BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan
C. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi tentang stres pada anak yang mengikuti kegiatan di luar sekolah. Stres pada anak diartikan sebagai reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi jika seseorang merasakan ketidakseimbangan antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuannya untuk mengatasi tuntutan tersebut (Cranwell-Ward dalam Iswinarti-Haditono, 1999). Penelitian ini dilakukan pada sekelompok subjek yang memiliki kriteria berada pada usia pertengahan masa kanak-kanak, yaitu 6-9 tahun (kelas 3 SD) serta mengikuti kegiatan kursus dengan jumlah pertemuan lebih dari 2 kali dalam seminggu dan di dalamnya terdapat kursus yang bersifat akademis.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa secara umum kelompok subjek mengalami gejala-gejala stres namun dapat dikatakan rendah. Hal tersebut tampak dari penghitungan selisih mean empirik dan teoritik yang dibandingkan dengan standar deviasi. Nilai mean empirik yang didapat subjek sebesar 76,32 lebih rendah jika dibandingkan dengan mean teoritik, yaitu 94. Perbedaan ini cukup signifikan karena nilai selisih mean lebih besar daripada nilai SD, yaitu 12,893.
Jika dilihat secara kategorisasi, sebagian besar subjek berada pada kategori rendah. Hal ini tampak dari total 60 subjek terdapat 51,7% mempunyai tingkat stres yang sangat rendah, 36,7% berada pada kategori rendah, 6,7% berada pada kategori sedang, 5% berada pada kategori tinggi dan tidak ada yang berada pada kategori sangat tinggi.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor protektif atau faktor yang mengurangi resiko dialaminya tingkat stres yang tinggi pada kelompok subjek. Salah satunya adalah faktor lingkungan. Hal ini terlihat dari suasana di sekolah yang kondusif bagi subjek untuk berkembang dan belajar, karena posisi bangunan yang terletak agak jauh dari jalan raya membuat para siswa tidak merasa terganggu oleh suara-suara kendaraan yang berlalu lalang. Sistem pengajaran yang diterapkan SD Tarakanita Bumijo juga sangat baik, karena siswa tidak hanya belajar di dalam kelas namun juga belajar di luar kelas. Hal ini diketahui peneliti dari wawancara dengan guru dan subjek. Pihak sekolah sesekali mengajak para siswa untuk tidak hanya belajar di sekolah namun juga dari lingkungan sekitarnya seperti berkunjung ke suatu tempat dan belajar secara langsung dengan mengamati alam. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan minat dan pemahaman para siswa terhadap materi yang dipelajari serta agar anak tidak merasa bosan dengan rutinitas pembelajaran yang dijalaninya di dalam kelas. Sistem pengajaran ini juga turut mempengaruhi tingkat stres pada anak, karena dengan sistem pengajaran yang seperti ini anak tidak merasa bosan atau jenuh dan tidak menjadikan tugas-tugas yang diterimanya sebagai beban yang memberatkan.
Pada saat pengambilan data ada salah satu subjek yang terjatuh dan teman-teman yang lainnya membantunya untuk mencarikan obat dan melaporkan ke wali kelasnya. Ada juga seorang subjek yang mengatakan bahwa ia tidak kekurangan waktu bermainnya dengan teman-teman karena dirinya tetap bisa bermain dengan temannya sebelum kursus dimulai dan mereka merasa senang karena teman-temannya tidak sebanyak di sekolah sehingga mereka merasa lebih dekat. Hal ini juga dibenarkan oleh kedua temannya yang juga berada di tempat dimana subjek dan peneliti melakukan wawancara. Berdasarkan kejadian-kejadian yang tertangkap oleh peneliti serta hasil wawancara sederhana peneliti dengan subjek, tampak bahwa hubungan subjek dengan teman-temannya terjalin sangat baik. Hal ini mengindikasikan adanya dukungan sosial yang diterima subjek. Dukungan sosial ini dianggap sangat penting bagi seseorang yang mengalami stres, karena dukungan sosial dapat mengurangi tingkat stres yang dialami (Sarafino, 1997). Hubungan dengan keluarga, teman bermain dan teman sekolah yang terjalin dengan baik, sehingga tugas perkembangannya dapat tercapai, juga menjadi faktor protektif pada subjek.
