• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

4.3.1 Implementasi Kebijakan Pekerja Kontrak waktu Tertentu

Implementasi kebijakan merupakan suatu tindakan – tindakan yang dilakukan oleh individu – individu (atau kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan –tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan – keputusan kebijakan sebelumnya ( Van Meter dan Van Horn dalam Winarno, 2004:102)

Para ahli berpendapat bahwa hal lain yang paling esensial dalam kebijakan publik adalah usaha untuk melaksanakan kebijakan publik. Anderson dalam Islamy (2004:9) mendefinisikan kebijakan Negara selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan.

Menurut Friedrich dalam Wahab (2005 : 3) kebijakan public adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.

Jika suatu kebijakan telah diputuskan, maka kebijakan tersebut akan berhasil dan terwujud bilamana diimplementasikan. Demikian juga kebijakan tentang Tenaga Kontrak Waktu Tertentu (PKWT) yang memiliki tujuan untuk memberikan batasan-batasan mengenai pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan dan juga melindungi hak-hak pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan secara optimal, serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Implementasi yang efektif memerlukan adanya seperangkat kondisi yang optimal dimana kondisi para implementator harus memiliki keahlian secara professional didalam pelaksanaan suatu kegiatan. Implementasi tidak mungkin bisa dilakukan, jika kondisinya kurang optimal atau kurang ideal.

Dari hasil temuan dilapangan mengenai pelaksanaan Pekerja Kontrak Waktu Tertentu pada PT. Inti Cakrawala Citra (INDOGROSIR) Surabaya tidak lepas dari ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengenai masalah Pekerja Kontrak Waktu Tertentu.

Ketentuan PKWT terdapat dalam pasal 56 hingga 59 yang isinya mengenai pengaturan dan batasan-batasan jangka waktu pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja dengan kontrak waktu tertentu.

Pada penelitian ini lebih fokus pada Implementasi kebijakan Pekerja Kontrak Waktu Tertentu (PKWT) melalui Kebijakan Intern yang dibuat oleh direksi PT. Inti Cakrawala Citra (INDOGROSIR) Surabaya tentang Standart Operational Prosedure (SOP) di lingkungan PT.Inti Cakrawala Citra (INDOGROSIR) Surabaya. Dimana peneliti akan menganalisa tentang pelaksanaan Pekerja Kontrak Waktu Tertentu (PKWT) mengenai Jenis – jenis pekerjaan yang boleh di PKWT kan dan Pelaksanaan masa percobaan pada pekerja Kontrak Waktu Tertentu (PKWT).

Implementasi kebijakan PKWT merupakan aktifitas yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan guna mewujudkan suatu program atau kebijakan menjadi kenyataan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai yaitu menghasilkan proses produksi secara optimal, perkembangan dunia usaha semakin maju serta menjalin hubungan secara pancasilais antara pemberi kerja dengan pencari kerja.

Adapun teori yang digunakan dalam menganalisa dan menggambarkan fenomena yang ada dilapangan akan berdasarkan juga pada sisi kebijakan ini. Namun bukan berarti penelitian ini mengabaikan teori lain yang sekiranya dapat mendukung penelitian terhadap fenomena yang ada.

4.3.1.1 Jenis – jenis Pekerjaan yang boleh di PKWT kan

Kualifikasi dan jenis suatu pekerjaan merupakan syarat mutlak batasan yang harus dijalankan oleh implementator agar status jenis pekerjaan dapat berjalan secara optimal, agar kemudian hari dapat tercapai tujuan yang diinginkan.

Maka pemberi kuasa selaku Pemerintah mengeluarkan batasan-batasan atau acuan normative bagi para pemberi kerja, maka dikeluarkannya Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan Tentang Pekerja Kontrak Waktu Tertentu yang tertuang dalam pasal 59 yang berbunyi :

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu:

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;

c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun. (5) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu

tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.

(6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun. (7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu. (8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pasal ini akan diatur lebih lanjut

dengan Keputusan Menteri.

Jenis pekerjaan disini merupakan kegiatan penunjang dari segala aspek sehingga dapat terlaksana dengan pemahaman yang selaras dan sejalan dengan acuan hukum dan perundangan yang berlaku, mempersempitnya kendala-kendala yang akan dihadapi karena semuanya telah diatur dalam pedoman Standart Operasional Prosedur yang dibuat secara intern di lingkungan INDOMARCO PRISMATA.

Pembatasan pada jenis-jenis pekerjaan yang dapat di PKWT kan karena tidak ada satupun perusahaan tanpa memperhitungkan cost reduce atau nilai keuntungan yang hendak dicapainya. Dalam jenis pekerjaan yang dapat di PKWT kan yang ada di PT. Inti Cakrawala Citra (INDOGROSIR) Surabaya terdiri dari dua jenis pekerjaan yang menggunakan sistim tenaga kerja dengan waktu tertentu.

Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah jenis usaha yang bersifat musiman atau bersifat sementara yang mengharuskan karyawan menjadi korban dari suatu sistim ketenagakerjaan, dan yang kedua adalah mengenai produk baru. PT.Inti Cakrawala Citra(INDOGROSIR) adalah sebuah perusahaan retail dimana sistim menjual dan melayani menjadi roda penggerak perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Pemilihan jenis pekerjaan musiman seperti inilah telah terimplementasikan sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 tentang jenis pekerjaan yang dapat memberlakukan pekerja dengan sistim waktu tertentu.

