam 22 100
6. Tingkat Pendidikan Formal SMP/Sederajat SMU/Sederajat Diploma Sarjana 3 9 5 5 13,6 40,9 22,7 22,7 7. Riwayat mendapat Informasi Tentang
Perawatan Bayi Baru Lahir Pernah Tidak pernah 14 8 63,6 36,4
8. Sumber Informasi
Perawat Tetangga Pendidikan Formal Buku/majalah/internet 1 2 1 3 4,5 9,1 4,5 13,6
1.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Klinik Bersalin Mariani
dengan menggunakan kuesioner penelitian yang berisi tentang pengetahuan
perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini (memandikan bayi, merawat tali
pusat, mengganti dan mengenakan popok, mengenakan pakaian bayi,
membungkus dan menenangkannya, perawatan linen bayi, menggendong dan
mengatur posisi bayi, memberi ASI pada bayi /feeding, dan imunisasi), didapat
gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama
[image:48.595.113.516.511.745.2]postpartum dini yang dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut:
Tabel 3. Distribusi dan Persentase Jawaban Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini (n=22)
No. Pernyataan
Benar n %
Salah n % 1.
2.
Memandikan Bayi Tujuan Memandikan Bayi:
a. Membersihkan seluruh tubuh bayi b. Mengobservasi keadaan bayi c. Memberi rasa nyaman kepada bayi Ada dua cara memandikan bayi, yaitu mandi kering (dilap) dan mandi dalam bak mandi
Merawat Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat: a. Tali pusat tetap kering b. Mencegah infeksi Prinsip perawatan tali pusat:
3. 4. 5. 6. 7. 8. a. Bersih
b. Perawatannya hanya sekali sehari Mengganti dan Mengenakan Popok
Cara mengenakan popok ada yang bertali dan ada juga yang menggunakan peniti Mengenakan Pakaian Bayi
Tujuan mengenakan pakaian bayi: a. Menjaga temperatur tubuh bayi
b. Meningkatkan rasa aman dan nyaman pada bayi
Tujuan membersihkan pakaian dan sprei bayi:
a. Mengurangi infeksi
b. Membuang sisa sabun, tinja, atau urin (kemih)
Perawatan Linen Bayi
Sisa sabun, tinja, atau urin (kemih) dapat mengiritasi kulit bayi
Pakaian dan sprei bayi harus dicuci dengan deterjen ringan dan air hangat
Matras berlapis plastic yang biasa diletakkan di lapisan paling atas harus sering dibersihkan
Menggendong Bayi
Salah satu cara agar bayi berhenti menangis adalah dengan menggendongnya
Hal penting saat menggendong bayi, yaitu pada saat mengangkat dan meletakkan bayi Memberi ASI pada Bayi/Feeding
ASI merupakan makanan terbaik, sehat dan sempurna bagi bayi
ASI diberikan sampai anak berusia 2 tahun Lama pemberian ASI setiap kali menyusui 15-20 menit
Imunisasi
Bayi yang lahir klinik bersalin diimunisasi pada usia 0 bulan
Imunisasi wajib bagi bayi pada 0 bulan hanya ada 2, yaitu: BCG dan Hepatitis B
15
4
68,18
18,18 7
18
31,82
81,82
rata-rata 17 77,27 5 22,73
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 item pertanyaan yang
ada di kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama
postpartum dini, rata-rata responden yang menjawab dengan benar untuk setiap
item pertanyaan adalah 17 orang (77,27%). Pada item tertentu dijumpai semua
responden dapat menjawab dengan benar, seperti: tujuan memandikan bayi
(membersihkan seluruh tubuh bayi dan memberi rasa nyaman kepada bayi) ,
tujuan perawatan tali pusat (mencegah infeksi), tujuan mengenakan pakaian bayi
(menjaga temperatur tubuh bayi dan meningkatkan rasa aman dan nyaman pada
bayi), tujuan membersihkan pakaian dan sprei bayi (membuang sisa sabun, tinja,
atau urin), perawatan linen bayi (sisa sabun, tinja, atau urin dapat mengiritasi
kulit bayi), salah satu cara agar bayi berhenti menangis adalah dengan
menggendongnya, ASI merupakan makanan terbaik, sehat dan sempurna bagi
bayi, dan pengertian imunisasi. Pada tabel juga terlihat bahwa pada beberapa item,
hanya sedikit responden yang menjawab dengan benar, yaitu: pada prinsip
perawatan tali pusat (bersih) sebanyak 7 responden (31,82%) yang menjawab
benar, mengganti dan mengenakan popok (cara mengenakan popok ada yang
bertali dan ada juga yang menggunakan peniti) sebanyak 4 responden, dan
imunisasi wajib bagi bayi pada 0 bulan hanya ada 2, yaitu: BCG dan Hepatitis B
sebanyak 4 responden.
Selama Postpartum Dini (n=22)
Secara umum dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam
kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%), dalam kategori sedang sebanyak 9
orang (41%) dalam kateogi buruk tidak ada.