Berdasarkan hasil pada penelitian ini secara umum tingkat stres pada anak dapat dikatakan rendah. Hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor protektif, sehingga tingkat stres yang dialami subjek menjadi rendah. Selain itu, ada kemungkinan keterbatasannya pemahaman subjek terhadap bahasa yang digunakan pada skala, sehingga subjek memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya atau adanya faking.
Peneliti juga melakukan analisis tambahan pada jenis kursus yang diikuti oleh subjek. Hasil yang didapat adalah jenis kursus yang diikuti subjek tidak mempengaruhi tingkat stres yang dialami subjek. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara sederhana yang dilakukan peneliti disela-sela pengambilan data yang menanyakan pada lebih dari 10 orang subjek secara acak, apakah kegiatan kursus yang diikuti merupakan pilihan sendiri atau orangtua, dan subjek mengatakan bahwa kursus yang diikutinya merupakan pilihannya sendiri. Dengan demikian, dugaan awal peneliti bahwa jenis kursus yang diikuti mempengaruhi tingkat stres yang dialami subjek, seperti kursus yang bersifat akademik yang dinilai cukup membebani tidak terbukti.
Dari hasil pelaporan diri subjek penelitian yang tampak dari hasil pengisian skala, didapat bahwa ada beberapa gejala yang banyak dilaporkan oleh subjek penelitian. Gejala-gejala ini merupakan gejala dari aspek fisik dan psikologis yang mempunyai rata-rata skor total tinggi. Gejala-gejala yang banyak dilaporkan, yaitu perasaan tidak percaya diri dan cemas. Gejala-gejala lain seperti sikap masa bodoh, konsentrasi belajar terganggu, berdiam diri, mudah marah dan agresif, gangguan buang air kecil, keluar keringat dingin, jantung berdebar-debar, cepat lelah, nafsu makan terganggu, sakit kepala serta sulit tidur ada yang melaporkan namun tidak sebanyak gejala-gejala yang dijelaskan sebelumnya. Gejala-gejala yang tidak banyak dilaporkan adalah gejala-gejala dari aspek fisik dan psikologis yang mempunyai rata-rata skor total rendah. Gejala-gejala ini merupakan reaksi dari stres yang dialami oleh subjek pada penelitian.
Gejala-gejala diatas merupakan dampak dari stres yang dialami subjek, yang jika tidak segera ditindak lanjuti maka akan mengganggu perkembangan anak seperti, regresi dan terganggunya fungsi kerja organ-organ tubuh anak. Selain itu, proses belajar anak juga akan mengalami keterlambatan akibat adanya rasa kesal, marah dan frustasi yang dirasakannya. Gejala-gejala yang muncul pada anak seringkali bersifat tidak jelas, atau kadang muncul kadang hilang. Oleh karena itu, banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa ada gejala-gejala stres yang dialami oleh anak. Akibatnya gejala-gejala stres yang muncul ini terlambat untuk ditindak lanjuti.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa secara umum subjek mengalami gejala-gejala stres yang dapat dikatakan rendah. Jika dibandingkan dengan anak-anak yang mengikuti kegiatan kursus dengan jumlah pertemuan kurang dari atau sama dengan dua maka tingkat stres yang dialami kelompok subjek masih lebih tinggi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa anak-anak yang mengikuti kegiatan kursus dengan jumlah pertemuan lebih dari dua kali mengalami gejala-gejala stres yang secara umum rendah atau tidak tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil mean empiris dan kategorisasi yang menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berada pada kategori rendah.
Gejala-gejala stres yang banyak dialami subjek adalah perasaan tidak percaya diri, cepat lelah, cemas, sikap masa bodoh, konsentrasi belajar terganggu, sakit kepala, berdiam diri, sulit tidur dan mudah marah atau agresif dan keluar keringat dingin. Gejala lain yang juga dialami subjek adalah jantung berdebar-debar, nafsu makan terganggu dan gangguan buang air kecil.
