• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

Dalam pembahasan akan dijabarkan mengenai hasil penelitian perilaku keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan Sibuluan Nauli Sibolga.

2.1 Pengetahuan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan Sibuluan Nauli Sibolga

Sebagian besar responden berpengetahuan baik 38 orang (82,60%),sebagian kecil responden berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (17,39%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja memiliki pengetahuan yang baik. Menrut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap

objek tertentu. Pernyataan ini sejalan dengan penjelasan yang dijabarkan oleh Mohammad (1998) mendefenisikan pendidikan seks sebagai suatu kegiatan pendidikan yang berusaha untuk memberikan pengetahuan agar seseorang dapat mengubah perilaku seksualnya kearah yang lebih bertanggung jawab.

Hal ini juga dipengaruhi oleh data demografi keluarga yaitu: pendidikan terakhir orang tua dan pekerjaan orang tua. Dimana Sebagian besar orang tua dari remaja tamatan SMA.Jika pengetahuan keluarga baik, akan mendukung perilaku keluarga tersebut dalam memberikan pendidikan seks terhadap remaja dan masalah seks remaja dapat teratasi sehingga remaja dapat diarahkan untuk melakukan ha-hal yang lebih positif.

2.2 Sikap keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan Sibuluan Nauli Sibolga

Pada sikap keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di dapatkan hasil bahwa keseluruhan responden memiliki sikap yang positif. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa sikap keluarga yang memiliki anak remaja sudah cukup baik dalam melihat atau memberikan pandangan mereka terhadap pendidikan seks yang di berikan pada remaja. Masa remaja adalah suatu tahap antara kanak-kanak dengan masa dewasa. Transisi kemasa dewasa bervariasi dai satu budaya dengan budaya lain, namun secara umum didefenisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka (Kozier,1995). Oleh karena itu,

sikap keluarga yang positif dalam memberikan penjelasan tentang pendidikan seks memiliki pengaruh yang baik bagi perkembangan remaja tersebut, sehingga anak remaja terhindar dari resiko seks bebas.

2.3 Tindakan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan Sibuluan nauli Sibolga

Tindakan Keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan Sibuluan Nauli di dapat bahwa sebagian besar keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tindakan yang baik ada 39 orang(84,78%) dan 7 orang (15,21%) bertindakan cukup. Tujuan dari pendidikan seks adalah membentuk sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dalam membimbing remaja kearah hidup menuju tahap dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya (Mu’tadin,2000). Tindakan keluarga yang baik dalam memberikan pendidikan seks akan berpengaruh pada bagaimana keluarga memberikan pengertian yang memadai mengenai proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual remaja.

Perilaku keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan sibuluan nauli Sibolga terdiri dari tiga kelompok pertanyaan yaitu : pengetahuan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja, sikap keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja, tindakan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja, di dapatkan hasil bahwa secara keseluruhan sebagian besar perilaku keluarga sebagai responden penelitian ini memiliki perilaku yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mu’tadin (2002) bahwa Orang tua atau keluarga sangat berperan dalam membantu anak remaja melewati masa remajanya dengan baik, juga untuk menyadarkan kepada orang tua bahwa berbagai perubahan/gejolak yang dialami oleh anak remaja adalah sesuatu yang alamiah dan tidak terhindarkan

Anak remaja dalam kebingungan menghadapi hal itu dan justru mereka sangat mengharapkan bantuan orang tua, namun mereka sulit mengungkapkannya. Oleh karena itu orang tualah yang secara arif dan bijaksana mendekatkan diri kepada anak remaja untuk menjadi sahabat bagi mereka.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas responden/Keluarga berusia 44-49 tahun (39,13%), usia anak remaja 16 tahun (23,91%), beragama islam (52,2%). Pada tingkat pendidikan mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan SMU (32,6%). Jenis kelamin anak sama banyaknya antara laki-laki dan perempuan (50%), dan pada pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (67,4%).

Pada pengetahuan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yakni 38 orang (82,60), sedangkan 8 orang responden memiliki pengetahuan cukup (17,39). Mayoritas sikap keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja keseluruhan memiliki sikap positif yakni 46 orang (100%). Pada tindakan keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja memiliki tindakan baik ada 39 orang (84,78%), sedangkan 7 orang (15,21%) memiliki tindakan cukup. Melihat hasil dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki perilaku baik terhadap pendidikan seks.

2. Saran

2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini mengidentifikasikan perilaku keluarga terhadap pendidikan seks bagi remaja di Kelurahan Sibuluan Nauli Sibolga, oleh karena itu diharapkan bagi pelayanan keperawatan khususnya di bidang keperawatan anak dan keperawatan keluarga dapat lebih optimal dalam memberikan pelayanan khusunya dalam bidang pendidikan seks bagi remaja

2.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Peneliti menyarankan kepada lembaga pendidikan keperawatan khususnya bagi pendidik keperawatan keluarga untuk lebih banyak memberikan pendidikan kesehatan khususnya mengenai masalah pendidikan seks, guna mengoptimalkan pengetahuan keluarga terhadap pendidikan seks.

2.3. Bagi Penelitian Berikutnya.

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khusunya bidang keperawatan anak dan keperawatan keluarga, agar pada penelitian selanjutnya lebih difokuskan pada tujuan dan fungsi pendidikan seks bagi remaja.

Arikunto, S. (1998) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rhineka Cipta

Darwirsyah, R. S (2003). Seksualitas Remaja Indonesia. Dibuka Pada

Websit

Djiwandono, W.E.S. (2001). Menjawab pertanyaan-pertanyaan anak anda

tentang seks. Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia

Effendy, N. (1998). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta

Gunarsa, D. S. (1993). Psikologis Praktis : Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : erlangga

Kozier, Erb, Blais, and Wilkinson. (1995). Fundamental of Nursing

Concept Proses and Practise.

California:Addison-WesleyPublishing Company. Inc

Mohammad, K. (1998). Kontradiksi dalam kesehatan Reproduksi. Jakarta: Bumi aksara

Monks, J. F, dkk (1998) Psikologi Notoatmodjo, S. (2003). Pengantar

Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.

Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. Andi Offset

Yogyakarta. Andi Offset

Notoatmodjo, S. (1993) Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi offset

Nugraha, D. B. (2000). Apa yang ingin diketahui remaja tentang seks.

Jakarta:Bumi aksara

Rakhmat, J. (1992). Psikologi komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Sarwono, W. S. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta : raja Grafindo

Thera, U. (2000). Pendidikan seks untuk remaja. Dibuka pada Website

Tukan, S. J. (1994). Metode pendidikan seks, perkawinan dan keluarga. Jakarta: Erlangga

Wulandari, R. A. (2002). Hubungan sosial remaja sekaitan dengan

kesehatan reproduksi. Dibuka Pada Website

Yeni, M. Y. (1996) Peranan sekolah dalam pendidikan seks , sebuah

tinjauan teoritis. Dibuka pada Website

Dokumen terkait