• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang disiswa yang terdapat di kelas ekeperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kedua kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest yang telah dilakukan, diperoleh hasil pretest pada kelas eksperimen 1 yaitu 34,36 dan kelas eksperimen 2 yaitu 36,91. Dengan perbandingan thit 1,83 dan ttab 1,994 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa.

Setelah mengetahui tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa, maka masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Proses pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan dua kelas untuk dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelas dengan pemberian perlakuan metode Team Quiz dan metode Learning Cell.

Pada proses pembelajaran yang dilakukan terlebih dulu siswa pada masing-masing kelas eksperimen diberikan pretest. Lalu, diberikan perlakuan dengan kelas eksperimen 1 menggunakan metode Team Quiz dan kelas ekperimen 2 menggunakan metode Learning Cell. Dari hasil analisis data diketahui adanya peningkatan nilai yang baik dari masing-masing kelas eksperimen. Adanya peningkatan tersebut dikarenakan terdapat pengaruh yang baik atau dampak positif dari diterapkannya suatu metode, lalu bertambahnya pengetahuan siswa pada materi yang diajarkan dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Semakin bertambahnya pengetahuan yang diperoleh maka siswa akan lebih mengeksplorasi rasa keingintahuannya dan bisa lebih memahami materi dengan baik. Selain itu adanya keaktifan dan partisipasi yang baik oleh siswa terhadap penerapan metode yang dilakukan sehingga berdampak positif terhadap proses pembelajaran dan didapatkan peningkatan pada hasil belajarnya. Dalam hal ini berarti kedua metode pembelajaran yang diterapkan untuk kedua kelas ekperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pembelajaran Team Quiz dan Learning Cell merupakan pembelajaran active learning yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kedua pembelajaran tersebut melatih siswa untuk bisa mengembangkan keterampilan bertanya dan pemahaman dari materi yang telah dipelajari. Perbedaan diantara metode Team Quiz dan Learning Cell yaitu pada pada jumlah partisipasi siswa dalam melakukan penerapan metode pada proses pembalajaran, ada dan tidaknya kegiatan presentasi yang dilakukan siswa, tugas siswa, keinteraktifan siswa dalam kegiatan diskusi pada proses tanya jawab, dan juga jumlah ide dan gagasan yang dikemukakan siswa.

Proses pembelajaran Team Quiz jumlah anggota kelompok lebih banyak. Pada prosesnya terdapat kegiatan presentasi. Lalu setiap kelompok pun mempersiapkan pertanyaan beserta kunci jawaban. Setelah itu dapat dilakukan proses kuis antar tim/kelompok. Kuis dilakukan menjadi tiga segmen dan siswa dituntut untuk bisa secara aktif dan juga cepat tepat dalam menjawab pertanyaan dari tim lain. Tim yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat akan diberikan skor pada lembar penilaian yang dilakukan oleh guru. Pada metode Team Quiz setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Setiap anggota dalam satu tim mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam menguasai materi dan menjawab soal sehingga dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan gagasan. Dan siswa juga dilatih untuk mampu bekerja sama dengan baik dalam timnya.

Sedangkan proses pembelajaran Learning Cell jumlah anggota kelompok lebih sedikit yaitu dalam bentuk berpasangan. Pada prosesnya tidak terdapat kegiatan presentasi dari siswa. Lalu, setiap siswa mempersiapkan pertanyaan beserta kunci jawaban. Setelah itu siswa berpasangan dengan temannya dan melakukan kegiatan bertanya dan juga menjawab secara bergantian. Guru tetap mengarahkan proses kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk bisa berpartisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapat secara bergantian dengan

pasangannya. Dan mempermudah siswa dalam memahami materi. Dengan membentuk siswa secara berpasangan dalam belajar bukan hanya memberi pengetahuan berharga, tetapi juga interaksi positif antar siswa.

Metode Team Quiz dan Learning Cell melakukan kegiatan bertanya dan menjawab dalam proses kegiatan pembelajarannya. Materi pada setiap pembelajaran tetap sama, tetapi aturan dan tahap pelaksanaannya berbeda. Hal ini disesuaikan dengan tahap pelaksanaan kedua metode tersebut.