Dari penelitian ini juga didapatkan adanya faktor-faktor protektif atau faktor yang mengurangi resiko dialaminya tingkat stres yang tinggi pada subjek, yaitu faktor dukungan sosial serta faktor lingkungan. Dari hasil analisis tambahan, diperoleh bahwa dalam kelompok subjek tidak ada hubungan antara jumlah pertemuan dengan tingkat stres yang dialami subjek.
Selain itu juga diperoleh hasil bahwa tingkat stres yang dialami kelompok subjek lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak-anak yang mengikuti kegiatan kursus dengan jumlah pertemuan kurang dari atau sama dengan dua kali dalam seminggu.
B. Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini; pertama, pengambilan data dilakukan di satu sekolah; kedua, penggunaan bahan acuan untuk alat ukur diambil dari psikologi populer; ketiga, keterbatasan bahasa yang digunakan peneliti pada alat ukur sulit untuk dipahami anak-anak. Dengan demikian, hasil yang diperoleh memiliki validitas eksternal yang rendah atau keterbatasan dalam daya generalisasi, sehingga tidak bisa disama-ratakan untuk anak-anak di luar kelompok subjek.
C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan beberapa hal guna menyempurnakan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya, perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini :
a. Pemilihan Subjek
Mengingat subjek pada penelitian ini hanya diambil dari satu sekolah maka sebaiknya bagi penelitian selanjutnya sedapat mungkin mengambil subjek dari berbagai tempat dan daerah, sehingga hasilnya dapat dipergunakan sebagai acuan secara umum.
b. Latar Belakang Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, ditemukan adanya indikasi-indikasi mengenai faktor yang mempengaruhi stres pada anak. Oleh karena itu, bagi penelitian
selanjutnya disarankan untuk dapat mengungkap lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada anak.
2. Bagi Para Orangtua dan Guru
Berdasarkan hasil penelitian, yaitu adanya faktor protektif pada anak seperti faktor dukungan sosial serta faktor lingkungan, maka bagi para orangtua dan guru disarankan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan peran dari faktor-faktor tersebut, sehingga dapat meminimalkan tingkat stres yang dialami anak. Selain itu bagi para orangtua disarankan untuk tidak hanya memaksakan kehendak untuk mengikutkan anak pada kegiatan kursus, namun juga melihat kemampuan anak serta minat anak terhadap kegiatan kursus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Abdullah Bin. 2007. Kiat Mengatasi Stres Anak Melalui Sikap Kasih Sayang Orang Tua. Jakarta : Restu Agung
ADT. Mengenal Stres Pada Anak. http://kompas.com/
kesehatan/news/0605/02/081022.htm diunduh pada 10 Maret 2008
Akbar, Purnama Raya. 2002. Stres Siswa Sekolah Dasar Unggulan. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-sl-2002-purnama-4884-stress&q=Anak diunduh pada 11 Maret 2008
Anton. 2006. Waspadai Stres Pada Anak.
http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/Cyberwoman/detail.aspx?x=Mother+And +Baby&y=Cyberwoman%7C0%7C0%7C8%7C1093 diunduh pada 10 Maret 2008
Anonim. 2005. Dampak Perceraian Bagi Anak.
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/4/3/ce2.html diunduh pada 10 Maret 2008
ARN. Ketika Anak Merasa Stres. http://www.kompas.com/
kesehatan/news/0403/21/112012.htm diunduh pada 10 Maret 2008
Azwar, Saifuddin Drs, MA. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin Drs, MA. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Gusniarti, Uly. 2002. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Tuntutan dan Harapan Sekolah Dengan Derajat Stres Siswa Sekolah Plus. Jurnal Psikologika, No 13 Tahun VII, 2002
Hartanto, Erna, S.Kom. 2007. Membaca Jadi Terapi Stres Anak.
