• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Prestasi PPL dengan Minat Menjadi Guru.

Dari hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis pertama yang menyatakan tidak ada hubungan prestasi PPL dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru berhasil diterima (Ha = ditolak). Nilai rhitungsebesar 0,068 yang lebih kecil dari rtebel sebesar 0,122 dan thitung < ttabel yaitu 1,088 < 1,651, serta angka probabilitas sebesar 0,279 yang lebih besar dari 0,05 atau nilai signifikansinya lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan minat mahasiswa FKIP menjadi guru tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya prestasi PPL.

Deskripsi prestasi PPL menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa dikategorikan memiliki prestasi PPL yang tinggi sebesar 146 mahasiswa atau 56,81%. Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang, merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan yang hasilnya digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes (Diliana 2009:78). Hasil yang diperoleh merupakan aktualitasasi diri yang dinyatakan dalam nilai hasil studi.

Dengan demikian, dari nilai hasil studi dapat diketahui tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. Sebelum mahasiswa menjadi tenaga kependidikan yang profesional, mahasiswa diberi bekal melalui latihan ketrampilan yang disebut PPL II, yang bertujuan membentuk ketrampilan mahasiswa dalam bidang keguruan. Mahasiswa yang memiliki ketrampilan baik dalam mengajar, dan memiliki kesiapan dalam penguasaan materi maupun adanya sikap sebagai pendidik yang mantap, maka prestasi yang diperolehnya akan baik. Hal ini tercermin dari nilai PPL II mahasiswa.

Deskripsi minat mahasiswa FKIP menjadi guru menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki minat menjadi guru yang tinggi terlihat dalam tabel V.3 menunjukkan 109 mahasiswa atau 42,41%. Minat merupakan salah satu unsur pokok yang sangat penting untuk meraih sukses dalam melakukan kegiatan.

Hasil penelitian ini menunjukan prestasi PPL yang tergolong tinggi dan minat mahasiswa FKIP untuk menjadi guru yang tinggi ternyata tidak berkorelasi. Artinya, bahwa tinggi rendahnya prestasi PPL mahasiswa belum tentu meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru. Ada faktor-faktor lain selain prestasi PPL yang menyebabkan minat mahasiswa menjadi guru sangat tinggi antara lain: pertama, tingginya tingkat kesejahteraan guru saat ini. Kedua, guru dianggap paling banyak peluang menjadi PNS sehingga di benak mereka kelak lulus pendidikan guru cepat mendapat pekerjaan dan tidak perlu menganggur cukup lama

dan itu pun bisa honor dulu. Ketiga, tersedianya sekolah-sekolah yang dapat menampung mereka setelah lulus, walaupun masih dalam status honor, yang jelas mereka bisa membagikan ilmunya di sekolah. Keempat,

profesi guru dinilai terhormat dan dihargai di lingkungan masyarakat.

Kelima, hasil pendidikan guru bisa diterapkan dalam pendidikan keluarga

dan di luar lingkungan keluarga. Keenam, perhatian pemerintah tentang nasib guru dengan adanya sertifikasi guru, sehingga kesejahteraan masa pensiun mereka akan lebih terjamin (Darmawan, 2009:2).

2. Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Status Sosial Guru dengan Minat Menjadi Guru

Dari analisis korelasi diketahui rhitung sebesar 0,203 sedangkan rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,122. Mengingat rhitung > rtabel atau 0,203 > 0,122, dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara persepsi mahasiswa tentang status sosial guru dengan minat mahasiswa menjadi guru. Karena koefisien korelasinya bertanda posotif, berarti semakin tinggi persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru, maka semakin tinggi pula minat mahasiswa menjadi guru, dan sebaliknya. Dari analisis juga terlihat thitung > ttabel yaitu 3,310 > 1,651 dan angka probabilitas sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 atau nilai signifikansinya lebih kecil dari 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan persepsi mahasiswa tentang status sosial guru dengan minat menjadi guru signifikan.

Berdasarkan deskripsi data jumlah mahasiswa yang berminat menjadi guru berdasarkan persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru kategori sangat tinggi dengan skor 34 – 40 sebanyak 95 mahasiswa atau 36,96%, kategori tinggi dengan skor 30 -33 sebanyak 104 mahasiswa atau 40,47%, kategori cukup dengan skor 27 – 29 sebanyak 40 atau 15,56%, kategori rendah dengan skor 24 -26 sebanyak 13 mahasiswa atau 5,06%, dan kategori sangat rendah dengan skor 0 – 23 sebanyak 5 mahasiswa atau 1,95%. Hasil deskripsi ini menunjukkan bahwa hubungan persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dengan minat mahasiswa menjadi guru terlihat bervariasi, terlihat dari kategori sangat tinggi sampai kategori sangat rendah.

Melihat dari kriteria-kriteria yang ditentukan pada rumus korelasi rank spearman dilihat dari nilai r sebesar 0,203 memiliki kriteria hubungan tidak kuat karena terletak antara 0,00 – 0,55. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan persepsi mahasiswa tentang status sosial guru dengan minat menjadi guru tidak kuat. Namun demikian meski tidak kuat hubungannya, dapat dilakukan untuk pengukuran karena dalam uji signifikansinya hubungan tersebut signifikan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Nolowati, dalam penelitian ini, persepsi mahasiswa tentang status sosial guru dapat digunakan untuk memprediksi minat mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk menjadi guru. Menurut Nolowati (2009:64) persepsi mahasiswa tentang status sosial guru adalah proses

pemahaman yang dialami mahasiswa tentang status sosial guru dalam arti lingkungan pergaulan guru, prastise guru di masyarakat, hak-hak dan kewajiban-kewajiban seorang guru di dalam masyarakat, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, dan perasaan.

Status sosial guru menjadi sorotan penting dalam kehidupan masyarakat. Sejak dulu guru dipandang memiliki peran sosial yang penting di masyarakat dan juga sebagai tokoh perubahan sosial. Guru dalam menjalankan profesinya selalu berinteraksi dengan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, guru berperan sebagai teladan bagi masyarakat di sekitarnya baik kehidupan pribadi maupun kehidupan keluarganya (Muhamad Surya, 2006:47). Mahasiswa FKIP memandang guru mempunyai kepedulian yang tinggi di masyarakat dan berpendapat bahwa, menjadi guru adalah hal yang menguntungkan dan bermanfaat bagi dirinya dan hidupnya sehingga mereka merasa berminat (Nolowati, 2009:64). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru yang dimiliki mahasiswa maka akan semakin memperkuat minat untuk menjadi guru, dan begitu pula sebaliknya.

Dokumen terkait