Setelah diterapkan dalam proses pembelajaran penggunaan metode Team Quiz dan Learning Cell ternyata lebih cocok untuk digunakan pada dimensi pengetahuan faktual pada pelajaran Biologi. Materi yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada dimensi pengetahuan konseptual. Hal ini dapat disesuaikan pada materi yang diajarkan oleh guru.

Pada proses pembelajaran, pelaksanaan metode Team Quiz dan Learning Cell juga dibantu dengan penggunaan media PPT yang dilakukan oleh guru. Penggunaan PPT dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan penerapan metode tersebut saat di kelas. Dengan berbantu PPT mempermudah guru dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa. Di dalam PPT juga terdapat gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Sehingga mempermudah dan membantu siswa dalam memahami materi.

Uji hipotesis yang sudah dilakukan menunjukan untuk data hasil pretest pada metode Team Quiz dan Learning Cell yaitu Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan. Sedangkan untuk data hasil posttest menunjukan Ho ditolak artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kedua metode tersebut.

Perbedaan dalam hasil belajar siswa dari kedua kelas eksperimen tersebut dikarenakan keaktifan partisipasi siswa yang berbeda-beda dalam proses pembelajarannya. Karenanya, hal ini menunjukkan kelas yang diterapkan dengan menggunakan metode Team Quiz memiliki nilai hasil belajar yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran. Karena pada penerapannya metode

Team Quiz menghadapkan siswa untuk aktif, mengembangkan kemampuan untuk membuat pertanyaan dan bertanya, melakukan presentasi, mengemukakan pendapat, memiliki jiwa berkompetisi yang tinggi, mampu berdiskusi atau bertukar pendapat dengan banyak pemikiran dari siswa dalam satu kelompok dan siswa lebih interaktif. Sedangkan metode Learning Cell yang pada prosesnya tidak terdapat kegiatan presentasi dari siswa, kemampuan dalam berdiskusi atau bertukar pendapat hanya berasal dari sedikit pemikiran karena hanya dalam bentuk berpasangan sehingga jiwa berkompetisi kurang interaktif. Sehingga dalam pelaksanaannya keaktifan siswa untuk kelas eksperimen Team Quiz lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen Learning Cell. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode Team Quiz dan Learning Cell .

Masing-masing metode dari strategi pembelajaran aktif tersebut memiliki hasil yang sama-sama baik dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa meningkat dari hasil pretest ke posttest. Selain itu masing-masing metode memiliki dampak yang baik dalam meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan sintak yang sudah disesuaikan dari masing-masing metode.

Dari hasil penelitian didapatkan kelas yang diterapkan dengan metode Team Quiz memiliki nilai rata-rata posttest yang lebih tinggi yaitu 85,25. Sedangkan kelas yang diterapkan dengan metode Learning Cell memiliki nilai rata-rata posttest yaitu 78,75. Artinya, kedua metode tersebut memiliki dampak yang positif dalam meningkatkan keaktifan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Dan juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik sehingga berhasil mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah.

Penelitian yang sudah dilakukan ini juga di dukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya bahwa metode Team Quiz Contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rita P. Khotimah dan Mukhafifah dengan judul Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui

Metode Team Quiz dan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika, (2) Pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) Efek interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil yaitu 1). Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Team Quiz dengan metode Learning Cell terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Sudut dan Garis yang menunjukkan bahwa penggunaan metode Team Quiz ternyata memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada metode Learning Cell 2). Terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika 3) Tidak terdapat efek interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.9

Selain itu juga didukung dengan hasil obeservasi yang dilakukan observer pada proses pembelajaran. Adanya kendala, dimana siswa masih sulit dalam mempersiapkan diri untuk belajar. Dalam pelaksaanaannya di awal-awal pertemuan penerapan metode Learning Cell tersebut ternyata siswa masih terdapat siswa yang pasif dan belum memahami penggunaan metode yang diterapkan. Sehingga kegiatan pembelajaran siswa masih banyak membutuhkan tuntunan. Dan juga masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

Dalam penelitian ini terdapat 8 indikator yang diujikan yaitu menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia, menjelaskan proses pembentukan tulang (osifikasi), mendeskripsikan berbagai macam bentuk persendian pada manusia, mendeskripsikan susunan tulang pada manusia, menjelaskan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem

9

Rita P. Khotimah, Mukhafifah, Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz Dengan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika FKIP-UMS, 2011, h. 155.