http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid= 2830 diunduh pada 11 Maret 2008
Huffman, K, Vernoy, M, dan Vernoy, J. 1997. Psychology in Action. New York : John Wiley & Sons,Inc
Ibung, Dian, Psi. 2008. Stres Pada Anak (usia 6 - 12 tahun). Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Iswinarti dan Haditono, Siti Rahayu. 1999. Tingkat Stres dan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah yang Memperoleh Pengayaan. Jurnal Psikodinamik, Vol. I No. 3 September 1999
Karlina, Yulita. 2003. Perbedaan Tingkat Stres Anak yang Mengikuti Kursus dan yang Tidak Mengikuti Kursus di Luar Sekolah Pada Anak Kelas 3 SD Tarakanita Bumijo. Skripsi Sarjana (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Munawar et al. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Novida, Tri, Psi. 2007. 4 Hambatan Belajar : Mengatasi Hambatan Harus Dimulai Dari Koreksi Sikap Orang Tua. http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah06309-07.htm diunduh pada 11 Maret 2008 Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Olivia, Femi. 2001. Atasi Stres Anak Dengan Relaksasi.
http://www.indomedia.com/intisari/2001/Apr/stresanak.htm diunduh pada 10 Maret 2008
Poerwandari, Kristi E. 2006. Stres Dalam Kehidupan Sehari-hari. http://pulih.or.id/?lang=&page=self&id=113 diunduh pada 10 Maret 2008 Safaria, Triantoro, S.Psi. M.Si. 2007. Stres ditinjau dari Active coping, Avoidance
coping dan Negative coping.
http://binaedupsikologi.blogspot.com/2007/08/stres-ditinjau-dari-active-coping.htmldiunduh pada 10 Maret 2008
Santrock, John W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Jilid I. Jakarta : Erlangga
Sarafino. E.P. 1990. Health Psychology Biopsychosocial Interaction. New York : John Willey & Sons
Solahudin, Gazali. 2006. Dunia Anak Sekolah Bikin Stres. http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan04206-01.htm diunduh pada 11 Maret 2008 Tan, Cendriana. 2004. Perbedaan Efikasi Diri Terhadap Pelajaran Matematika
Pada Siswa Yang Mengikuti Kursus Matematika : Pada Siswa Kelas 2 SMU Stella Duce 1, Yogyakarta. Skripsi Sarjana (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Tunjung, Pratiknyo. 2005. Perbedaan Sikap Terhadap Pelajaran Matematika pada Anak yang Mengikuti Kursus Matematika Dengan yang Tidak Mengikuti
Kursus Matematika : Pada Anak Kelas 6 SD Kanisius Demangan Baru. Skripsi Sarjana (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Wisudo, Bambang P. 2003. Memilih Kursus untuk Anak
Maunya Pintar, Bisa-bisa Malah Mundur. http://64.203.71.11/kompas-cetak/0301/30/pendidikan/105006.htm diunduh pada 10 Maret 2008
Zoelandari, Mita. 2008. Stres Bisa Hinggapi Anak.
