BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk mencari jumlah sampel representatif, rumus dan proses perhitungan yang dipakai sebagai berikut:
š= šš
š š„ š
n = sampel yang dicari
Pi = populasi pada strata tertentu P = populasi keseluruhan
S = jumlah sampel
Tabel 3. Jumlah Sampel Representatif
Kelas Perhitungan
Sampel
Jumlah Sampel VIII A š= 31
189 š„ 93 15
VIII B š = 32
189 š„ 93 16
VIII C
š = 32
189 š„ 93 16
VIII D š = 31
189 š„ 93 15
VIII E
š = 31
189 š„ 93 15
VIII F š = 32
189 š„ 93 16
Total 93
C. Jenis dan Sumber Data
38
dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil oleh peneliti langsung dari sumbernya atau responden.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkan peneliti dari responden mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun sumber data yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Siswa VIII di SMP Negeri 8 Muaro Jambi.
D. Alat Pengumpul Data
Menurut Sutja, dkk (2017: 73) alat pengumpulan data adalah lebih merujuk kepada instrumen yang digunakan. Pada Penelitian ini menggunakan instrumen non tes dengan teknik angket yang berisi item-item pernyataan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan angket tersebut sebagai acuan untuk membantu peneliti dalam menghimpun data data yang diperoleh dari lapangan dan diproses sehingga mendapatkan hasil.
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sutja, dkk (2017: 73) teknik pengumpulan data lebih mengarah kepada metode atau cara yang digunakan untuk menghimpun data dari lapangan. Pada penelitian ini pengumpulan data yang digunakan berupa angket. Menurut Sugiyono (2019:199) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Tabel 4. Kisi-Kisi Pengembangan Angket
Variabel Indikator Deskriptor Sifat Item Jumlah
Item
+ -
Konsep Diri (Calhoun dan Acocella)
1. Pengetahuan a. Yakin terhadap kemampuan diri
2,4 1,3 4
b. Terbuka dengan orang lain
7,8 5,6 4
c. Cepat tanggap terhadap situasi lingkungan
9,11 10, 3
2. Harapan a. Menerima pujian 13,15 12,14 4 b. Mampu
mengembangkan diri
17, 16,18 3 c. Usaha mengubah
kepribadian yang buruk
21,22 19,20 4
3. Penilaian a. Menyadari
keragaman perasaan tiap orang
24, 23,25 3
b. Menyadari keragaman hasrat orang lain
26,29 27,28 4
c. Menyadari
keragaman perilaku tiap orang
31,32 30,33 4
Total Item 16 17 33
Variabel Indikator Deskriptor Sifat item Jumlah
Item
+ -
Kecemasan menghadapi ujian
(Soeitoe)
1. Manifestasi Kognitif tidak terkendali
a. Sulit konsentrasi
1, 2,3 3
b. Mental blocking
6,7 4,5 4
c. Merasa bingung
8,11 9,10 4
2. Manifestasi Afektif tidak terkendali
a. Perasaan khwatir
12,14 13 3
b. Perasaan gelisah 16,17 15,18 4
c. Ketakutan 21 19,20 3
3. Manifestasi Motorik tidak terkendali
a. Gemetar 23,25 22,24 4 b. Otot terasa
kaku
26 27,28 3
4. Manifestasi somatik tidak terkendali
a. Gejala Fisiologis
29,32, 30,31, 4 b. Gejala Biologis 33,35 34 3
Total Item 17 18 35
40
2. Penetapan Option Jawaban Instrumen
Angket dalam penelitian ini menggunakan model Likert, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi individu tentang suatu kejadian atau fenomena sosial.
3. Pembakuan Instrumen
Menurut Sutja, dkk (2017:79) dalam mengembangkan instrumen baik tes maupun non-tes perlu jaminan bahwa instrumen itu valid dan reliabel. Valid artinya sesuai, cocok atau tepat. Sedangkan reliable artinya konsisten, tetap atau ajeg.
a. Mengukur Validitas instrumen
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa angket tertutup yang memungkinkan responden memilih salah satu dari opsi jawaban yang telah disediakan selanjutnya item pada angket penelitian akan melewati tahapan pertimbangan ahli (Judgement). Instrumen dikatakan valid apabila mengukur dengan tepat objek yang hendak diukur, untuk menyiapkan instrumen yang valid sekurang-kurangnya ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu menjamin bahwa instrumen memiliki validitas logis dan validitas empiris.
1) Validitas logis
Menurut Sutja, dkk (2017:80) validitas logis merupakan pengujian validitas dalam penelitian untuk menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan
tepat secara konseptual untuk mengukur objek yang akan diteliti. Pengujian validitas dalam penelitian ini melalui pertimbangan dari ahli dalam bidang yang bersangkutan.