Diakses dalam http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/bitstream/handle/123456789/577/MAK- RITA-%28155-159%29.pdf?sequence=1 , pada 3 Januari 2015.

gerak pada manusia, mendeskripsikan jenis jaringan dan sifat kerja otot, dan menjelaskan berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia.

Pencapaian persentase yang lebih tinggi adalah pada indikator 1 yaitu menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia. Pada kelas Team Quiz mencapai 93,98% dan kelas Learning Cell mencapai 86,57%. Lalu, pada kelas Team Quiz persentase terendah terdapat pada indikator 4 dengan 68,05%. Sedangkan pada kelas Learning Cell persentase terendah terdapat pada indikator 6 dengan 62,5%. Untuk indikator lainnya pada kelas Team Quiz persentasenya sekitar 80% - 90% ke atas dan kelas Learning Cell presentasenya sekitar 70% - 80% ke atas. Kesimpulannya untuk kedua kelas eksperimen tersebut masing-masing siswanya lebih menguasai materi pada indikator 1 yaitu menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.

Hasil belajar siswa pada konsep Sistem Gerak pada Manusia menunjukan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Karena rata-rata setengah jumlah siswa pada kedua kelas eksperimen tersebut bisa mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu 75,00. Pada kelas Team Quiz siswa yang mencapai KKM berjumlah 30 orang. Sedangkan pada kelas Learning Cell siswa yang mencapai KKM berjumlah 23 orang.10 Dengan persentase yang berbeda-beda yaitu pada kelas Team Quiz mencapai 83,33% dan kelas Learning Cell mencapai 63,89%.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya KKM pada siswa yaitu karena beberapa siswa masih kurang menguasai indikator- indikator tertentu pada materi Sistem Gerak Manusia dalam pembelajaran sehingga penguasaan konsepnya pun masih kurang. Saat proses kegiatan pembelajaran dimana setiap anak didik mempunyai bakat yang berlainan dan mempunyai kecepatan belajar yang bervariasi. Secara garis besar anak didik mempunyai tipe tanggapan yang berbeda-beda seperti tipe penglihatan

10

Lampiran 15, h. 219. Lampiran 16, h. 222.

(visual), tipe pendengaran (auditif), tipe perabaan (taktil), tipe gerakan (motorik), dan tipe campuran.11 Sehingga adanya perbedaan dalam kecepatan memahami suatu materi. Selain itu, kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran saat di kelas, seperti kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. Di lain hal hasil belajar yang masih belum mencapai ketuntasan minimal karena adanya perbedaan penguasaan konsep dari kedua kelompok eksperimen akibat adanya perbedaan perlakuan dari penerapan metode.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Dan juga diakhir pertemuan siswa diminta untuk menuliskan respon atau tanggapan setelah diterapkannya penerapan metode pada masing- masing kelas pada sebuah kertas. Dari hasil tersebut didapatkan hasil ternyata adanya respon yang baik dari siswa yang diterapkan dengan penerapan metode Team Quiz . Selain itu dari tanggapan yang ditulis, siswa merasakan lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan senang bisa melakukan kompetisi antar tim saat proses pembelajaran. Sedangkan respon dari siswa yang diterapkan dengan penerapan metode Learning Cell, beberapa siswa menyatakan senang dan antusias terhadap penerapan metode tersebut. Tetapi beberapa diantara siswa yang lainnya merasakan kurang tertarik dengan penerapan metode tersebut. Sehingga dapat disimpulkan siswa lebih tertarik dan antusias dengan penerapan metode Team Quiz dibandingkan dengan metode Learning Cell.