http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelPsychology.php?artikelID=207 diunduh pada 10 Maret 2008
Lampiran 1
Skala Ujicoba
Usia :
Kelas :
Mengikuti les/ Tidak mengikuti les (lingkari yang sesuai dengan dirimu) Penjelasan Kegiatan Kursus :
Kursus yang Diikuti
Jumlah Pertemuan dalam Seminggu
paling sesuai dengan keadaan dirimu. Contoh :
No Pernyataan S K TP
1. Saya merasakan sakit kepala ketika mau ekskul (ekstra kurikuler) atau kegiatan sekolah
X
Keterangan :
S : Sering; jika kamu sering mengalami keadaaan seperti pada pernyataan
K : Kadang-kadang; jika kamu pernah mengalami keadaan seperti pada pernyataan tetapi tidak banyak
TP : Tidak Pernah; jika kamu tidak pernah mengalami keadaan seperti pada pernyataan
No Pernyataan S K TP
1. saya merasakan sakit kepala ketika mau ekskul (ekstra kurikuler) atau kegiatan sekolah
2. saya merasa cemas saat mengerjakan soal di depan kelas
3. saya tidur di jam yang sama setiap hari 4. saya ingat jika diberi PR oleh guru
5. saya tidak merasa cepat lelah jika belajar di kelas
depan kelas
7. tubuh saya tidak mengeluarkan keringat di saat belajar
8. perasaan saya tetap tenang meskipun guru memberikan PR
9. saya mencoba menjawab semua pertanyaan yang di ditanyakan guru kepada saya
10. saya tidak merasakan sakit kepala ketika mau ekskul (ekstra kurikuler)
11. saya tertidur saat mengikuti pelajaran di dalam kelas 12. saya tidak menjawab pertanyaan yang di berikan guru
kepada saya
13. jantung saya berdebar-debar saat mulai masuk kelas 14. saya merasa kesal ketika guru memberikan soal-soal
latihan
15. saya merasakan sakit kepala jika disuruh belajar 16. saya cepat mengerti apa yang di ajarkan guru 17. saat mengerjakan PR saya tidak terganggu dengan
keinginan untuk buang air kecil
guru dengan benar
19. saat diminta guru untuk mengerjakan tugas, tubuh saya banyak mengeluarkan keringat
20. saya tidak melamun ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas
21. saya dapat tetap tidur nyenyak meskipun esok hari banyak kegiatan
22. saya tidak mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
23. saat mengerjakan PR saya tidak dapat duduk tenang dan ingin bolak-balik buang air kecil
24. ketika mengerjakan, PR jantung saya berdebar-debar 25. saya mempersiapkan diri dengan belajar pelajaran
esok hari
26. saya tidak melihat ke arah luar kelas ketika guru sedang menjelaskan
27. saat di dalam kelas saya mencoba mengerjakan soal-soal sebelum diberikan tugas oleh guru
28. saya tidak cepat lelah jika mengerjakan PR
guru
30. saya tidak tertidur saat mengikuti pelajaran di dalam kelas
31. saya malu bertanya pada guru tentang pelajaran yang tidak saya mengerti
32. tubuh saya tidak mengeluarkan keringat saat diminta guru untuk mengerjakan tugas
33. saya tidak dapat mengulang pelajaran yang di jelaskan guru
34. saya tidak peduli apakah hari ini ada PR atau tidak 35. saya tidak merasakan sakit kepala saat mengerjakan
soal-soal dari guru
36. saat belajar di kelas saya merasakan ingin buang air kecil
37. saya marah-marah jika tidak dapat mengerjakan PR 38. saya tidak tidur di jam yang sama setiap hari
39. saya melihat ke arah luar kelas ketika guru sedang menjelaskan
40. saya melamun ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas
kelas
43. banyaknya kegiatan tidak membuat selera makan saya berkurang
44. jantung saya tidak berdebar-debar saat mulai masuk kelas
45. sebelum belajar selesai saya sudah mengerjakan hal lain.