2) Validitas Empiris
Pertimbangan ahli baru menjamin validitas rasional suatu instrumen akan tetapi belum mempertimbangkan responden yang akan menjawabnya, ada kemungkinan item yang valid pada lingkungan responden tertentu tetapi tidak pada sekelompok responden lainnya oleh sebab itu guna menjamin suatu instrumen valid perlu dilakukan analisis empiris.Validitas empiris adalah kecocokan item dengan kondisi sumber datanya (Sutja, dkk 2017:82).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah salah satu kegiatan dalam penelitian yang berguna untuk menarik kesimpulan. Untuk memilih teknik analisis data ini perlu diperhatikan teori-teori analisis data dalam metode penelitian. Hasil pilihan tersebut dinyatakan secara naratif, yaitu; prosedur, penskoran, dan pengelompokannya, formula yang dipakai serta kriteria penafsiran yang digunakan (Sutja, dkk. 2017:97).
1. Skor dan Pengelompokan
Penelitian ini menggunakan angket skala Likert (5 opsi) yang terentang dari positif ke arah negatif yang digunakan untuk berbagai aspek yaitu frekuensi, proporsi, kualitas, tingkatan, dan valensi. Skala
42
ini cocok diaplikasikan untuk inventori yang mengukur pikiran, perasaan, maupun tingkah laku (Sutja, dkk. 2017:79).
Angket yang dikembangkan disusun dengan dua jenis item pernyataan, yaitu item positif (+) dan negatif (-) dengan 5 alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang digunakan adalah sangat Sesuai, Sesuai, Cukup Sesuai, Tidak Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai.
Alternatif jawaban dan pola penskoran yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel berikut.
Tabel 5. Skor Pernyataan Skala Likert
No Jawaban Responden
Konsep Diri Kecemasan Positif
(+)
Ngeatif (-)
Positif (+)
Ngeatif (-)
1. Sangat Sesuai (SS) 4 0 0 4
2. Sesuai (S) 3 1 1 3
3. Cukup Sesuai (CS) 2 2 2 2
4. Tidak Sesuai (TS) 1 3 3 1
5. Sangat Tidak Sesuai (STS) 0 4 4 0 2. Formula yang Digunakan
a. Analisis Persentase Data Tunggal
Formula ini digunakan untuk menganalisis data dari masing-masing item angket penelitian, maka digunakan rumus persentase data tunggal, dengan formulanya yaitu sebagai berikut:
ļ“100
ļ½
ļ n f
Keterangan: P = Persentase yang dihitung
f = Jumlah frekuensi yang diperoleh n = banyaknya data /subjek
b. Formula KIN dan Persentase Formula C
Deskripsi data mengenai konsep diri dengan kecemasan menghadapi ujian pada siswa akan disajikan melalui komitmen interval normative (KIN), yaitu mengklasifikasikan data
berdasarkan acuan normal dari sebaran data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini akan digunakan 3 klasifikasi dan 3 kelas interval. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan rumus presentase. Menurut Sutja, dkk (2017:105) persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Keterangan:
p =persentase yang dihitung
fb =jumlah bobot dari frekuensi data yang diperoleh n = banyaknya data
i = banyaknya item/soal bi = bobot ideal
c. Pengujian Hipotesis Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran analisis dihitung menggunakan bantuan SPSS 24. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisi korelasi pearson yaitu dengan formula product momen sebagai berikut (Sutja, dkk, 2017:115)
Keterangan :
rxy = Korelasi yang dicari n = Jumlah data
Ī£X = Jumlah skor item
š = šš
šš(š)(šš)š„ 100
šš„š¦ n Ī£ XY ā (Ī£X)( Ī£Y)
ā{nĪ£X2 ā (Ī£X)2 } {nĪ£Y2 ā (Ī£Y)2}
44
Ī£Y = Jumlah skor total
ΣX2 = Jumlah kuadrat setiap skor variabel X ΣY2 = Jumlah kuadrat setiap skor variabel Y
XY = Jumlah perkalian antara skor x (item) dengan skor y (total) 3. Kriteria Penafsiran
Sutja. dkk., (2017:98) mengungkapkan dalam teknik analisis perlu ditetapkan kriteria penafsirannya. Angka-angka hasil perhitungan belum memberi makna, manakala ditafsirkan. Oleh karena itu, dalam teknik analisis data perlu ditegaskan kriteria yang dipakai untuk menafsirkan angka-angka tersebut.
Tabel 6. Kriteria Tafsiran Persentase Persentase Frekuensi
89-100 Sangat tinggi
60-88 Tinggi
41-59 Sedang
12-40 Rendah
<12 Sangat rendah Tabel 7. Penafsiran Korelasi
No. Korelasi Penafsiran
1. 0,00 ā 0,20 Korelasi kecil: hubungan hampir dapat diabaikan 2. 0,21 ā 0,40 Korelasi rendah: hubungan jelas tetapi kecil 3. 0,41 ā 0,70 Korelasi sedang: hubungan memadai 4. 0,71 ā 0,90 Korelasi tinggi: hubungan besar
5. 0,91 ā 1,00 Korelasi sangat tinggi: hubungan sangat erat