11

75 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode Team Quiz dengan siswa yang menggunakan metode Learning Cell. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil posttest antara thit>ttab (2,052>1,994), maka hipotesis nol (Ho) ditolak sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat perbedaan yang nyata hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 yang menggunakan metode Team Quiz dan eksperimen 2 yang menggunakan metode Learning Cell. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Team Quiz dan Learning Cell pada konsep Sistem Gerak Manusia.

B. Saran

1. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Team Quiz dan metode Learning Cell pada konsep biologi yang lain 2. Guru perlu memilih materi yang sesuai dengan penerapan metode Team

Quiz dan metode Learning Cell

3. Guru perlu menggunakan metode atau media tambahan lain sebagai penunjang dalam mengoptimalisasikan penerapan metode Team Quiz dan metode Learning Cell

4. Guru perlu menjelaskan pelaksanaan metode Team Quiz dan metode Learning Cell pada siswa agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan metode yang digunakan

5. Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan metode Team Quiz dan

metode Learning Cell untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru

77

Outcomes of Secondary Students. Dissertation presented a part fulfilment of the requirements of the degree of Master of Education, the University of Hong Kong, 2007.

http://hub.hku.hk/bitstream/10722/51311/3/FullText.pdf, pada 4 April 2016.

Anderson, Lorin W dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terjemahan dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik - Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Aritonang, Keke T. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur - No.10, 2008.

http://www.p07jkt.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%201121%20Minat%20dan %20motivasi%20belajar.pdf , pada 14 Febuari 2015.

Badan Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007.

http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/permen-diknas-nomor- 19-tahun-2007-tentang-standar-pengelolaan-pendidikan-oleh-satuan- pendidikan-dasar-dan-menengah.pdf , pada 21 Mei 2016.

Bell, Daniel and Kahrhoff, Jahna. Active Learning Handbook. Institute for Excellence in Teaching and Learning / Faculty Development Center - Webster University, 2006.

http://www.cgs.pitt.edu/sites/default/files/Doc6GetStarted_ActiveLearning Handbook.pdf , pada 26 Maret 2016.

Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Cahyo , Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press, 2013.

Campbell Neil A., Reece Jane B., and Mitchell Lawrence G. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Terjemahan dari Biology Fifth Edition oleh Wasmen Menalu. Jakarta: Erlangga, 2004.

Çimer, Atilla. What Makes Biology Learning Difficult and Effective: Students’ views. Educational Research and Reviews, Vol. 7(3), 2012.

http://www.academicjournals.org/article/article1379665422_Cimer.pdf, pada 3 April 2016.

Devi1, K. Quiz As An Innovative Approach In Teaching Community Medicine To Medical Students. National Journal of Community Medicine Vol 5, Issue 2, 2014.

http://www.njcmindia.org/home/download/552.pdf , pada 25 Maret 2016. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran - Materi Diklat Kompetensi Pengawas Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

http://gurupembaharu.com/home/wpcontent/uploads/downloads/2011/02/2 3-04-B4-Monitoring-dan-Evaluasi-Pelaksanaan-Pembelajaran.pdf, pada 23 Mei 2016.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Eison, Jim. Using Active Learning Instructional Strategies to Create Excitement and Enhance Learning, Documents Presentations Department of Adult, Career & Higher Education, 2010.

https://www.cte.cornell.edu/documents/presentations/Eisen-Handout.pdf Gallavara, G., Hreinsson, E., Kajaste, M., Lindesjöö, E., Sølvhjelm, C., Sørskår,

A. K., Zadeh M. Sedigh. Learning Outcomes: Common framework – different approaches to evaluating learning outcomes in the Nordic countries. European Association for Quality Assurance in Higher Education, 2008.

http://www.enqa.eu/indirme/papers-and-reports/occasional-

papers/NOQA%20report_occasional%20papers%2015.pdf, pada 4 April 2016.

Hackathorn, Jana, Solomon, Erin D., Blankmeyer, Kate L., Tennial, Rachel E., and Garczynski, Kate L. Learning by Doing: An Empirical Study of Active Teaching Techniques. The Journal of Effective Teaching an online journal devoted to teaching excellence. Vol. 11, No. 2, 2011.

http://uncw.edu/cte/et/articles/Vol11_2/Hackathorn.pdf, pada 14 Febuari 2015.