Seiring dengan syarat yang disampaikan Van Metter dan Van Horn yang pertama yaitu ukuran – ukuran dasar dan tujuan – tujuan kebijakan, pada penelitian yang dilakukan di PT.Inti Cakrawala Citra (INDOGROSIR) Surabaya beranggapan bahwasannya agar implementasi dapat berjalan harusnya adanya sosialisasi dalam penyampaian suatu kebijakan seperti yang dikemukakan oleh Hogwood dan Gunn dalam Wahab (2005:75) yang terdapat dalam syarat ke tujuh yaitu : didalam mengimplementasikan kebijakan mengharuskan adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai kesepakatan, tujuan atau sasaran yang

akan dicapai. Tujuan tersebut harulah dirumuskan dengan spesifik, jelas, dan lebih baik apabila dapat disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat dalam organisasi, bersifat saling melengkapi dan mendukung serta mampu berperan selaku pedoman dengan nama pelaksanaan program dalam dimonitor atau diawasi.

4.3.1.2 Pelaksanaan masa percobaan pada Pekerja Kontrak Waktu

Pelaksanaan jenis pekerjaan yang terimplementasi secara seksama akan dapat menunjang suatu jalannya organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

Untuk dapat mengimplementasikan kebijakan secara sempurna menurut Hogwood dan Gunn dalam Wahab (2005:71), maka diperlukan beberapa syarat diantaranya syarat kedua yaitu tersedianya waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai, yang berarti ketentuan mengenai waktu dan pekerjaan yang tersedianya tenaga kerja ahli dalam bidang tertentu dan diharapkan dapat tercapai secara optimal.

Sedangkan mengenai pelaksanaan permagangan atau pelatihan kerja dapat dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 Tahun 2009 tentang sistem Pelatihan Kerja Nasional (permagangan), dan Undang – undang No.13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan Pasal 58 mengisyaratkan karyawan dengan status kontrak dengan waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya percobaan kerja, tetapi disisi lain kebijakan intern yang dibuat oleh INDOMARCO PRISMATAMA kepada jajarannya melalui keputusan direksi

tahun periode 2008 hingga 2012 yang dibuatnya mengharuskan baik itu karyawan dengan status pekerja kontrak maupun tidak wajib melakukan atau adanya permagangan, disisi lain pelatihan kerja memang menjadikan para pekerja dapat lebih terlatih lagi dalam suatu bidang yang ditekuninya.

Fenomena seperti inilah yang membuat sebagian kalangan sulit untuk menafsirkan suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pembuat kebijakan dan menjadikan deep impack multi dimensi. Dalam penelitian ini juga dijumpai adanya tidak adanya hubungan yang pancasilais antara penyelenggara kerja dengan pengguna kerja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan permagangan atau pelatihan kerja dapat dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 Tahun 2009 tentang sistem Pelatihan Kerja Nasional (permagangan), dan Undang – undang No.13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan Pasal 58 mengisyaratkan karyawan dengan status kontrak dengan waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya percobaan kerja, tetapi disisi lain kebijakan intern yang dibuat oleh INDOMARCO PRISMATAMA kepada jajarannya melalui keputusan direksi tahun periode 2008 hingga 2012 yang dibuatnya mengharuskan baik itu karyawan dengan status pekerja kontrak maupun tidak wajib melakukan atau adanya permagangan, disisi lain pelatihan kerja memang menjadikan para pekerja dapat lebih terlatih lagi dalam suatu bidang yang ditekuninya. 2. Pembatasan pada jenis-jenis pekerjaan yang dapat di PKWT kan

karena tidak ada satupun perusahaan tanpa memperhitungkan cost reduce atau nilai keuntungan yang hendak dicapainya. Dalam jenis pekerjaan yang dapat di PKWT kan yang ada di PT. Inti Cakrawala

Citra (INDOGROSIR) Surabaya terdiri dari dua jenis pekerjaan yang menggunakan sistim tenaga kerja dengan waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang bersifat musiman sedangkan yang ke dua adalah mengenai produk baru karena perusahaan tersebut bergerak dibidang retai.

5.2 Saran

Dari hasil dan pembahasan serta kesimpulan maka dapat disarankan sebagai berikut : analisis dan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan sebagai pelengkap penelitian. Saran – saran tersebut sebagai berikut :

1. Dalam Pelaksanaan pengimplementasian permagangan hendaknya harus perusahaan berpedoman sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku yakni UU No.13/2003 pasal 58 tentang permagangan kerja yang berlaku, sehingga tidak adanya salah penafsiran dalam pengimplementasian suatu kebijakan yang ada dan hubungan pancasilais dapat seirama dan tercapainya tujuan yang diharapkan

2. Pembatasan pada jenis-jenis pekerjaan yang dapat diklasifikasi dan diimplementasikan terhadap karyawan dengan masa kontrak waktu tertentu haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan.

Dian Rakyat.

Dwidjowijoto, R. N. (2008). Public Policy. Jakarta:Elek Media Komputindo Ekowati, L. 2005. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan atau

Program. Surakarta: Pustaka Cakra.

Islamy, M. Irfan. (2004). Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:Bumi Aksara.

Jehani, Libertus. 2006. Hak-Hak Pekerja bila di PHK. Jakarta: Visimedia

Moleong , 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Pitoyo, Whimbo. 2010. Panduan praktis Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Transmediapustaka

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI.

Terry G.R., 1977. Principle of Management, Richard D. Irwin, Inc.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Wahab, Abdul , Solichin, 1990, Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara,Rineka Cipta, Jakarta.

_______, Undang-undang ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 _______, Peraturan Nomor 100 Tahun 2004 tentang ketenagakerjaan

sumberhttp://www.google.co.id/imglading?q=kebijakan%20pemerintahterhadap% =http://suaramuhibbuddin.files.wordpress.com/2010/06/start=38). (sumberhttp://www.google.co.id/imglading?q=kebijakan%20pemerintahterhadap

Dokumen terkait