1.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini Gambaran kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama post partum dini
[image:51.595.132.492.116.294.2]dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut:
Tabel 4. Distribusi dan Persentase Hasil Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini (n=22) No
.
Pernyataan Tidak Mampu Mampu Dengan Bantuan Tanpa Bantuan
1. Memandikan Bayi
a. Menyiapkan perlengkapan mandi untuk bayi, meliputi: air, sabun, baby oil, bak mandi, waslap, sampo, kapas mata b. Memandikan bayi dengan cara
kering (dilap)
c. Memandikan bayi di bak mandi
n % 16 72,7
17 77,3 19 86,4
n % 2 9,1
3 13,6 2 9,1
n % 4 18,2
2 9,1 1 4,5
2. Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
Baik 59% Sedang
41%
a. Menyiapkan perlengkapan perawatan tali pusat: seperti kapas bertangkai, kapas, kain kasa streril, alkohol 70 % b. Membersihkan sekeliling tali
pusat dengan kasa yang sudah dibubuhi alkohol
c. Membalut tali pusat dengan kasa steril
20 90,9
21 95,5
21 95,5
1 4,5
0 0
0 0
1 4,5
1 4,5
1 4,5
3. Mengganti Popok Bayi
a. Membuka popok yang telah basah dan membersihkan bokong/kemaluan bayi b. Mengeringkan bokong bayi c. Meletakkan popok yang bersih
di atas tempat tidur d. Membaringkan bayi
denganbagian bokong di atas popok
e. Merapikan popok sesuai bentuk dan panjang tubuh bayi
11 50,0
10 45,5 10 45,5 10 45,5
10 45,5
2 9,1
2 9,1 1 4,5 2 9,1
3 13,6
9 40,9
10 45,5 11 50,0 10 45,5
9 40,9
4. Mengganti Pakaian Bayi
a. Menyiapkan pakaian bayi b. Meletakkan pakaian bayi di atas
tempat tidur
c. Meletakkan bayi di atas pakaian bayi
d. Mengancing pakaian bayi serta membedongnya
10 45,5 10 45,5 11 50,0 11 50,0
1 4,5 1 4,5 1 4,5 2 9,1
11 50,0 11 50,0 10 45,5 9 40,9
5. Perawatan Linen Bayi
a. Membersihkan matras berlapis plastik yang biasa diletakkan pada lapisan paling atas tempat tidur bayi
b. Membersihkan tempat tidur bayi
13 59,1
13 59,1
3 13,6
3 13,6
6 27,3
6 27,3
6. Menggendong Bayi
a. Saat menggendong bayi, menahan kepala bayi terlebih dahulu kemudian bagian tubuh yang lain
b. Mengangkat bayi c. Meletakkan bayi
1 4,5
1 4,5 1 4,5
0 0
1 4,5 1 4,5
21 95,5
20 90,9 20 90,9
a. Sambil berbaring di tempat tidur
b. Sambil duduk di tempat tidur
0 0 0 0
0 0 0 0
22 100 22 100 rata-rata 11 50,0 1 4,5 10 45,5 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 22 item pada lembar
observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini,
rata-rata responden yang mampu tanpa bantuan untuk setiap item lembar observasi
adalah 10 orang (45,5%). Rata-rata responden yang mampu dengan bantuan
adalah 1 orang. Dan rata-rata responden yang tidak mampu adalah 11 orang
(50,0%). Namun pada item tertentu semua responden mampu tanpa bantuan,
yaitu: pada item memberi ASI pada bayi, dan pada setiap item lembar observasi
terlihat bahwa ada 1-3 orang responden yang mampu dengan bantuan. Serta pada
beberapa item lembar observasi terdapat hampir semua responden (n=20-21,
90,9%-95,5%) tidak mampu, yaitu: perawatan tali pusat pada bayi.
Diagram 2. Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini (n=22)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan ibu merawat bayi baru
lahir selama postpartum dini dalam kategori Kemampuan Tinggi sebanyak 8 orang
(36%), Kemampuan sedang sebanyak 5 orang (23%), dan kemampuan minimal
sebanyak 9 orang (41%).
36%
23% 41%
Kemampuan tinggi
Kemampuan sedang
1.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini
Untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu
merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di klinik bersalin Mariani Medan
digunakan uji koefisien korelasi Spearmen’s dengan interprestasi hasil korelasi
didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya yang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Korelasi Spearmen’s dengan Interprestasi Hasil Korelasi Didasarkan pada Nilai p, Kekuatan Korelasi, serta Arah Korelasi
Parameter Tingkat Pengetahuan
ibu tentang perawatan bayi baru lahir
Kemampuan ibu merawat bayi baru lahir
r p
Mean 2,59 1,95 0,483 0,023
Std. Deviation 0,503 0,899
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 7, rata-rata tingkat
pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir adalah 2,59 dengan SD =
0,503, sedangkan pada kemampuan ibu merawat bayi baru lahir adalah 1,95
dengan SD = 0,899. Didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Dengan
demikian