Hadi, Sutrisno. Statistik – Jilid 2. Yogyakarta: Andi, 2004.

Hake, Richard R. Analyzing Change/Gain Scores. Woodland Hills: American Educational Research Association (Division D), 1999. http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf pada 21 Desember 2015.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Hartini, Sri, Slamet Dt. Y dan Sularmi. Metode Pembelajaran Learning Cell

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Kenampakan Alam. Artikel Ilmiah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, 2013.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/viewFile/2820/1934 , pada 12 November 2014.

Herlanti, Yanti. “Science Education Research Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2006.

http://dhetik.weebly.com/uploads/8/1/1/5/8115637/tanya-jawab-seputar- penelitian-pendidikan.pdf, pada 21 Desember 2015.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008.

Junaedi, Z. Husniyatul Salamah, Supardi, Abidin, Zainal, Mukhlison, Mustamin. Strategi Pembelajaran Edisi Pertama. Jakarta: Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008. Kapanadze, Marika and Eilks, Ingo. Student Active Learning in Science. Collection of Papers SALiS FINAL Conferences ILIA State University Press, 2012.

http://134.102.186.148/chemiedidaktik/salis_zusatz/material_pdf/contribut ions_to_the_SALiS_final_conference.pdf, pada 14 Febuari 2015.

Khotimah, Rita P. dan Mukhafifah. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz Dengan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa. Prosiding Seminar Nasional Matematika Pendidikan Matematika FKIP-UMS, 2011.

http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/bitstream/handle/123456789/577/M AK-RITA-%28155-159%29.pdf?sequence=1, pada 3 Januari 2015.

Mader, Sylvia S. Essentials Of Biology. New York: McGraw-Hill Companies, 2007.

Mardiyanto, Sigit, Pramukantoro, J.A. Pengaruh Model Active Learning Dengan Strategi Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Melakukan Pekerjaan Mekanik Dasar Di SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, Vol. 03 No.01, 2014.

http://ejournal.unesa.ac.id/article/211580868/25/article.pdf, pada 14 Maret 2016.

Marouchou, Despina Varnava. Can Students' Concept of Learning Influence Their Learning Outcomes?. Higher Learning Research Communications (HLRC), Vo. 2 No. 2, 2012.

http://www.hlrcjournal.com/index.php/HLRC/article/download/23/67, pada 5 April 2016.

Masitoh dan Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.

Millis, Barbara J. Active Learning Strategies in Face-to-Face Courses. IDEA Paper - The University of Texas at San Antonio, 2012.

http://ideaedu.org/wp-content/uploads/2014/11/paperidea_53.pdf , pada 26 Maret 2016.

Moerdiyanto. Bahan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta, 2008. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Moerdiyanto,%2 0M.Pd./DIKTAT%20STRATEGI%20BELAJAR%20KWU08.pdf , pada 21 Mei 2016.

Muhtadi, Ali. Model Pembelajaran “Active Learning” dengan Metode Kelompok untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jurnal Prosiding Seminar Internasional – UPI, 2012.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/19.%20Model%20Pemb elajaran%20Aktif-Prosiding%20Seminar%20Internasional-

PPs%20UPI%20Bandung.pdf , pada 26 Maret 2016. Nowicki, Stephen. Biology. New Jersey: Mc Dougal Littell, 2008. Piadi, Arif. Biology 2. Jakarta: Yudhistira, 2009.

PP No. 19 Tahun 2005,

http://www.telkomuniversity.ac.id/ /PP_No._19_Tahun_2005.pdf pada 8 Febuari 2015.

Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group & Universitas Negeri Jakarta, 2008.

Putri, S. D, Subroto , T., dan Sunarto, W. Pengaruh Metode Aktif Tipe Team Quiz Berbantuan Question Card Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA-Universitas Negeri Semarang, 2013

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined, pada 3 Januari 2016.

Dokumen terkait