• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis terhadap data penelitian yang diperoleh dan hasil analisis yang telah didapatkan, maka adapun pembahasan hasil dalam penelitian ini meliputi:

56

1. Variabel Konsep Diri (X)

Hasil analisis pada variabel konsep diri yang dalam penelitian ini diwakili dengan 33 butir pernyataan angket berada pada kategori yang tinggi dengan persentase yang diperoleh sebesar 62,5%. Hasil ini memberikan gambaran secara umum dan keseluruhan bahwa konsep diri yang dimiliki siswa di SMP Negeri 8 Muaro Jambi berada pada tingkat yang tinggi.

Hasil analisis pada masing-masing indikator penelitian membuktikan bahwa aspek “harapan” berada pada kategori tinggi dengan perolehan persentase sebesar 64,4% dan merupakan indikator dengan perolehan persentase paling tinggi dibandingkan indikator lainnya. Analisis pada setiap butir item pernyataan konsep diri diketahui bahwa item no.32 yang berbunyi “Saya bersikap sopan kepada orang yang lebih tua dibandingkan orang lain” merupakan item dengan perolehan persentase paling tinggi yaitu 82,3%. Sedangkan item dengan perolehan persentase paling rendah berada pada item no 28 yang berbunyi” Dibandingkan orang lain, orangtua saya lebih mampu untuk menuruti semua keinginan saya” dengan nilai persentase yang diperoleh sebesar 45,7%.

2. Variabel Kecemasan Menghadapi Ujian (Y)

Hasil analisis pada variabel kecemasan menghadapi ujian yang dalam penelitian ini diwakili dengan 35 butir pernyataan angket berada pada kategori yang sedang dengan persentase yang diperoleh sebesar

52,7%. Hasil ini memberikan gambaran secara umum dan keseluruhan bahwa siswa di SMP Negeri 8 Muaro Jambi mengalami kecemasan pada tingkat sedang dalam menghadapi ujian.

Hasil analisis pada masing-masing indikator penelitian membuktikan bahwa aspek “manifestasi motorik tidak terkendali”

merupakan indikator dengan perolehan persentase paling tinggi dibandingkan indikator lainnya, yaitu berada pada kategori sedang dengan perolehan persentase sebesar 58,6 %. Analisis pada setiap butir item pernyataan konsep diri diketahui bahwa item no.34 yang berbunyi

“Saya merasa mual dikarenakan jadwal ujian yang semakin dekat”

merupakan item dengan perolehan persentase paling tinggi yaitu 77,2%. Sedangkan item dengan perolehan persentase paling rendah berada pada item no.2 yang berbunyi ”Saya dapat belajar dengan tenang saat akan menghadapi ujian” dengan nilai persentase yang diperoleh hanya sebesar 37,6%

3. Hubungan Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Analisis korelasi yang dilakukan dengan menggunakan metode pearson product moment memperoleh nilai korelasi yang sebesar -0,454

dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil ini membuktikan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian pada siswa di SMP Negeri 8 Muaro Jambi.

Nilai korelasi yang diperoleh memberikan makna bahwa jika konsep diri meningkat maka kecemasan dalam menghadapi ujian yang dialami

58

siswa akan menurun, dengan besaran korelasi nilai kedua variabel yaitu sebesar -0,454.

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Prawoto (2012) membuktikan bahwa adanya korelasi yang negatif dan signifikan antara konsep diri dengan kecemasan sosial pada remaja kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta. Penelitian lain yang dilakukan Delvinasari (2015) juga membuktikan hasil yang sama yaitu terdapat korelasi antara konsep diri dengan kecemasan menghadapi ujian akhir sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah II Malang yaitu dengan koefisien korelasi (-0,345) dan dengan nilai signifikan 0.014. Data tersebut berarti bahwa terdapat korelasii (hubungan) negatif yang signifikan antara konsep diri dengan kecemasan siswa.

Temuan ini sesuai dengan pendapat yang diungkap Freimuth dalam Delvinasari (2015) bahwa individu dengan konsep diri rendah memiliki tingkat kecemasan tinggi dalam komunikasi oral. Berdasar penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, individu dengan konsep diri rendah mempunyai tingkat kecemasan tinggi dalam menghadapi ujian akhir sekolah. Sebaliknya, individu dengan konsep diri tinggi memiliki tingkat kecemasan rendah dalam menghadapi ujian akhir sekolah.

Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku. Hasil penelitian ini mendukung

pendapat Rakhmat (2005), individu yang memiliki konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri.

Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya.

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa untuk mengendalikan kecemasan melalui konsep diri dengan sendirinya akan mendukung upaya untuk menjadikan konsep diri yang diri untuk menghindari dampak negatif dari kecemasan yang terlalu tinggi. Dengan semakin tingginya konsep diri yang dimiliki siswa seharusnya dapat menjadikan kecemasan mengalami penurunan.

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini telah mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun kesimpulan akhir yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain:

1. Konsep diri siswa di SMP Negeri 8 Muaro Jambi berada pada tingkat yang tinggi dengan perolehan nilai persentase sebesar 62,5%.

2. Kecemasan dalam menghadapi ujian yang dialami siswa di SMP Negeri 8 Muaro Jambi berada pada tingkat yang sedang dibuktikan dengan nilai persentase yang diperoleh sebesar 52,7%.

3. Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian pada siswa di SMP Negeri 8 Muaro Jambi dengan nilai korelasi sebesar -0,454. Hasil ini memberikan makna bahwa jika siswa memiliki konsep diri yang tepat, maka kecemasan dalam menghadapi ujian yang dialami siswa akan menurun dengan besaran korelasi nilai kedua variabel yaitu sebesar -0,454.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, maka adapun beberapa saran yang dapat diberikan antara lain kepada:

1. Bagi siswa

Bagi siswa disarankan untuk berusaha menerima diri apa adanya, meningkatkan pengenalan akan diri, dan memiliki penghargaan yang positif terhadap diri sendiri. Hal-hal tersebut akan meningkatkan konsep diri menjadi tinggi atau positif. Konsep diri yang positif dikenal dengan ciri-ciri seperti yakin akan kemampuan diri sendiri untuk mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, mampu memperbaiki diri sendiri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Apabila remaja memiliki konsep diri yang positif maka ia mampu menerima keberadaan dirinya dan orang lain, sehingga perasaan terancam yang mengakibatkan rasa cemas akan berkurang

2. Bagi Orangtua

Orangtua diharapkan menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan nyaman, sehingga anak-anak pun merasa senang dan nyaman, lebih dari itu kebutuhan anak akan rasa aman terpenuhi.

Kebutuhan rasa aman yang terpenuhi akan meningkatkan kesehatan psikologis anak yang pada akhirnya juga akan membangun konsep diri yang positif. Orang tua juga diharapkan membimbing dan mengarahkan remaja memiliki konsep diri yang positif, bukan

62

sebaliknya memberi suatu label negatif kepada anak-anak sehingga menjadikan anak memiliki konsep diri negatif, karena cara orang tua memenuhi kebutuhan fisik anak dan kebutuhan psikologis anak merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap seluruh perkembangan.

3. Bagi Guru BK

Guru BK hendaknya mengembangkan program bimbingan konseling pribadi sosial untuk dapat dilakukan dengan meningkatkan konsep diri siswa, dengan cara menambahkan materi konsep diri pada kurikulum bimbingan konseling atau sejenisnya.

Selain itu, diperlukan usaha nyata guru BK dalam membantu siswa dalam mengatasi masalah kecemasan dalam menghadapi ujian ang dilakukan secara individual kepada siswa.

C. Implikasi Terhadap BK

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari seorang siswa. Secara garis besar guru pembimbing, yang bertugas sebagai konselor mempunyai tanggung jawab dan peranan yang sangat penting untuk membina dan membantu penyelesaian masalah yang dihadapi peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Maka dari itu keberadaan guru pembimbing sangat diperlukan untuk mewujudkan berhasil atau tidak berhasilnya peserta didik untuk memperoreh pendidikan di sekolah.

Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan

lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial. Konsep diri (self-concept) adalah suatu istilah dalam psikologi yang terkait dengan pembahasan tentang kepribadian (personality).

Pada dasarnya istilah konsep diri merujuk pada sekumpulan pandangan atau keyakinan seseorang tentang dirinya sendiri.

Setiap siswa akan memiliki konsep diri yang berbeda dalam berbagai ragam bentuk dan kadar yang menentukan perwujudan, kualitas kepribadiannya. Konsep diri dapat bersifat positif dan negatif. Aplikasi pada diri siswa adalah konsep diri yang positif sehingga mampu menampilkan kepribadian yang positif pula. Untuk itu, semua siswa diharapkan memiliki kemampuan mengenal makna dan mampu menganalisis serta mengembangkan konsep diri secara tepat. Bagi siswa, konsep diri dapat diartikan sebagai persepsi atau pandangan, penilaian dan perasaan terhadap dirinya baik menyangkut fisik, psikis, maupun sosial. Konsep diri yang positif akan mendorong siswa berperilaku positif. Begitu juga sebaliknya, apabila konsep diri siswa negatif, maka akan mendorong perilaku yang negatif pula.

64

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika Aditama

Anshori, M. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif. Surabaya:

Airlangga University Press.

Dayakisni, T., dan Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press

Delvinasari, D. M. (2015). Hubungan antara konsep diri dengan kecemasan siswa menghadapi ujian akhir sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah II Malang.

Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Elvinaro Fatahuddin, F. (2019). Hubungan antara konsep diri dan kecemasan siswa

menghadapi pembelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Palopo (Institut Agama Islam Negeri Palopo).

Feriana, O. (2013). Dampak Ujian Nasional terhadap Psikologi Siswa (Online). Tersedia di : http://oktoferiana.blogspot.co.id /2013/10/dampakujian-nasional

Ghufron, N., dan Risnawita, R. (2010). Teori-Teori Psikologi.

Yogyakarta: ArRuzz Media

Hutagalung, I. (2007). Pengembangan Kepribadian: Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif. Jakarta: PT Indeks

Lazarus, R. S. (1991). Progress on a cognitive-motivational-relational

(Online). Tersedia di :

http://nuraminsaleh.blogspot.com/2013/.01/ Pengertian-kecemasan-menurut-para-ahli.html.

Mayang , A.D. (2017). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Umum Pada Remaja Awal. Jurnal Psikologi, 10(2).

Permana, A. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Sistem Pengapian Berbasis Komputer Untuk Pembelajaran Di SMK Ma’arif Salam Magelang. Laporan Penelitian. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Dokumen terkait