46. saya tetap dapat tidur meskipun memikirkan pelajaran esok hari
47. saya mampu mengulang kembali pelajaran yang di jelaskan guru
48. tubuh saya tidak berkeringat ketika mau masuk kelas 49. saya bersemangat saat di suruh belajar oleh orang tua 50. saya merasa cemas ketika menunggu mau masuk
kursus
51. saya tidak belajar untuk pelajaran esok hari 52. saya tidak mengerjakan hal lain sebelum belajar
selesai
53. saat diberi soal-soal latihan oleh guru, jantung saya berdebar-debar
55. saya mendengarkan penjelasan guru dengan seksama 56. saya merasa sehat dan semangat jika disuruh ibu
belajar
57. aktif bertanya ketika didalam kelas tentang pelajaran yang tidak saya mengerti
58. saya meluangkan waktu untuk belajar dan bermain meskipun kegiatan saya padat
59. sebelum masuk kelas, saya merasakan ingin buang air kecil
60. tubuh saya tiba-tiba berkeringat ketika mau masuk kelas
61. saya merasa biasa saja jika tidak dapat mengerjakan PR
62. saya sulit tidur karena memikirkan pelajaran esok hari
63. PR-PR tidak membuat saya kehilangan selera makan 64. saya merasa cemas ketika guru memberikan PR 65. saya tidak percaya diri ketika di suruh mengerjakan
soal di depan kelas
66. saya merasa cepat lelah ketika belajar di kelas
68. saya tidak mengerjakan PR yang diberikan guru 69. saat belajar, tubuh saya banyak mengeluarkan
keringat dingin
70. saat belajar selera makan saya berkurang 71. kepala saya jadi sakit jika guru memberi PR 72. saya merasa cepat lelah jika mengerjakan PR yang
banyak
73. saya tidak cemas saat mengerjakan soal di depan kelas
74. saya merasa senang saat guru memberikan soal-soal 75. sebelum masuk kelas, saya tidak ingin merasakan
buang air kecil
76. PR – PR membuat saya kehilangan selera makan 77. saya tidak merasa deg-degan ketika mengerjakan PR 78. saya tidak dapat meluangkan waktu untuk belajar dan
bermain karena kegiatan saya padat
79. banyaknya kegiatan dalam sehari membuat saya susah untuk tidur
80. saya mengajak teman ngobrol ketika di dalam kelas 81. banyaknya kegiatan membuat saya tidak ingin makan
83. saya merasa cepat lelah jika mengikuti kursus
84. saya tidak yakin dapat mengerjakan dengan benar PR yang diberikan guru
85. saya tidak merasakan ingin buang air kecil setiap kali saya belajar di kelas
86. saya tidak mengerti apa yang diajarkan guru di kelas 87. saat diberi soal-soal latihan oleh guru, jantung saya
tidak berdebar-debar
88. saya merasa senang saat menunggu mau masuk kursus
89. saya tetap menghabiskan makan saya meskipun banyak kegiatan
90. saya merasa kesal saat mau masuk sekolah
- TERIMA KASIH -
Usia :
Kelas :
Mengikuti les/ Tidak mengikuti les (lingkari yang sesuai dengan dirimu) Penjelasan Kegiatan Kursus :
Kursus yang Diikuti
Jumlah Pertemuan dalam Seminggu
INSTRUKSI / PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan tentang pengalaman yang sering dialami oleh adik-adik. Adik-adik diminta untuk mengisi kolom yang tersedia, dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang di anggap paling sesuai dengan pengalaman adik-adik. Semua anak bisa memiliki jawaban yang berbeda, dan tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan adik-adik dan jawablah dengan jujur semua pernyataan.
(ekstra kurikuler) atau kegiatan sekolah
Keterangan :
S : Sering; jika adik-adik sering mengalami keadaaan seperti pada pernyataan
K : Kadang-kadang; jika adik-adik pernah mengalami keadaan seperti pada pernyataan tetapi jarang terjadi
TP : Tidak pernah; jika adik-adik tidak pernah mengalami keadaan seperti pada pernyataan
No Pernyataan S K TP
1. saya merasakan sakit kepala ketika mau ekskul (ekstra kurikuler) atau kegiatan sekolah
2. saya merasa kesal saat mau masuk sekolah
3. saya sulit mengingat pelajaran yang di jelaskan guru 4. saya marah-marah jika tidak dapat mengerjakan PR
5. saya tidak yakin dapat mengerjakan dengan benar PR yang diberikan guru
6. belajar dalam waktu yang lama membuat saya tidak ingin makan
7. saya merasa cemas ketika guru memberikan PR
8. saya tetap dapat tidur meskipun memikirkan pelajaran esok hari
9. saya tidak mengerjakan PR yang diberikan guru
tidur
12. saya tidak ingin makan, disaat banyak kegiatan
13. saya melamun ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas 14. badan saya tetap segar, selama belajar di kelas
15. saya percaya diri ketika di suruh mengerjakan soal di depan kelas
16. perasaan saya tetap tenang pada saat guru memberikan PR